Anda di halaman 1dari 6

NAMA : YULIARMAN LASE

NIM : 043423741
M.K. : PROFESI PUSTAKAWAN
TUGAS : 3(TIGA)

1. Kode etik adalah sebuah norma, nilai dan aturan professional tertulis yang secara
tegas dan sistematik menyatakan apa yang benar dan baik serta apa yang tidak benar
dan tidak baik bagi professional pustakawan. Maka dari itu pada etika profesi
memiliki fungsi dalam melaksanakan pekerjannya.
a. bagaimana fungsi kode etik menerapkan sarana kontrol bagi masyarakat ?
b. bagaimana fungsi kode etik menunjukan pelaksanaan kerja ?

Jawab :

a. kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi
yang bersangkutan. Bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan
kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu profesi,
sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan kerja
(kalangan sosial).
b. kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi,
pelaksanaan profesi mampu mengetahui suatu halyang boleh dia lakukan dan yang
tidak boleh dilakukan.
Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi
tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan
bahwa para pelaksana profesi suatu intansi atau perusahaan yang lain tidak boleh
mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan.

2. Di Indonesia profesi dan profesionalisme seorang pustakawan kurang menampakan


eksistensinya akibatnya masyarakat menganggap rendahnya profesi pustakawan. ada
faktor-faktor yang mempengaruhi penyebab rendahnya penghargaan profesi
pustakawan yaitu kurangnya penghargaa masyarakat pada informasi yang
mengakibatkan kurangnya kebutuhan masyarakat akan jasa profesi informasi
pustakawan didalam kehiduapnnya. Menurut anda bagaimana menunjukan eksistensi
seorang profesi pustakawan di Indonesia ?
Jawab :
Menurut tanggapan saya, Profesionalisme pustakawan mengandung arti
pelaksanaan kegiatan perpustakaan yang didasarkan pada keahlian, rasa tanggung
jawab dan pengabdian, mutu hasil kerja yang idak dapat dihasilkan oleh tenaga yang
bukan pustakawan, serta selalu mengembangkan kemampuan dan keahliannya untuk
memberikan hasil kerja yang lebih bermutu dan sumbangan yang lebih besar kepada
masyarakat pemakai perpustakaan.

Menurut Nashihuddin (2011), profesionalisme pustakawan mempunyai


artipelaksanaan kegiatan perpustakaan yang didasarkan pada keahlian dan rasa
tanggungjawab sebagai pengelola perpustakaan. Keahlian menjadi faktor penentu
dalam menghasilkan hasil kerja serta memecahkan masalah yang mungkin muncul.
Sedangkan tanggungjawab merupakan proses kerja pustakawan yang tidak semata-
mata bersifat rutinitas, tetapi senantiasa dibarengi dengan upaya kegiatan yang
bermutu melalu prosedur kerja yang benar.

Sebagai pustakawan profesional, tentu saja kita harus mengikuti


perkembangan dan informasi mutakhir dalam bidang perpusdokinfo. Fasilitas internet
dapat dimanfaatkan oleh pustakawan untuk mengembangkan terus pengetahuannya,
terutama untuk bidang tertentu. Melalui internet kita dapat menjadi anggota dari suatu
newsgroup tertentu yang membahas berbagai masalah atau isu-isu dalam bidang
tertentu.

Di Perpustakaan tugas pustakawan profesional sendiri sangatlah banyak


seperti pada administrasi umum(membuat laporan hasil pekerjaan), manajemen
kepegawaian (menentukan tugas yang sesuai dengan tupoksi dari masing-masing
pustakawan), hubungan masyarakat (melakukan kerjasama baik dalam tukar menukar
informasi antar perpustakaan maupun kerjasama di bidang lain), pengadaan dan
pemilihan bahan perpustakaan yang sesuai dengan jenis perpustakaannya, penyiangan
untuk tujuan pengadaan bahan pustaka yang up to date, pengkatalogan, klasifikasi,
penerbitan, pelestarian, tugas informasi, bimbingan pembaca serta tugas peminjaman
bahan pustaka. Untuk semua ini pustakawan profesional harus mampu mengadopsi
inovasi atau mengembangkan kreativitas dalam pemanfaatan teknologi komunikasi
dan informasi, sehingga pengolahan dan penyajian informasi berjalan optimal dan
efektif.

Banyak faktor yang menyebabkan perpustakaan belum dapat berkembang dan


masih belum bisa berdiri sendiri di antaranya adalah pengelola perpustakaan, sumber
informasi dan masyarakat pengguna. Pengelola perpustakaan yang dimaksud adalah
pustakawan sebagai penentu kemajuan sebuah perpustakaan. Dibutuhkan kemampuan
yang besar untuk memajukan sebuah perpustakaan. Berbagai tantangan dan rintangan
dialami pustakawan dalam memajukan sebuah perpustakaan. Pustakawan harus selalu
optimis dalam menghadapi tantangan dan rintangan tersebut dengan selalu
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mereka.

Masih banyak masyarakat yang belum tahu dengan profesi pustakawan,


mereka hanya tahu ada layanan yang dilayani oleh petugas perpustakaan, dan mereka
juga belum tahu apa saja informasi yang ada diperpustakaan dan bagaimana cara
memmanfaatkannya. Disinilah seorang pustakawan dituntut untuk selalu profesional
dalam mempromosikan keberadaan perpustakaan dengan meginformasikan apa saja
yang ada diperpustakaan. Disini seorang pustakawan profesional harus mampu
menyajikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Kemampuan
menempatkan informasi yang sesuai dengan pengguna ini, dapat menjadi sebuah
indikator kemajuan serta keberhasilan dari misi sebuah perpustakaan. Hal inilah yang
menjadi peluang dari seorang pustakawan untuk memperlihatkan jadi dirinya apakah
mereka profesional atau tidak.

Pengembangan profesionalisme pustakawan harus terus ditingkatkan karena


merupakan suatu hal yang amat penting dan harus dimiliki oleh para pustakawan jika
perpustakaan ingin terus tumbuh dan berkembang sesuai dengan tuntutan
perkembangan zaman, sehingga keberadaan pustakawan tersebut senantiasa
memberikan makna profesional. Karena profesionalisme akan melahirkan sikap
terbaik bagi seorang pustakawan dalam melayani pemustaka, sehingga sikap ini
nantinya tidak saja berguna dalam melayani pemustaka, tetapi juga berguna bagi
masyarakat umum dan institusi tempat perpustakaan bernaung.

3. Keberhasilan suatu perpustakaan dalam melakukan layanan terhadap pengguna


memerlukan pengelolaan dan sumber daya manusia yang memadai, untuk melakukan
layanan prima perpustakaan harus mempunyai kekuatan dalam berbagai bidang salah
satunya adalah faktor keterampilan dan kemampuan yang menggambarkan suatu
pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Menurut anda apakah kualitas
layanan berfungsi sebagai alat utama atau pembantu dalam pelaksanaan kerja ?
jelaskan!

Jawab :
Layanan perpustakaan kepada masyarakata selain layanan standar yang ada, seperti
layanan ruang baca, sirkulasi, layanan rujukan maupun layanan fotokopi,
perpustakaan juga dapat melakukan kegiatan sebagai berikut :
a. Pencanangan bulan Mei sebagai Bulan Buku Nasional
b. Penetapan hari kunjung ke Perpustakaan setiap tanggal 17 Juli
c. Adanya tahun buku Internasional

Keberhasilan suatu perpustakaan dalam melakukan layanan terhadap pengguna,


pemakai ataupun masyarakat yang memerlukan sangat tergantung bagaimana
pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia maupun informasi yang
menjadi koleksi perpustakaan tersebut.

Untuk mencapai keberhasilan dalam suatu perpustakaan harus mempunyai kekuatan


dalam bidang (Sutarno, 2003), antara lain berikut ini.

a. SDM perpustakaan diseluruh linik baik dari unsur pimpinan sampai dengan tenaga
teknisi, harus mampu menghadapi tantangan perkembangan TI sehingga
pemberian layanan terhadap anggota maupun pengguna lainnya dengan cepat dan
akurat.
b. Pustakawan cekatan dalam menangani kasus-kasus terutama dalam hal
penelusuran maupun informasi yang dibutuhkan.
c. Koleksi bahan pustaka.
d. Sarana dan prsarana
e. Pengunjung, anggota, dan masyarakat pemakai.
f. Lingkungan perpustakaan
g. Mitra kerja
h. Anggaran tidak kalah pentingnya dalam pengelolaan suatu perpustakaan.

Menurut tanggan saya, Adapun faktor yang menjadi penghambat pelaksanaan


pelayanan publik adalah sarana dan prasarana pelayanan yaitu segala jenis peralatan,
perlengkapan kerja, dan fasilitas lain yang berfungsi sebagai alat utama atau
pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan. Peranan sarana pelayanan merupakan hal
penting disamping peran unsur sumber daya manusianya sendiri. Masih ditemukannya
beberapa fasilitas yang masih tergolong terbatas dan belum memadai seperti ruangan
pelayanan yang masih terasa sempit untuk menampung pengguna layanan atau
masyarakat. Kemudian salah satu faktor yang menjadi penghambat adalah mengenai
prosedur pelayanan. Belum terpampangnya prosedur pelayanan yang jelas di dalam
ruangan pelayanan merupakan salah satu penghambat terlaksananya penyelenggaraan
pelayanan, karena membuat masyarakat merasa bingung terhadap prosedur pelayanan
apa saja yang harus mereka lalui. Faktor di atas dapat menghambat terlaksananya
pelayanan publik dan dapat menghambat pencapaian tujuan pelaksanaan pelayanan
publik. Instansi terkait harus segera mencarikan solusi terhadap permasalahan yang
ada sehingga dapat tercapainya pelayanan publik yang berjalan secara efektif dan
efisien.

4. Perpustakaan mengalami perubahan dalam bentuk apapun untuk menyajikan


banyaknya informasi yang diketahui. Kini konsep library 2.0 telah berkembang dan
berperan dalam kegiatan perpustakaan, bagaiamana menerapkan konsep library 2.0
bagi masyarakat luas

Jawab :
Pemanfaatan internet telah sangat banyak dan internet juga terus berkembang,
bahakan telah melahirkan konsep baru, yaitu Web 2.0 yang merupakan generasi ke-2
dari WWW. Web 2.0 yang menggambarkan bagaimana teknologi dimanfaatkan oleh
aplikasi-aplikasi yang berkembang saat ini untuk berkolaborasi oleh para
penggunanya dari seluruh penjuru dunia. Contoh aplikasi yang memungkinkan itu
adalah blog dan wiki yang digunakan pengguna untuk berkontribusi terhadap website
lain.

Konsep library 2.0 adalah konsep yang baru yang berkaitan dengan mengadakan
perubahan di perpustakaan yang melibatkan pengguna. Perubahan ini dimkasudkan
untuk perubahan yang senantiasa terjadi, tidak bersifat merombak secara drastis, tapi
perubahan yang bertahap. Dengan demikian, perubahan akan selalu terjadi di dalam
perpustakaan, baik layanannya, infrastrukturnya, fasilitasnya dan bahkan atmosfer di
perpustakaan.

library 2.0 merupakan model untuk perubahan yang terus mnerus, untuk
memberdayakan pengguna melalui keterlibatan mereka dan layanan yang berfokus
pada pengguna, dan untuk menjangkau pihak lain yang berpotensi sebagai pengguna
melalui layanan-layanannya. Perubahan yang dapat dilakukan dengan konsep library
2.0 adalah perubahan pelayanan, prosedur dan opersional lainnya.

Referensi :
Purwono, 2022, Profesi Pustakawan, Tangerang Selatan, Penerbit Universitas
Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai