Anda di halaman 1dari 8

Lampiran :

SK No :
Tanggal :

PEDOMAN

PELAYANAN PERPUSTAKAAN

RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah Sakit adalah suatu unit organisasi pelayanan kesehatan yang


memberikan pelayanan kesehatan secara paripurna kepada segenap lapisan
masyarakat meliputi pelayanan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif yang
terpadu dengan pelayanan promotif dan preventif dalam keseimbangan fisik,
mental, emosional maupun spiritual.

Untuk pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara paripurna, perlu


didukung oleh sumber daya dan fasilitas penujang rumah sakit yang cukup agar
kegiatan pelayanan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Karenanya rumah sakit
perlu memiliki sumber daya insan yang mampu memberikan pelayanan secara
responship terhadap kebutuhan masyarakat, yaitu tersediannya pelayanan
perpustakaan rumah sakit.

Perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun


gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya
yang biasa disimpan menurut tata susunannya tertentu yang digunakan oleh
pembaca. Perpustakaan juga merupakan sumber informasi yang setiap saat dapat
dimanfaatkan oleh pengguna dalam memanfaatkan informasi yang
sebanyakbanyaknya.

Dalam koridor ini keberadaan perpustakaan sangat urgent demi


meningkatkan sumber insan yang islami, berpengetahuan dan tidak gagap
teknologi. Melihat kondisi yang demikian akan terpikir dalam benak setiap orang
bahwa keberadaan perpustakaan harus dilestarikan sebagai penopang sekaligus
gudang keilmuan. Begitu pula dengan keberadaan perpustakaan yang berada di
Rumah Sakit akan menjadi icon terbesar dan mempunyai karakteristik tersendiri
demi memajukan dan menumbuh kembangkan keilmuan karyawan pada
khususnya dan para pengunjung serta keluarga pasien pada umumnya. Untuk
menciptakan sebuah perpustakaan yang memadai dalam artian kelengkapan
koleksi buku, akses penelitian, pusat informasi, kegiatan pembelajaran dan juga
mengedepankan khazanah budaya bangsa atau agama, maka dibutuhkan sebuah
pengelolaan yang sistematis dan optimal. Pengelolaan yang dimaksud adalah
mengandung tiga prisnsip dasar nyakni pengadaan, pengolahan dan pelayanan.

Pengadaan merupakan kegiatan meenambah dan memperbanyak koleksi


buku yang dibutuhkan suatu lembaga dengan memberikan fasilitas yang terbaik
bagi karyawan maupun pengunjung yang disesuaikan dengan kebutuhannya.
Setelah pengadaan selesai maka kegiatan pengolahan akan dimulai dengan
stempelisasi, pengklasifikasian dan pengkatalogan yang pada fase terakhir
bagaimana perpustakaan tersebut mampu memberikan pelayanan yang terbaik
kepada para pengunjung.

Dengan demikian sangatlah penting kiranya proses pengelolaan


perpustakaan RS perlu diperhatikan sebagai salah satu cara menghidupkan kajian
keilmuan dan sarana informasi demi mencetak insan yang berkualitas serta untuk
menambah pengetahuan/memperkaya ilmu pengetahuan bagi semua anggota
perpustakaan. Perpustakaan memiliki peran dalam mendukung pelayanan
holistik di rs, sehingga perlu dibuatkan pedoman pelayanan dalam pelaksanaan
tugas.

B. Tujuan Pedoman

Adapun yang menjadi tujuan dari adanya pedoman pelayanan perpustakaan


adalah sebagai berikut :
1. Agar dalam memberikan pelayanan perpustakaan lebih terprosedur.
2. Menjadi pedoman pengelola perpustakaan dalam melakukan pelayanan.

C. Ruang Lingkup Pelayanan


D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang No 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan
2. SK Mendiknas Tahun 2002 tentang Perpustakaan

BAB II STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


B. Distribusi Ketenagaan
C. Pengaturan Jaga
BAB III STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas

BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Proses Pelayanan Perpustakaan


1. Pengadaan
Pengadaan meliputi:
a. Kegiatan penambahan koleksi untuk perpustakaan, bisa berupa buku,
majalah, kepingan hitam ataupun VCD dan yang lain
b. Pembelian dapat dilakukan dengan cara memesan ataupun berkunjung
ke toko buku. Dalam pembelian dengan cara memesan akan dilengkapi
denga catalog, nama buku, pengarang dan harga sehingga pembeli
tidak direpotkan dengan pemeriksaan buku satu persatu
c. Hadiah atau pemberian biasanya didapat dari suatu instansi atau
perorangan
2.  Pengolahan

Pada kegiatan pengolahan dari tiga tahap, yaitu:

a. Tahap pemberian stempel (stempelisasi)

Pada tahap ini setidaknya ada empat stempel nyang dapat digunakan:

1) Stempel identitas (berbentuk bulat) dan dibubuhkan di halaman


pertama buku
2) Stempel Panjang (Berbentuk Panjang) dan dibubuhkan pada
tiga tepian buku sebagai ciri buku perpustakaan milik instansi
atau lembaga
3) Stempel kecil (Berbentuk persegi), merupakan stempel rahasia
yang keberadaannya hanya diketahui oleh pustakawan saja
yang pembubuhannya diletakkan pada kelipatan 8, 15 atau 25.
4) Stempel Inventaris (berbentuk kotak) yang pembubuhannya
pada halaman kedua
b. Tahap Inventarisasi

Pada tahap ini semua buku yang masuk akan didata dan
dimasukkan dalam buku inventaris. Adapun buku inventaris terdiri
atas buku inventarisasi pembelian dan buku inventarisasi hadiah atau
pemberian dari kolega maupun dari instansi lain.
c. Tahap katalogisasi

Pada tahap ini, semmua buku harus disusun katalognya, untuk


pengkatalogan dibutuhkan setidaknya empat buku, yakni buku
katalog pengarang, buku katalog judul, buku katalog subyek dan
buku katalog shelflist.

d. Tahap klasifikasi

Dalam tahapan terakhir ini semua buku harus diklasifikasikan


sesuai dengan kaidah yang berlaku, baik taraf nasional maupun
internasional dengan menggunakan model klasifikasi DDC (Dewey
Decimal Clasification) untuk mempermudah labelisasi yang
dibubuhkan pada punggung buku serta penulisan di kantong buku.

3. Pelayanan

Kegiatan pelayanan merupakan kegiatan terakhir dari serangkaian


pengelolaan perpustakaan yang lebih menitikberatkan padaa pelayanan
pengunjung, peminjaman buku dan pengembalian buku. Dalam hal ini
setidaknya ada empat buku yang dapat membantu pelaksanaannya, yaitu
Buku pengunjung, buku peminjam, buku anggota dan kartu anggota.
Selain itu dalam pelayanan juga harus dicantumkan tata tertib, visi dan
misi serta struktur organisasi perpustakaan.

B. Pengelolaan Limbah

Pengelolaan limbah pada bagian perpustakaan diserahkan sepenuhnya


kepada bagian Sanitasi.

C. Laporan Hasil dan Arsip


1. Pendokumentasian Perpustakaan
a. Petugas yang sudah melaksanakan pelayanan peminjaman dan
pengembalian mencatat hasil buku peminjaman dan pengembalian
serta merekap setiap hari, minggu dan bulan.
b. Petugas pelaksana melaporkan hasil rekapitulasi mingguan setiap
bulan kepada Kepala perpustakaan.
c. Kepala merekap hasil laporan dari staf pelaksana bulanan dan triwulan.
d. Kepala Bagian melaporkan hasil rekapitulasi kepada Manajer BPI
Direktur
2. Arsip
a. Setelah hasil rekapitulasi dilaporkan kepada Direktur disetujui, kepala
melakukan pengarsipan.
b. Kepala bersama dengan staf pelaksana menindaklanjuti laporan bulan
kemarin untuk perbaikan pada bulan berikutnya.

BAB V LOGISTIK

A. Permintaan Barang (Stock) ke Logistik

Logistik merupakan segala sesuatu baik sarana, prasarana dan semua


barang yang diperlukan untuk perpustakaan dalam rangka pelaksanaan
pelayanan. Adapun prosedur yang perlu diperhatikan dalam proses permintaan
barang (stock) ke logistik yaitu :

1. Petugas menulis permintaan barang (stock) melalui blangko permintaan


barang yang sudah disediakan oleh bagian Logistik.
2. Blangko permintaan barang dibubuhkan ditanda tangani oleh Kapala
perpustakaan
3. Petugas menyerahkan blangko permintaan barang kepada bagian Logistik
paling lambat tanggal 28 setiap bulan.
4. Petugas Logistik menerima blangko permintaan dari bagian perpustakaan.
5. Pada hari berikutnya Petugas perpustakaan mengambil barang yang telah
diminta ke bagian Logistik.
6. Petugas perpustakaan melakukan pengecekan antara Blangko permintaan
dengan barang yang diserahkan.
7. Apabila barang yang diserahkan sesuai dengan permintaan, Petugas
perpustakaan menandatangani penerimaan pada Blangko permintaan.
8. Barang yang sesuai dibawa ke petugas perpustakaan dan dilakukan
pengecekan ulang oleh petugas perpustakaan yang lain.
9. Barang yang telah diterima dicatat oleh Petugas perpustakaan ke dalam
kartu inventaris barang logistik.
10. Petugas perpustakaan menempatkan Barang pada tempat yang sudah
disediakan.
B. Permintaan Barang (Non Stock) ke Logistik

Adapun prosedur yang perlu diperhatikan dalam proses permintaan


barang (Non Stock) ke lLogistik yaitu :
1. Petugas perpustakaan membuat Permintaan Pembelian (PP) melalui
blangko permintaan yang sudah disediakan oleh bagian Logistik.
2. Blangko Permintaan Pembelian barang di cetak dan dibubuhkan tanda
tangan oleh Kapala perpustakaan
3. Petugas perpustakaan mencatat ke dalam Buku ekspedisi Permintaan
Pembelian barang.
4. Petugas perpustakaan menyerahkan blangko permintaan pembelian
barang kepada Logistik.
5. Petugas logistik menerima Blangko Permintaan Pembelian lalu
menandatangani buku ekspedisi Permintaan Pembelian Barang akan
diproses oleh Petugas Logistik.
6. Petugas Logistik menghubungi Petugas perpustakaan apabila barang telah
ada dan dapat diambil.
7. Petugas perpustakaan mengambil barang lalu mengecek kesesuaian
barang berupa :
a. Kondisi Barang
b. Jumlah Barang yang diminta dengan barang yang ada
8. Barang yang telah sesuai dibawa dan dicatat tanggal penerimaan barang
pada buku ekspedisi Permintaan Pembelian perpustakaan.
9. Barang yang telah dibawa oleh Petugas dilakukan pengecekan ulang,
adapun yang dicek yaitu:
a. Kondisi Barang
b. Jumlah Barang
c. Tanggal Expired Barang
10. Selanjunya Petugas perpustakaan mencatat tanggal diterima barang dan
tanggal pertama kali digunakan barang.
11. Setelah dicatat tanggal terima barang dan pertama kali digunakan barang,
selanjutnya barang ditempatkan ke dalam tempat yang tersedia.

BAB VI KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian

Merupakan suatu system yang membuat asuhan pasien di Rumah Sakit


menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya di ambil.
B. Tujuan

Adapun yang menjadi tujuan pelaksanaan keselamatan pasien (Patient


Safety) :

1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit.


2. Meningkatnya akuntabilitas Rumah Sakit terhadap pasien dan
masyarakat.
3. Menurunnya angka Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di Rumah
Sakit.
4. Terlaksananya program – program pencegahan sehingga tidak terjadi
5. Pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD).
C. Tata Laksana Keselamatan Pasien

Menggunakan Alat Pelindung Diri Pada Saat Menangani anggota :

a. Masker Surgical
b. Sarung Tangan

BAB VII KESELAMATAN KERJA

A. Keselamatan Umum
1. Aturan Umum Mencuci Tangan

Mencuci tangan merupakan aturan yang penting untuk mencegah


penyebaran infeksi, langkah – langkahnya sebagai berikut :

a. Tuangkan Cairan anti septik / sabun ke telapak tangan secukupnya.


b. Gosokkan kedua telapak tangan.
c. Gosok punggung tangan dan sela – sela jari tangan kiri dengan
tangan kanan dan sebaliknya.
d. Gosok kedua telapak tangan dan sela – sela jari
e. Jari – jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci.
f. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan
lakukan sebaliknya.
g. Gosokkan dengan memutar ujung jari – jari tanagn kanan di telapak
tangan kiri dan sebaliknya.
h. Bilas kedua tangan dengan air mengalir.
i. Keringkan kedua tangan dengan tissue.
2. Dengan memperhatikan 5 momen mencuci tanang sebagai berikut :
a. Sebelum Menyentuh Pasien.
b. Sesudah Menyentuh Pasien.
c. Sebelum Melakukan Tindakan Anti Septik.
d. Apabila Terkontaminasi ( Cairan, Tertusuk Jarum, ddl ).
e. Setelah dari Lingkungan Pasien.
3. Keselamatan pengelola perpustakaan
Alat Pelindung Diri (APD)
a. Masker Surgical
b. Sarung Tangan

Semua alat APD harus ditanggalkan sebelum meniggalkan area bekerja


dan tidak dibawa pulang.

B. Prosedur Penanganan Kecelakaan perpustakaan

Terpajan Cairan Tubuh (Kulit, Mata, Hidung dan Mulut)

1. Cuci dengan air mengalir selama 10 – 15 menit.


2. Untuk mata cuci dengan air mengalir dari pangkal ujung mata dekat
hidung dengan memiringkan kepala.
3. Untuk kulit cuci dengan air mengalir dan air sabun / desinfektan (Jika
perlu, bilas menggunakan alkohol 70 %) dan keringkan dengan
handuk bersih.
4. Penanganan selanjutnya sesuai alur prosedur.

BAB VIII PENGENDALIAN MUTU

BAB VIII PENUTUP

Telah disusun Buku Pedoman Pelayanan perpustakaan RS yang dapat digunakan


sebagai acuan pelaksanaan kegiatan Perpustakaan dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan. Buku Pedoman Pelayanan Perpustakaan ini disusun dengan harapan dapat
menjadi acuan dan pedoman bagi kita, khususnya yang bertugas di Perpustakaan.
Pedoman kerja Perpustakaan ini akan ditinjau ulang secara periodic, oleh sebab itu
masukan yang bersifat membangun sangat diharapkan.

Akhirnya saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan Buku Pedoman Pelayanan Perpustakaan, semoga Allah
SWT selalu menyertai pekerjaan kita.

Anda mungkin juga menyukai