Anda di halaman 1dari 8

SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN

YANG ADA DI INDONESIA


DAN
PERSEPULUHAN DDC
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengolahan Bahan Pustaka

NAMA : ANGGUN KENCANA PUTRI


NIM : 018663984
KELAS :B

PRODI D2 – ILMU PERPUSTAKAAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ - BANDUNG
2012
SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN
YANG DI GUNAKAN DI INDONESIA

Telah kita ketahui bahwa informasi merupakan hal yang sangat penting
bagi kehidupan manusia sebagai mahluk sosial, dan informasi dapat
diperoleh dengan berbagai cara mulai dari cara yang konvensional hingga
menggunakan peralatan-peralatan yang boleh dikatakan canggih.Untuk
mempermudah memperoleh sebuah informasi yang cepat dan tepat (up to
date) , maka diperlukan pengelolaan sebuah sistem yang dapat memberikan
layanan informasi secara terpadu, dan biasanya dinamakan sistem informasi.
Sistem informasi  dapat dipergunakan untuk berbagai kepentingan,
antara lain, sebagai media promosi perusahaan, propaganda organisasi,
ataupun digunakan untuk pelayanan kepada masyarakat, apabila kita
berbicara tentang sistem informasi, maka semuanya mengacu pada sebuah
sistem berbasis komputer yang dirancang untuk mendukung operasi,
manajemen, dan fungsi pengambilan keputusan suatu organisasi
Menurut Robert K Leitch, dan K. Roscoe Davis (“Accounting
Information System”, Prentice-Hall, New Jersey, 1983)  sistem informasi
adalah : “suatu sistem dalam didalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung
operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan
menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang
diperlukan”.
Melihat dari pernyataan diatas, maka sistem informasi perpustakaan
dapat didefinisikan sebagai berikut: “ sebuah sistem terintegrasi, sistem
manusia mesin, untuk menyediakan informasi yang mendukung operasi,
manajemen, dan fungsi pengambilan keputusan dalam sebuah
perpustakaan”. Sistem ini memanfaatkan perangkat keras dan perangkat
lunak komputer, prosedur manual, model manajeman, dan pengambilan
keputusan basis data
Dari definisi diatas terdapat beberapa kata kunci :
Berbasis komputer dan Sistem Manusia/Mesin

 Berbasis komputer : perancang harus memahami pengetahuan


komputer dan pemrosesan Informasi.

 Sistem manusia mesin: ada interaksi antara manusia sebagai


pengelola dan mesin sebagai alat untuk memroses informasi. Ada
proses manual yang harus dilakukan manusia dan ada proses yang
terotomasi oleh mesin. Oleh karena itu diperlukan suatu
prosedur/manual sistem.

 Sistem basis data terintegrasi : adanya penggunaan basis data secara


bersama-sama (sharing) dalam sebuah data base manajemen system.

 Mendukung Operasi : Informasi yang diolah dan di hasilkan


digunakan untuk mendukung operasi perpustakaan.

 Pemanfaatan model manajemen dan pengambilan keputusan :


Untuk dapat mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat
digunakan model-model manajemen dan pengambilan keputusan.
Pada intinya sistem informasi perpustakaan selalu distandarkan pada
prosedur manual yang biasa dilakukan, untuk kemudian diaplikasikan
kedalam sebuah sistem yang dirasa bisa lebih efisien.
Sistem informasi yang kebanyakan digunakan di negara Indonesia
adalah sistem informasi perpustakaan berbasis Web ( Web Based) dengan
bahasa pemrograman dan database yang bersifat Open Source/ Free, di
mana user/ klien tidak perlu lagi membeli software-software pendukung
guna mengaplikasikan SIPERPUS tersebut. Dengan penggunaan teknologi
Web Based, akan memudahkan penggunaan SIPERPUS tersebut dalam
suatu jaringan Client-Server, baik yang bersifat Local maupun Internet/
Online.
FITUR-FITUR DALAM SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN :

1. MODUL DATA INDUK ANGGOTA


Menyediakan fasilitas untuk menambah, mengedit dan menghapus data
anggota perpustakaan.
2. MODUL DATA INDUK BUKU
Fasilitas untuk menambah, mengedit dan menghapus data buku-buku
perpustakaan.
3. MODUL DATA INDUK INVENTARIS BUKU
Digunakan untuk memasukkan data inventaris buku ( fisik) , seperti Nomor
Inventaris, Tanggal Inventaris dan Asal Buku.
4. MODUL TRANSAKSI
Merupakan fasilitas untuk mencatat peminjaman dan pengembalian buku
maupun perpanjangan peminjaman.
5. MODUL PENCATATAN BUKU HILANG/ RUSAK
Pendataan buku yang hilang / rusak serta biaya penggantiannya.
6. KONFIGURASI
Konfigurasi sistem seperti jumlah maksimal peminjaman buku, lama
peminjaman, denda per hari, jumlah maksimal perpanjangan buku, dll.
DEWEY DECIMAL CLASSIFICATION (DDC)

Banyak istilah -   istilah dalam dunia perpustakaan  yang  kurang


familier dengan   masyarakat    walaupun  kita sering mengunjungi
perpustakaan atau bahkan berkecimpung dalam perpustakaan.   DDC, UDC,
LC, Bibliografi, refrens, ensiklopedia, Handbook dan masih banyak istilah
lainnya yang memang perlu di perkenalkan pada masyarakat   umum dan
pengguna perpustakaan secara khusus. Hal tersebut sebagai upaya
menunjukkan pada masyarakat bahwa dalam dunia perpustakaan ada ilmu
tersendiri,  tidak alakadarnya atau serampangan dalam penataan buku
maupun penentuan subyek sebuah literatur. Sistem pengelompokan atau
pengklasifikasian  buku menurut subyek – subyek   di tentukan oleh kaidah
– kaidah atau sistem yang ada seperti DDC, UDC, LC. Sebagai langkah
awal pengenalan istilah perpustakaan yang pertama adalah DDC.
DDC atau Klasifikasi Desimal Dewey (Dewey Decimal Classification
(DDC) yang juga disebut Sistem Desimal Dewey) adalah sebuah sistem
klasifikasi perpustakaan yang diciptakan oleh Melvil Dewey (1851–1931)
pada tahun 1876.   Sistem Klasifikasi Persepuluhan Dewey (Dewey Decimal
Classification / DDC) merupakan suatu aturan pengklasifikasian buku yang
lazim dipergunakan secara umum di perpustakaan, baik di perpustakaan
lokal maupun internasional. Pemakaian system klasifikasi ini bertujuan
untuk memudahkan pencarian buku dan pengorganisasian buku-buku
tersebut dalam kelompoknya. Banyak buku diseleksi, diidentifikasi dan
didaftar dengan sistem Persepuluhan Dewey. Dalam system klasifikasi
Dewey , Klas dibagi dalam sepuluh Devisi, sedangkan masing-masing
devisi dibagi-bagi lagi ke dalam sepuluh Seksi yang berbeda, demikian
seterusnya. Oleh sebab itu, system ini disebut Sistem Persepuluhan Dewey
(DDC).
Dewey  merintis sistem klasifikasi ini ketika ia masih menjadi
mahasiswa dan bekerja sebagai pustakawan di Amherst Colloge,
Massachusetts di sebuah negara bagian Amerika Serikat. Pada tahun 1876,
Dewey dapat menerbitkan edisi pertama dengan judul "Classification and
Subject Index for Cataloguing and Arrangging the books and Pamphlets of
Library" Edisi pertama dengan 42 halaman dan terdiri dari 12 halaman
bagan, dan 18 halaman indeks. Pada edisi-edisi selanjutnya, DDC terus
mengalami penyempurnaan dengan memasukkan subjek-subjek yang belum
tercakup selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Saat ini, DDC telah diterbitkan dalam bentuk terjemahan dalam berbagi
bahasa, termasuk dalam bahasa Indonesia dan sangat dikenal didunia
perpustakaan. Memang banyak sistem klasifikasi yang dibuat tetapi tidak
ada yang mampu bertahan selama DDC. DDC telah mampu bertahan kurang
lebih satu abad sejak diterbitkan edisi pertamanya hingga sekarang. DDC
terus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan sehingga dewasa ini telah
terbit edisi ke 21, 1996. Di samping edisi lengkap DDC juga tersedia dalam
bentuk edisi ringkas. Edisi ringkas dimaksudkan untuk dipergunakan pada
perpustakaan yang memiliki koleksi kurang dari 20.000 judul.
Keunggulan DDC,diantaranya : sistematik, universal, fleksibel,
lengkap dan siap pakai, selain itu terdapat badan yang mengawasi
perkembangan dan terus mengadakan peninjauan ulang untuk
penyempurnaan edisi-edisi selanjutnya. Akan tetapi DDC pun memiliki
kelemahan : yang terletak pada kesan terlalu American centris dan kurang
memberi perhatian pada bidang-bidang di luar Amerika dn Eropa Barat,
seperti bidang agama, manajemen, pemerintahan, dan bahasa-bahasa.   sejak
saat itu telah banyak dimodifikasi dan dikembangkan dalam duapuluh dua
kali revisi yang telah terjadi hingga tahun 2004. Kelestarian DDC tetap terus
terjaga karena adanya sebuah lembaga yang mengawasinya, yaitu The Lake
Placed Education Foundation and The Library of Conggress di Amerika
Serikat. Kemutakhirannya dilakukan dengan selalu mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan. Minimal setiap sepuluh tahun DDC
keluar dengan edisi revisi terbarunya. Untuk komunikasi dengan pengguna
tersedia warta (newsletter) dengan judul DD& (Decimal Classification
Added, Notes and Decisions). Untuk menampung keluhan terhadap DDC
yang pro Amerika, pro Protestan, pro Sastra Amerika dan sebagainya, DDC
menyediakan opsi (pilihan) yang dapat dipertimbangkan oleh pengguna
DDC. Di Indonesia misalnya klas 2X0 (Islam), 410 (Bahasa Indonesia) dan
810 (Sastra Indonesia) adalah contoh memanfaatkan opsi yang diberikan
DDC.
Klasifikasi Dewey muncul pada sisi buku-buku koleksi
perpustakaan. Klasifikasi dilakukan berdasarkan subjek, kecuali untuk karya
umum dan fiksi. Kodenya ditulis atau dicetakkan ke sebuah stiker yang
dilekatkan ke sisi buku atau koleksi perpustakaan tersebut. Bentuk kodenya
harus lebih dari tiga digit, setelah digit ketiga akan ada sebuah tanda titik
sebelum diteruskan angka berikutnya.
Contoh kode:
330.94 = ekonomi Eropa, di mana 330 adalah kode untuk ekonomi dan 94
untuk Eropa
Ada sepuluh kelas utama dalam klasifikasi Dewey. Sepuluh kelas
tersebut dibagi lagi kepada 10 bagian; yang lalu bisa dibagi lagi kepada 10
bagian.
Sepuluh kelas utama tersebut adalah:
000 Komputer, informasi dan referensi umum
100 Filsafat dan psikologi
200 Agama
300 Ilmu sosial
400 Bahasa
500 Sains dan matematika
600 Teknologi
700 Kesenian dan rekreasi
800 Sastra
900 Sejarah dan geografi
 
DDC direncanakan bukan hanya untuk penyusunan dan
pengindeksan buku – buku dalam rak akan tetapi juga untuk kartu katalog.
Melvil Dewey menguraikan sistem desimal yang di buatnya berupa subject
classification and relative index dengan tujuan untuk memecahkan kesulitan
dalam mengklasifikasikan katalog.    Penggunaan DDC untuk
pengklasifikasian   ini juga  memudahkan bagi petugas perpustakaan yang
memang bukan dari kalangan pustakawan  dalam menata buku menurut
subyek yang telah di tentukan para pustakawan, selain itu juga akan
mempermudah pengguna perpustakaan dalam mencari literatur yang di
butuhkan. Saat ini DDC dipergunakan oleh lebih dari 135 negara di dunia
dan diterjemahkan ke dalam lebih dari 30 bahasa. (sumber : 
manusiautis.blogspot, id.wikipedia.org, dan berbagai sumber ).

Anda mungkin juga menyukai