Anda di halaman 1dari 2

Mengapa sengketa antara Pertamina dan Karaha Bodas Company, menjadi kewenangan lembaga

arbitrase internasional? Jelaskan!

Sengketa antara Pertamina dan Karaha Bodas Company merupakan wilayah dari kewenangan lembaga
arbitrase internasional. Suatu arbitrase dikatakan mempunyai sifat secara internasional jika terdapat
kondisi sebagai berikut yaitu :

1. Pihak - pihak yang bersengketa mempunyai kebangsaan yang berbeda dan dibuktikan serta
dinyatakan secara tegas.

2. Objek dari arbitrase berada di luar wilayah negara dimana pihak - pihak yang bersengketa mempunyai
usahanya.

3. Pihak - pihak yang bersengketa telah sepakat bahwa objek memiliki hubungan dengan satu negata /
lebih.

4. Tempat dilakukan penyelesaian sengketa berada di luar wilayah domisili pihak - pihak yang
bersengketa.

Pada sengketa Pertamina dan Karaha Bodas Company sudah jelas harus diselesaikan dengan arbitrase
internasional. Hal ini dikarenakan Karaha Bodas Company yang bersengketa merupakan perseroan
terbatas yang didirikan dan bergerak atas dasar hukum Kepulauan Cayman. Sedangkan P.T Pertamina
merupakan perusahaan yang didirikan atas dasar Undang - Undang No. 8 Tahun 1971 tentang Pertamina
dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Berdasarkan latar belakang kebangsaan yang berbeda tersebut,
sengketa diantara keduanya harus diselesaikan dengan arbitrase internasional.

Apakah putusan arbitrase internasional perkara di atas, dapat segera dilaksanakan di Indonesia?
Jelaskan

Berdasarka putusan yag diuraikan pada soal, Pertamina akhirnya mengajukan gugatan pembatalan
putusan arbitrase luar negeri yang dilakukan di Pengadilan Jakarta Pusat. Gugatan tersebut
menghasilkan keputusan pada tanggal 1 April 2002 dimana Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sudab
meluluskan gugatan penggugat yang berarti putusan arbitrase internasional di Jenewa, Swiss tidak bisa
dilaksanakan di Indonesia. Berdasarkan keputusan tersebut, eksekusi atas putusan arbitrase
internasional harus tunduk dan disesuailan dengan sistem hukum indonesia. Keputusan arbitrase
internasional yang tidak sejalan dengan hukum Indonesia akan menyebabkan keputusan tersebut tidak
bisa dilaksanakan di Indonesia. Hal ini karena ditolak oleh pengadilan yang berwenang. Maka dari itu,
untuk membuat putusan arbitrase internasional bisa dilaksanakan di Indonesia, putusan arbitrase
internasional tidak diperbolehkan bersebrangan dengan hukum Indonesia yamg bermakna terjadinya
pelanggaran terhadap aturan hukum tersebut yang terdiri dari dasar hukum yang digunakan sebagai
dasar putusan, keputusan arbitrase internasional itu sendiri dan juga tata cara / prosedur permohonan
pelaksanaan keputusan tersebut.

Secara garis besar, pelaksanaan lutusan arbitrase internasional memggunakan prinsip kekuasaan
kehakiman yang bebas merdeka dan tidak ada campur tangan pihak lain seperti dijelaskan pada Pasal 3
ayat 4 Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1999 mengenai tata cara
pelaksana putusan arbitrase asing yang berbunyi sutu putusan arbitrase asing bisa dilaksanakan di
Indonesia jika telah mendapatkan Exequatur dari Mahkamah Agung Republik Indonesia. Hal Ini
bermakna dalam pelaksanaan putusan arbitrase asing / Internasional di Indonesia harus dilaksanakan /
tunduk kepada hukum / tata cara pelaksanaan putusan arbitrase yang diakui di Indonesia.

Sumber :

BMP Arbitrase, Mediasi dan Negosiasi (HKUM 4409).

Tutojo. Januari 2015. Eksekusi Putusan Arbitrase Internasional Dalam Sistem Hukum Indonesia.
Universitas Jayabaya. Jurnal Penelitian Hukum Legalitas Volume 9 No.1.

Anda mungkin juga menyukai