1.Bibliografi,
2.Katalog induk
4.indeks
"Media untuk memblow up reaksi brutal dari pemerintah," ucap Ansyaad. Oleh
karena itu, kata Ansyaad, pemerintah sebaiknya tidak panik menghadapi teror pengiriman
paket mencurigakan untuk personal.Menurut Ansyaad, jika pemerintah menanggapi aksi
tersebut dengan brutal dan berlebihan, lagi-lagi tujuan para pelaku teror tersebut tercapai.
"Misalnya menurunkan panser, komando perang, seperti (Presiden Amerika) Bush, itu
tercapai tujuan mereka," ungkapnya.
Hal senada diutarakan psikolog massa dari Universitas Padjajaran, Zainal Abidin.
Menurutnya, para peteror bertujuan menimbulkan kepanikan masyarakat secara luas."Bahasa
psikologinya, paranoid. Bukan hanya orang-orang kritis yang panik tapi juga ibu rumah
tangga, kasus lain ibu menteri panik ketika di pesawatnya ada bungkusan hitam," kata
Zainal.Kemudian, media massa turut membantu kesuksesan tujuan para pelaku teror tersebut.
"Di bagian depan koran misalnya, selalu ditampilkan sehingga masyarakat cemas seolah
sekarang arah-arahnya bukan hanya pada aktivis A, yang dicurigai Yahudi, tapi juga
masyarakat luas," ujarnya.
Pandangan BIN itu, tambah Mahfudz, senada dengan pandangan TNI di Ambon.
Namun, pandangan itu berbeda dengan pemerintah daerah (pemda). Pemda, kata dia,
menganggap situasi di Ambon sudah kondusif, pembangunan berjalan lancar, dan potensi
konflik sangat minim. Akibatnya, pemda tidak melakukan langkah antisipatif. Kepada
Sutanto, lanjut Mahfudz, pihaknya berharap BIN dapat memperkuat koordinasi dengan
instansi lain agar situasi serupa tidak terulang. Informasi atau analisis yang didapat BIN,
menurutnya, jangan hanya dikonsumsi internal BIN.
(sumber: http://regional.kompas.com/read/2011/09/14/01323143/ diunduh Selasa, 21
September 2011 pkl. 14.02 WIB)
Petunjuk Tugas I:
Dengan mengacu pada kedua wacana diatas, buatlah tugas I dibawah ini dalam bentuk
makalah analisis kasus yang dapat menjawab subtopik permasalahan sebagai berikut:
1.akar masalah terorisme atas nama agama di Indonesia
2.peran media masa terhadap terorisme
3.cara ketahanan nasional mengantisipasi atau mencegah terjadinya terorisme atas nama
agama tertentu di bumi nusantara
4.solusi masalah terorisme atas nama agama tertentu di Indonesia
Sistematika Tugas:
Tugas dikerjakan dengan sistematika penulisan jawaban analisis kasus, antara lain:
1. spasi 1,5
Selamat mengerjakan!
Salam, tutor: FR Wulandari, M.Si
Menyimak salah satunya adalah menafsirkan apa yang didengar. Teorinya disebut juga
implikatur. Contoh implikatur adalah: Jika ada orang yang berkata "Sudah tanggal tua, gaji
habis." Implikasinya atau penafsirannya adalah: orang yang berbicara adalah pegawai atau
pekerja yang punya gaji, gaji orang itu pasti kecil, dia kurang bisa mengatur pengeluaran, dll.
Menafsirkan isi pembicaraan untuk setiap orang berbeda-beda. Ada teori lain tentang memaknai
sebuah ucapan. Contoh: Seseorang berkata:"Ruangan ini panas ya!", bagi yang mendengarnya
ada yang merespons dengan berkata-kata atau dengan tindakan. Ada yang merespons,"Jangan
ngeluh,wajar aja kan lagi kemarau," atau ada yang merespons dengan tindakan menyalakan AC
ruangan atau membuka jendela lebar-lebar. Ini berhubungan dengan teori lokusi, ilokusi, dan
perlokusi. Lokusi adalah isi pembicaraan, ilokusi adalah yang dimaknai oleh pendengar,
perlokusi adalah tindakan yang diharapkan si penutur untuk si pendengar. Contohnya di atas
"Ruangan ini panas ya."(lokusi), sedangkan ilokusinya ada yang memaknai sebagai ungkapan
manja yang mengeluh ruangan panas, ada yang memaknai bahwa orang ini menyuruh dia
menyalakan AC atau membuka jendela. Nah perlokusi inilah tindakan yang diharapkan supaya
ruangan tidak lagi panas yaitu minta orang lain menyalakan AC. Nah, saya harap penjelasan ini
dapat dimengerti. Silakan baca tugas berikut ini:
Implikasikan atau tafsirkan ucapan ini. “Saya sekarang sendirian di KPK." kata Abraham Samad, ketua
KPK.
Salam
Widyasari
Implikasi nya atau penafsirannya adalah orang yang berbicara tersebut adalah ketua KPK
yang sedang bekerja sendirian, dia sepertinya ingin ditemani agar tidak sendirian lagi. Ada
pun yang merespon hanya dengan kata-kata saja, atau hanya sekedar menjawab keluhan Pak
Abraham Samad selaku ketua KPK, contoh : “Oh, Bapak sekarang sendirian? Kenapa pak?
Apa perlu saya menemani bapak disini agar tidak sendiri lagi?”
“Saya sekarang sendirian di KPK." kata Abraham Samad, ketua KPK (Lokusi), sedangkan
ilokusinya ada yang memaknai sebagai ungkapan manja yang mengeluh bekerja sendirian di
KPK, ada yang memaknai bahwa orang ini meminta dia untuk menemaninya bekerja di
kantor KPK sehingga tidak sendirian lagi, sedangkan perlokusinya adalah tindakan yang
diharapkan agar orang ini bekerja tidak sendirian lagi yaitu minta ditemani atau hanya
sekedar mengajak ngobrol agar tidak merasa kesepian lagi.
TUGAS PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA
Saudara peserta TUTON, Anda telah mempelajari mengenai sistem informasi di
perpustakaan, pengatalogan di perpustakaan dan tentang penentuan tajuk
entritajuk entri.
Untuk tugas pertama ini silahkan Saudara menjawab pertanyaan berikut:
1. Jelaskan kebijakan pengatalogan dalam perpustakaan
2. Apa hubungan AACR2 dengan peraturan pengkatalogan
3. Jelaskan pentingnya tajuk entri dalam catalog perpustakaan
SELAMAT MENGERJAKAN SEMOGA SUKSES
Submission draft
Saudara mahasiswa, tadi kita telah membahas mengenai informasi. sekarang, coba Anda buat
contoh suatu informasi sebagai fakta atau data, informasi sebagai makna data dan informasi
sebagai sesuatu untuk mengurangi ketidak pastian.