Anda di halaman 1dari 5

Nama : Gigih Purmawan

NIM : 031025962
Jurusan : Ilmu Hukum (S1)
Mata Kuliah : Hukum Pesaingan Usaha

Tugas.2

Diskon Promo Ojek Online dalam Persaingan Usaha

Sejak kemunculan ojek online, salah satu metode promo yang mampu menarik masyarakat untuk
menggunakan jasa ojek online dengan memberikan voucher diskon, potongan harga jika
menggunakan alat pembayaran elektronik tertentu atau promo harga paket berlangganan.
Sehingga rentang tarif promosi bahkan bisa mencapai diskon 100% atau cukup membayar satu
rupiah.

Operator ojol cenderung memberi diskon besar kepada konsumen meskipun keuangan
perusahaan merugi demi untuk menguasai pangsa pasar. Bahkan “perang” promo tidak berhenti
pada pelayanan jasa transportasinya saja namun juga menjalar pada persaingan promo atau
diskon makanan antar aplikasi ojek online tersebut melalui jasa pemesanan dan pengantaran
makanan yang dapat menarik para konsumen.

Soal :

1. Berdasarkan artikel diatas, analisis oleh saudara apakah pemberian promo diskon tersebut
dapat memicu persaingan usaha tidak sehat atau tidak. Jelaskan.

2. Dalam hukum persaingan usaha ada yang dinamakan kegiatan yang dilarang, jelaskan yang
saudara ketahui apa saja kegiatan yang dilarang dalam hukum persaingan usaha kemudian
analisis artikel di atas apakah termasuk kegiatan yang dilarang atau tidak. 

3. Salah satu aplikasi ojek online, Grab telah melakukan kerjasama dengan OVO (aplikasi
pembayaran transaksi online). Analisis oleh saudara tentang kerjasama tersebut apakah tergolong
dalam upaya penguasaan pasar yang mengarah pada penyalahgunaan posisi dominan. 

Jawaban :
1. Sudut Pandang Perlindungan Konsumen
Menurut hemat kami, konsep promo makanan pada ojek online adalah sebagai berikut:
a. Konsumen memesan makanan melalui aplikasi ojek online yang akan dibelikan oleh
mitra pengemudi ojek online.
b. Mitra ojek online akan membeli makanan pesanan konsumen sesuai harga yang
ditetapkan oleh restoran.
c. Dikarenakan adanya potongan harga dari perusahaan ojek online, konsumen
membayar makanan tersebut sejumlah harga restoran yang telah dikurangi dengan
potongan dari perusahaan ojek online.

Sehingga yang dilakukan oleh perusahaan ojek online adalah memberikan promo
potongan harga atau diskon kepada konsumen yang membeli makanan menggunakan jasa
ojek online.

Pada prinsipnya pelaku usaha boleh memberikan diskon atas barang atau jasa yang
ditawarkannya.

Rambu-rambu terkait diskon diatur dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (“UU 8/1999”), yang berbunyi:
Pelaku usaha dilarang menawarkan, mempromosikan, mengiklankan suatu barang
dan/atau jasa secara tidak benar, dan/atau seolah-olah:
a. barang tersebut telah memenuhi dan/atau memiliki potongan harga, harga khusus,
standar mutu tertentu, gaya atau mode tertentu, karakteristik tertentu, sejarah atau guna
tertentu;
 
Sedangkan Pasal 10 UU 8/1999 mengatur bahwa:
 
Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang ditujukan untuk
diperdagangkan dilarang menawarkan, mempromosikan, mengiklankan atau membuat
pernyataan yang tidak benar atau menyesatkan mengenai:
a. harga atau tarif suatu barang dan/atau jasa;
b. kegunaan suatu barang dan/atau jasa;
c. kondisi, tanggungan, jaminan, hak atau ganti rugi atas suatu barang dan/atau jasa;
d. tawaran potongan harga atau hadiah menarik yang ditawarkan;
e. bahaya penggunaan barang dan/atau jasa.
 
Apabila ketentuan Pasal 9 dan Pasal 10 UU 8/1999 dilanggar oleh pelaku usaha, maka
pelaku usaha dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama lima tahun dan denda
paling banyak Rp2 miliar.
 
Dengan demikian pemberian diskon pada dasarnya diperbolehkan. Namun pelaku usaha
harus memperhatikan ketentuan dalam UU 8/1999 yang jika dilanggar dapat berujung
pada sanksi pidana.
 
Persaingan Usaha
Dalam pertanyaan, Anda kemudian mengacu pada Pasal 20 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha (“UU 5/1999”),
yang berbunyi:
 
Pelaku usaha dilarang melakukan pemasokan barang dan atau jasa dengan cara
melakukan jual rugi atau menetapkan harga yang sangat rendah dengan maksud untuk
menyingkirkan atau mematikan usaha pesaingnya di pasar bersangkutan sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.
 
Menjadi pertanyaan selanjutnya, apakah pemberian diskon makanan oleh perusahaan
ojek online termasuk dalam predatory pricing sebagaimana yang dimaksud Pasal 20 UU
5/1999?
 
Sejauh ini, pengaturan terkait diskon tarif ojek online untuk menghindari monopoli dan
persaingan usaha tidak sehat dapat mengacu pada Keputusan Menteri Perhubungan
Nomor KP 348 Tahun 2019 tentang Pedoman Perhitungan Biaya Jasa Penggunaan
Sepeda Motor yang Digunakan untuk Kepentingan Masyarakat yang Dilakukan dengan
Aplikasi (“Kepmen 12/2019”).
 
Kepmen 12/2019 menjelaskan bahwa biaya jasa sepeda motor yang digunakan untuk
kepentingan masyarakat yang dilakukan dengan aplikasi terdiri dari biaya batas bawah,
biaya batas atas, dan biaya jasa minimal. Besaran biaya-biaya ini ditetapkan berdasarkan
sistem zonasi.
 
Sayangnya di dalam keputusan tersebut, tidak ditetapkan mengenai tata cara pengenaan
diskon atas biaya jasa ojek online.
 
Namun demikian, apabila memang diskon makanan yang diberikan oleh perusahaan ojek
online dianggap termasuk predatory pricing, maka Anda dapat membuat laporan kepada
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (“KPPU”).
 
Pada dasarnya, setiap orang (baik perorangan atau badan hukum) yang mengetahui telah
terjadi atau patut diduga telah terjadi pelanggaran terhadap UU 5/1999 dapat melapor
kepada KPPU.
 
Laporan ditujukan kepada Ketua KPPU dalam bahasa Indonesia, ditandatangani pelapor,
dan dibuat dalam bentuk tertulis dengan paling sedikit memuat:
a. identitas pelapor dan terlapor;
b. uraian secara jelas mengenai dugaan pelanggaran undang-undang; dan
c. alat bukti dugaan pelanggaran.
 
Apabila terbukti, pelaku usaha dapat dikenai pidana denda serendah-rendahnya Rp5
milyar dan setinggi-tingginya Rp25 milyar atau pidana kurungan pengganti denda
selama-lamanya lima bulan.
 
Pelaku juga dapat dijatuhi hukuman tambahan berupa:
a. perampasan barang tertentu;
b. pengumuman keputusan hakim;
c. pembayaran ganti rugi;
d. perintah penghentian kegiatan tertentu yang menyebabkan timbulnya kerugian
konsumen;
e. kewajiban penarikan barang dari peredaran;atau
f. pencabutan izin usaha.

2. Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian, dengan pelaku usaha pesaingnya, yang
bermaksud untuk mempengaruhi harga dengan mengatur produksi dan atau pemasaran
suatu barang dan atau jasa, yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan
atau persaingan usaha tidak sehat.
Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian, dengan pelaku usaha pesaingnya, yang dapat
menghalangi pelaku usaha lain untuk melakukan usaha yang sama, baik untuk tujuan
pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri.
Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya, untuk
menolak menjual setiap barang dan atau jasa dari pelaku usaha lain sehingga perbuatan
tersebut: merugikan atau dapat diduga akan merugikan pelaku usaha lain; atau membatasi
pelaku usaha lain dalam menjual atau membeli setiap barang dan atau jasa dari pasar
bersangkutan. Dan menurut saya kasus diatas termasuk ke dalam kategori persaingan
tidak sehat karena perusahaan ingin bersaingan dengan lain untuk menguasai pasar
dengan memberikan diskon 100%.

3. Penyedia jasa Pembayaran elektronik seperti OVO,Go-Pay,Dana, dan link aja tentu

memanfaatkan hal tersebut sebagai pelUang bisnis agar para konsumen menggunakan

jasa mereka sebagai alat pembayaran. Cara-cara yang dilakukan dapat kita lihat pada

mall di kota Surabaya seperti pada Grand City yang di mana pada lantai basement mall

tersebut ada GoFood festival, pada area tersebut semua jenis pembayaran dilakukan

dengan menggunakan Go-Pay tentunya jika menggunakan Go-Pay akan mendapatkan

“keuntungan” seperti diskon, bahkan membayar parkir bisa menggunakan Go-Pay dan

mendapatkan diskon, mall selanjutnya yang dapat kita lihat adalah Tunjungan Plaza

Surabaya yang di mana mayoritas pembayaran dapat dilakukan dengan OVO. Dana juga

menarik para masyarakat menggunakan jasanya dengan memberikan privilages untuk

pengguna baru.

Pasar bersangkutan adalah sebuah konsep yang dilakukan untuk mendefenisikan tentang
ukuran pasar dari sebuah produk. Ukuran pasar ini menjadi penting, karena dapat

mengindentifikasi seberapa besar penguasaan produk tertentu dalam pasar tersebut oleh

suatu pelaku usaha. Dalam pasar bersangkutan yang cakupan terlalu sempit, maka

sangat mungkin pelaku usaha yang menguasai produk tertentu dinilai menjadi

pemegang posisi dominan.sebaliknya apabila definisi pasar produk tersebut cakupannya

terlalu luas, maka bisa jadi pelaku usaha tersebut tidak dinilai sebagai pemegang posisi

dominan.

Posisi dominan sendiri dapat ditandai dengan adanya penguasaan pasar yang besar, di

mana pengusaan ini memiliki korelasi positif terhadap keuntung yang diperoleh pelaku

usaha. Dengan demikian, pelaku usaha akan berusaha mencapai dan menggunakan

posisi dominan dengan berbagai cara yang dalam konteks pembahasan ini dengan

melanggar hukum (penyalahgunaan).

Anda mungkin juga menyukai