Tugas 2 Hukum Islam Dan Acara Peradilan Agama
Tugas 2 Hukum Islam Dan Acara Peradilan Agama
NIM : 043422345
TUGAS : 2(DUA)
Kasus 1
Bernanto adalah anak tunggal dari seorang pengusaha kaya raya yang telah meninggal dunia.
bernanto kehilangan orang tuanya saat dia menginjak usia 15 tahun. Saat berusia 18 tahun
bernanto memutuskan untuk menikah, setahun pernikahan dia kemudian dikaruniai seorang
anak lelaki. Namun saat menginjak usia 20 tahun bernanto meninggal dunia dikarenakan
penyakit jantung kronis yang dideritanya. Setahun sebelum meninggal diketahui bahwa
bernanto telah mewakafkan 50% hartanya untuk pembangunan rumah ibadah dan panti
asuhan melalui surat wasiat yang dibuat oleh pengacaranya.
Jawab :
Dalam kasus yang disebutkan, Bernanto telah mewakafkan 50% hartanya untuk
pembangunan rumah ibadah dan panti asuhan melalui surat wasiat yang dibuat oleh
pengacaranya. Wakaf melalui wasiat, atau yang sering disebut sebagai wakaf wasiat, adalah
wakaf yang diperoleh melalui surat wasiat seseorang sebelum meninggal dunia. Dasar hukum
wakaf wasiat ini dapat ditemukan dalam ketentuan hukum Islam dan peraturan perundang-
undangan di Indonesia.
Hukum Islam: Dalam Islam, wakaf adalah perbuatan hukum yang bertujuan untuk
memberikan manfaat kepada umat secara berkelanjutan. Wakaf wasiat diatur dalam
hadis-hadis Nabi Muhammad yang mengizinkan umat Islam untuk mewakafkan harta
mereka melalui wasiat.
Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia: Di Indonesia, wakaf diatur dalam
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf. Dalam undang-undang ini,
disebutkan bahwa wakaf dapat dilakukan melalui wasiat selama memenuhi syarat-
syarat yang ditetapkan.
Dengan demikian, wakaf wasiat adalah mekanisme yang sah dalam Islam dan
diakui oleh hukum di Indonesia, yang memungkinkan seseorang untuk mewakafkan
sebagian harta mereka untuk tujuan-tujuan yang bermanfaat bagi umat, sebagaimana
yang dilakukan oleh Bernanto dalam kasus ini.
Kasus 2
Akhir-akhir ini semakin berjamurnya leasing atau perusahaan yang menawarkan tentang
pertanggungan terhadap harta benda berupa asuransi. Demi untuk meraih simpati dari calon
nasabah tidak sedikit yang kemudian melabeli asuransisnya dengan embel-embel Syariah.
Hal demikian yang membuat banyak keluhan oleh masyarakat sehingga indeks kepercayaan
masyarakat kepada asuransi Syariah semakin menurun, hal ini tak pelak membuat asuransi
yang sudah menjalankan sistem Syariah sedari awal menjadi ketar ketir diakrenakan nasabah
ataupun calon nasabah kemudian menyasar kembali asuransi konvensional.
Dari kutipan informasi di atas silahkan anda kemukakan pendapat anda mengenai
perkembangan dan eksistensi asuransi Syariah serta prinsip maupun dasar hukum
penyelenggaraannya?
Jawab :
5) Pilihan Individu: Akhirnya, masyarakat harus diberi kebebasan untuk memilih jenis
asuransi yang sesuai dengan kebutuhan dan keyakinan mereka, apakah itu asuransi
Syariah atau konvensional. Penting bagi pemerintah dan lembaga pengawas untuk
memastikan bahwa standar dan praktik yang digunakan dalam industri asuransi
Syariah sesuai dengan prinsip-prinsip Islam dan tidak menyesatkan masyarakat.
Secara keseluruhan, perkembangan asuransi Syariah adalah bagian dari evolusi industri
keuangan Syariah secara keseluruhan. Untuk mempertahankan eksistensinya dan
meningkatkan kepercayaan masyarakat, asuransi Syariah harus menjunjung tinggi prinsip-
prinsip transparansi, keadilan, dan kepatuhan terhadap nilai-nilai Islam dalam
penyelenggaran bisnis mereka.
Kasus 3
Galih dan ratna adalah sepasang muda mudi yang sedang kasmaran, namun hubungan mereka
ditentang oleh keluarga dari kedua belah pihak selain dikarenakan strata social juga karena
perbedaan keyakinan. Diketahui bahwa galih yang nota benenya seorang muslim dan ratna
yang beragama hindu menjadi halangan bagi mereka untuk menikah dengan restu dari
keluarga. Karena sudah saling cinta dan diketahui ratna mengandung anak dari galih,
akhirnya meraka memutuskan untuk nikah dibawah tangan (nikah siri) dalam hal ini mereka
di bantu oleh paman dari ratna selaku wali. Setelah 3 tahun menikah mereka dikarunia 2
orang anak. karena tekanan dari pihak keluarga menjadi beban psikologis bagi hubungan
rumah tangga mereka menyebabkan mereka memutuskan untuk bercerai.
Kemukakan argument anda terakit kasus di atas, jelaskan tentang kawin hamil dari perspektif
hukum islam dan hukum positif serta apa implikasi hukum dari peristiwa tersebut?
Jawab :
Dari perspektif hukum Islam, kawin hamil (nikah siri) memiliki implikasi yang berbeda
dibandingkan dengan hukum positif di Indonesia. Berikut adalah penjelasan tentang kawin
hamil dari kedua perspektif tersebut beserta implikasi hukumnya:
Dalam hukum Islam, kawin hamil atau nikah siri adalah sah jika memenuhi syarat-
syarat yang ditetapkan dalam ajaran Islam. Salah satu syarat utama adalah adanya
wali yang sah yang mengakadkan pernikahan tersebut. Dalam kasus ini, paman Ratna
yang bertindak sebagai wali memainkan peran penting sebagai penengah dalam
proses pernikahan.
Meskipun kawin hamil diakui dalam hukum Islam, tetapi penting untuk dicatat bahwa
dalam beberapa interpretasi hukum Islam, pernikahan siri tidak memiliki status yang
sama dengan pernikahan yang diakui secara resmi dalam hukum positif.
Dalam kasus ini, penting untuk memahami bahwa hukum Islam dan hukum positif
memiliki pandangan yang berbeda terhadap kawin hamil atau nikah siri. Implikasi hukum
dari peristiwa tersebut dapat menjadi kompleks dan membutuhkan penanganan hukum
yang tepat agar hak-hak semua pihak, termasuk anak-anak, terlindungi dengan baik.