Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ROBY HATLAN JULHARDI

NIM : 041016985

PERTANYAAN :
Dalam sistem perkawinan masyarakat Indonesia, masih banyak menganut hukum adat perkawina
n dengan kewajiban melamar atau meminang, Perkawinan meminang biasanya dimulai dari perte
muan perkenalan muda-mudi. Pertemuan perkenalan tersebut dapat meningkat ke kasih cinta den
gan pemberian tanda mau atau tanda bahagia dari si pemuda kepada si pemudi. Dengan tanda te
rsebut si wanita terikat pada si pria.  

1. Berikan analisis latar belakang terjadinya pertunangan dalam sistem hukum adat perkawinan?

2. Bagaimana tata cara melakukan lamaran yang lazim terjadi di masing-
masing daerah masyarakat hukum adat perkawinan. 

JAWABAN :

1. Di Indonesia upacara menurut hukum adat itu sangat beragam, mengingat adat di indonesia
sangat banyak dan masing-masing adat berbeda dengan adat yang lainya. Untuk memudahkan
pembahasan pada makala ini upacara perkawinan menurut hukum adat akan mengambil salah
satu contoh adat yang ada di Indonesia misalnya upacara perkawinan adat Betawi. Dalam
masyarakat adat Betawi ada serangkaian prosesi upacara perkawinan yang harus dilakukan
dinataranya adalah :

a. Melamar

Sebelum melamar calon isteri, seorang pemuda Betawi biasanya sudah melewati suatu
proses yang dikenal dengan istilah stilah ngedelengin; yaitu upaya mencari atau menemukan
kesamaan missi dan visi antara seorang lelaki dengan seorang perempuan dalam rangka
membina rumah tangga. Melamar atau ngelamar dalam istilah Betawi adalah tingkatan yang
paling awal dari rangkaian upacara. Setalah seorang pemuda menetukan calon istrinya,
pihak keluarga pemuda mendatangi keluarga si gadis. Ada pun yang dikirim sebagai utusan
biasanya keluarga dekat sebanyak dua sampai tiga orang. Jarang sekali orang tua pemuda
melamar sendiri. Bawaan yang dibawa pada waktu melamar adalah pisang sebanyak dua
tiga sisir, roti tawar empat buah, dan dua tiga macam buah. Semua bawaan ditempatkan di
piring besar atau nampan. Bawaan biasanya tampak terbuka yang merupakan tanda
melamar supaya orang dapat mengetahui bahwa saat itu ada upara melamar pengantin.

b. Masa pertunangan
Setelah lamaran diterima pihak si gadis, pertunangan menjadi tahap berikutnya. Tahapan ini
ditandai dengan diadakannya acara mengantar kue-kue dan buah-buahan dari pihak
pemuda ke rumah pihak sigadis. Dalam masa pertunangan bukan berarti si gadis dan si
penuda bebas bertemu. Di antara mereka masih terdapat batas-batas hubungan yang
berdasarkan pada ajaran agama dan sopan santun. Mereka tidak boleh bepergian tanpa ada
yang ikut menyertai dari pihak keluarga di gadis.

c. Menentukan hari perkawinan

Untuk menentukan hari perkawinan dicari hari dan bulan yang baik serta saat-saat dimana
segenap keluarga ada dalam keadaan selamat, sehat wal afiat. Pihak laki-laki mengirim
utusan ke rumah keluarga si gadis dengan membawa buah tangan berupa buah-buahan dan
kue kue sekedarnya. Dalam pembicaraan, selain menentukan hari pernikahan juga
diutarakan apa yang diminta keluarga si gadis sebagai persyaratan. Seperti jumlah mas
kawin, peralatan yang dibawa, dan jumlah uang belanja. Setelah hari perkawinan ditentukan,
beberapa hari sebelumnya pihak pemuda mengantar peralatan yang telah ditentukan.
D. Mengantar Peralatan
Setelah hari perkawinan ditentukan, beberapa hari sebelumnya pihak pemuda mengantar
peralatan yang telah ditentukan pada pembicaraan terdahulu. Peralatan biasanya berbentuk
alat-alat rumah tangga secara lengkap, perhiasan emas, pakaian, mas kawin dan uang
belanja. Jika si gadis mempunyai kakak yang belum kawin, maka pihak pemuda wajib
menyerahkan uang pelangkah sebagai tanda permintaan maaf karena si adik
mendahuluinya. Uang pelangkah juga dimaksudkan agar si kakak enteng jodoh.

e. Menyerahkan Uang Sembah

Peralatan yang diperlukan termasuk mas kawin telah diserahkan kepada pihak si gadis. Kira-
kira tiga hari sebelum hari perkawinan, si pemuda diantar oleh salah seorang keluarganya
pergi ke rumah calon mertua. Tujuan kepergian si pemuda untuk menyerahkan uang kepada
si gadis yang disebut uang sembah. Jumlah uang sembah tidak ditentukan tergantung pada
kemampuan pemuda itu. Uang sembah itu dibawa dengan menggunakan sirih dare, yaitu
berupa anyaman dari daun sirih yang berbentuk kerucut. Ada pun maksud penyerahan uang
sembah ini adalah sebagai pembuka hubungan antara si pemuda dengan gadisnya. Di
samping itu, pada han perkawinannya nanti si gadis akan melakukan penyembahan kepada
calon suaminya, sehingga hatinya perlu ditenteramkan dengan uang sembah tersebut.

f. Seserahan

Sehari sebelum upacara perkáwinan dilangsungkan, diadakan suatu acara yang disebut
seserahan. Seserahan adalah suatu upacara mengantar bahan-bahan yang diperlukan
untuk keperluan pesta pada keesokan harinya dari pihak si pemuda. Antaran tersebut
berupa beras, ayam, kambing, daging, sayur-mayur, bumbu-bumbu dapur, dan sebagainya.
Selain kambing dan ayam, semua barang antaran ditempatkan di dalam peti-peti kayu yang
disebut shi. Kambing dituntun dan ayam ditempatkan dalam keranjang. Peti-peti tadi dipikul
beramai-ramai dan diarak, sehingga orang mengetahui berapa jumlah shie untuk seserahan
tersebut. Upacara seserahan merupakan kewajiban bagi pihak keluarga pengantin laki-laki
untuk membantu keperluan pesta yang akan berlangsung di rumah calon isteri. Sementara
itu, calon pengantin wanita mulai dipingit di rumah dan dirias oleh tukang rias penganten,
serta dihibur oleh orang-orang tua khususnya kaum ibu. Selain meighibur calon pengantin
wanita, kaum ibu juga memberi berbagai nasihat sebagai bekal bagi kelangsungan hidup
calon penganten tersebut.
g. Nikah

Pada han pernikahan, si pemuda diantar oleh beberapa orang keluarganya berangkat
menjemput si gadis di rumahnya. Mereka bersama-sama akan ke penghulu melakukan akad
nikah. Si gadis yang diantar oleh ayah ibunya, lalu keluar dan rumahnya. Selanjutnya, kedua
pengantin dinaikkan ke dalam sebuah delman dengan masing-masing seorang pengiring.
Delman tersebut ditutupi dengan kain pelekat hitam sehingga tidak kelihatan dan luar. Akan
tetapi, dengan kain pelekat hitam itu orang-orang telah nengetahui bahwa ada pengantin
yang akan pergi ke penghulu.

h. Ngarak Penganten

Pada hari pesta pernikahan, baik pengantin pria maupun pengantin wanita, mengenakan
pakaian kebesaran pengantin dan dihias. Pengantin pria diãrak dari rumahnya menuju
rumah pengantin wanita dengan diantar oleh keluarga, kaum kerabat, dan teman temannya.
Arak-arakan didahului oleh barisan rebana yang diiringi nyanyian. Peserta arak-arakan
berjalan kaki dengan tertib sampai di rumah pengantin wanita. Setelah sampai di depan
rumah, dilakukan pembacaan zikir sebagai pembuka pintu. Selanjutnya mempelai wanita
melakukan sumkem kepada mempelai pria dan keduanya kemudian duduk di pelaminan.
2. Prosesi lamaran pernikahan merupakan acara yang dinantikan oleh calon pengantin
beserta keluarganya. Pada saat inilah, pihak keluarga pria secara resmi meminang sang
mempelai perempuan untuk memasuki jenjang pernikahan. Biasanya, acara lamaran
dilakukan sekitar tiga hingga enam bulan sebelum hari pernikahan diadakan. Banyaknya
ragam tradisi pernikahan seringkali menimbulkan kebingungan ketika menyusun konsep
dan rundown acara lamaran. Padahal, ada garis besar acara yang dapat diterapkan untuk
lamaran dengan adat apa pun. Beberapa gambaran umum mengenai susunan acara
lamaran yang lazim diadakan di Indonesia.
a. Kedatangan keluarga besar calon mempelai pria, Prosesi lamaran dimulai ketika
keluarga mempelai pria tiba di rumah mempelai wanita. Kemudian, pihak mempelai
wanita akan menyambut serta mempersilakan keluarga mempelai pria untuk masuk ke
dalam rumah atau venue lain di mana acara dilangsungkan.

b. Penyerahan seserahan, Calon mempelai pria yang datang akan didampingi oleh
rombongan keluarga besar. Biasanya, pihak keluarga dari calon mempelai pria
membawa seserahan untuk diberikan kepada calon mempelai perempuan.

c. Pembukaan acara oleh pembawa acara atau MC, Pembawa acara akan mempersilahkan
seluruh tamu yang hadir untuk duduk. Pembawa acara menyampaikan ucapan selamat
datang serta terima kasih atas kehadiran seluruh pihak dengan disertai oleh doa. MC
akan menjelaskan urutan acara lamaran secara singkat. Biasanya, diselipkan juga sedikit
nasehat serta cerita singkat tentang kedua calon mempelai yang akan menikah.
Kemudian, ia pun menanyakan maksud kedatangan keluarga pria ke kediaman keluarga
wanita.

d. Perwakilan calon mempelai pria mengutarakan maksud dan tujuan, Perwakilan keluarga
dari calon mempelai pria akan mengutarakan maksud kedatangan mereka, yaitu untuk
melamar sang mempelai perempuan. Kemudian, ia akan menanyakan kesediaan sang
mempelai perempuan untuk menikahi mempelai pria.

e. Perkenalan masing-masing keluarga. Acara lamaran dilanjutkan dengan sesi perkenalan


untuk mempererat hubungan antara dua keluarga. Pihak mempelai pria memperkenalkan
setiap anggota keluarga yang hadir, diikuti dengan perkenalan pihak mempelai wanita.
Biasanya, sesi perkenalan keluarga bersifat lebih informal, diiringi dengan canda tawa
sebagai bentuk untuk saling mengenal dan mencairkan suasana.

f. Pembacaan doa. Prosesi lamaran ditutup dengan doa singkat agar seluruh perencanaan
pernikahan dapat berjalan dengan lancar. Doa bisa dipimpin oleh salah satu perwakilan
dari pihak keluarga atau pemuka agama.

g. Penyampaian ucapan pamit dari calon mempelai pria. Sebelum mengakhiri acara
lamaran, calon mempelai pria beserta keluarga mengucapkan pamit kepada keluarga
besar calon mempelai perempuan.

h. Penyampaian ucapan terima kasih dari calon mempelai perempuan. Setelah calon
mempelai pria berpamitan, calon mempelai perempuan mengucapkan terima kasih atas
kedatangan dan niat baik dari calon mempelai pria.

i. Pemberian seserahan balik dari calon mempelai perempuan kepada calon mempelai
pria. Calon mempelai perempuan kemudian memberikan seserahan balik kepada calon
mempelai pria. Sesuai kesepakatan sebelumnya, keluarga calon mempelai perempuan
memberikan seserahan balasan yang juga berisi makanan atau kebutuhan sehari-hari
untuk sang calon mempelai pria.
j. Ramah tamah dan makan Bersama. Sebagai wujud perayaan akan berakhirnya proses
lamaran, kedua keluarga menikmati santapan siang atau malam bersama. Acara makan-
makan ini juga menjadi kesempatan bagi para tamu untuk saling mengenal dan
mengobrol dengan lebih santai.

k. Sesi foto Bersama. Foto bersama seluruh keluarga juga dilakukan sebelum pihak calon
mempelai pria meninggalkan kediaman calon mempelai perempuan.

Anda mungkin juga menyukai