Anda di halaman 1dari 3

Tugas 1

1. Profesi merupakan sebuah sebutan pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan khusus


yang diperoleh melalui pendidikan formal dan pelatihan. Pada zaman Yunani klasik orang sudah
mengadakan pembeda pada profesi atau pekerjaan yang sifatnya honorable dan useful. Mengutip
dari https://id.wikipedia.org/wiki/ kalangan aristocrat merupakan kelas sosial yang dalam
sebagian besar tatanan sosial dianggap yang tertinggi di kalangan masyarakat, biasanya kalangan
ini disebut juga bangsawan. Sebagian besar pekerjaan yang bersifat honorable dilakukan oleh
kalangan aristocrat, sebab kalangan ini cenderung memiliki lebih banyak waktu luang daripada
orang biasa. Pekerjaan jenis ini tidaklah menuntut imbalan materi, sebab yang dibutuhkan dari
kalangan aristocrat adalah rasa hormat yang diperoleh dari kemampuan berpikir mereka.
Seseorang bisa dikatakan layak mendapatkan gelar kehormatan adalah ketika dia melakukan
sebuah hal yang berjasa untuk banyak orang. Jasa ini dapat berupa penemuan yang bermanfaat,
pemikiran yang visioner atau jasa lain yang membuatnya menjadi pantas mendapatkan sebuah
penghargaan. Dari kalangan inilah kemudian muncul profesi seperti filsafat, astronomi,
arithmatika dan sebagainya. Sedangkan, pekerjaan yang bersifta useful dilakukan oleh
masyarakat biasa sebagai usaha untuk mendapatkan imbalan berupa materi. Pekerjaan jenis ini
selain membutuhkan keterampilam teknik juga akan memberikan manfaat bagi orang banyak.
Pekerjaan yang termasuk pekerjaan useful adalah teknik bangunan, kesenian, pengobatan dan
pekerjaan-pekerjaan praktis lainnya.

2. Berikut merupakan cara pustakawan melaksanakan tugasnya dalam memberikan


pelayanan professional kepada masyarakat dalam rangka melaksanakan UUD 45 yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia :

a. Mengembangkan diri dalam bidang perpusakaan, dokumentasi dan informasi.


Pustakawan diharapkan mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan perpustakaan untuk
meningkatkan kompetensinya sehingga berdampak kepada pengembangan profesi yang
semakin berkualitas.
b. Memanfaatkan hal-hal yang baru untuk mengembangkan profesi pustakawan.
Pustakawan harus terbuka dan menerima perubahan yang terjadi pada kehidupan manusia dan
terus mempelajari serta memanfaatkan pekembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
terutama untuk memenuhi kebutuhan penggunanya.
c. Bersikap eksperimen dan inovatif. Sebagai seorang pustakawan kita harus bereksperimen
dengan hal-hal baru yang dapat meningkatkan pemanfaatan perpustakaan, selain itu
pustakawan juga harus berinovasi dengan menerapkan suatu terobosan baru untuk
perpustakaan.
d. Memberikan pelayanan kepada masyarakat tanpa membedakan agama, ras, golongan
maupun aliran.
e. Mematuhi kode etik pustakawan. Kode etik pustakawan dijadikan sebagai pedeoman
tuntunan moral dan rujukan bagi setiap pustakawan dalam menjalankan tugasnya, dengan
mematuhi kode etik pustakawan akan terlindungi dari perbuatan yang tidak professional.
3. Dalam pembinaan karir pustakawan, terdapat pihak-pihak/ unsur-unsur yang terkait
dalam kelancaran karir pustakawan yaitu sebagai berikut :
a. Atasan langsung pejabat fungsional pustakawan dan/ atau ketua kelompok yang merupakan
pihak/ unsur pemberi lahan dan tugas kegiatan serta pemantau hasil kerja pejabat fungsional
pustakawan.
b. Tim penilai, bertindak sebagai pihak/ unsur yang menilai prestasi kerja yang diajukan oleh
pejabat fungsional pustakawan sebagai dasar kenaikan jabatan/ pangkat yang bersangkutan.
c. Bagian kepegawaian, bertindak sebagai pihak yang memproses administrasi kenaikan jabatan/
pangkat pejabat fungsional pustakawan.

Adapun peran ketiga unsur tersebut dalam pembinaan karir pustakawan saling berkaitan
yang nantinya akan memperoleh pola pembinaan karir pejabat fungsional pustakawan secara
obejktif, dalam hal ini diperlukan adanya kesamaan persepsi dalam menjabarkan pemahaman
pengertian masing-masing kegiatan yang tertuang dalam acuaan/ pedoman yang ada dan harus
diketahui oleh pihak-pihak terkait dengan pelaksanaan kegiatan sehari-hari.

4. Dalam peningkatan kemampuan seorang pustakawan diperlukannya sikap


profesionalisme dan komitmen dalam melaksanakan tugasnya, hal itu dapat diarahkan pada dua
hal tersebut, yaitu kemampuan profesi dan komitmen terhadap profesi. Pengembangan
profesionalisme pustakawan tidak hanya berhenti pada sampai uji kompetensi saja, peningkatan
dan kemampuan profesionalisme pustakawan harus dilakuka secara terus menerus selama
menduduki jabatan pustakawan. Untuk itu, perlu dikembangkan berbagai cara peningkatan
profesionalisme pustakawan yang memungkinkan untuk dilaksanakan. Adapun upaya yang dapat
dilakukan dalam meningkatkan kemampuan pustakawan adalah dengan melakukan beberapa
program, yaitu :
a. Menempuhkan pendidikan formal di perguruan tinggi. Pendidikan formal menjadi salah
satu hal terpenting dalam pengembangan profesi pustakawan. Melalui pendidikan formal,
pustakawan mendapatkan lebih banyak pengetahuan akademik dan dapat memperoleh angka
kredit yang lebih tinggi setelah menyelesaikan pendidikan formal. Selain itu, pustakawan
yang mengikuti pendidikan formal dapat menambah wawasan dan pengetahuan melalui
berbagai jenis bacaan yang diperoleh ketika mengikuti pendidikan formal.
b. Mengikuti pelatihan, yang berkaitan dengan kegiatan perpustakaan, dokumentasi dan
informasi. Pustakawan diharapkan mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan Perpustakaan
untuk meningkatkan kompetensinya sehingga berdampak kepada pengembangan profesi yang
semakin berkualitas. Dalam perkembangan teknologi saat ini, kegiatan pelatihan lebih banyak
menitikberatkan kepada pemanfaatan ystem untuk di perpustakaan, seperti SLIMS,
INLISLite.
c. Latihan kerja di dalam dan luar negeri. Latihan dilakukan pada unit Perpusdokinfo dan
unit-unt kerja terkait lainnya di dalam dan di luar negeri untuk mengembangkan kompetensi
di bidang perpustakaan sesuai dengan kebutuhan unit perpustakaan. Selain itu, ikut
berparisipasi dalam forum pustakawan di dalam maupun luar negeri. Contohnya mengikuti
forum Ikatan Pustakawan Indonesi, sebagai tempat untuk seluruh pustakawan bertukar
pendapat tentang perkembangan yang ada di perpustakaan. Melalui forum Perhimpunan
Pustakawan Indonesia diharapkan para pustakawan semakin aktif dan saling bersinergi dalam
memajukan perpustakaan dan pengembangan profesi perpustakaan. 
d. Mengikuti pertemuan ilmiah, contohnya mengikuti seminar yang berkaitan dengan kegiatan
perpustakaan, dokumentasi dan informasi. Kegiatan seminar merupakan kegiatan yang
didalamnya melibatkan sumber informasi dan penerima informasi. Dalam kegiatan seminar
yang diikuti oleh pustakawan, nantinya akan memberikan wawasan yang luas mengenai
perkembangan perpustakaan yang terjadi saat ini, sehingga nantinya informasi yang didapat
pada seminar berguna bagi pustakawan dalam menjalankan kegiatannya di perpustakaan.
e. Melakukan studi banding dan peninjauan kepustakawanan, hal ini bertujuan untuk
menambah wawasan dan pengetahuan yang akan diterapkan di perpustakaan kedepannya
untuk menjadi lebih baik.

Melalui peningkatan profesionalisme pustakawan, diharapkan kinerja perpustakaan bisa


menjadi lebih baik, perpustakaan bisa menjadi sumber informasi bagi masyarakat dan bisa
menjadi identitas komunitas di dalam masyarakat tersebut. Untuk itu, diperlukan upaya-upaya
strategis yang tepat, rill, dan realistis secara bertahap dapat meningkatkan cirta sekaligus
meningkatkan profesionalisme pustakawan sebagai profesi yang dibutuhkan dan dihargai oleh
masyarakat.

Sumber Referensi :
Purwono. 2021. Profesi Pustakawan. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka.
Wahida. 2019. Upaya Peningkatan Kompetensi Profesi Pustakawan Dalam Menduduki Jabatan
Fungsional: Khazanah Intelektual. 3 (3). 579-581.
https://id.wikipedia.org/wiki/Aristokrasi_(kelas)#. Diakses pada 03 Mei 2023.

Anda mungkin juga menyukai