Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 1

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengolahan Bahan Pustaka

NAMA : ANGGUN KENCANA PUTRI


NIM : 018663984
KELAS : B

PRODI D2 – ILMU PERPUSTAKAAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ - BANDUNG
2012
1. Inti dari kegiatan pengolahan bahan pustaka / pengkatalogan adalah
menghasilkan sarana temu kembali informasi yang terdiri dari katalog dan
susunan koleksi perpustakaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan temu kembali
bahan pustaka :
1. Standar – standar yang digunakan dalam pengolahan bahan pustaka.
2. Pencatatan keputusan-keputusan tata kerja, serta pemeliharaan jajaran
dan catan-catatan itu supaya selalu sesuai dengan keadaan kini.
3. Pemeliharaan dan penyuntingan system catalog secara terus menerus.
A. PENGATALOGAN ANALITIK ( ANALYTICAL
CATALOGING ).
Istilah pengatalogn analitik digunakan untuk pengatalogan yang meliputi
bagaian bahan pustaka, seperti artikel majalah, karangan yang terbit dalam
kumpulan bunga rampai, makalah yang terbit dalam laporan seminar.
Tujuan pengatalogan analitik adalah mengeluarkan bahan pustaka yang
akan tersembunyi dalam entri yang dibuat untuk bahan pustaka itu secara
keseluruhan. Cara mengeluarkan bagian bahan pustaka ialah dengan
membuat entri analitik. Entri ini dapat merupakan :
1. Entri tambahan biasa, jika yang digunakan system entri unit.
2. Entri khusus untuk bagian bersangkutan dengan menggunakan
acuan dalam yang mengacu ke bahan pustaka yang meliputnya.
Entri analitik yang berupa entri tambahan biasanya hanya dapat mencatat
pengarang, atau judul bagian bahan pustaka itu, sebagai tajuk entri
tambahan. Sedang entri analitik yang dibuat sebagai entri khusus dapat
lebih informative yakni mencatat pengarang dan judul bagian dokumen itu
denagn acuan dalam yang mengarahkan ke bahan pustaka yang
meliputnya.
Contoh :
Yulia,Yuyu
Peningkatkan profesionalisme pustakawan
(dalam: Perkembangan Perpustakaan di Indonesia.
2005. hlm:9-16)
B. PENGATALOGAN TERBATAS
Pengatalogan terbatas digunakan untuk pengurangan yang
ditetapkan pada proses pengkatalohgan. Ada 2 kemungkinan untuk
mengadakan pengurangan tersebut yaitu :
1. Mengurangi jumlah entri per bahan pustaka (pengatalogan selektif)
2. Mengurangi elemen-elemen dalam deskripsi blibiografi
(pengatalogan sederhana)
Penghematan dalam pengkatalogan dapat dicapai dengan cara :
1. Pengkatalogan terbatas
2. Memilih skema klasifikasi dan aturan pengatalogan yang efektif
3. Menghindari duplikasi dalam tata kerja.
4. Mendasarkan pengatalogan pada bahan yang sedang diolah untuk
mengurangi penelusuran data bibliografi yang memerlukan buku-
buku referens dan atau bibliografi.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengatalogan terbatas :
1. Jenis bahan pustaka
2. Jenis pelayanan
3. Format katalog dan cara memperbanyak entri katalog.
4. Keperluan masyarakat yang dilayani.
5. Keperluan staf perpustakaan.

C. PENGATALOGAN SENTRAL
Pengatalogan sentral digunakan untuk pengatalogan yang dikerjakan oleh
suatu badan di luar perpustakaan. Tujuannya untuk menghindari duplikasi
pengatalogan untuk bahan pustaka yang sama.
Pengatalogan sentral dapat menghasilkan :
1. Pelayanan kartu katalog yang berupa kartu dasar.
2. Pelayan bibliografi yang entri-entrinya dapat dikutip untuk
keperluan pembentukan katalog.
3. Pelayanan katalog terbacakan mesin yang menyimpan cantuman
bibliografi secara on line.
4. Katalog dalam terbitan
Keberhasilan pengatalogan sentral bergantunga pada :
5. Keseragaman dalam aturan pengatalogan dan klasifikasi di
sejumlah besar perpustakaan.
6. Duplikasi bahan pustaka
7. Mekanisme yang dapat menjamin adanya pengawasan terhadap
terbitan baru.
8. Keuangan yang memadai
9. Sarana yang memungkinkan pencetakan bibliografi dan kartu-kartu
katalog secara cepat dan ekonomis.
Keuntunagn pengatalogan sentral :
1. Ekonomis
2. Pada umumnya hasil pengatalogan mendekati sempurna karena
dikerjakan oleh tenaga professional
3. Keseragaman catalog yang diperoleh
4. Lebih cepat
Dalam pembuatan katalog perpustakaan,bisa dilakukan dengan cara :
1. Pustakawan membuat sendiri katalog tersebut.(katalog asli)
2. Pustakawan hanya menyalin katalog yang sudah tersedia dalam
buku tersebut (katalog dalam terbitan/KDT).
3. Memanfaatkan jasa agen pembuat jasa katalog.

2. Hubungan AACR2 dengan peraturan pengkatalogan adalah bahwa AACR2 ini


singkatan dari Anglo-American Catalogue Rules edisi 2 yang digunakan sebagai
pedoman dalam pembuatan katalog dan bisa digunakan untuk semua jenis bahan
pustaka. AACR2 merupakan perangkat peraturan yang flexsible, karena dalam
AACR2 tersedia aturan yang bersifat alternatif dan pilihan. Artinya beberapa
aturan boleh digunakan atau tidak. Dengan demikian pustakawan dapat
menentukan kebijakan yang digunakan oleh perpustakaannya.

3. Katalog perpustakaan harus menunjukan karya mana dari pengarang tertentu


ada dalam koleksi perpustakaan. Fungsi ini dapat terlaksana apabila terdapat
kesepakatan mengenai masalah penentuan tajuk yang akan ditempatkan di atas
deskripsi bibliografi bahan pustaka, baik tajuk nama orang maupun nama badan
korporasi. Tajuk disini digunakan dalam arti umum yang dapat merupakan tajuk
entri utama, tajuk entri tambahan dan tajuk penunjukan. Pentingnya tajuk entri
untuk penyusunan katalog perpustakaan adalah didasarkan pada suatu sistem yang
menggunakan entri utama dan entri tambahan. Apabila sebuah buku menampilkan
hanya satu pengarang, pada umumnya tidak menimbulkan masalah dalam
pembuatan katalog. Hal ini untuk sangat penting untuk menjaga agar katalog tidak
terlalu rumit.

Anda mungkin juga menyukai