Anda di halaman 1dari 10

TUPOKSI (Tugas Pokok dan Fungsi) PUSTAKAWAN

A. Tugas Pokok Pustakawan


Pustakawan digolongkan sebagai pejabat fungsional. dalam keputusan presiden Nomor
87 Tahun 1999, jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkkan tugas, tanggung
jawab, wewenang dan hak seorang PNS dalam satu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan
tugasnya didasarkan pada keahlian atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri. Jabatan
fungsional pustakawan diatur berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara (KEP.MENPAN) Nomor 18/1988 tentang jabatan Fungsional Pustakawan
dan Angka Kreditnya. Keputusan tersebut kemudian disempurnakan dengan Keputusan
MENPAN Nomor 33/1998 dan terakhir dengan keputusan MENPAN Nomor
132/KEP/M.PAN/12/2002 (Rachman H, 2006 : 46)
Sedangkan definisi Pejabat fungsional Pustakawan yang selanjutnya disebut
Pustakawan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan
hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan kepustakawanan
pada unit-unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi (perpusdokinfo) di instansi
pemerintah dan atau unit tertentu lainnya.
Jabatan pustakawan diakui sebagai jabatan fungsional karena telah dilakukan kajian-
kajian yang mendalam dan ternyata memenuhi syarat dan kriteria profesi antara lain:
1. Memiliki metodologi, teknis analisis dan prosedur kerja yang didasarkan pada disiplin ilmu
pengetahuan dan atau pelatihan tertentu dan mendapatkan sertifikasi.
2. Memiliki etika profesi yang diterapkan oleh organisasi profesi (dalam hal ini adalah Ikatan
Pustakawan Indonesia/IPI).
3. Dapat disusun dalam suatu jenjang jabatan berdasarkan tingkat keahlian bagi jabatan
fungsional keahlian dan tingkat ketrampilan bagi jabatan fungsional ketrampilan.
4. Dalam melaksanakan tugas dapat dilakukan secara mandiri.
5. Jabatan fungsional pustakawan ternyata diperlukan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
organsisasi.
6. Telah memiliki pendidikan tinggi keperpustakaan dan berbagai jenjang studi sejak D2, D3, S1,
sampai pada S3.
Dalam ini menunjukkan bahwa bidang perpustakaan sejajar dengan disiplin ilmu
pengetahuan yang lain. Oleh karena itu bidang perpustakaan yang masih dianggap aneh dan
baru itu belum berkembang pesat seperti perkembangan ilmu kedokteran, pertanian, teknik dan
lain sebagainya.
Jenjang jabatan fungsional pustakawan berdasarkan Keputusan Menpan No.
132/KEP/M.PAN/12/2002 terdiri dari jalur terampil dan ahli. Perbedaan kedua jalur ini
didasarkan atas latar belakang pendidikan pustakawan. Jalur terampil bagi pejabat fungsional
pustakawan yang berlatar belakang pendidikan D2/D3 Pusdokinfo atau D2/D3 Nonpusdokinfo
ditambah lulus Diklat Calon Pustakawan Tingkat Terampil yang kualifikasinya ditetapkan oleh
Perpustakaan Nasional.
Sedangkan jalur ahli adalah bagi para pustakawan yang memiliki latar belakang minimal
S1 Pusdokinfo atau S1 Nonpusdokinfo ditambah lulus Diklat Calon Pustakawan Tingkat Ahli
yang kualifikasinya ditetapkan oleh Perpustakaan Nasional.
Jalur terampil meliputi:
Pustakawan Pelaksana : Golongan ruang II/b, II/c dan II/d
Pustakawan Pelaksana Lanjutan : Golongan ruang III/a dan III/b
Pustakawan Penyelia : Golongan ruang III/c dan III/d
Jalur Ahli meliputi:
Pustakawan Pertama : Golongan ruang III/a dan III/b
Pustakawan Muda : Golongan ruang III/c dan III/d
Pustakawan Madya : Golongan ruang IV/a, IV/b dan IV/c
Pustakawan Utama : Golongan ruang IV/d dan IV/e

Untuk memenuhi persyaratan jabatan fungsional tersebut, maka seorang pustakawan harus
menjalankan tugasnya sesuai dengan job deskripsinya. Adapun tugas pokok Pustakawan yaitu
sebagai berikut:
a) Pustakawan Tingkat Terampil.
Pustakawan Tingkat Terampil adalah Pustakawan yang memiliki ijazah serendah-rendahnya
D2 Perpustakaan, Dokumentasi, dan Informasi, atau diploma lain yang pernah mengikuti
Diklat Kepustakawanan.
Adapun tugas-tugas pustakawan tingkat terampil yaitu:
1. Pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka atau sumber Informasi. Yang
kegiatannya meliputi:
Pengembangan Koleksi
Yaitu kegiatan yang ditujukan untuk mengadakan, memelihara, ataupun menjaga koleksi agar
sesuai dengan kebutuhan pemustaka. Yang kegiatannya meliputi: melakukan survey minat
pemakai, mengadakan, menyeleksi, mengevaluasi dan menyiangi bahan pustaka.
Pengolahan Bahan Pustaka atau Koleksi
Yaitu kegiatan mendeskripsikan bahan pustaka serta membuat sarana dalam kegiatan Temu
Kembali, agar para pemustaka lebih mudah dalam menemukan koleksi yang dicarinya. Dalam
hal ini pustakawan tugasnya meliputi: menginventaris bahan pustaka, mengecap koleksi,
menganalisis subjek, menentukan Nomor Panggil, dan membuat katalog (Katalogisasi).
Penyimpanan dan pelestarian Bahan Pustaka
Kegiatan ini adalah menjaga penempatan koleksi di rak sesuai dengan Nomor Panggilnya atau
subeknya agar para pemustaka dapat lebih mudah menemukan koleksi yang dicari (Temu
Kembali Infomasi). Selain itu, dalam hal ini pustakawan bertanggung jawab atas keamanan
suatu koleksi.
Pelayanan Informasi.
Seorang Pustakawan dalam hal ini bertugas memberikan bantuan ataupun jasa kepada para
pemustaka yang berupa informasi ataupun jasa lainnya. Bantuan atau jasa tersebut dapat
berupa: layanan sirkulasi, layanan referensi, pendidikan pemakai (user education), membantu
dalam kegiatan temu kembali iformasi, membuat statistik pengunjung, layanan perpustakaan
keliling, dan lain sebagainya
2. Pemasyarakatan Perpustakaan, Dokumentasi, dan Informasi.
Tugas dari kegiatan ini adalah:
Penyuluhan
Penyuluhan sendiri dibagi atas dua bagian, yaitu :
I. penyuluhan kegunaan dan pemanfaatan Perpustakaan,
Dokumentasi, dan Informasi. Yaitu Pustakawan bertugas memberikan pengertian atau
penjelasan kepada para masyarakat pengguna mengenai pentingnya sebuah Perpustakaan,
Dokumentasi, dan Informasi. Sehingga mereka dapat termotivasi ataupun tertarik untuk
mengunjungi perpustakaan tersebut. Dengan demikian pihak perpustakaan akan merasa
bangga, karena koleksinya dapat dimanfaatkan/didayagunakan oleh para pemustaka.
II. Penyuluhan Pengembangan Perpustakaan, Dokumentasi, dan
Informasi, yaitu memberikan penjelasan atau bimbingan kepada pengelola perpustakaan
mengenai strategi ataupun cara yang dilakukan untuk meningkatkan mutu dari perpustakaan
khususnya dalam melayani para pemustaka.
Publisitas.
Publitas adalah mensosialisasikan informasi tentang kegiatan yang dilakukan oleh
perpustakaan, dokumentasi dan informasi kepada masyarakat luas melalui media cetak ataupun
elektronik seperti artikel, brosur, film, slide, situs-web dan lain-lain.
Pameran.
Dalam hal ini pustakawan dapat memperlihatkan kepada masyarakat tentang aktivitas, hasil
kegiatan, dan kemampuan sumber informasi perpustakaan, dokumentasi dan informasi disertai
pemberian keterangan/penjelasan dengan mempergunakan bahan peraga. kegiatan ini
bertujuan agar para masyarakat dapat tertari dengan perpustakaan tersebut.

b) Pustakawan Tingkat Ahli


Pustakawan Tingkat Ahli adalah Pustakawan yang memiliki dasar pendidikan minimal S-1 saat
pertama kali diangkat sebagai pustakawan. Adapun tugas pokoknya yaitu sama dengan tugas
Pustakawan Tingkat Terampil tetapi ditambah dengan Pengkajian Pengembangan
perpustakaan, dokumentasi dan informasi.
Pengkajian pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan informasi adalah kegiatan
mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data berdasarkan metodologi tertentu untuk
mengetahui kondisi atau akar permasalahan yang ada, dan hasilnya di informasikan kepada
pihak lain dalam bentuk laporan. Kegiatan ini meliputi penyusunan instrumen, pengumpulan,
pengolahan data, analisis dan perumusan hasil, serta evaluasi dn penyempurnaan hasil kajian.

B. Unsur-unsur jabatan fungsional pustakawan:


Pustakawan professional dituntut menguasai bidang ilmu kepustakawanannya. Memiliki
ketrampilan dan melaksanakan tugas pustakawan yaitu dengan motivasi yang tinggi yang
dilandasi oleh sikap dan kepribadian yang menarik demi mencapai kepuasan pemakai
perpustakaan sebagai suatu profesi. Pejabat fungsional pustakawan dituntut pula meningkatkan
keahlian dan ketrampilan meliputi beberapa kegiatan antara lain sebagai berikut:
1. Unsur-unsur utama
Pendidikan
Pengorganisasian dan pendayagunaan karya/koleksi bahan pustaka atau sumber informasi
Pemasyarakatan perpustakaan dokumentasi dan informasi
Pengkajian pengembangan perpustakaan, dokumentasi, dan informasi.
2. Unsur-unsur penunjang
Mengajar
Melatih
Membimbing
Ikut serta dalam seminar
Menjadi tim penilai jabatan perpustakaan ,dll.

C. Untuk memenuhi tuntutan profesi, seorang pustakawan hendaknya:


Dalam melaksanakan tugasnya harus selalu berorientasi pada kepentingan pemakai.
Memiliki kemampuan berkomunikasi ilmiah secara lisan maupun tertulis.
Memliliki kemampuan bidang perpustakaan setingkat sarjana muda (D2,D3).
Mahir dalam melaksanakan kegiatan keperpustakaan, pemasyarakatan perpustakaan,
pengembangan perpus-takaan maupun profesi.
Mampu memanfaatkan teknologi informasi dalam mengelola perpustakaan dan memberikan
pelayanan yang baik kepada masyarakat.
Mampu mengembangkan teori, ilmu, konsep tentang perpustakaan, dokumentasi dan
informasi serta profesi kepustakawanan.
Dengan peningkatan keahlian dan keterampilan pejabat fungsional pustakawan melalui
berbagai kegiatan unsur utama dan unsur penunjang tersebut, setidaknya diharapkan dapat
merupakan katalisator pendorong untuk mencerdaskan kehidupan bangsa khususnya melalui
pengguna jasa perpustakaan dan kepustakawanannya.
Pengembangan profesi adalah pengembangan pengetahuan, keahlian, keterampilan,
sikap dan bakat yang bermanfaat bagi profesi Pustakawan dalam melaksanakan tugas. Untuk
memenuhi persyaratan kenaikan tingkat, dan untuk meningkatkan kualitas diri, maka
pustakawan harus mengembangkan potensi dirinya. Banyak cara yang bisa di lakukan oleh
pustakawan untuk meningkatkan potensi yang ada pada seorang putakawan salah satunya
mengikuti seminar-seminar dan pelatihan-pelatihan yang di adakan untuk para pustakawan.
Dan beberapa point penting yang harus di ingat pustakawan untuk meningkatkan diri adalah :
1. Keahlian
Keahlian merupakan salah satu syarat mutlak yang perlu dimiliki oleh seorang pustakawan
karena tanpa keahlian (skill) dalam mengikuti perkembangan dunia kita akan ketinggalan. Kita
ketahui bahwa pustakawan sebagai sumber daya manusia yang menggerakkan sumber daya
lain yang memungkinkan untuk berperan secara optimal untuk itu diperlukan suatu standar
keahlian dan profesionalisme pustakawan .
Sehingga dengan demikian dengan adanya standar keahlian tersebut harus memiliki
pengetahuan minimal sesuai dengan criteria yang diatur dalam Kepmenpan no. 132
/Kep/M/PAN/12/2002. Standar pendidikan yang sesuai dengan keputusan tersebut bahwa
seorang fungsional pustakawan harus memiliki latar pendidikan minimal Diploma 2
perpustakaan atau yang disetarakan.
2. Motivasi
Dalam mengembangkan perpustakaan diharapakan perlu adanya motivasi yang tinggi oleh
seorang fungsional pustakawan, karena tanpa motivasi yang tinggi maka kegiatan
kepustakawan tidak akan tercapai seperti yang diharapkan oleh pemerintah atau visi dan misi
yang diemban oleh perpustakaan seperti yang diamantkan dalam undang-undang yaitu turut
mencerdaskan masyarakat dan kehidupan bangsa.
Kurangnya motivasi para pustakawan kita sehingga profesi pustakawan sekarang ini masih
dianggap sebagian orang baik dari kalangan pemerintah maupun dari kalangan eksekutif belum
terlalu penting.
3. IPTEK
Perkembangan ilmu pengengetahuan dan teknologi adalah merupakan suatu tantangan bagi
seorang pustakawan, dimana pustakawan harus mampu menyesuaikan diri terhadap
perkembangan teknologi tersebut agar tidak ketinggalan untuk mengakses informasi-informasi
yang terbaru (curen).
Dengan adanya teknologi informasi tersebut membuat pustakawan harus meninggalkan
paradigm lama, karena pengguna jasa perpustakaan memerlukan informasi-informasi yang
berkembang selama ini. Tanpa peningkatan sumberdaya maka pustakawan akan ditinggal oleh
usernya.
Dalam melaksanakan tugasnya pustakawan diatur oleh Rencana operasional (ROP) yakni
rancangan program setiap kegiatan yang memuat latar belakang, tujuan, sasaran, keluaran,
metodologi/prosedur kerja dan jadwal pelaksanaan yang akan dikerjakan oleh Pustakawan
untuk kurun waktu tertentu dan disetujui oleh pimpinan unit kerja Pustakawan atau pejabat
yang ditunjuk.
Daftar Usul Penetapan Angka Kredit (DUPAK) adalah daftar yang memuat prestasi kerja
yang dicapai oleh pustakawan dan telah diperhitungkan angka kreditnya dalam kurun waktu
tertentu untuk dinilai.
Sesuai dengan peraturan presiden Republik Indonesia Nomor 47 tahun 2007 tentang
Jabatan Fungsional Pustakawan, yang menimbang bahwa Pegawai Negeri Sipil yang diangkat
dan ditugaskan secara penuh dalam Jabatan Fungsional Pustakawan, perlu diberikan tunjangan
jabatan fungsional yang sesuai dengan beban kerja dan tanggung jawab pekerjaannya.
Presiden memutuskan dalam pasal 1, bahwa yang dimaksud dengan Tunjangan Jabatan
Fungsional Pustakawan, yang selanjutnya disebut dengan Tunjangan Pustakawan adalah
tunjangan jabatan fungsional yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dan
ditugaskan secara penuh dalam Jabatan Fungsional Pustakawan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Dalam pasal 2, Kepada Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dan ditugaskan secara penuh
dalam Jabatan Fungsional Pustakawan, diberikan tunjangan Pustakawan setiap bulan.
Dengan tunjangan seperti berikut:
NO JABATAN JABATAN BESARNYA
FUNGSIONAL TUNJANGAN
1. Pustakawan Ahli Pustakawan Utama Rp 700.000,00
Pustakawan Madya Rp 500.000,00
Pustakawan Muda Rp 375.000,00
Pustakawan Pertama Rp 275.000,00
2. Pustakawan Terampil Pustakawan Penyelia Rp 350.000,00
Pustakawan Pelaksana Lanjutan Rp 265.000,00
Pustakawan Pelaksana Rp 240.000,00

Dan yang dimaksud dengan angka kredit adalah angka yang diberikan berdasarkan
penilaian atas prestasi yang telah dicapai oleh Pustakawan dalam mengerjakan butir kegiatan
yang digunakan sebagai salah satu syarat untuk pengangkatan dan kenaikan jabatan dan/atau
pangkat.

D. Peranan Pustakawan
Pada hakikatnya pustakawan merupakan seseorang yang bekerja disebuah perpustakaan
atau pusat Dokumentasi dan Informasi lain dengan syarat tertentu. Dalam lapangan,
peran pustakawan dapat melayani penggunanya secara beragam. Misalnya pada lembaga
Perpustakaan sekolah, disamping berperan sebagai pustakawan juga biasanya dapat merangkap
sebagai guru. Di Perguruan Tinggi dapat pula merangkap sebagai dosen atau peneliti. Di
Perpustakaan Khusus, disamping sebagai pustakawan, dapat pula menjadi peneliti, minimal
sebagai mitra peneliti. Dengan demikian pustakawan memiliki peran ganda yang dapat
disingkat dengan akronim EMAS dengan penjelasan sebagai berikut :
1) Edukator
Dalam hal ini pustakawan dalam setiap melaksanakan tugasnya harus bisa mempunyai jiwa
pendidik, Ia harus melaksanakan fungsi pendidikan yaitu mendidik, mengajar dan melatih.
Mendidik adalah mengembangkan kepribadian baik kepada pemustaka ataupun yang lain,
mengajar adalah mengembangkan kemampuan berfikir dan melatih adalah membina dan
mengembangkan keterampilan.
Sebagai pustakawan pendidik, pustakawan juga harus memahami prinsip-prinsip yang
dikembangkan oleh Ki Hajar Dewantara, yaitu Ing Ngarsa Sang Tuladha, Ing Madya Mangun
Karsa, Tut Wuri Handayani. Yang berarti sebagai berikut :
Ing ngarsa sang tuladha, artinya Pustakawan harus bisa dijadikan contoh atau panutan bagi
pemustaka yang dilayaninya.
Ing madya mangunkarsa, artinya pustakawan harus dapat membangkitkan semangat atau
memotifasi pemustaka yang dilayaninya.
Tut wuri Handayani, artinya pustakawan harus mampu mendorong orang-orang yang
dilayaninya agar berani berjalan di depan dan dapat bertanggungjawab.
2) Manajer
Pada hakikatnya pustakawan adalah manajer informasi yang mengelola informasi pada satu
sisi, dengan pengguna informasi pada sisi lain. Dalam hal ini pustakawan harus bisa mengelola
informasi yang berada di perpustakaaan dengan baik, agar para pemustaka mudah dalam
menemukan informasi yang ia cari.
Pustakawan dalam peranannya sebagai manajer juga harus dapat memanajemen dengan baik,
artinya ia harus dapat mengawasi sumber daya yang tersedia, baik sumber daya manusia, atau
sumber daya lainnya secara optimal dan efisien agar visi dan misinya dapat tercapai.
3) Administrator
Sebagai administrator, pustakawan harus mampu menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi
program perpustakaan, serta dapat melakukan analisis atas hasil yang telah dicapai, kemudian
melakukan langkah-langkah untuk mencapai visi dan misinya. seorang pustakawan harus
mempunyai pengetahuan yang luas dibidang organisasi, sistem dan prosedur kerja. Dengan
demikian setiap pekerjaan atau tugas yang dihadapinya dapat terselesaikan dengan mudah dan
berkualitas.
4) Supervisor
Sebagai supervisor, maka pustakawan harus melakukan hal-hal sebagai berikut:
Dapat melaksanakan pembinaan professional, untuk mengembangkan sikap kerukunan dan
kerja sama antar pustakawan. Sehinnga dalam melaksanakan tugasnya dapat berjalan lancar
sesuai dengan prosedur.
Dapat meningkatkan prestasi, pengetahuan dan ketrampilan, baik antara sesama pustakawan
atau kepada para pemustaka.
Mempunyai Ilmu atau wawasan yang luas serta bersikap sabar tetapi tegas, adil dan obyektif
dalam melaksanakan tugasnya.
Mampu berkoordinasi dengan baik, sehingga ketika ada masalah ataupun kendala, dapat
terselesaikan dengan mudah.

E. Harapan dan Relevansi


Para pustakawan sangat berharap adanya standar kompetensi pustakawan dan memegang
sertifikat pustakawan. Perlu di ingatkan sekali lagi bahwa tujuan utama sertifikasi pustakawan
adalah untuk mencapai kualitas, bukan mendapatkan tunjangan profesi. Tunjangan profesi
merupakan konsekuensi logis yang menyertai adanya kompetensi yg dimiliki.
Mari kita cermati isi Undang-Undang tentang Perpustakaan. Dalam pasal 31 disebutkan
bahwa tenaga perpustakaan berhak atas: penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan
jaminan kesejateraan sosial; pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas;
dan kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas perpustakaan untuk
menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.
Coba kita bandingkan dengan isi Undang-Undang Guru dan Dosen.
Dalam pasal 14 disebutkan bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berhak:
memperoleh memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan
kesejahteraan sosial; mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi
kerja; memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual;
memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi; memperoleh dan memanfaatkan
sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan;
memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan,
penghargaan, dan/atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik
guru, dan peraturan perundangundangan; memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan
meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi; memperoleh pelatihan dan
pengembangan profesi dalam bidangnya.
Lebih lanjut dalam pasal 16 ayat 2 dinyatakan bahwa tunjangan profesi guru diberikan
setara dengan 1 (satu) kali gaji pokok guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah pada tingkat, masa kerja, dan
kualifikasi yang sama.
Yang di risaukan adalah tunjangan profesi pustakawan yang merupakan konsekuensi logis
dan yang menyertai kompetensi pustakawan ternyata tidak diatur dalam Undang-Undang
Perpustakaan. Berbeda dengan Undang-Undang Guru dan Dosen, jelas menyebutkan bahwa
pemegang sertifikasi guru akan mendapatkan tunjangan profesi sebesar 1 kali gaji pokok.
Selain itu Sampai saat ini, jabatan fungsional pustakawan belum menarik. Hal ini terbukti
dengan merosotnya jumlah pustakawan sejak pertama kali jabatan fungsional Jabatan
pustakawan dikeluarkan. Banyak sebab kenapa jabatan pustakawan tidak menarik salah
satunya adalah soal kesejateraan pustakawan. Namun demikian bagi, jumlah bukan merupakan
yang utama walaupun tetap penting. Yang utama adalah kualitas.

DAFTAR PUSTAKA

Fungsi Perpustakaan Nasional RI dan Peran Dinas P&K. Tersedia di:


http://panduanskripsi.wordpress.com/2012/09/22/fungsi-perpustakaan-nasional-ri-dan-peran-
dinas-pk/ Akses pada tanggal 24 November 2013

Jabatan Fungsional Pustakawan Dan Angka Kreditnya. Tersedia di:


http://psdg.bgl.esdm.go.id/kepmen_pp_uu/kepmenpan%20pustakawan.pdf Akses pada
tanggal 24 November 2013

Pendidikan Dan Profesi Pustakawan. Tersedia di: http://kober.tripod.com/artikellasa-7.html


Akses pada tanggal 24 November 2013

Anda mungkin juga menyukai