Anda di halaman 1dari 14

PUTUSAN

No. XX/00/2024

“DEMI KEADILAN”

BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

memeriksa perkara pidana dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam
perkara Terdakwa :
Nama : AYAM;
Tempat lahir : LAMPUNG;

Umur/tanggal lahir : 23 tahun / 1 Januari 2001 ;


Jenis kelamin : Laki-laki ;
Kebangsaan : Indonesia ;
Tempat tinggal : Lampung
Agama :
Pekerjaan : Mahasiswa

Terdakwa berada di dalam tahanan :


1 Oleh penyidik Polres Metro Lampung : Tanggal 4 bulan Februari 2024 sampai
dengan 6 Maret 2024

2 Perpanjangan oleh Penuntut Umum sejak tanggal 6 Maret 2024 sampai dengan
tanggal 10 April 2013 ;
3 Perpanjangan oleh Ketua Pengadilan Negeri sejak tanggal 10 April 2024 sampai
dengan tanggal 25 April 2024
4 Perpanjangan ke-I oleh Ketua Pengadilan Tinggi sejak tanggal 25 April 2024
sampai dengan tanggal 10 Mei 2024
yang diajukan di muka persidangan Pengadilan Negeri Buol karena didakwa :
KESATU :
PRIMAIR :
Bahwa ia Terdakwa AYAM baik secara sendiri pada hari Rabu tanggal 2
Februari 2024 sekitar jam 19.00 WIB atau setidak- tidaknya pada waktu-waktu tertentu
dalam bulan Februari tahun 2024, bertempat di kamar Indekos , dekat Universitas Bumi,
Lampung atau setidak-tidaknya pada tempat-tempat tertentu yang masih termasuk dalam
daerah hukum Pengadilan Negeri Lampung berwenang mengadili, dengan sengaja dan
dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain yaitu terhadap korban
BEBEK, yang dilakukan oleh Terdakwa dengan cara antara lain sebagai berikut :
• Pada hari Rabu tanggal 2 Februari 2024, sekitar jam 18.30 WIB melakukan
kunjungan ke kamar kos korban BEBEK seperti biasanya dan melakukan
komunikasi yang wajar.
• Pada hari tersebut terdakwa ayam mengeluh mengenai masalah ekonomi yang
sedang dialami kepada korban BEBEK selaku kawan dekat terdakwa.
• Sesaat sebelum tindakan pembunuhan yang dilakukan, terdakwa sempat
meminta korban meminjamkan sejumlah uang kepadanya tetapi korban
menolak yang mengakibatkan terdakwa AYAM merasa sakit hati kepada
korban BEBEK, dengan berbekal sebilah pisau yang telah disiapkan terdakwa
AYAM dari jok sepeda motornya yang disimpan disaku celana saat masuk
kedalam kamar kos korban. Terdakwa dengan berpura-pura pamitan pulang
kepada korban BEBEK, terdakwa AYAM langsung menusuk korban dari
belakang. Korban BEBEK sempat melakukan perlawanan tetapi segera lemas
karena telah mendapatkan tusukan dari terdakwa AYAM.
• Bahwa setelah Terdakwa selesai membunuh korban ada upaya untuk menutupi
jasad korban dengan membungkus dengan plastik dan menyiramkan bubuk
pewangi dan bahan pengawat di seluruh jasad korban BEBEK dengan tujuan
untuk menyamarkan bau busuk dari jasad korban BEBEK kemudian dengan
menutup kamar kos korban dengan rapat dan terkunci untuk menutupi
kecurigaan orang-orang disekitar kamar kos tersebut.
• Pelaku AYAM membawa lari barang barang korban BEBEK yaitu; Macbokk,
Handphone dan Dompet korban setelah pelaku AYAM selesai membungkus
jasad korban dengan plastik dan hendak meninggalkan kamar kos Korban
BEBEK.
Bahwa akibat perbuatan Terdakwa tersebut di atas, korban BEBEK meninggal
dunia sebagaimana Visum Et Repertum No. 00/000.00/ RSUD/2024, tanggal
21 Maret 2024 yang dibuat dr. OTOPSI Nrptt. 19.1.005.2144, jabatan dokter
umum pada Rumah Sakit Umum Daerah Lampung, dengan hasil pemeriksaan :
• Terdapat hematom pada kepala bagian tengah dengan panjang 12 cm x 5
cm (dua belas sentimeter kali lima sentimeter).
• Terdapat luka sayatan pada belakang telinga kanan dengan ukuran diameter
3 cm x 2 cm (tiga sentimeter kali dua sentimeter).
• Terdapat luka tusuk di bagian badan korban dengan ukuran 2 cm x 2 cm ( dua
sentimeter kali 2 sentimeter) sedalam 10 cm
• Terdapat luka memar/jejas di perut sebelah kanan dengan ukuran diameter
6 sentimeter kali 5 sentimeter (enam sentimeter kali lima sentimeter).
Dari hasil pemeriksaan medis tersebut di atas pada korban ditemukan bahwa kelainan-
kelainan tersebut akibat trauma tumpul.
Perbuatan Terdakwa sebagaimana tersebut di atas, diatur dan diancam pidana
dalam Pasal 340 KUHP jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
SUBSIDAIR :
Bahwa ia Terdakwa AYAM baik secara sendiri pada hari Rabu tanggal 2
Februari 2024 sekitar jam 19.00 WIB atau setidak- tidaknya pada waktu-waktu
tertentu dalam bulan Februari tahun 2024, bertempat di kamar Indekos , dekat
Universitas Bumi, Lampung atau setidak-tidaknya pada tempat-tempat tertentu
yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Lampung
berwenang mengadili, dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu
merampas nyawa orang lain yaitu terhadap korban BEBEK, yang dilakukan
oleh Terdakwa dengan cara antara lain sebagai berikut :
• Pada hari Rabu tanggal 2 Februari 2024, sekitar jam 18.30 WIB melakukan
kunjungan ke kamar kos korban BEBEK seperti biasanya dan melakukan
komunikasi yang wajar. Kemudian pelaku AYAM bercerita kepada korban
BEBEK tentang masalah ekonomi yang sedang di alami oleh pelaku AYAM
yaitu untuk membayar uang kos dan utang pinjolnya. Kemudian pelaku
AYAM meminta korban BEBEK untuk meminjamkan sejumlah uang
kepadanya, namun ditolak mentah-mentah oleh korban dan justru korban
BEBEK menasehati pelaku AYAM agar tidak lagi melakukan pinjaman online.
Tidak terima di nasehati dan tidak diberikan pinjaman, pelaku AYAM berniat
menghabisi korban BEBEK dengan sebilah pisau yang sudah disiapkan
sebelumnya dari jok sepeda motornya. Dengan berpura pura pamit pulang dan
menutup pintu pelaku AYAM menusuk korban BEBEK dari belakang dengan
sebilah pisau yang telah disiapkan. Korban sempan melakukan perlawanan
dengan menggigit tangan pelaku AYAM, namun korban semakin lemas
setelah pelaku AYAM menusuk korban BEBEK dibagian belakang lehernya.
Setelah membunuh korban BEBEK kemudian pelaku AYAM membungkus
jasad korban BEBEK dengan plastik dan menaburkan sebuk wangian dan
bahan pengawet dengan tujuan agar bau jasad korban BEBEK tidak cepat
diketahui orang lain.
• Setelah selesai melakukan proses pembunuhan dan membungkus jasad korban
BEBEK dengan plastik dan menaburkan wangi-wangian dan bahan pengawet,
pelaku AYAM mengambil barang-barang korban BEBEK yaitu 1 unit
Handphone, 1 unit Mackbook dan 1 buah dompet dan pelaku AYAM
meninggalkan kamar kos korban BEBEK dengan keadaan terkunci.

Bahwa akibat perbuatan Terdakwa tersebut di atas, korban BEBEK meninggal


dunia sebagaimana Visum Et Repertum No. 00/000.00/ RSUD/2024, tanggal
21 Maret 2024 yang dibuat dr. OTOPSI Nrptt. 19.1.005.2144, jabatan dokter
umum pada Rumah Sakit Umum Daerah Lampung, dengan hasil pemeriksaan :
• Terdapat hematom pada kepala bagian tengah dengan panjang 12 cm x 5
cm (dua belas sentimeter kali lima sentimeter).
• Terdapat luka sayatan pada belakang telinga kanan dengan ukuran diameter
3 cm x 2 cm (tiga sentimeter kali dua sentimeter).
• Terdapat luka tusuk di bagian badan korban dengan ukuran 2 cm x 2 cm ( dua
sentimeter kali 2 sentimeter) sedalam 10 cm
• Terdapat luka memar/jejas di perut sebelah kanan dengan ukuran diameter
6 sentimeter kali 5 sentimeter (enam sentimeter kali lima sentimeter).
Dari hasil pemeriksaan medis tersebut di atas pada korban ditemukan bahwa kelainan-
kelainan tersebut akibat trauma tumpul.
Perbuatan Terdakwa sebagaimana tersebut di atas, diatur dan diancam pidana
dalam Pasal 340 KUHP jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Mahkamah Agung tersebut ;


Membaca tuntutan pidana Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Lampung
tanggal 5 Mei 2024 sebagai berikut :
1 Menyatakan Terdakwa AYAM terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
menurut hukum secara bersama- sama melakukan tindak pidana ”Pembunuhan yang
direncanakan” sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 340 KUHP jo.
Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
2 Menjatuhkan pidana terhadap diri Terdakwa berupa pidana penjara
selama 20 (dua puluh) tahun, dikurangi selama Terdakwa berada dalam tahanan
sementara yang telah dijalani dan dengan perintah agar Terdakwa tetap ditahan.
3 Menyatakan barang bukti berupa :
• 1 (satu) buah pisau lipat
• 1 (satu) buah Mackbook
• 1 (satu) buah handphone merek Iphone

• 1 (satu) buah Dompet.

• 1 (satu) buah celana panjang warna biru muda merek Cardinal.

• 1 (satu) buah sepatu warna hitam merek Gats.

• 1 (satu) unit motor Honda Revo dengan Nomor Mesin JBIE-2089038 dan
Nomor Rangka MH1JB126AK084244.
• 1 (satu) buah kunci motor Honda Revo.
• 1 (satu) buah telepon genggam merek Samsung model GT-S5570 warna
hitam.
• 1 (satu) buah telepon genggam merek Mito model 322, Sn 20110518
warna ungu.
Dirampas untuk dimusnahkan.
1 Menetapkan Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.000,-
(dua ribu rupiah).
Membaca putusan Pengadilan Negeri Buol No. 74/PID.B/2013/PN.BUL tanggal
3 Februari 2014 yang amar lengkapnya sebagai berikut :
1 Menyatakan AYAM telah terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana ”Pembunuhan berencana” ;
2 Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa AYAM tersebut, oleh
karena itu dengan pidana penjara selama 20 (dua puluh) tahun ;
3 Menetapkan masa penangkapan dan masa selama Terdakwa
berada dalam tahanan dikurangkan seluruhnya dari pidana yang
dijatuhkan ;
4 Memerintahkan Terdakwa tetap dalam tahanan ;
5 Menetapkan barang bukti berupa :

• 1 (satu) unit motor Honda Revo dengan Nomor Mesin


JBIE-2089038 dan Nomor Rangka MH1JB126AK084244.
• 1 (satu) buah kunci motor Honda Revo.
• 1 (satu) buah telepon genggam merek Samsung model
GT-S5570 warna hitam.
• 1 (satu) buah telepon genggam merek Mito model 322,
Sn 20110518 warna ungu.
Dirampas untuk negara;
Mengingat akan akta tentang permohonan kasasi Nomor : 04/03/ Akta.Pid/2024/
PN.Bul yang dibuat oleh Panitera pada Pengadilan Negeri Lampung yang menerangkan,
bahwa pada tanggal 25 April 2024 Terdakwa telah mengajukan permohonan kasasi
terhadap putusan Pengadilan Tinggi tersebut ;
Memperhatikan memori kasasi bertanggal 8 Mei 2024 dari Penasihat Hukum
Terdakwa berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 9 April 2024 yang bertindak untuk
dan atas nama Terdakwa sebagai Pemohon Kasasi yang diterima di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Lampung pada tanggal 9 Mei 2024 ;
Membaca surat-surat yang bersangkutan ;

Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Tinggi tersebut telah diberitahukan


kepada Pemohon Kasasi/Terdakwa pada tanggal 14 April 2024 dan Pemohon Kasasi/
Terdakwa mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 25 April 2024 serta memori
kasasinya telah diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Buol pada tanggal 9 Mei
2024 dengan demikian permohonan kasasi beserta dengan alasan-alasannya telah
diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara menurut undang-undang, oleh karena
itu permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima ;
Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/
Terdakwa pada pokoknya adalah sebagai berikut :
Bahwa Pengadilan Negeri Lampung yang putusannya dikuatkan oleh Pengadilan
negeri Lampung pada pokoknya berpendapat bahwa Terdakwa terbukti melakukan
perbuatan pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 340 KUHP jo. Pasal 55 ayat (1)
ke-1 yang unsur-unsurnya adalah sebagai berikut :
1 Unsur barang siapa
2 Unsur dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa
orang lain
3 Unsur mereka yang melakukan, menyuruh melakukan, dan turut serta melakukan
perbuatan.
Terdakwa bersama Penasihat Hukum Terdakwa amat tidak sependapat dengan Judex Facti,
karena menurut Penasihat Hukum Terdakwa tidak satupun unsur delik yang terpenuhi secara
sah dan meyakinkan dalam perkara Terdakwa. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan kembali
setiap unsur delik tersebut dimana uraian di bawah ini sekaligus berlaku sebagai alasan-
alasan hukum yang berkenaan dengan keberatan Penasihat Hukum Terdakwa terhadap
putusan Judex Facti a quo. Adapun alasan-alasan hukum yang melatarbelakangi keberatan
Terdakwa bersama Penasihat Hukumnya adalah sebagai berikut :
Ad. 1 ”Barangsiapa”
Dalam halaman 81-82 Putusan Pengadilan Negeri Buol a quo dinyatakan :
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan kata ”barangsiapa” dalam ketentuan
pasal ini adalah ditujukan kepada orang perseorangan sebagai subyek hukum
yang telah melakukan suatu perbuatan yang diancam pidana sebagaimana yang
dimaksud dalam ketentuan pasal ini dan terhadapnya terdapat kesalahan serta
dapat dipertanggungjawabkan menurut hukum atas perbuatan dimaksud ;
Menimbang, bahwa di depan persidangan telah diperhadapkan seorang laki-laki
yang bernama AYAM yang setelah diperiksa identitasnya ternyata sama dan
bersesuaian dengan yang tercantum dalam surat dakwaan Penuntut
Umum dan terhadap hal tersebut Terdakwa dengan tegas
membenarkannya pula oleh karena itu orang yang telah diperhadapkan di
persidangan sebagai Terdakwa terbukti adalah benar orang yang sebagaimana
dimaksud dalam dakwaan Penuntut Umum ;
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan tersebut di atas, maka
unsur ”barangsiapa” ini telah terpenuhi menurut hukum.
Pertimbangan hukum Judex Facti di atas adalah amat keliru, karena sekalipun
Terdakwa adalah pendukung hak dan kewajiban dalam arti sebagai subyek hukum
namun tentu tidak berarti dengan serta merta Terdakwa dapat dipandang memenuhi
unsur delik tersebut. Unsur barang siapa yang dimaksudkan dalam rumusan delik
tersebut adalah tertuju kepada subyek hukum yang melakukan perbuatan sebagaimana
dimaksud pada unsur kedua, dan unsur ketiga. Dengan kata lain seorang subyek hukum
hanya dapat dipandang memenuhi unsur ”barang siapa”, kalau subyek hukum tersebut
telah terbukti melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud pada unsur kedua dan unsur
ketiga. Oleh karena itu sebelum menganalisis pembuktian unsur kedua dan unsur ketiga.
Pada rumusan delik tersebut maka sangat tidak beralasan untuk menyatakan bahwa
unsur barang siapa sebagai unsur pertama delik dimaksud telah terpenuhi.
Ad.2 Unsur dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa
orang Iain.
Bahwa berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan diketahui bahwa
BEBEK meninggal dunia pada tanggal 2 Februari tahun 2024 yang dalam perkara ini
dikualifikasi sebagai korban. Kini timbul pertanyaan adakah perbuatan Terdakwa yang
berhubungan dan menyebabkan meninggalnya BEBEK?. ada perbuatan Terdakwa yang
berkenaan dengan meninggalnya atau matinya BEBEK. Dari sejumlah saksi yang
diajukan dan memberikan keterangan di muka persidangan tidak satupun yang
memberikan keterangan bahwa ia melihat adanya perbuatan Terdakwa yang
berhubungan dengan meninggalnya BEBEK. Bahkan sebagian besar keterangan para
saksi bersifat testimonium de auditu yakni keterangan yang bersumber tentang apa yang
didengarnya dari orang lain.
Saksi BERUANG antara lain menerangkan bahwa saksi tidak tahu siapa yang
melakukan pembunuhan terhadap korban. Karenanya Putusan Judex Facti yang
pertimbangan hukumnya bertolak dari keterangan yang terdapat dalam berita acara
penyidikan tersebut adalah amat keliru dan karenanya amat beralasan hukum untuk
dibatalkan.
Telah dimaklumi bahwa alat-alat bukti yang diakui dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana adalah :
a Keterangan Saksi. Keterangan saksi yang dimaksudkan disini adalah keterangan
yang diberikan oleh saksi di muka persidangan dan bukan yang diberikan di
tingkat penyidikan.
b Keterangan Ahli.
c Surat. Adapun surat yang dimaksudkan sebagai alat bukti ialah surat yang isinya
memuat keterangan yang benar dan bukan surat yang isinya tidak benar seperti
berita acara penyidikan dalam perkara ini. Surat yang memuat keterangan,
dimana pemberi keterangan sendiri telah mencabut keterangan tersebut dengan
alasan bahwa keterangan itu tidak benar maka tentu surat yang bersangkutan
tidak berdasar hukum untuk dipertahankan dan diberlakukan sebagai alat bukti
seperti halnya berita acara penyidikan dalam perkara ini.
d Petunjuk.
Keterangan Terdakwa. Perlu ditegaskan bahwa yang dipandang sebagai alat
bukti adalah keterangan Terdakwa dan bukan keterangan Tersangka. Artinya,
yang harus dipertimbangkan adalah keterangan yang dikemukakan di muka
persidangan dan bukan keterangan yang diberikan ketika Terdakwa masih
berstatus sebagai Tersangka pada tingkat penyidikan. Sekali lagi berita acara
penyidikan yang memuat keterangan Tersangka yang kemudian keterangan
tersebut dicabut dan dinyatakan sebagai keterangan yang tidak benar oleh
Terdakwa harus dipandang bahwa berita acara penyidikan yang bersangkutan
kehilangan kekuatan pembuktiannya. Dengan demikian putusan Judex Facti
yang pertimbangan hukumnya berpijak dan berdasar pada keterangan yang
tercantum pada berita acara penyidikan tersebut merupakan putusan yang amat
keliru dan karenanya berdasar hukum untuk dibatalkan pada tingkat peradilan
kasasi.
Mengingat tidak ada satupun fakta hukum yang terungkap selama berlangsungnya
persidangan yang menunjukkan tentang adanya suatu rencana yang berkenaan dengan
upaya pembunuhan terhadap BEBEK, maka unsur delik dengan sengaja dan dengan
rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain tidak terbukti secara sah dan
meyakinkan.
Ad. 3 Unsur mereka yang melakukan, menyuruh melakukan, dan turut serta
melakukan perbuatan.
Bahwa Terdakwa didakwa melakukan perbuatan pidana secara bersama-sama
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Dalam halaman 96 Putusan
Pengadilan Negeri Buol a quo yang dikuatkan oleh Putusan Pengadilan Tinggi Lampung
a quo dinyatakan :
Menimbang, bahwa oleh karena itu Majelis Hakim berkesimpulan dengan
menyatakan perbuatan Terdakwa adalah termasuk dalam turut melakukan
(medepleger), sebagaimana Hoge Raad dalam arrest tanggal 9 Februari 1914 dan
Juli 1925 menyatakan ”untuk adanya suatu medepleger atau turut serta
melakukan itu disyaratkan bahwa setiap pelaku harus mempunyai maksud yang
diperlukan serta pengetahuan dapat disyaratkan” dimana berdasarkan fakta
persidangan Terdakwa merencanakan serta melaksanakan pula dengan tahapan-
tahapan pelaksanaan pembunuhan terhadap korban sebagaimana telah
dipertimbangkan sebelumnya serta untuk itu Terdakwa mempunyai kesengajaan
sebagai maksud, yakni untuk matinya korban, dengan demikian unsur mereka
yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang turut serta melakukan
perbuatan telah terpenuhi menurut hukum dalam perbuatan Terdakwa.
Dari pertimbangan hukum di atas amat nyata bahwa Judex Facti amat keliru
dalam menarik kesimpulan bahwa perbuatan pidana yang didakwakan kepada Terdakwa
terbukti dilakukan secara bersama-sama, karena dari hasil pemeriksaan saksi-saksi di
muka persidangan maupun pemeriksaan terhadap Terdakwa tidak ada satu fakta hukum
pun yang terungkap bahwa Terdakwa melakukan serangkaian perbuatan yang bertujuan
untuk membunuh Rustam T. Madjid. Oleh karena itu Judex Facti amat nyata keliru dan
salah menerapkan hukum pembuktian, sehingga amat berdasar hukum apabila putusan
Judex Facti dibatalkan pada tingkat peradilan kasasi. Menimbang, bahwa atas alasan-
alasan kasasi dari Pemohon Kasasi/ Terdakwa tersebut Mahkamah Agung berpendapat :
Bahwa alasan-alasan kasasi dari Pemohon Kasasi/Terdakwa tidak dapat
dibenarkan, oleh karena Judex Facti tidak salah menerapkan hukum. Putusan Judex
Facti/Pengadilan Tinggi yang menguatkan putusan Judex Facti/ Pengadilan Negeri
untuk seluruhnya merupakan putusan yang tepat dan benar karena telah
mempertimbangkan fakta-fakta hukum yang relevan secara yuridis, sebagaimana yang
terungkap di persidangan sesuai alat-alat bukti yang diajukan yaitu Terdakwa terbukti
secara berencana terlebih dahulu bersama-sama dengan Mus, Wahyu, Bayu, Arif dan
Ital memukul korban Rustam T. Majid berkali-kali pada bagian belakang kepala secara
bergantian dengan menggunakan sebatang balok kayu, di bawah pengendalian saksi
Putrapto H. Mahadi alias Putra dan atas suruhan Ardianto Is. Manan alias Maner, yang
berakibat korban meninggal dunia sesuai keterangan Visum Et Repertum No.
370/548.59/RSUD/2013, tanggal 21 Juni 2013 yang dibuat dr. Ayusutary Purnama
selaku dokter umum pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buol ;
Bahwa alasan-alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena alasan tersebut
mengenai penilaian hasil pembuktian yang bersifat penghargaan tentang suatu
kenyataan, alasan semacam itu tidak dapat dipertimbangkan pada pemeriksaan pada
tingkat kasasi, karena pemeriksaan pada tingkat kasasi hanya berkenaan dengan tidak
diterapkan suatu peraturan hukum, atau peraturan hukum tidak diterapkan sebagaimana
mestinya, atau apakah cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan undang-
undang, dan apakah Pengadilan telah melampaui batas wewenangnya, sebagaimana
yang dimaksud dalam Pasal 253 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Undang-
Undang No. 8 Tahun 1981) ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, lagi pula ternyata,
putusan Judex Facti dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan/atau
undang-undang, maka permohonan kasasi tersebut harus ditolak ;
Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi/
Terdakwa ditolak dan Terdakwa tetap dipidana, maka Terdakwa harus dibebani untuk
membayar biaya perkara pada tingkat kasasi ini ;
Memperhatikan Pasal 340 KUHP jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP, Undang-
Undang No. 8 Tahun 1981, Undang-Undang No. 48 Tahun 2009, Undang-Undang No.
14 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang No. 5
Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 2009 serta
peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan ;

MENGADILI
Menolak permohonan kasasi dari pemohon kasasi/Terdakwa AYAM tersebut :
Membebankan Terdakwa tersebut untuk membayar biaya perkara pada tingkat
kasasi ini sebesar Rp. 2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah) ;
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung pada
hari Selasa tanggal 7 Mei 2024 oleh Dr. H. Andi Abu Ayyub Saleh, S.H., M.H. Hakim
Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Dr. Sofyan
Sitompul, S.H., M.H. dan Dr. H.M. Syarifuddin, S.H., M.H. Hakim-Hakim Agung
sebagai Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga
oleh Ketua Majelis beserta Hakim-Hakim Anggota tersebut, dan dibantu oleh A.
Bondan, S.H., M.H. Panitera Pengganti dan tidak dihadiri oleh Pemohon Kasasi/
Terdakwa dan Jaksa/Penuntut Umum.

Hakim-Hakim Anggota : Ketua Majelis :


ttd/Dr. Sofyan Sitompul, S.H., M.H. ttd/Dr. H. Andi Abu Ayyub Saleh, S.H., M.H.
ttd/Dr. H.M. Syarifuddin, S.H., M.H.

Panitera Pengganti :
ttd/A. Bondan, S.H., M.H.
Untuk salinan
Mahkamah Agung – RI
a.n. Panitera
Panitera Muda Pidana

Dr. Harimau , S.H., M.Hum


NIP. 195810051984031

Anda mungkin juga menyukai