Anda di halaman 1dari 17

TANAMAN OBAT KUMIS KUCING

DISUSUN OLEH :

1. TITIN ALIYAH ( 7211414111 )


2. MUHAMMAD NASHIRUDDIN ( 7211414208 )
3. ANANG WIDIYATMOKO ( 7311414178 )
4. RIZKI PRASETYA WIDODO ( 8111414103 )
5. AYU KRISTINA HANDAYANI ( 8111414149 )

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan paper ini tentang Pemanfaatan tanaman obat seperti
tanaman kumis kucing yang berguna bagi kesehatan masyarakat ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga
kami berterima kasih pada Bapak Ananto Aji selaku Dosen mata
kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup Unnes yang telah memberikan
tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap paper yang telah dibuat ini, dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai
manfaat yang diperoleh dari tanaman kumis kucing,. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam paper ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan paper yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.

Semoga paper sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna
bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan
dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa yang akan datang.

Semarang, 19 Mei 2015

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................. i

Daftar Isi...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1

A. Latar belakang................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 1

C. Tujuan Penelitian............................................................................................... 2

D. Metode Penelitian.............................................................................................. 2

BAB II TELAAH PUSTAKA...................................................................................... 3

A. Kumis Kucing.................................................................................................... 3

B. Ciri-ciri Tanaman Kumis Kucing...................................................................... 4

C. Khasiat............................................................................................................... 4

D. Cara Pengobatan Dengan Kumis Kucing.......................................................... 4

E. Budi Daya Kumis Kucing.................................................................................. 5

F. Panen ................................................................................................................. 11

G. Sifat kimia dan efek farmakologis..................................................................... 11

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................... 12

BAB IV PENUTUP..................................................................................................... 13

A. Kesimpulan....................................................................................................... 13

B. Saran.................................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam membangun kesehatan dalam masyarakat Indonesia khususnya di lingkungan Unnes


adalah suatu cara atau upaya dalam meningkatkan kesehatan masyarakat agar menjadi lebih
baik daripada sebelumnya. Setiap manusia yang hidup di dunia ini berkewajiban untuk ikut
serta dalam hal memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga,
masyarakat , serta lingkungan. Kiat dalam membangun kesehatan masyarakat tidak
terlepas dari pemanfaatan angka tanaman sebagai bahan obat. Sejak dahulu kala sudah ada
konsep yang masyarakatnya memiliki prinsip pada back to nature ( kembali lagi ke alam ).
Salah satu perwujudan dari prinsip tersebut adalah munculnya aliran vegetarian yang
mengutamakan sayuran sebagai menu makanannya yang dikonsumsi setiap hari.

Pada abad modern ini, belum ada semua penyakit yang dapat diatasi secara tuntas dengan
menggunakan media obat farmasetik. Ada kemungkinan bahwa obat tradisional dapat
menjadi obat alternative yang baik dan murah bila diselenggarakan dengan tepat dan teratur.
Obat tradisional yang telah memberikan manfaat bagi kesehatan masyarakat perlu terus
dikembangkan dan selanjutnya dilestarikan serta dimanfaatkan untuk pelajaran kesehatan
bagi anak-anak bangsa Indonesia.

Kumis kucing adalah salah satu tanaman herbal yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan
obat. Sampai sekarang ini belum ada yang mengungkapkan dampak negative dari kumis
kucing, akan tetapi masyarakat kebanyakan masih meremehkan tumbuhan kumis kucing,
apalagi menggunakan kumis kucing sebagai obat. Hal itu dikarenakan masyarakat belum
tahu cara mengolah kumis kucing. Kebanyakan masyarakat masih menggunakan obat
farmasetik yang mudah untuk dikonsumsi setiap saat dibutuhkan.

Pemanfaatan kumis kucing di Indonesia sangat belum maksimal. Hal ini yang
melatarbelakangi penelitian tentang cara pemanfaatan kumis kucing sebagai obat yang
mudah dikonsumsi. Oleh karena itu, kami akan menjelaskan apa sebenarnya kumis kucing
itu dan bagaimana cara mengenali tanaman kumis kucing. Tidak hanya itu, kami juga akan
memaparkan dan menjelaskan cara mengolah kumis kucing.

1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan data-data yang kami peroleh dari beberapa sumber dapat diambil perumusan
masalah sebagai berikut:

1. Apa manfaat tanaman kumis kucing ?

2. Bagaimana cara pengobatan dengan kumis kucing ?

3. Bagaimana teknik budidaya kumis kucing ?

C. Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui manfaat dan khasiat kumis kucing sebagai obat.

2. Mengetahui cara pengobatan dengan kumis kucing.

3. Menjelaskan teknik budidaya kumis kucing.

D. Metode Penelitian

1. Kepustakaan

Metode dengan mengumpulkan dan mempelajari data-data berupa buku yang berkaitan
dengan topik karya tulis

2. Analisis isi media massa

Metode dengan menganalisis data-data melalui situs internet yang berkaitan dengan topik
karya tulis.

2
BAB II

TELAAH PUSTAKA

A. Kumis Kucing / Orthosiphon aristatus

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Plantae

Divisi: Spermatophyta

Upadivisi: Angiospermae

(tidak termasuk) Eudicots

Kelas: Dicotyledonae

(tidak termasuk) Asterids

Ordo: Lamiales

Famili: Lamiaceae

Genus: Orthosiphon

Spesies: O. aristatus

Kumis kucing merupakan tanaman obat berupa tumbuhan berbatang basah yang
tegak.Tanaman ini dikenal dengan berbagai istilah seperti: kidney tea plants/java tea
(Inggris), giri-giri marah (Sumatera), remujung (Jawa Tengah dan Jawa Timur) dan songot
koneng (Madura).Tanaman Kumis kucing berasal dari wilayah Afrika tropis, kemudian
menyebar ke wilayah Asia danAustralia.Nama daerah: Kumis kucing (Melayu Sumatra),
kumis kucing (Sunda),remujung (Jawa).

3
B. Ciri-ciri Tanaman

Tanaman obat yang tumbuh tegak, pada buku-bukunya berakar tetapi tidak tampak nyata,
tinggi tanaman sampai 2 m. Batang bersegi empat agak beralur. Helai daun berbentuk
bundar telur lonjong, lanset, lancip atau tumpul pada bagian ujungnya, ukuran daun panjang
1 10 cm dan lebarnya 7.5 mm 1.5 cm, urat daun sepanjang pinggir berbulu tipis atau
gundul, dimana kedua permukaan berbintik-bintik karena adanya kelenjar yang jumlahnya
sangat banyak, panjang tangkai daun 7 29 cm. Kelopak bunga berkelenjar, urat dan
pangkal berbulu pendek dan jarang sedangkan di bagian yang paling atas gundul. Bunga
bibir, mahkota berwarna ungu pucat atau putih, dengan ukuran panjang 13 27 mm, di
bagian atas ditutupi oleh bulu pendek yang berwarna ungu atau putih, panjang tabung 10
18 mm, panjang bibir 4.5 10 mm, helai bunga tumpul, bundar. Benang sari ukurannya
lebih panjang dari tabung bunga dan melebihi bibir bunga bagian atas. Buah geluk berwarna
coklat gelap, panjang 1.75 2 mm.

C. Khasiat/ manfaat yang akan diperoleh

Daun kumis kucing basah maupun kering digunakan sebagai bahan obat-obatan. Di
Indonesia daun yang kering dipakai (simplisia) sebagai obat yang memperlancar
pengeluaran air kemih (diuretik) sedangkan di India untuk mengobati rematik. Masyarakat
menggunakan kumis kucing sebagai obat tradisional sebagai upaya penyembuhan batuk
encok, masuk angin dan sembelit. Disamping itu daun tanaman ini juga bermanfaat untuk
pengobatan radang ginjal, batu ginjal, kencing manis, albuminuria, dan penyakit syphilis.

D. Cara Pengobatan Dengan Kumis Kucing

Infeksi ginjal, sebab karena timbunan cairan dalam jaringan, hipertensi. Cuci herba segar
kumis kucing, herba daun sendok, rumput lidah ular, masing-masing 30 gr, lalu

rebus dalam 3 gelas air sampai tersesa satu gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya
diminum, sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.

4
Infeksi saluran kencing, sering buang air kecil (sedikit dan anyang-anyangan).Sediakan
herba segar daun kumis kucing, meniran dan akar alang-alang masing-masing 30g, lalucuci
sampai bersih. Selanjutnya, potong-potong seperlunya, kemudian rebus dalam 3 gelas air
sampai tersisa separonya. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari 3
kali,masing-masing 1/2 gelas.

Kencing Batu.Cuci 90 gr herbal kumis kucing, lalu rebus dalam 1 liter air.Biarkan mendidih
sampai tersisa 750cc. Setelah dingin minum 3 kali sehari, masing-masing 1/3 bagian.
Lakukan setiap hari sampai sembuh.

Kencing Manis.Cuci daun kumis kucing dan sambiloto segar masing-masing 7 lembar, 3/4
jari batang brotowali,lalu potong-potong seperlunya. Rebus semua bahan dalam 3 gelas air
bersih sampai air rebusannya tersisa 2 gelas. Selanjutnya dinginkan dan saring. Ramuan ini
dapat diminum pagi dan sore hari, masing-masing 1 gelas. 1/2 jam sebelum makan.
Meskipun ramuan ini rasanya pahit, jangan ditambah madu ataupun air gula.

E. Budi Daya Kumis Kucing

1. Syarat Tumbuh Kumis Kucing

Hingga saat ini, sentral penanaman kumis kucing banyak terdapat di Pulau Jawa.

Iklim

1) Curah hujan yang ideal bagi pertumbuhan tanaman ini adalah lebih dari 3.000 mm/tahun.

2) Dengan sinar matahari penuh tanpa ternaungi. Naungan akan menurunkan kadar ekstrak
daun.

3) Keadaan suhu udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini adalah panas sampai
sedang.

Media Tanam

1) Tanaman ini dapat dengan mudah tumbuh di lahan-lahan pertanian, untuk produksi
sebaiknya dipilih tanah yang gembur, subur, banyak mengandung humus/bahan organik
dengan tata air dan udara yang baik.

5
2) Tanah Andosol dan Latosol sangat baik untuk budidaya kumis kucing.

Ketinggian Tempat

Ketinggian tempat optimum tanaman kumis kucing 500 - 1.200 m dpl.

2. Penanaman Kumis Kucing

Pembibitan

1) Penyiapan Bibit

Cara yang paling mudah dan biasa untuk mengembangkan kumis kucing adalah
perbanyakan vegetatif dengan stek batang/cabang. Bahan tanaman diambil dari rumpun
yang tumbuhnya normal, subur dan sehat.

a. Pilih batang/cabang yang tidak terlalu tua atau muda dan sudah berkayu.

b. Potong batang dengan pisau tajam/gunting pangkas yang bersih.

c. Potong-potong batang menjadi stek berukuran 1520 cm berbuku 2-3.

d. Buang sebagian daun untuk mengurangi penguapan air.

Adapun kebutuhan bibit untuk 1 hektar dengan jarak tanam 40 x 40 cm diperlukan 50.000-
62.500 stek/ha.

2) Teknik Penyemaian Bibit

Stek dapat langsung ditanam di kebun produksi atau ditanam dulu di persemaian. Di dalam
persemaian stek ditanam dengan jarak tanam 10x10 cm. Stek yang masih segar langsung
ditanam di lahan yang telah diolah sedalam 0 cm. Setelah itu disirami 1-2 kali sehari
tergantung dari cuaca dan hujan yang turun. Bila perlu persemaian dinaungi dengan
naungan plastik transparan atau jerami/daun kering. Setelah timbul tunas baru, bibit
dipindahkan ke kebun produksi.

3) Pengolahan Media Tanam

6
a) Persiapan

Tanah diolah 30-40 cm, gulma dan tanaman lain dibuang. Setelah diolah, tanah dibiarkan 15
hari.

b) Pembentukan Bedengan

Pembuatan bedengan dilakukan setelah pengolahan tanah yang kedua yaitu dengan
menghancurkan bongkahan tanah pada pengolahan tanah yang pertama hingga mendapatkan
struktur tanah yang gembur. Pada saat pengolahan tanah kedua ini juga dianjurkan
memberikan pupuk dasar berupa pupuk kompos atau pupuk kandang sebanyak 50 60 ton
per hektar bersamaan pada saat pembuatan bedengan. Bedengan dibuat selebar 100-120 cm
tinggi 30 cm dan jarak antar bedengan 40-50 cm. Panjang bedengan disesuaikan dengan
keperluan dan lahan.

c) Pemupukan (sebelum tanam)

Buat lubang tanam berukuran 30 x 30 x 30 cm dengan jarak tanam 40 x 60cm. Masukkan


pupuk kandang sebanyak 2,4 - 3,2 kg/lubang dan tutup lubang tanah. Campur tanah
bedengan dengan 15 - 20 kg/ha pupuk kandang sapi.

d) Teknik Penanaman

1) Penentuan Pola Tanaman

Waktu tanam terbaik adalah di awal musim hujan (Oktober-Desember) kecuali jika air
tersedia sepanjang tahun, waktu tanam bisa dilaksanakan kapan saja.

2) Pembuatan Lubang Tanam

Buat lubang tanam berukuran 30 x 30 x 30 cm dengan jarak tanam 40 x 40 cm.

3) Cara Penanaman

Pilih bibit yang baik dari pembibitan.

Buat lubang kecil di tempat lubang tanam.

7
Tanamkan bibit/stek tegak lurus sedalam 5 cm atau 1/3 bagian daripangkal batang stek.
Setiap lubang diisi 4-6 bibit/stek.

Padatkan tanah di sekitar bibit.

Sirami sampai cukup basah.

4) Perioda Tanam

Penanaman tanaman ini bias dilakukan sepanjang tahun yaitu dengan membongkar tanaman
tua yang telah mengeras berkayu dan tidak produktif lagi atau daunnya jarang dan kecil-
kecil, kemudian menanam ulang dengan tanaman baru yang masih muda.

Pemeliharaan Tanaman

1) Penyulaman

Dilakukan antara 1-15 hari setelah tanam untuk tetap menjaga pertanaman pada jarak tanam
yang telah ditentukan (40 x 40cm). Penyulaman dilakukan terutama pada tanaman yang
mati atau tumbuh tidak normal dengan tanaman baru yang umurnya tidak berbeda jauh,

sehingga pertumbuhan selanjutnya akan tetap sama dan seragam.

2) Penyiangan

Gulma disiangi secara kontinyu untuk mengurangi persaingan unsur hara. Penyiangan
biasanya dilakukan agak sering saat tanaman masih muda sehingga lahan di atara tanaman
masih terbuka karena kanopi tanaman belum tumbuh besar. Tetapi pada tanaman dewasa
periode penyiangan sudah agak jarang karena kanopi pada masing-masing tanaman akan

saling menutup permukaan tanah, sehingga akan menekan pertumbuhan gulma di


bawahnya.

3) Pemupukan

a. Pemupukan Organik

Pemupukan secara organic dengan menggunakan pupuk kompos yang merupakan pupuk
organic komplek dapat diberikan sbb :

8
Sebagai pupuk dasar telah diuraikan di atas yang diberikan pada saat penyiapan media
tanam. Selanjutnya pupuk kompos organik dapat diberikan setiap bulan sekali sebanyak 1
2 kg setiap tanaman.

Pemupukan pada tanaman dewasa bisa lebih sering yaitu setiap 2 3minggu sekali sebesar
1.5 3 kg per tanaman dan terutama diberikan setelah dilakukan pemanenan daun sehingga
pertumbuhan selanjutnya akan menjadi lebih baik.

b. Pemupukan Konvensional

Dosis pupuk anjuran adalah 75 kg/ha urea yang diberikan setiap 3 kalipanen atau 6 - 9
minggu sekali. Pupuk disebar di dalam larikan dangkal antara baris tanaman dan segera
ditutup tanah.

4) Pengairan dan Penyiraman

Pada awal pertumbuhan, tanaman diairi/disiram 1-2 kali sehari. Setelah tanaman terlihat
kokoh dan rimbun, penyiraman dikurangi. Frekuensi penyiraman selanjutnya tergantung
cuaca, yang penting tanah tidak sampai kering. Penambahan air dapat dilakukan dengan cara
disiram atau menggenangi saluran di antara bedengan dengan air.

5) Waktu Penyemprotan Pestisida

Penyemprotan pestisida dilakukan jika telah timbul gejala serangan hama penyakit.

3. Hama dan Penyakit

a) Hama

Selama ini tidak ada hama atau penyakit yang benar-benar merusak tanaman kumis kucing.
Hama yang sering ditemukan adalah kutu daun dan ulat daun.

b) Penyakit

Penyakit yang menyerang disebabkan oleh jamur upas (Upsia salmonicoloratau Corticium
salmonicolor). Jamur ini menyerang batang atau cabangtanaman yang berkayu.

9
Pengendalian dilakukan dengan perbaikan tata air,meningkatkan kebersihan kebun,
memotong bagian yang sakit, pergiliran tanaman dan penyemprotan pestisida selektif.

c) Gulma

Gulma yang banyak tumbuh di lahan pertanaman kumis kucing cukup bervariasi dan
kebanyakan dari jenis gulma kebun seperti rumput teki, lulangan, ageratum, alang-alang,
dan rumput-rumput lainnya.

d) Pengendalian hama/penyakit secara organik

Sama seperti pada tanaman obat lainnya bahwa pengendalian hama/penyakit secara organik
pada pertanaman kumis kucing lebih diusahakan secara PHT (pengendalian hama secara
terpadu). Termasuk di dalamnya system bercocok tanam secara tumpang sari akan dapat
menghambat serangan hama/penyakit. Untuk pengendalian gulma sebaiknya dilakukan
secara manual dengan cara penyiangan.

Namun demikian apabila diperlukan dapat diterapkan penyemprotan dengan insektisida


maupun pestisida nabati. Beberapa tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida
nabati dan digunakan dalam pengendalianhama antara lain adalah:

Tembakau (Nicotiana tabacum) yang mengandung nikotin untuk insektisida kontak


sebagai fumigan atau racun perut. Aplikasi untuk serangga kecil misalnya Aphids.

Piretrum (Chrysanthemum cinerariaefolium) yang mengandung piretrin yang dapat


digunakan sebagai insektisida sistemik yang menyerang urat syaraf pusat yang aplikasinya
dengan semprotan. Aplikasi pada serangga seperti lalat rumah, nyamuk, kutu, hama gudang,
dan lalat buah.

Tuba (Derris elliptica dan Derris malaccensis) yang mengandung rotenone untuk
insektisida kontak yang diformulasikan dalam bentuk hembusan dan semprotan.

Neem tree atau mimba (Azadirachta indica) yang mengandung azadirachtin yang
bekerjanya cukup selektif. Aplikasi racun ini terutama pada serangga penghisap seperti
wereng dan serangga pengunyah seperti hama penggulung daun (Cnaphalocrocis medinalis).
Bahan ini juga efektif untuk menanggulangi serangan virus RSV, GSV dan Tungro.

10
Bengkuang (Pachyrrhizus erosus) yang bijinya mengandung rotenoid yaitu pakhirizida
yang dapat digunakan sebagai insektisida dan larvasida.

Jeringau (Acorus calamus) yang rimpangnya mengandung komponen utama asaron dan
biasanya digunakan untuk racun serangga dan pembasmi cendawan, serta hama gudang
Callosobrocus

F. Panen

1) Ciri dan Umur Panen

Tanaman berumur 1 bulan setelah tanam, tangkai bunga belum muncul & tinggi tanaman
sekitar 50 cm. Panen pertama jangan sampai terlambat karena akan mempengaruhi
produksi.

2) Cara Panen

Daun dipanen dengan cara memetik pucuk bedaun 3-5 helai kemudian merempal daun-daun
tua di bawahnya sampai helai ke 10.

3) Periode Panen

Panen dilaksanakan dalam periode 2-3 minggu sekali yaitu pada pertumbuhan optimum dari
daun. Saat panen yang tepat adalah pada saat awal pertumbuhan bunga tetapi belum tumbuh
bunga. Karena yang dimanfaatkan adalah daunnya maka bunga yang tumbuh sebaiknya
dirompes untuk dapat memaksimalkan pertumbuhan daun pada panen berikutnya.

G. Sifat kimia dan efek farma kologis

Sifat kimia dan efek farma kologis

Manis sedikit pahit, sejuk, anti-inflammatory (anti radang), peluruh air seni (diuretic),
menghancurkan batu saluran kencing. KANDUNGAN KIMIA: Orthosiphon glikosida,
zatsamak, minyak atsiri, minyak lemak, saponin, sapofonin, garam kalium, myoinositol.

11
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kumis kucing adalah salah satu tanaman herbal yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan
obat. Sampai saat ini belum ada yang mengungkapkan dampak negative dari kumis kucing.
akan tetapi masyarakat kebanyakan masih meremehkan tumbuhan kumis kucing, apalagi
menggunakan kumis kucing sebagai obat. Hal itu dikarenakan masyarakat belum tahu cara
mengolah kumis kucing. Kebanyakan masyarakat masih menggunakan obat farmasetik yang
mudah untuk dikonsumsi setiap saat dibutuhkan.

Kelebihan teh kumis kucing

1. Teh kumis kucing menggunakan bahan yang alami.

2. Bahan dan alat mudah dicari.

3. Pembuatannya mudah.

4. Tidak mengandung bahan kimia.

5. Berkhasiat menyembuhkan penyakit.

6. Tidak mempunyai efek samping.

7. Tahan lama.

Kelemahan teh kumis kucing

1. Rasanya lebih pahit daripada teh biasa.

2. Aromanya kurang harum.

Tabel Pengujian Teh Pabrik dengan Teh Kumis Kucing

12
No. Uraian Teh pabrik Teh kumis kucing

1 Cita rasa Pahit Pahit

2 Warna Coklat kemerahan Coklat terang

3 Aroma Harum Tidak harum

4 Ketahanan Tahan lama Tahan lama

5 Harga Mahal Murah

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis mengumpulkan data-data dari tanaman kumis kucing dan lebih mengetahui
tentang kumis kucing, penulis mengambil kesimpulan:

a) Kumis kucing dapat digunakan sebagai bahan pembuat teh.

b) Kumis kucing merupakan tanaman obat yang bermanfaat bagi tubuh karena dapat
menyembuhkan penyakit.

c) Teh Kumis kucing tidak memiliki efek samping.

B. Saran

Meskipun kumis kucing memiliki banyak manfaat bagi tubuh, namun masih banyak
masyarakat yang kurang menggunakan tanaman ini untuk obat. Mungkin karena rasanya
atau hal yang lainya, untuk mengatasi kendala tersebut penulis menyarankan:

a. Masyarakat lebih sering memanfaatkan kumis kucing sebagai bahan makanan.

b. Sebaiknya dunia kesehatan lebih banyak menggunakan bahan-bahan herbal sebagai obat.

c. Tanaman kumis kucing lebih banyak lagi dibudidayakan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 1994. Hasil Penelitian Dalam Rangka Pemanfaatan Pestisida Nabati.


Bogor :Balai Penelitian.
Anonimous. 1989. Vademekum Bahan Obat Alam. Bogor : Balai penelitian.

14

Anda mungkin juga menyukai