Adapun fungsi perpustakan perguruan tinggi menurut Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan
Umum (2000 : 5) adalah sebagai berikut:
Untuk dapat melaksanakan fungsi tersebut diatas, maka bagian pelayanan sirkulasi melaksanakan tugas sebagai
berikut :
Dengan adanya rincian tugas layanan sirkulasi diatas, diharapkan pustakawan dapat memahami dan melakukan
tugasnya dengan baik, sehingga informasi yang dicari pengguna dapat diperoleh dengan cepat.
JAWABAN NO 2
Terdapat banyak definisi atau pengertian dari pelayanan referensi menurut para tokoh,
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Koleksi rujukan dapat diartikan sebagai bahan bacaan yang disusun dengan
sistem tertentu untuk mendapatkan informasi yang lebih khusus, makin lengkap
rujukan yang dimiliki oleh sebuah perpustakaan maka kualitas dan kuantitas
pustakawan dan penggunanya semakin bagus, pustakawan secara cermat akan bisa
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dijukan pemakai, sedangkan pemakai akan
selalu puas terhadap jawaban yang diberikan oleh pustakawan.
2. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan Poerwadarminta, kata
rujukan berarti menunjukan kepada, sedangkan kata umum berarti menyangkut
masalah atau hal-hal umum,bukan mengenai masalah khusus atau hal tertentu.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa rujukan umum adalah dokumen atau
koleksi di perpustakaan yang dapat dijadikan rujukan atau acuan mengenai hal-hal
umum.
3. Menurut (FKBA: 2001:118-119) menyatakan bahwa ada beberapa batasan
yang diberikan oleh para ahli perpustakaan berkenaan dengan tugas pelayanan
rujukan yakni :
Agar pelayanan informasi dapat berjalan dengan baik, petugas perlu memahami
terlebih dahulu fungsi-fungsi referensi diantaranya adalah :
1. Fungsi Pengawasan
Petugas referensi dapar mengamati pengunjung baik dalam hal kebutuhan informasi
yang di perlukan maupun latar belakang sosial dan tingkat pendidikannya agar dapat
menjawab pertanyaan dengan cepat dan tepat.
1. Fungsi Informasi
Fungsi yang terpenting dari pelayanan referensi adalah memberikan informasi kepada
pengunjung yaitu memberikan jawaban pertanyaan singkat maupun penelusuran
informasi yang luas dan mendetail sesuai dengan kebutuhan pemakai.
1. Fungsi Bimbingan
1. Fungsi Intruksi
Pemberian intruksi yang dimaksudkan adalah sebagai cara untuk memperkenalkan
kepada pemakai tetang bagaimana menggunakan perpustakaan yang baik disamping
itu ditujukan juga kepada usaha untuk menggairahkan dan meningkatkan penggunaan
perpustakaan.
1. Fungsi bibliografis
Petugas referensi perlu secara teratur menyusun daftar bacaan atau bibliografi untuk
keperluan penelitian atau mengenal bacaan yang baik dan menarik.
1. Pemilihan/Penilaian
4. Koleksi Referensi
Untuk menentukan buku-buku sumber informasi mana yang layak dimasukan dalam
koleksi buku-buku referensi sudah tentu perlu ditetapkan berdasarkan :
Koleksi buku-buku refernsi dalam setiap perpustakaan dapat di badi dalam beberapa
jenis buku sumber informasi; mereka dapat dikelompokkan menurut :
1. Source type, yakni koleksi yang langsung memberikan informasi yang dicari,
misalnya : kamus, esiklopedia, biografi.
2. Direction type, yakni yang hanya menunjukkan di mana informasi yang dicari
itu terdapat, misalnya: indeks, bibliografi dan abstrak.
1. Umum atau universal, tidak terbatas pada ssatu bidang ilmu pengetahuan
ataupun daerah/wilayah tertentu, misalnya Ensiklopedi Amerika.
2. nasional, yang membatasi cakupannya pada atau tentang satu negara tertentu,
misalnya Bibliografi Nasional Indonesia.
3. Khusus, yang membatasi penyajian informasinya pada suatu atau beberapa
bidang pengetahuan yang saling berhubungan, misalnya Ensiklopedi Ilmu-ilmu
Sosial.
(d) Periodenya, yang membatasi informasinya pada waktu/periode dari obyek, fakta
atau peristiwanya.
2) Menerbitkan bibliografi perpustakaan yang berisi bahan koleksi apa saja yang
dimiliki perpustakaan yang bersangkutan
JAWABAN NO 3
Fungsi perpustakaan sesuai amanat UU No. 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan,
yaitu sebagai wahana pendidikan, penelitian, informasi, pelestarian, dan rekreasi,
yang pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan
bangsa. Dapat dikatakan, perpustakaan berperan sebagai pusat belajar sepanjang hayat
di tengah masyarakat. Layanan perpustakaan yang umumnya dimanfaatkan oleh
pemustaka di antaranya layanan sirkulasi dan referensi, biasanya diakses secara
langsung dengan mendatangi gedung perpustakaan. Namun, saat pandemi sekarang
ini, dengan berbagai keterbatasan, perpustakaan dituntut untuk berinovasi dalam
melayani pemustaka agar tetap dapat memberikan layanan prima sebagaimana kondisi
normal. “Setelah pandemi, semuanya berubah,” tegas Titiek Kismiyati, Pustakawan
Utama, saat menjadi narasumber pada Webinar “25 Tahun Hari Kunjung
Perpustakaan dan Bulan Gemar Membaca”, Selasa (15/9).
“Ada beberapa hal yang harus diperhatikan mengenai prinsip layanan perpustakaan di
masa pandemi, yaitu layanan perpustakaan tetap dibuka dengan memperhatikan
kebijakan dan status wilayah Covid-19 yang telah ditetapkan pemerintah agar
perpustakaan tidak menjadi klaster penularan baru, kesehatan tenaga perpustakaan
dan pemustaka merupakan prioritas, perpustakaan ikut berperan menggerakkan
perekonomian masyarakat, dan perpustakaan mengembangkan kerja sama dengan
banyak pihak,” urai Titiek. Lebih lanjut ia kemudian menjelaskan bahwa terdapat tiga
strategi yang dapat diterapkan oleh perpustakaan sesuai dengan kondisi wilayah suatu
perpustakaan, yaitu tatap muka, tatap muka dan non-tatap muka, dan virtual.
Perpustakaan yang berada di zona hijau dan kuning tetap dapat menerapkan layanan
perpustakaan tatap muka, tetapi secara terbatas. Layanan secara terbatas ini diterapkan
sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku, yaitu pengukuran suhu, penggunaan
masker, penyediaan hand sanitizer/tempat cuci tangan dan sabun, pembatasan jarak,
pengurangan kapasitas pemustaka, penyemprotan disinfektan, dan karantina koleksi
perpustakaan setelah dikembalikan selama 3 (tiga) hari.
Strategi yang kedua dapat diterapkan pada perpustakaan di zona hijau dan kuning.
Layanan yang disediakan terdiri dari layanan onsite -seperti pada strategi pertama-
dan online. Dengan demikian, perpustakaan harus mengembangkan sumber daya
perpustakaan yang mendukung layanan online, seperti dengan menyediakan koleksi
digital, menciptakan inovasi penyampaian layanan perpustakaan secara online, dan
menyediakan jaringan internet dan wifi.
Strategi yang ketiga, yaitu layanan virtual diterapkan di perpustakaan yang berada di
zona oranye dan merah, di mana risiko penularan Covid-19 tinggi. Perpustakaan harus
menggunakan media yang memungkinkan pemustaka memanfaatkan layanan
perpustakaan tanpa harus datang ke perpustakaan, bekerja sama dengan perpustakaan
lain karena tidak mungkin suatu perpustakaan memiliki semua koleksi yang
dibutuhkan, serta lembaga lain dalam hal pengiriman koleksi. Oleh karena itu,
perpustakaan selain meningkatkan kompetensi pustakawan, juga harus memperkuat
layanan digital, yaitu dalam hal penyediaan koleksi, layanan sirkulasi, referensi, dan
penyelenggaraan kegiatan secara online.
"Sudah menjadi keniscayaan di era digital bahwa layanan perpustakaan nantinya akan
lebih banyak secara online dan walaupun pandemi sudah lewat, layanan seperti ini
akan lebih banyak berkembang," pungkas Titiek.