1. Menghimpun infomasi
Yakni meliputi kegiatan mencari, menyeleksi, mengisi
perpustakaan dengan sumber informasi yang memadai baik
dalam arti jumlah, jenis maupun mutu yang disesuaikan dengan
kebijakan lembaga, ketersediaan dana, dan kebutuhan
pemustaka. Dalam hal ini otomasi menjadi penting guna mendata
berbagai sumber, yang kemudian dengan mudah dapat dilihat
kembali tanpa harus membolak-balikkan kertas sebagaimana
kerja manual.
2. Mengelola informasi
Meliputi proses pengolahan, penyusunan, penyimpanan,
pengemasan agar tersusun rapi dan mudah ditemukan. Dalam hal
ini otomasi berperan penting dalam penyimpanan data
bibliografinya sebagai wakil dokumen, dan kemudian akan mudah
dalam proses temu kembalinya.
7. Meningkatkan efisiensi.
Otomasi perpustakaan memberikan dampak yang lebih baik bagi
pengelola perpustakaan dan pengguna perpustakaan. Hal ini
disebabkan karena adanya efisiensi yang terjadi dalam otomasi
perpustakaan dengan memanfaatkan database/pangkalan data
yang telah tersedia sebelumnya.
8. Meningkatkan kualitas layanan
Memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dilakukan secara manual,
meningkatkan efisiensi dan efektivitas, meningkatkan kinerja
petugas perpustakaan dan juga meningkatkan daya saing.
III. Manfaat Otomasi Perpustakaan
Manfaat otomasi perpustakaan secara umum adalah sebagai berikut:
1. Mempercepat proses temubalik informasi (informasi retrieval).
Sudah tidak bisa dipungkiri lagi bahwa pada sistem manual
bahwa temubalik informasi tidak dapat dilakukan secara cepat
kalaupun dapat ditemukan judul bahan pustaka yang dicari tapi
belum tentu bahan pustakanya ada di perpustakaan karena
mungkin saja bahan pustaka sedang dipinjam oleh pengguna
perpustakaan atau bahan pustakanya sudah hilang atau rusak.
2. Memperlancar proses pengelolaan pengadaan bahan pustaka.
Dengan adanya basis data yang baik dan akurat dalam sistem
otomasi perpustakaan maka untuk kepentingan proses
pengelolaan pengadaan bahan pustaka akan terbantu sekali.
Sehingga pengadaan bahan pustaka dapat dilakukan sesuai dengan
keperluan pengguna perpustakaan, artinya penambahan judul
dan eksemplar bahan pustaka dapat disesuaikan dengan
keperluan pengguna perpustakaan, karena basis data pengadaan
bahan pustaka dapat ditelusur dengan mudah dan cepat.
3. Komunikasi antar perpustakaan.
Dengan tersedianya basis data yang baik dan sarana telekomunikasi
data dan informasi yang baik maka komunikasi antar
perpustakaan akan sangat mudah dilakukan.
Antarperpustakaan dapat melakukan komunikasi melalui media
intenet, demikian juga untuk tukar menukar data dan informasi
sehingga pengelolaan dan administrasi perpustakaan dapat terus
ditingkatkan lagi.
IV. Fungsi Otomasi Perpustakaan
3. Katalogisasi.
Merupakan fungsi utama dari otomatisasi perpustakaan yang
membantu dalam proses pembuatan, pemutakhiran, pengkopian,
penyimpanan, pengambilan dan pengelolaan rekaman
katalogisasi, semua otomatisasi perpustakaan didukung oleh
rekaman MARC. MARC adalah singkatan dari Machine-Readable
Cataloruing yang merupakan sebuah format standar untuk
penyimpanan dan pertukaran rekaman bibliografi dan infomasi
terkait dalam bentuk yang mudah dibaca dengan mesin.
4. Pengadaan bahan pustaka dan kontrol bahan pustaka berseri.
Biasanya hanya dianggap sebagai aplikasi pelengkap atau pilihan.
Akuisisi menjalankan fungsi permintaan bahan pustaka,
pembelian pencetakan tanda terima, penyusunan anggaran,
monitoring kinerja pemasok bahan pustaka, dan pemeliharaan
rekaman.
Sedangkan modul kontrol serial menjalankan fungsi pembelian
berkala, pengadaan bahan pustaka, routing, pengajuan klaim,
pembatalan pemesanan, penyusunan anggaran, monitoring kerja
pemasok bahan pustaka, dan pemeliharaan rekaman.
Daftar Pustaka:
Mulyadi. Pengelolaan perpustakaan berbasis senayan library
manajemen sistem (SLiMS). Jakarta, Rajawali Press. 2016
Semoga Bermanfaat
Sekian & Terima Kasih