Anda di halaman 1dari 1

Nama :M.

Andriadi
Nomor Mahasiswa : 031352998.
Tugas 2 Hukum Pidana Internasional 06

1.Mohon jelaskan tentang jurisdiksi hukum pidana internasional berdasarkan pada sumber hukum
pidana internasional!
Jawab
Yurisdiksi adalah refleksi dari kedaulatan suatu negara, yang dilaksanakan dalam batas-batas
wilayahnya. 16 Secara etimologis yurisdiksi berasal dari bahasa latin yaitu yurisdictio yang terdiri dari 2
(dua) suku kata, yuris yang berarti kepunyaan menurut hukum, dan dictio yang berarti, ucapan, sabda,
perkataan. Jadi, dapat disimpulkan yurisdiksi menurut bahasa latin berarti :17 a. Kepunyaan seperti yang
ditentukan oleh hukum b. Hak menurut hukum c. Kekuasaan menurut hukum d. Kewenangan menurut
hukum Pengertian yurisdiksi yang lebih luas dikemukakan oleh B. James George Jr, yang mendefinisikan
yurisdiksi sebagai kekuasaan negara untuk menetapkan hukum, untuk menerapkan hukum dan untuk
menuntut atau mengadili.
Beberapa pandangan dari para pakar mengenai yurisdiksi sebagai refleksi dari kedaulatan negara pada
dasarnya menunjukan kesamaan terutama mengenai lingkup yurisdiksi. Berdasarkan pandangan-
pandangan tersebut maka yurisdiksi negara yang berdaulat terhadap orang, perbuatan harta benda atau
peristiwa hukum meliputi 3 (tiga) jenis yurisdiksi, yaitu yurisdiksi untuk membuat hukum (jurisdiction to
prescribe), yurisdiksi untuk menerapkan hukum (jurisdiction to enforce) dan yurisdiksi untuk menuntut
dan mengadili (jurisdiction to adjudicate). Ketiga jenis yurisdiksi tersebut dalam konteks yurisdiksi
terhadap tindak pidana siber sama pentingnya, masing-masing mempunyai peran dan saling terkait.

2.Jika terjadi benturan hukum antara negara terkait dengan delik internasional, hukum mana yang
dipergunakan?
Jawab

Jika terjadi benturan hukum antara negara terkait dengan delik internasional, hukum yang digunakan
adalah aliran hukum dualisme karena Aliran hukum dualisme bersumber pada teori bahwa daya ikat
hukum internasional bersumberkan pada kemauan negara. Pada aliran ini hukum internasional dan
hukum nasional merupakan dua system atau perangkat hukum yang terpisah satu dari yang lainnya.
Akibatnya timbul pandangan bahwa kaedah-kaedah dari perangkat hukum yang satu tidak mungkin
bersumberkan atau berdasarkan pada perangakat hukum yang lain. Akibatnya, ketentuan hukum
internasional memerlukan transformasi menjadi hukum nasional sebelum dapat berlaku di dalam
lingkungan hukum nasional. Jika terjadi benturan antara hukum internasional dan hukum nasional,
negara yang menganut aliran dualisme cenderung mengabaikan hukum internasional.

Anda mungkin juga menyukai