Anda di halaman 1dari 9

SOAL

1. Pendidikan pada hakikatnya merupakan proses pengembangan


pribadi individu sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan
fisik, psikis dan emosi seseorang. Pada proses pendidikan akan
ada interaksi antara individu dan akan terjadi sosialisasi norma,
nilai dan komunikasi ilmu pengetahun dan teknologi. Hal ini
diperlukan kurikulum yang memadai yang memiliki capaian-capain
tertentu salah satunya yaitu individu mampu mencapai
keterampilan. Menurut anda bagaimana menunjukan capaian
dalam menguasai kemampuan keterampilan dibidang
perpustakaan sebagai fungsi pendidikan ?
2. Lembaga perustakaan akan maju jika sumber daya manusia yaitu
pustakawan yang bekerja memiliki tingkat profesionalisme yang
tinggi, oleh karena itu masalah kompetensi menjadi makin
mengemuka karena kompetensi menawarkan suatu kerangka kerja
organisasi dalam mendayagunakan sumber -sumber daya yang
terbatas, menurut anda apakah penting menerapkan standar
kompetensi pustakawan ?

3. Di Indonesia terdapat organisasi pustakawan yang bernama Ikatan


Peprustakaan Indonesia (IPI). Coba anda uraikan mengenai ikatan
pustakwan Indonesia (IPI) yang anda ketahui ?

1. Tujuan Ikatan pustakawan Indonesia ?


2. Peran ikatan pustakawan Indonesia terhadap kompetensi
pustakawa ?

4.Dunia perpustakaan mengalami perubahan yang begitu pesat


karena pada bidang ini informasi merupakan kebutuhan umum.
Pustakawan memberikan akses pelayanan serta informasi elektronik
untuk penggunanya hal ini merupakan tekanan bagi Ikatan
Pustakawan Indonesia (IPI)untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Dalam hal tersebut bagaimana Ikatan Pustakan
Indonesia (IPI) mengelola tekanan tersebut ?

JAWABAN NOMOR 1
Ide itu pernah muncul dalam otak saya. Bahkan dalam mata pelajaran
baru pengembangan diri perpustakaan yang pernah saya buat dan saya
masukkan ke dalam nilai raport. Siswa saya ajari menjadi pustakawan
kecil. Setidaknya dalam hal simpan, temu kembali informasi dan hal
lainnya berkaiatan dengan pelayanan perpustakakaan. Dan
pengetahuan tentang deskripsi fisik buku. Dan hal lainnya.

Meski akhirnya karena banyak tentangan ide terutama dari pengelola


perpustakaan sendiri.Maka dalam buku pengembangan diri
perpustakaan silabusnya lebih banyak kearah praktik melaksanakan ilmu
Bahasa Indonesia, ilmu terapan dan berbagai ilmu yang ada di koleksi
sesuai minat masing-masing anak. Dan terjadwal sesuai DDC.

Ini pernah saya usulkan dalam suatu forum diskusi kecil yang berisi para
pengelola perpustakaan. Beberapa pustakawan teman saya menolak
usul tersebut karena merasa dengan usul saya tersebut.Peran
perpustakaan jadi kecil menurut pandangan teman saya. Hanya sebatas
jadi mata pelajaran.

Meskipun bagi saya hal itu tidak mengecilkan peran perpustakaan.


Karena bagi saya banyak siswa sekolah yang tak kenal pustakawan
siapa? Berkunjung pun juga tidak pernah.

Sebenarnya ada keterkaitan sangat besar antara menguasai ilmu


perpustakaan dan fungsi Pendidikan dalam hal mencerdaskan bangsa.
Karena apa dengan menguasai ilmu perpustkaan siswa akan mudah
dalam proses simpan, temu Kembali informasi. Membaca cepat. Dan
lainnya. Sehingga siswa cepat pandai karena banyak membaca dan
pandai menemukan kata kunci dalam buku.

Jadi intinya Keterampilan dibidang perpustakaan menunjang kemampuan


berpikir, terampil dan sehingga kecerdasan anak nilai akademisnya anak
meningkat secara tak langsung. Dan ini juga sangat mendukung arah
fungsi penidikan mencerdaskan kehidupan bangsa.
JAWABAN NOMOR 2

Tentu sangat penting bagi pustakawan, semangat kompetensi dan


profesionalisme adalah kebutuhan dasar yang harus dikuasai, karena
keduanya, adalah roda penggerak aktif dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya dalam bidang kepustakawanaan yang objek dari kegiatannya
meliputi sumber-sumber informasi.

Kompetensi yang diperoleh  melalui pendidikan dan/atau pelatihan


kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk
melaksanakan pengelolaan  dan pelayanan perpustakaan. Meskipun
pustakawan hanya belajar yang sifatnya technical services, tak ada
salahnya pula mempelajari disiplin ilmu lainnya. Pada teorinya
pustakawan harus mengetahui banyak disiplin ilmu walaupun dasar-
dasarnya saja.

Pekerjaan teknis itu misalnya mengenai katalogisasi, klasifikasi, dan


manajemen perpustakaan, disaat itu pula dia harus mencari
pengetahuan dan pengalaman baru. Kompetensi ini diperlukan agar
pustakawan bisa dan mampu memanfaatkan peluang dari setiap
pekerjaan pokoknya. Ketika pustakawan membuat katalog dan nomor
klasifikasi, ada ilmu lain yang bisa bermanfaat dan menunjang karir-nya,
misalnya dia bisa mengetahui topik-topik dan bidang koleksi apa saja
yang sudah disediakan perpustakaan, dan misalnya belum ada kita bisa
mencari sumber referensi lain dari website digital lembaga perpustakaan
lainnya. Terkait dengan keahlian yang dimiliki oleh pustakawan
professional,  paling tidak seorang pustakawan harus menekuni dan
mendalami salah satu bagian dari ilmu perpustakaan.
Berbicara masalah kompetensi pustakawan di Indonesia sampai saat ini
belum memiliki pedoman yang jelas untuk dijadikan acuan, baik itu
indikatornya, ukurannya, sistemnya, maupun aturan mainnya
bagaimana? Dan siapa saja pihak yang berwenang untuk menguji dan
menilai kompetensi ini; Apakah pejabat fungsional Pustakawan yang
ditunjuk, Perpustakaan Nasional, atau Lembaga lain yang berkompeten
dan berkepentingan dibidang ilmu tersebut. Serta, pedoman mana yang
akan digunakan, apakah UU Perpustakaan No.43 Tahun 2007,
Keputusan MENPAN No. 132 Tahun 2002 tentang Jabatan Fungsional
Pustakawan, atau Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia Nomor 2 Tahun 2008.

Saat ini, para pustakawan di Perpustakaan Nasional sedang bekerja


keras untuk membuat standar kompetensi ini, mengingat Perpustakaan
Nasional sebagai pembina untuk semua pustakawan dan perpustakaan
di Indonesia. Selain standar pustakawan, harus ada standar koleksi,
sarana dan prasarana, pelayanan, penyelenggaraan dan pengelolaan.
Tugas berat tetapi mulia ini yang telah diamatkan oleh UU No.43/2007
tentang perpustakaan, bahwa pustakawan harus memenuhi kualifikasi
sesuai dengan standar nasional (pasal 11).

Selain itu, pustakawan juga harus berkompeten dalam penguasaan ICT.


Hernandono (2005:4) mengatakan bahwa problem yang dihadapi oleh
pustakawan madya dan utama adalah kurang menguasai bahasa asing
dan kurang akrab dengan teknologi komunikasi dan informasi (ICT). Hal
ini mengakibatkan pustakawan menjadi “kelompok marginal” dalam
masyarakat informasi, karena komunikasi lebih sering memanfaatkan
teknologi informasi. Intinya dalam masyarakat informasi ini pustakawan
harus dapat menyesuaikan diri dan cepat tanggap dengan perubahan
yang terjadi disekitarnya. Berkaitan dengan aplikasi ICT ini, pustakawan
perlu mempunyai standar kompetensi yang paling dasar, yakni:

(1) memiliki kemampuan dalam penggunaan komputer ( computer


literacy),
(2) kemampuan menguasai basis data (data base),

(3) kemampuan dan penguasaan peralatan TI,

(4) kemampuan dalam penguasaan teknologi jaringan,

(5) memiliki kemampuan dan penguasaan internet, serta


(6) kemampuan dalam berbahasa Inggris..

Sebenarnya, masalah kompetensi ini tidak hanya menyangkut masalah


penguasaan ICT dan angka kredit semata, namun ada unsur lain yang
wajib dilakukan pustakawan, misalnya aktif dalam organisasi
Kepustakawanan, seperti IPI (Ikatan Pustakawan Indonesia), FPSI
(Forum Perpustakaan Sekolah Indonesia), ISIPII (Ikatan Sarjana Ilmu
Perpustakaan dan Informasi Indonesia), dan organisasi pusdokinfo
lainnya. Kompetensi yang sering diadakan oleh pustakawwan akan
meningkatkan mutu dari pustakawan itu sendiri.

JAWABAN NOMOR 3

1.Tujuan Ikatan pustakawan Indonesia ?

IPI adalah organisasi profesi bagi pustakawan yang didirikan di Ciawi,


Bogor pada tanggal 6 Juli 1973. Ikatan Pustakawan Indonesia
merupakan organisasi profesi yang bersifat nasional dan mandiri.
Untuk dapat melaksanakan tujuan organisasi, Ikatan Pustakawan
Indonesia melakukan berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut :

1. Mengadakan dan ikut serta dalam berbagai kegiatan ilmiah di


bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi di dalam dan
luar negeri.
2. Mengusahakan keikutsertaan pustakawan dalam pelaksanaan
program pemerintah dan pembangunan nasional di bidang
perpustakaan, dokumentasi dan informasi.
3. Menerbitkan pustaka dan atau mempublikasikan bidang
perpustakaan, dokumentasi dan informasi.
4. Membina forum komunikasi antar pustakawan dan atau
kelembagaan perpustakaan, dokumentasi dan informasi.

Selama 36 tahun pendiriannya banyak yang telah dilakukan oleh IPI


baik IPI Pusat, Daerah Propinsi, maupun Daerah Kabupaten/Kota.
Namun demikian kiprah IPI belum optimal, sehingga tidak dapat
disejajarkan diri dengan organisasi profesi lain seperti Ikatan Dokter
Indonesia (IDI), Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) atau organisasi profesi
lainnya. Memang bukan perkara mudah untuk mensejajarkan dengan
organisasi profesi lain, banyak hal yang karakteristiknya berbeda
dengan yang lain, salah satunya adalah keanggotaan IPI, ternyata di
IPI sangat beragam, sebagaimana dalam Anggaran Dasar IPI sebagai
berikut: Pasal 15

Anggota

(1)   Anggota Ikatan Pustakawan Indonesia terdiri dari :


a. Anggota Biasa;
b. Anggota Luar Biasa;
c. Anggota Kehormatan.

(2)   Anggota Biasa adalah :


a. Warga negara Indonesia yang berpendidikan dan
berpengalaman di bidang
perpustakaan, dokumentasi dan informasi (pusdokinfo)
b. badan/Lembaga yang bergerak di bidang perpustakaan,
dokumentasi dan informasi (pusdokinfo)

(3)  Anggota Luar Biasa adalah:


Warga negara yang tidak berlatar belakang    pendidikan dan
pelatihan
pusdokinfo dan / atau tidak berprofesi di bidang pusdokinfo.

(4)   Anggota Kehormatan adalah :


a.Mantan anggota Pengurus atau Badan Pembina yang karena
jasanya kepada IPI diangkat sebagai Anggota Kehormatan.
b.Anggota kehormatan ditingkat Pusat ditetapkan oleh Kongres atas
usul Pengurus Pusat.
c. Anggota kehormatan ditingkat Daerah ditetapkan oleh
Musyawarah daerah atas usul Pengurus Daerah.

Berdasarkan pasal 15 tersebut, keanggotaan IPI tidak hanya


perorangan, badan/lembaga pusdukinfo pun bisa menjadi anggota.
Demikian pula latar belakang pendidikan anggota IPI beragam, tidak
hanya berlatar belakang pendidikan perpustakaan (pusdokinfo), dari
latar belakang pendidikan lain pun bisa menjadi anggota IPI. Hal ini
berbeda dengan organisasi profesi yang lain.
2. Peran ikatan pustakawan Indonesia terhadap kompetensi
pustakawan ?

 Berkaitan dengan peran IPI terhadap kompetensi pustakawan sebagai


berikut :

a. Ikatan Pustakawan Indonesaia (IPI) sangat dibutuhkan untuk


meningkatkan kompetensi pustakawan sesuai dengan
tujuannya sebagai berikut:

1. Meningkatkan profesionalisme pustakawan Indonesia.

2. Mengembangkan ilmu perpustakaan dokumentasi dan informasi.

3. Mengabdikan dan mengamalkan tenaga dan keahlian pustakawan


untuk bangsa dan negara RI

Berbagai perubahan yang membawa konsekuensi terhadap perubahan


organisasi antara lain (Kusumastuti, 2003:2) sebagai berikut:

1. Peningkatan perubahan teknologi dan perubahan sosial yang besar


serta perubahan gaya hidup masyarakat;
2. Pergeseran ekonomi digital, e-commerce, yang membutuhkan
pengetahuan dan keterampilan yang semakin tinggi;
3. Persaingan global yang semakin intensif;
4. Pasar yang terpecah-pecah dalam cakupan geografi yang luas,
sehingga menuntut spesifikasi bidang yang jelas;
5. Gerakan anti diskriminasi yang memisahkan pekerja dan pelanggan
berdasarkan ras, jenis kelamin, negara dan budaya yang akan
semakin ditentang.
Menurut beberapa ahli yang dirangkum oleh Dharma (2005), terdapat
lima karakteristik kompetensi, yaitu: motives, traits, self concept,
knowledge, dan skills.
Pendapat tersebut bila dikaitkan dengan pustkawan, maka dapat
dijelaskan sebagai berikut. Motives, adalah sesuatu di
mana pustakawan secara konsisten berpikir sehingga ia melakukan
tindakan. Traits, adalah watak yang membuat pustakawan untuk
berperilaku atau bagaimana seseorang merespon sesuatu dengan
cara-cara tertentu. Self concept, adalah sikap dan nilai-nilai yang
dimiliki seorang pustakawan. Knowledge, adalah informasi yang
dimiliki seorang pustakawan untuk bidang tertentu. Skills, adalah
kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu baik secara
fisik maupun mental.
IPI harus dapat menanamkan karakteristik kompetensi tersebut
kepada anggotanya, sehingga kompetensi pustakawan akan semakin
meningkat, baik secara professional maupun individu.

JAWABAN NOMOR 4

Semakin berkembangnya bidang informasi .Dunia perpustakaan


mengalami perubahan yang begitu pesat karena pada bidang ini
informasi merupakan kebutuhan umum.

Ikatan Pustakan Indonesi menghadapi tekanan tuntutan jaman


dengan menciptakan iklim daya saing yang langgeng antar
pustakawan untuk meningkatkan kompetensinya. Karena manusia
selalu dapat bertahan dalam situasi persaingan usaha seperti apapun.

Hal ini disebabkan manusia memiliki kemampuan untuk beradaptasi


dan berkembang serta mampu menciptakan nilai pada produk atau
jasa yang dihasilkannya. Oleh karena itu, setiap organisasi harus
mampu merespon perubahan yang terjadi dengan melakukan
berbagai inovasi, sehingga organisasi tersebut memiliki SDM dengan
kompetensi yang tinggi sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam
pekerjaannya.

Menurut beberapa ahli yang dirangkum oleh Dharma (2005), terdapat


lima karakteristik kompetensi, yaitu: motives, traits, self concept,
knowledge, dan skills.

Maka IPI menerima tekanan tersebut dengan meningkatkan


kompetensi anggotanya. IPI harus dapat menanamkan karakteristik
kompetensi tersebut kepada anggotanya, sehingga kompetensi
pustakawan akan semakin meningkat, baik secara professional
maupun individu untuk menjawab tantangan jaman.

Sumber: BMPPUST4207/ Profesi Pustakawan.


Anggaran Dasar Ikatan Pustakawan Indonesia Kusumastuti (2003)
Surya Dharma (2005). Manajemen Kinerja. Jakarta: Pustaka Pelajar

Anda mungkin juga menyukai