Anda di halaman 1dari 15

BEBERAPA FAKTOR PENGHAMBAT PELAKSANAAN KEPUTUSAN ARBITRASE ASING DI INDONESIA DEDI HARIANTO Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN ! Latar Belakan" Dengan semakin terbukanya dunia usaha di Indonesia bagi masuknya investasi dari kalangan investor dalam negeri maupun investor asing, memberikan dampak yang cukup besar terhadap perkembangan lembaga arbitrase di Indonesia. hal ini berkaitan dengan semakin dirasakannya hambatan-hambatan dalam penggunaan lembaga peradilan umum sebagai tempat untuk menyelesaikan sengketa baik yang bersifat nasional maupun internasional, yang telah memberikan motivasi yang kuat kepada para pihak yang bersengketa-dalam kesempatan yang pertama-memilih cara lain selain peradilan umum (pengadilan negeri), untuk menyelesaikan sengketa mereka.1 Salah satu cara adalah memilih lembaga arbitrase yang diyakini memiliki beberapa keunggulan tersendiri. De asa ini, berbagai per!an!ian dalam bidang perdagangan internasional, dapat di!umpai pasal-pasal yaang memuat klausula arbitrase sebagai cara memilih penyelesaian sengketa yang mungkin ter!adi di kemudian hari, sebagai salah satu syarat per!an!ian dalam perdagangan internasional. "uga akta kommpromis segera setelah sengketa benar-benar ter!adi, sebagai akibat dari pelaksanaan per!an!ian tersebut.# Sekedar memberikan gambaran, betapa aktu yang dibutuhkan dalam prosedur gugatan melalui lembaga peradilan umum,dari proses penga!uan gugatan di pengadilan negeri sampai kepada memperoleh keputusan pada tingkat kasasi di $ahkamah %gung, membutuhkan aktu lebih kurang lima tahun.& 'ahkan di Indonesia sekarang ini, menurut (rof. $). Dr. Sudargo *autama, bisa rata-rata berlangsung tidak kurang dari + sampai , tahun. Dapat dibayangkan berapa banyak biaya yang harus di keluarkan sebelum dapat diperoleh suatu putusan dengan kekuatan pasti (enforceable), artinya dapat di!alankaan melalui eksekusi..leh sebab itu, adalah hal yang penting untuk menggembangkan suatu lembaga penyelesaian sengketa di luar pengadilan formal, terutama untuk memenuhi kebutuhan para pelaku bisnis yang menuntut adanya penyelesaian sengketa yang dihadapinya dalam !angka aktu yang relatif cepat, sederhana dalam prosedur dan dengan biaya yaang relatif murah, serta kemampuan untuk men!aga kerahasiaan identitas para pihak. /ntuk men!a ab hal tersebut, /ndang-undang 0o. 1 tahun 1,12 tentang (enanaman $odal %sing, membuka kemungkinan adanya lembaga arbitrase sebagaimana dinyatakan dalam (asal ## ayat (#) dan ## ayat (&) // 0o. 131,12 sebagai berikut 4 1 George W. Combe, International Business Disputes Resolution Involving East Action Companies, San Fransisco, California USA, 1993, hal. 5. 2 Syahmin A.K.,Arbitrase Internasional(kajian Hukum Perjanjian Internasional), ajala! "niversitas #ri$ija%a &ol' (( )o'*+*,,-, .embaga Penelitian "niversitas #ri$ija%a, *,,-, !al'/0' 3 !l"ifli, Penerapan 1lausula Arbitrase , #a$alah %!"!m &an 'lm!('lm! Sosial )#aha&i*, +ah!n '',-o. 2, Kelom.o" S/!&i %!"!m &an #asyara"a/, #e&an, -o.ember 1993, hal. 25. 0 1rof.#2.3r. S!&argo Ga!/ama, "n2ang3"n2ang Arbitrase Baru *,,,, 1enerbi/ 1+. Ci/ra A&i/ya 4a"/i, 4an&!ng, 1999, hal. 3. 2003 Digitized by USU digital library 2 (asal ## ayat (#) // 0o. 131,12 4 5"ikalau di antara kedua belah pihak tercapai persetu!uan mengenai !umlah,

macam, dan cara pembayaran kompensasi tersebut, maka akan diadakan arbitrase yang keputusannya mengikat kedua belah pihak6. (asal ## ayat (&) // 0o. 131,12 4 5'adan arbitrase terdiri atas tiga orang yaang dipilih oleh pemerintah dan pemilik modal masing-masing satu orang , dan orang ketiga sebagai ketuanya dipilih bersama-sama oleh pemerintah dan pemilik modal. $engenai hal tersebut !uga didukung oleh pen!elasan (asal # ayat (1) /ndang-undang 0o. 1- tahun 1,27 tentang /ndang-/ndang (okok 8ekuasaan 8ehakiman, yang menyebutkan bah a 5penyelesaian perkara di luar pengadilan atas dasar perdamaian atau melalui asit tetap diperbolehkan.6 (atut disyukuri bersama, bah a akhir-akhir ini pemerintah mulai memperhatikan eksistensi lembaga arbitrase ini, yaitu dengan membuat )ancangan /ndang-/ndang %rbitrase yang diprakarsai oleh 'adan (embinaan 9ukum 0asional ('(90) berker!asama dengan (anitia Interdep yang dipimpin oleh Departemen 8ehakiman bagian (erundang-undangan dan para praktisi hukum yang telah mempersiapkan suatu naskah akademik mengenai arbitrase ini, yang hasilnya ditetapkan men!adi /ndang-/ndang 0o. &7 tahun 1,,, tentang %rbitrase dan %lternatif (enyelesaian Sengketa. (ada saat undang-undang ini mulai berlaku, maka beberapa ketentuan arbitrase yang tersebar dalam beberapa peraturan perundang-undangan yaitu (asal 11: sampai (asal 1:1 )eglemen %cara (erdata (Reglement Op de Rechtsvordering) Stb. 1+-2 4 :# dan (asal &22 )eglemen Indonesia yang Diperbaharui (Het Herziene Indonesisch Reglement) Stb. 1,-1 4 -- dan (asal 27: )eglemen %cara /ntuk Daerah ;uar "a a dan $adura (Rechtsreglement Buitengewesten) Stb. 1,#2 4 ##2 tidak berlaku lagi. Di samping itu, Indonesia !uga telah meratifikasi beberapa konvensi penting yang berkaitan dengan lembaga arbitrase, di antaranya pada tahun 1,+1 dengan 8eputusan (residen 0o. &- tahun 1,+1, Indonesia telah meratifikasi Convention On the Recognition and nforcement of !oreign "rbitral "wards# yang dikenal sebagai $he %&'( )ew *or+ Convention#, yaitu sebuah konvensi mengenai (engakuan dan (elaksanaan (utusan-putusan %rbitrase %sing. 8emudian, dengan /ndang-undang 0o. : tahun 1,:+, Indonesia telah meratifikasi Convention On the -ettlement of Investment .isputes Between -tates and )ational of Other -tates# disingkat <SID yaitu sebuah konvensi tentang (enyelesaian Sengketa Investasi antara =arga 0egara %sing dengan 0egara yang disponsori oleh =orld 'ank. (ada tanggal & Desember 1,22, dibentuk 'adan %rbitrase 0asional Indonesia ('%0I) oleh 8amar Dagang dan Industri Indonesia (8%DI0), maka telah tercipta lembaga yang secara khusus memberikan pemyelesaian secara adil dan cepat dalam sengketa perdagangan, industri, dan keuangan, baik yang bersifat nasional maupun internasional.: Dengan telah tersedianya berbagai pengaturan mengenai lembaga arbitrase ini, menun!ukkan bah a lembaga arbitrase benar-benar hidup di kalangan pedagang 5 Ga/o/ 1. Soemar/ono, Pelaksanaan Putusan Arbitrase (Asing) 2i In2onesia serta Implikasin%a, 4!le/in 'lmiah Uni5ersi/as +ar!manegara , +ah!n '6,-o. 33, 7a"ar/a, 1995, hal.. 81. 2003 Digitized by USU digital library 3 maupun investor asing, terbukti pada berbagai per!an!ian dalam bidang perdagangan internasional maupun per!an!ian ker!asama (/oint 0enture) yang melibatkan pihak asing dapat di!umpai pasal-pasal yang memuat klausula arrang begitu populer di Indonesia, tetapi telah merupakan salah satu pilihan dalam menyelesaikan sengketa perdagangan internabitrase , sebagai cara memilih penyelesaian sengketa yang mungkin akan ter!adi di kemudian hari atau

segera setelah sengketa benar-benar ter!adi.1 Secara teoretis, lembaga arbitrase memang dapat memberikan banyak keuntungan, namun dalam prakteknya di lapangan masih banyak ditemukan kendala-kendala yang menimbulkan kesulitan bagi para pihak , yang menyebabkan lembaga ini kenyataannya kusional di negara-negara ma!u.2 Di dalam prakteknya, alaupun para pihak telah memuat klausula arbitrase dalam per!an!ian3kontrak perdagangan internasional yang mereka buat, namun masih sa!a diketemukan para pihak yang menga!ukan perkaranya di pengadilan formal, dan masih pula di temukan adanya pengadilan formal yang menerima gugatan dalam suatu perkara yang memuat klausula arbitrase.+ 9al yang men!adi permasalahan yang perlu mendapat perhatian dalam pengembangan lembaga arbitrase di Indonesia adalah berkaitan dengan pelaksanaan keputusan arbitrase luar negeri3asing , apakah putusan arbitrase asing tersebut dapat dilaksanakan di Indonesia > 9al ini merupakan masalah yang sangat mendasar yang perlu mendapat perhatian dalam kaitannya dengan penyelesaian sengketa bisnis internasional dengan mempergunakan arbitrase asing. 8arena berhasil tidaknya penyelesaian sengketa bisnis internasional dengan mempergunakan arbitrase asing berhubungan erat dengan dapat dilaksanakan atau tidaknya putusan arbitrase asing tersebut di negara pihak yang dikalahkan, karena pada umumnya di negara itulah terdapat harta atau asset dari pihak yang dikalahkan., $engenai pelaksanaan putusan arbitrase asing ini di Indonesia, masih ditemukan berbagai kendala dalam praktek maupun pengaturannya. 'ahkan dalam /ndang-undang %rbitrase yang baru sekalipun. Suatu keputusan arbitrase dilaksanakan melalui mekanisme pengadilan, dalam hal pihak yang dikalahkan tidak mau melaksanakan putusan arbitrase tersebut secara sukarela, dan ke enangan bagi pengakuan pelaksanaan putusan arbitrase asing harus melalui (engadilan 0egeri "akarta (usat yang akan melihat apakah keputusan arbitrase asing telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan serta tidak dilanggar kesusilaan dan ketertiban umum. %pabila salah satu pihak yang berpekara adalah menyangkut 0egara )epublik Indonesia, maka keputusan arbitrase asing hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat eksekuatur dari $ahkamah %gung )epublik Indonesia, yang selan!utnya dilimpahkan kepada (engadilan 0egeri "akarta (usat. Dari ketentuan tersebut di atas, (rof. $). Dr. Sudargo *autama berpendapat bah a fase pelaksanaan putusan arbitrase melalui pengadilan dapat menimbulkan kesulitan dalam praktek. Inilah yang akan ditakuti oleh para penanam modal dari luar negeri atau pihak-pihak kreditur luar negeri, karena disinilah tampak kelemahan sistem arbitrase di Indonesia.17 9 Syahmin AK., Pen%elesaian #engketa Internasional, :a.oran &an %asil 1eneli/ian 1!sa/ 1eneli/ian Uni5ersi/as +ar!manegara , 1995, hal. 3. 8 Syahmin AK., Arbitrase Internasional (1ajian Perjanjian Internasional), ;..Ci/., hal. 09. < 1rof.#2.3r. S!&argo Ga!/ama, Aneka Hukum Arbitrase (1eara! Hukum Arbitrase In2onesia 4ang Baru), 1+. Ci/ra A&i/ya 4a"/i, 4an&!ng, 1999, hal. 15. 9 Ga/o/ 1. S!mar/ono, ;..Ci/. hal. 83. 1= 1rof.#r.3r. S!&argo Ga!/ama, Un&ang(Un&ang Arbi/rase 4ar! 1999, ;..Ci/., hal. 131 2003 Digitized by USU digital library 0 (endapat (rof $).Dr. Sudargo *autama tersebut di atas kemungkinan disebabkan praktek pelaksanaan putusan pengadilan yang sangat mengece akan, seringkali berbulan-bulan atau bertahun-tahun tidak ada pelaksanaannya atau konsepsi ketertiban umum sendiri yang masih belum !elas. (endapat senada !uga diungkapkan oleh ?rman )a!agukguk , S9. ;;$. (hd. dengan menyatakan bah a tu!uan arbitrase sebagai alternatif penyelesaian sengketa

akan sia-sia !ika pengadilan masih bersedia memeriksa sengketa yang se!ak semula disepakati untuk diselesaikan melalui arbitrase. 0amun pengadilan berperan besar dalam pengembangan arbitrase, manakala proses arbitrase perlu mendapat campur tangan pengadilan, demi memperlancar proses arbitrase itu sendiri.11 Dalam kaitan dengan hal tersebut, maka akan dibahas lebih lan!ut berbagai faktor penghambat yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan arbitrase asing di Indonesia , serta se!auh mana keputusan lembaga arbitrase tersebut dapat dilaksanakan di Indonesia yang dikaitkan dengan penafsiran terhadap 5lembaga 8etertiban /mum6. #! Permasala$an %lternatif pemanfaatan lembaga arbitrase sebagai upaya penyelesaian sengketa perdagangan3ker!asama internasional di samping lembaga peradilan formal patut didukung, karena sudah men!adi hal yang umum bah a seorang pelaku bisnis membutuhkan penyelesaian sengketa yang dihadapinya secara cepat, sederhana, dengan biaya yang relatif murah, dan dapat men!aga kerahasiaan identitas para pihak. 0amun ada beberapa permasalahan yang perlu diperhatikan lebih lan!ut mengenai lembaga arbitrase ini, terutama hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan arbitrase asing, yaitu 4 %. 'agaimanakah mekanisme pelaksanaan keputusan arbitrase asing di Indonesia, serta hambatan-hambatan yang dihadapi. '. Se!auhmanakah keputusan arbitrase tersebut dapat dilaksanakan di Indonesia. <. 'agaimanakah peranan pengadilan dalam pelaksanaan keputusan arbitrase tersebut BAB II PENGERTIAN DAN DASAR HUKUM ARBITRASE ! Pen"ertian Ar%itrase Istilah arbitrase berasal dari kata 5"rbitrare# (bahasa ;atin) yang berarti 5kekuasaan untuk menyelesaikan sesuatu perkara menurut kebi!aksanaan6. Dihubungkannya arbitrase dengan kebi!aksanaan tersebut dapat menimbulkan kesan seolah-olah seorang arbiter atau ma!elis arbiter dalam menyelesaikan suatu sengketa tidak berdasarkan norma-norma hukum lagi dan menyandarkan pemutusan sengketa tersebut hanya kepada kebi!aksanaan sa!a. 0amun sebenarnya kesan tersebut keliru karena arbiter atau ma!elis arbiter tersebut !uga menerapkan hukum seperti halnya yang dilakukan oleh hakim atau pengadilan. %rbitrase adalah penyelesaian atau pemutusan sengketa oleh seorang hakim atau para hakim yang bertu!uan bah a mereka akan tunduk kepada atau mentaati keputusan yang telah diberikan oleh hakim atau para hakim yang mereka pilih atau tun!uk tersebut.1# Selan!utnya %sikin 8usumah %tma!a, S9. menyatakan 4 11 >rman 2a$ag!"g!", S%. ::#. 1h&., Arbitrase 2an Putusan Penga2ilan, Chan&ra 1ra/ama, 7a"ar/a, 2===, hal.10. 12 1rof. 2. S!be"/i, S%.,Arbitrase Per2agangan, 4ina Ci./a, 19<1, hal. 1. 2003 Digitized by USU digital library 5 5%rbitrase merupakan suatu prosedur diluar pengadilan yang ditentukan berdasarkan suatu per!an!ian , dimana para pihak dalam hal timbulnya sengketa mengenai pelaksanaan per!an!ian tersebut menyetu!ui penyerahan penyelesaian sengketa tersebut pada asit yang telah dipilih oleh para pihak itu sendiri.6 1& Sedangkan *uru 'esar /niversitas *a!ah $ada, (rof. Sudikno $erto 8usumo ,S9. mengatakan 4 5%rbitrase atau per asitan adalah suatu prosedur penyelesaian sengketa di luar pengadilan yang berdasarkan suatu persetu!uan pihak-pihak yang bersangkutan

diserahkan kepada seorang asit atau lebih.1$enurut @rank ?l 8aoury dan ?dna ?l 8aoury dalam buku mereka 5How "rbitration 1or+s#, mengatakan 4 %rbitrase adalah 5 suatu proses yang mudah atau simple yang dipilih oleh para pihak secara sukarela yang ingin perkaranya diputus oleh !uru pisah yang netral sesuai dengan pilihan mereka, di mana keputusan mereka berdasarkan dalil-dalil dalam perkara tersebut.1: (rof. San ani 0asution, S9., Sulaiman 9amid, S9., dan 'achtiar 9amAah, S9., telah mengutip pendapat ";. 'ierly yang menyatakan 4 5%rbitrase tersebut adalah satu proses hukum yang telah ditetapkan dan merupakan satu di antara cara penyelesaian sengketa secara damai.6 11 #! Pen"aturan Lem%a"a Ar%itrase 'erbicara mengenai pengaturan lembaga arbitrase di Indonesia, maka perlu untuk melihat 9ukum %cara (erdata yang berlaku di Indonesia, dalam mana terdapat ketentuan-ketentuan prosedur arbitrase. Di beberapa negara lain masalah arbitrase tidak diatur dalam undang-undang hukum acara, melainkan dalam undang-undang arbitrase tersendiri. $isalnya di Inggris yang mempunyai "rbitration "ct %&'2 dan S edia yang mempunyai "rbitration "ct %&3&. (ada saat ini peraturan 9ukum %cara (erdata Indonesia masih berserakan di berbagai peraturan perundang-undangan, sebagian dimuat dalam Het Herziene Indonesisch Reglement (HIR) yang berlaku khusus untuk daerah "a a dan $adura, dan sebagian lagi dimuat dalam Rechtreglement Buitengewesten (Rbg) yang berlaku untuk daerah selain "a a dan $adura. Di Indonesia pengaturan masalah arbitrase termuat dalam (asal 11: s3d 1:1 Reglement Op de Burgerli4+ Rechtvordering (R0), Stb. 1+-2 0o. :# "o. Stb. 1+-, 0o. 1&, yang berlaku untuk orang ?ropah dan orang asing lainnya, dan yang kedua adalah 9I) yang berlaku untuk penduduk Indonesia di "a a dan $adura, serta )'* yang berlaku untuk penduduk Indonesia di daerah selain "a a dan $adura. Sistem yang dualistis ini kemudian dihapuskan bersamaan dengan dihapuskannya (engadilan ?ropah pada masa (emerintahan "epang pada tahun 1,-# . Sebagai akibatnya )B tidak berlaku lagi, sedangkan 9I) masih efektif. 9I) yang dirancang oleh 8etua $ahkamah %gung $iliter pada tahun 1+-1 hanya dirancang untuk kasus-kasus hukum yang sifatnya masih sederhana dan tidak 13 Asi"in K!s!ma A/ma$a, S%., Arbitrase Per2agangan Internasional, 1risma, 1983, hal. 55. 10 1rof. 32. S!&i"no #er/o K!s!mo, S%., Hukum Acara Per2ata In2onesia, :iber/y, ?oya"ar/a, 1989, hal. 19=. 15 #. %!sseyn Umar, A. S!.riyani Kar&ono, Hukum 2an .embaga Arbitrase 2i In2onesia, 1roye" 1engembangan %!"!m >"onomi &an 1enyem.!rnaan Sis/em 1enga&aan, 1995, hal. 2. 19 1rof. San@ani -as!/ion, S%., 3""., Arbitrase Dalam Hukum Internasional, Fa"!l/as %!"!m USU, #e&an, hal 19. 2003 Digitized by USU digital library 9 dirancang untuk mengatur transaksi-transaksi dagang yang rumit. 8asus-kasus hukum yang seperti pengabungan, pen!aminan, rekes sipil, arbitrase seperti yang termuat dalam )B tidak terdapat dalam 9I). %pabila timbul sengketa-sengketa perdagangan , pengadilan di Indonesia dapat meru!uk kepada ketentuan dalam )B sebagai pedoman, apabila 9I) tidak mengatur mengenai suatu sengketa dagang tertentu, dan hal ini masih terus berlangsung sepan!ang ketentuan-ketentuan dalam )B tidak bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Secara singkat sumber 9ukum %rbitrase di Indonesia adalah sebagai berikut4 %. (asal II %turan (eralihan //D 1,-: (asal II %turan (eralihan //D 1,-: menentukan bah a 5semua peraturan yang ada masih langsung berlaku, selama belum diadakan yang baru menurut //D

ini.6 Demikian pula halnya dengan 9I) yang diundang pada Aaman 8oloneal 9india 'elanda masih tetap berlaku, karena hingga saat ini belum diadakan pengantinya yang baru sesuai dengan (eraturan (eralihan //D 1,-: tersebut. '. (asal &22 9I) 8etentuan mengenai arbitrase dalam 9I) tercantum dalam (asal &22 9I) atau (asal 27: )'* yang menyatakan bah a 4 5"ika orang Indonesia atau orang Cimur %sing menghendaki perselisihan mereka diputus oleh !uru pisah atau arbitrase maka mereka a!ib memenuhi peraturan pengadilan yang berlaku bagi orang ?ropah6. Sebagaimana di!elaskan di atas, peraturan pengadilan yang berlaku bagi 'angsa ?ropah yang dimaksud (asal &22 9I) ini adalah semua ketentuan tentang %cara (erdata yang diatur dalam )B. <. (asal 11: s3d 1:1 )B (eraturan mengenai arbitrase dalam )B tercantum dalam 'uku ke Ciga 'ab (ertama (asal 11: s3d 1:1 )B, yang meliputi 4 - (ersetu!uan arbitrase dan pengangkatan para arbiter ((asal 11: s3d 1#& )B) - (emeriksaan di muka arbitrase ((asal 1&1 s3d 12- )B) - (utusan %rbitrase ((asal 1&1 s3d 12- )B) - /paya-upaya terhadap putusan arbitrase ((asal 1-1 s3d 12- )B) - 'erakhirnya acara arbitrase ((asal 1-+-1:1 )B) D. (en!elasan (asal & ayat (1) // 0o. 1- 31,27 Setelah Indonesia merdeka, ketentuan yang tegas memuat pengaturan lembaga arbitrase dapat kita temukan dalam memori pen!elasan (asal & ayat (1) // 0o. 1- tahun 1,27 tentang 8etentuan-ketentuan (okok 8ekuasaan 8ehakiman, yang menyatakan 5 (enyelesaian perkara diluar pengadilan atas dasar perdamaian atau melalui asit atau arbitrase tetap diperbolehkan6. ?. (asal +7 // 0.. 1-31,+: Satu-satunya undang-undang tentang $ahkamah %gung yang berlaku di Indonesia yaitu // 0o. 1-31,+:, sama sekali tidak mengatur mengenai arbitrase. 8etentuan peralihan yang termuat dalam (asal +7 // 0o. 1-31,+:, menentukan bah a semua peraturan pelaksana yang telah ada mengenai $ahkamah %gung, dinyatakan tetap berlaku sepan!ang peraturan tersebut tidak bertentangan dengan /ndang-/ndang $ahkamah %gung ini. Dalam hal ini kita perlu meru!uk kembali // 0o. 131,:7 tentang Susunan 8ekuasaan dan "alan (engadilan $ahkamah %gung Indonesia. // 0o. 131,:7 menun!uk $ahkamah %gung sebagai pengadilan yang memutus dalam tingkat yang kedua atas putusan arbitrase mengenai sengketa yang melibatkan se!umlah uang lebih dari )p. #:.777,- ((asal 1: "o. (asal 17+ // 0o. 131,:7). 2003 Digitized by USU digital library 8 @. (asal ## ayat (#) dan (&) // 0o. 131,12 tentang (enanaman $odal %sing Dalam hal ini (asal ## ayat (#) // 0o. 131,12 menyatakan4 5"ikalau di antara kedua belah pihak tercapai persetu!uan mengenai !umlah, macam,dan cara pembayaran kompensasi tersebut, maka akan diadakan arbitrase yang putusannya mengikat kedua belah pihak6. (asal ## ayat (&) // 0o. 131,12 4 5'adan arbitrase terdiri atas tiga orang yang dipilih oleh pemerintah dan pemilik modal masing-masing satu orang, dan orang ketiga sebagai ketuanya dipilih bersama-sama oleh pemerintah dan pemilik modal6. *. // 0o. :31,1+ yaitu mengenai persetu!uan atas 58onvensi Centang (enyelesaian (erselisihan %ntara 0egara dan =arga %sing $engenai (enanaman $odal6 atau sebagai ratifikasi atas International Convention On the -ettlement of Investment

.isputes Between -tates and )ationals of Other -tates#5 Dengan undang-undang ini dinyatakan bah a pemerintah mempunyai e enang untuk memberikan persetu!uan agar suatu perselisihan mengenai penanaman modal asing diputus oleh International Centre for the -ettlement of Investment .isputes (IC-.) di =ashington. 9. 8epres. 0o. &-31,+1 (emerintah Indonesia telah mengesahkan Convention On the Recognition and nforcement of !oreign "rbitral "wards# disingkat 0e Dork <onvention (1,:+), yaitu 8onvensi Centang (engakuan dan (elaksanaan (utusan %rbitrase ;uar 0egeri, yang diadakan pada tanggal 17 "uni 1,:+ di 0 Dork, yang diprakarsai oleh (''. I. (eraturan $ahkamah %gung 0o. 131,,7 Selan!utnya dengan disahkannya 8onvensi 0e Dork dengan 8epres 0o. &-31,:+ , oleh $ahkamah %gung di keluarkan (?)$% 0o. 131,,7 tentang Cata <ara (elaksanaan (utusan %rbitrase %sing, pada tanggal 1 maret 1,,7 yang berlaku se!ak tanggal di keluarkan. ". // 0o. &731,,, Sebagai ketentuan yang terbaru yang mengatur lembaga arbitrase, maka pemerintah mengeluarkan // 0o. &731,,, tentang %rbitrase dan %lternatif (enyelesaian Sengketa, pada tanggal 1# %gustus 1,,, yang dimaksudkan untuk mengantikan peraturan mengenai lembaga arbitrase yang tidak sesuai lagi dengan perkembangan Aaman dan kema!uan perdagangan internasional. .leh karena itu ketentuan mengenai arbitrase sebagaimana dimaksud dalam (asal 11: s3d 1:1 )B, (asal &22 9I), dan (asal 27: )'*, dinyatakan tidak berlaku lagi. Dengan demikian ketentuan hukum acara dari lembaga arbitrase saat ini telah mempergunakan ketentuan yang terdapat dalam // 0.. &731,,,. &! Ma'am(Ma'am Lem%a"a Ar%itrase $emperhatikan lembaga arbitrase yang berkembang di dalam praktek, maka akan di temukan dua bentuk atau !enis lembaga arbitrase yang biasanya dipakai dalam penyelesaian sengketa, yaitu 4 1. ;embaga %rbitrase Institusional Daitu arbitrase yang terkoordinir oleh suatu lembaga, pada umumnya keberadaanya diprakarsai oleh suatu kamar dagang. 2003 Digitized by USU digital library < Indonesia !uga mengenal bentuk lembaga arbitrase institusional ini, yaitu dengan dibentuknya 'adan %rbitrase 0asional Indonesia ('%0I) pada tanggal & Desember 1,22 yang diprakarsai oleh 8amar Dagang dan Industri (8%DI0) Indonesia, yang bertu!uan untuk dapat menyelesaikan perselisihan dengan adil dan cepat atas persengketaan yang timbul di bidang (erdata mengenai soal-soal perdagangan, industri, dan keuangan, baik yang bersifat nasional maupun internasional.12 Selain itu, !uga terdapat 'adan %rbitrase $uamalat Indonesia ('%$/I) yang didirikan oleh $a!elis /lama Indonesia ($/I) pada tanggal #1 .ktober 1,,&, bertu!uan sebagai badan permanen yang berfungsi untuk menyelesaikan kemungkinan ter!adinya sengketa muamalat yang timbul dalam hubungan perdagangan, industri, keuangan, !asa dan lain-lain di kalangan /mat Islam. '%$/I lebih erat kaitannya dengan 8operasi $uamalat, 'ank (erkreditan )akyat ('()), serta asuransi yang berdasarkan Syariat Islam.1+ 'adan arbitrase institusional yang berskala internasional seperti $he ICC International Court of "rbitration yang berkedudukan di (aris, )ederlands Instituut yang berkedudukan di )otterdam, $he /apan Commercial "rbitration yang berkedudukan di Cokyo, $he 6ondon Court of International"rbitration yang berkedudukan di ;ondon, Regional Centre of "rbitration yang berkedudukan di

8uala ;umpur, "- ")7"frican 6egal Consultative Commitee (""6CC) yang berkedudukan di 0e Delhi.1, #. ;embaga %rbitrase %d 9oc Daitu lembaga arbitrase yang tidak permanen atau disebut !uga %rbitrase Bolunter. 'adan arbitrase ad hoc ini bersifat temporer karena dibentuk khusus untuk menyelesaikan perselisihan tertentu, sesuai dengan kebutuhan pada saat itu, apabila telah menyelesaikan tugasnya maka badan arbitrase ini bubar dengan sendirinya.#7 BAB III PELAKSANAAN KEPUTUSAN ARBITRASE ASING DI INDONESIA ! Mekanisme Pelaksanaan Ke)utusan Ar%itrase Asin" (ada umumnya, suatu negara yang berdaulat tidak terikat untuk mengakui keputusan yang telah di!atuhkan oleh lembaga arbitrase3peradilan asing. .leh karena suatu keputusan yang telah di!atuhkan lembaga arbitrase3peradilan asing mengandung perintah yang !ika perlu dapat di!alankan secara paksa terhadap seseorang, yang !uga merupakan pen!elmaan dari kekuasaan tertinggi (kedaulatan) suatu negara. .leh karena itu, !ika perintah tersebut di!alankan di ilayah negara lain, hal ini merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan negara tersebut. #1 (rinsip tersebut pada mulanya !uga diterapkan dalam sistem hukum nasional, dalam hal pengakuan dan pelaksanaan keputusan arbitrase asing. Seperti yang dapat terlihat pengaturannya dalam (asal -:1 )B yang secara garis besarnya 18 1rof. 2. S!be"/i, S%., ;..Ci/., hal. 32. 1< Abstract 5eac!ing aterial Arbitrase, 1rogram 1encang"o"an %!"!m >"onomi, Fa"!l/as %!"!m Uni5ersi/as 'n&onesia &an >:'1S 1ro$ec/, 1995, hal. 13. 19 C!/ #emi, Pili!an Arbitrase Dalam Pen%elesaian #engketa Penanaman o2al Asing Di In2onesia ., 4!le/in 'lmiah +ar!manegara +h. 1=,-o. 35, 1999, 7a"ar/a, hal.92(93. 2= Abstract 5eac!ing eterial Arbitrase, :oc.Ci/. 21 1rof. 2. S!be"/i, S%., 1umpulan karangan Hukum Perikatan Arbitrase 2an Pera2ilan, 1enerbi/ Al!mni, 4an&!ng, 1992, hal. 9A 2003 Digitized by USU digital library 9 mengatur bah a keputusan lembaga peradilan asing tidak mempunyai kekuatan eksekutorial, sehingga tidak dapat dilaksanakan dengan diberi perintah pelaksanaan oleh 9akim Indonesia seperti halnya keputusan pengadilan Indonesia sendiri. 8eputusan lembaga peradilan3arbitrase asing dianggap hanya mempunyai kekuatan sebagaimana pembuktian akta otentik. .leh karena itu perkara tersebut harus diulangi pemeriksaannya di muka pengadilan yang ber enang di Indonesia. Centunya apabila sistem hukum di Indonesia sulit untuk menerima keputusan lembaga arbitrase3peradilan asing maka akan tercipta iklim yang tidak mendukung pengembangan penanaman modal asing di Indonesia karena para investor memperoleh persepsi bah a sistem hukum di Indonesia terlalu bertele-tele dan akan banyak membuang aktu, dana, dan fikiran. 9al inilah yang kemudian diupayakan untuk diperbaiki oleh (emerintah Indonesia, dengan meratifikasi Convention On the Recognition and nforcement of !oreign "rbitral "ward# (8onvensi 0e Dork 1,:+) dalam 8epres 0o. &-31,+1, serta pada tanggal #+ September 1,1+ Indonesia telah meratifikasi 5Convention On the -ettlement of Investment .isputes Between -tates and )ational of Other -tates# yang disponsori oleh 'ank Dunia dalam // 0o. :31,1+. Dengan diratifikasinya beberapa konvensi tersebut, maka keputusan yang diambil oleh lembaga peradilan3arbitrase asing dapat dilaksanakan di Indonesia tanpa diharuskan lagi untuk mengadakan pemeriksaan ulang atas perkara tersebut. Dalam lampiran 8epres. 0o. &-31,+1 tentang pengesahan 5 8onvensi 0e Dork 1,:+6 dinyatakan beberapa hal sebagai berikut 4

%. (emerintah )epublik Indonesia akan melaksanakan konvensi atas dasar resiprositas (timbal balik). B! (engakuan dan pelaksanaan keputusan arbitrase luar negeri hanya diberikan pada putusan-putusan arbitrase yang dibuat di ilayah negara peserta lain (yang ikut men!adi perserta konvensi). <. 8onvensi hanya akan diterapkan atas sengketa-sengketa yang timbul dari hubungan-hubungan hukum yang lahir, baik secara kontraktual atau tidak yang dianggap sebagai komersial menurut 9ukum Indonesia. Selan!utnya, dengan disahkannya konvensi 0e Dork dengan 8epres 0o. &-31,+1 (;0. tahun 1,+1 0o. -7), oleh $ahkamah %gung di keluarkan (eraturan $ahkamah %gung 0o. 131,,7 tentang Cata cara (elaksanaan (utusan %rbitrase %sing, pada tanggal 1 $aret 1,,7 yang berlaku se!ak tanggal ditetapkan. Dalam (erma. tersebut, yang dimaksudkan dengan keputusan %rbitrase asing adalah putusan yang di!atuhkan oleh suatu badan arbitrase ataupun arbitrartor perorangan di luar ilayah )epublik Indonesia, atau putusan suatu badan arbitrase atau arbitrator perorangan yang menurut ketentuan hukum )epublik Indonesia dianggap sebagai keputusan arbitrase asing yang berkekuatan hukum tetap sesuai dengan 8epres &-31,+1, sedangkan yang diberi e enang untuk menangani masalah-masalah yang berhubungan pengakuan serta pelaksanaan putusan arbitrase asing adalah (engadilan 0egeri "akarta (usat. ## Demikian pula dalam // %rbitrase yang berlaku sekarang ini (// 0o. &731,,,), banyak ketentuan yang terdapat dalam 8onvensi 0e Dork 1,:+ dimasukkan ke dalam // %rbitrase tersebut, yang pada dasarnya memberikan pengakuan serta kemudahan pelaksanaan bagi setiap keputusan arbitrase asing. #& (engakuan dan pelaksanaan keputusan arbitrase asing yang diatur dalam // %rbitrase 0o. &731,,,, menganut asas )eciprocitas sebagai kelan!utan 8epres. 0o. &-31,+1 (ratifikasi 8onvensi 0e Dork 1,:+), dinyatakan bah a 4 22 Ga/o/ 1. S!mar/ono, ;..Ci/., hal. 80. 23 1rof.#2.3r. S!&argo Ga!/ama, Aneka Hukum Arbitrase (1e ara! Hukum Arbitrase In2onesia %ang Baru), ;..Ci/., hal.2. 2003 Digitized by USU digital library 1= 5untuk pengakuan dan pelaksanaan keputusan arbitrase dimaksud, maka negara di mana lembaga arbitrase tersebut telah men!atuhkan putusannya diharuskan pula untuk telah meratifikasi 8onvensi 0e Dork 1,:+ dimaksud atau paling tidak !ika negara yang bersangkutan dan )epublik Indonesia telah membuat per!an!ian secara bilateral6.#%gar keputusan arbitrase asing mendapat pengakuan dan dapat dilaksanakan di ilayah Indonesia, maka harus terlebih dahulu putusan tersebut diserahkan dan didaftarkan oleh arbiter atau kuasanya kepada (anitera (engadilan 0egeri "akarta (usat dengan menyampaikan putusan asli atau salinan sah dari per!an!ian arbitrase. "ika putusan atau per!an!ian arbitrase tidak tertuang dalam bahasa Indonesia, maka harus disediakan ter!emahan yang sah dari per!an!ian arbitrase. Selain itu diperlukan keterangan dari (er akilan Diplomatik )epublik Indonesia di negara tempat putusan arbitrase asing tersebut ditetapkan, yang menyatakan bah a negara pemohon terikat pada per!an!ian, baik secara bilateral maupun multilateral dengan 0egara )epublik Indonesia perihal pengakuan dan pelaksanaan putusan arbitrase asing. Dalam hal putusan arbitrase asing tersebut menyangkut negara )epublik Indonesia sebagai salah satu pihak dalam sengketa, hanya dapat dilaksanakan setelah memperoleh eksekuator dari $ahkamah %gung )epublik Indonesia, yang selan!utnya dilimpahkan kepada (engadilan 0egeri "akarta (usat. 9al inilah yang membedakan // %rbitrase 0o. &731,,, dengan (erma. 0o.131,,7 yang menetapkan pengiriman berkas permohonan untuk memperoleh

eksekuatur kepada $ahkamah %gung yang kemudian baru dilimpahkan kepada 8etua (engadilan 0egeri "akarta (usat. Sedangkan dalam // %rbitrase 0o. &731,,,, berkas permohonan utnuk memperoleh eksekuatur diperoleh dari 8etua (engadilan 0egeri "akarta (usat bukan dari $ahkamah %gung seperti (erma 0o. 131,,7, kecuali apabila salah satu pihak yang terlibat adalah 0egara )epublik Indonesia. Dalam hal ini pengadilan tidak dapat memeriksa kembali pokok perkara serta alasan-alasan yang dipergunakan bagi keputusan arbitrase tersebut. 8eputusan arbitrase asing dapat ditolak pengakuan serta pelaksanaannya di Indonesia !ika pihak yang menolak menga!ukan bukti-bukti penolakan dan 8etua (engadilan 0egeri "akarta (usat berpendapat bah a 4 a. (okok sengketa tidak dapat diselesaikan melalui arbitrase menurut undangundang ini b. 0egara tempat putusan ini dibuat tidak terikat secara bilateral atau bersamasama bergabung dengan Indonesia dalam 8onvensi Internasional c. (utusan tidak dalam ruang lingkup 9ukum Dagang menurut undang-undang )epublik Indonesia d. (engakuan atau pelaksanaan putusan tersebut secara langsung akan bertentangan dengan ketertiban umum 0egara )epublik Indonesia. /paya hukum terhadap keputusan arbitrase yang ditolak eksekusinya dapat dilakukan dengan menga!ukan kasasi kepada $ahkamah %gung yang akan menangani dan memeriksa serta mempertimbangkan permohonan kasasi tersebut secepatnya dan tidak melampaui ,7 hari se!ak permohonan tersebut disampaikan kepada $ahkamah %gung, (erlu pula ditambahkan bah a dalam hal pengadilan menerima permohonan eksekusi keputusan eksekusi arbitrase3peradilan asing maka tertutup kemungkinan para pihak untuk melakukan banding atau kasasi atas keputusan tersebut. 'aik 20 'bi&., hal.<8 2003 Digitized by USU digital library 11 $ahkamah %gung maupun pengadilan banding yang lain tidak boleh menangani atau mempertimbangkan permohonan banding atas keputusan tersebut. Dalam hal eksekusi terhadap keputusan arbitrase asing tersebut berada diluar !angkauan yuridiksi (engadilan 0egeri "akarta (usat, maka untuk memudahkan pelaksanaannya dapat dimintakan bantuan (engadilan 0egeri yang di dalam ilayah hukumnya3ke enangan yuridiksinya akan dilaksanakan keputusan lembaga arbitrase asing tersebut. %pabila melihat berbagai kemudahan yang diberikan pemerintah dalam melaksanakan keputusan arbitrase asing sebagai tindak lan!ut dari pengakuan yang telah diberikan, maka tinggal bergantung kepada kemauan dan kesungguhan dari para pihak sa!a untuk memanfaatkan lembaga arbitrase ini, sehingga setiap perselisihan yang ter!adi di antara para pihak dalam perdagangan internasional maupun per!an!ian ker!asama penanaman modal asing dapat diselesaikan dengan cepat, adil, serta dengan biaya yang relatif murah. #! Ham%atan(Ham%atan Dalam Pelaksanaan Ke)utusan Ar%itrase Asin" %pabila ditelusuri keseluruhan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam // %rbitrase 0o. &731,,, maupun (?)$%. 0o. 131,,7, dan beberapa ketentuan yang memuat ratifikasi konvensi pengakuan dan pelaksanaan keputusan arbitrase asing, nampaknya pemerintah bersungguh-sungguh untuk memberikan kesempatan bagi para pihak yang bersengketa guna melaksanakan keputusan arbitrase asing yang eksekusinya akan dilaksanakan di Indonesia. 0amun ketentuan yang baik tersebut belum tentu dapat direalisasikan secara sempurna dalam praktek, sehubungan dengan adanya beberapa permasalahan yang berkaitan dengan kondisi hukum di Indonesia maupun persyaratan-persyaratan

tertentu yang harus dipenuhi oleh negara di mana keputusan tersebut ditetapkan. Salah satu hambatan dalam pelaksaan keputusan arbitrase asing yang pernah dikemukakan oleh (rof. $). Dr. Sudargo *autama dan !uga dibenarkan oleh ?rman )a!agukguk, S9. ;;$. (hd., adalah adanya peranan lembaga peradilan formal yang masih sangat dominan, di mana eksekusi keputusan lembaga arbitrase asing harus melalui pengadilan negeri.#: ?ksekusi keputusan lembaga arbitrase asing yang harus melalui pengadilan negeri sering kali men!adi suatu masalah yang menakutkan bagi pihak pemenang, karena di sini akan mulai ditemukan lagi kesulitan dari penga!uan perkara melalui saluran pengadilan negeri. Di mana untuk memulai eksekusi harus dimulai dengan dilakukanya peneguran, dan setelah + hari peneguran ini seharusnya ditindak lan!uti dengan sitaan dan kemudian lelang di hadapan kantor lelang setempat dari aset pihak yang dikalahkan. Cetapi, di sini timbul kemungkinan untuk masuknya berbagai pihak, baik pihak yang harus melaksanakan eksekusi maupun pihak ketiga yang mempunyai kepentingan dan dapat menyanggah segala sesuatu yang telah didasarkan atas putusan eksekusi ini. $isalnya, barang-barang yang telah disita dan hendak dilelang tersebut bukan barang-barang dari pihak yang dieksekusi, atau sitaan yang telah dilakukan dalam rangka eksekusi ini adalah keliru, dan diletakkan atas barang-barang yang tidak ada hubungannya dengan si pemilik. "adi, ada bermacam-macam keberatan yang bisa dia!ukan dari berbagai pihak untuk memperlambat dilaksanakanya eksekusi terhadap pihak yang kalah ini.#1 8emudian, timbul kekha atiran bah a pengadilan negeri yang tersebar di seluruh Indonesia masih belum cakap untuk melaksanakan putusan arbitrase luar 25 1rof.#2. 32. S!&argo Ga!/ama, "n2ang3"n2ang Arbitrase Baru *,,,, ;..Ci/., hal. 13=. 29 'bi&, hal.131. 2003 Digitized by USU digital library 12 negeri ini, yang akan dapat menimbulkan kesulitan dalam pelaksanaan eksekusinya.#2 Selain itu, suatu keputusan arbitrase asing dapat diakui dan dilaksanakan di ilayah )epublik Indonesia apabila memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam (asal 11 // 0o. &731,,,, yaitu 4 %. (utusan arbitrase internasional di!atuhkan oleh arbiter atau ma!elis arbitrase di suatu negara yang dengan negara Indonesia terikat kepada per!an!ian, baik secara bilateral maupun multilateral mengenai pengakuan dan pelaksanaan putusan arbitrase internasional. '. (utusan arbitrase internasional sebagaimana dimaksud dalam huruf a, terbatas pada putusan yang menurut ketentuan hukum Indonesia termasuk dalam ruang lingkup perdagangan. <. (utusan arbitrase internasional sebagaimana dimaksud dalam huruf a, hanya dapat dilaksanakan di Indonesia terbatas pada putusan yang tidak bertentangan dengan ketertiban umum. D. (utusan arbitrase internasional dapat dilaksanakan di Indonesia setelah memperoleh eksekuatur dari 8etua (engadilan 0egeri "akarta (usat. ?. (utusan arbitrase internasional sebagaimana dimaksud dalam huruf a, yang menyangkut 0egara )epublik Indonesia sebagai salah satu pihak dalam sengketa hanya dapat dilaksanakan setelah memperoleh eksekuatur dari $ahkamah %gung )epublik Indonesia yang selan!utnya dilimpahkan kepada (engadilan 0egeri "akarta (usat. Dari beberapa persyaratan tersebut di atas, maka persyaratan yang terdapat dalam point a, mengharuskan negara tempat keputusan arbitrase asing tersebut ditetapkan telah menandatangani per!an!ian bilateral dengan 0egara )epublik Indonesia tentang pengakuan dan pelaksanaan keputusan arbitrase asing, atau telah turut pula meratifikasi konvensi yang berkaitan dengan pengakuan dan pelaksanaan

keputusan arbitrase asing, misalnya 8onvensi 0e Dork 1,:+ di mana Indonesia telah meratifikasinya dengan 8epres &-31,+1. (ersyaratan point a ini sangat dipengaruhi oleh adanya 5Asas Tim%al %alik6 yang dikenal dalam 9ukum Internasional, di mana tindakan-tindakan yang dilakukan suatu negara terhadap negara lain akan memperoleh balasan yang serupa dari negara lain secara bertimbal balik. .leh karena itu, apabila Indonesia mengakui dan melaksanakan keputusan yang di!atuhkan oleh lembaga arbitrase asing di suatu negara, maka Indonesia !uga mengharapkan keputusan yang di!atuhkan lembaga arbitrase Indonesia akan memperoleh pengakuan dan dapat dilaksanakan di negara asing yang bersangkutan. Sehingga bagi negara-negara yang belum membuat per!an!ian bilateral dengan Indonesia atau belum meratifikasi konvensi-konvensi yang berkenaan dengan pelaksanaan dan pengakuan keputusan arbitrase asing, maka permohonan pelaksanaan keputusan arbitrase asing yang di!atuhkan di negara tersebut akan ditolak pelaksanaannya di Indonesia. (ersyaratan yang tercantum dalam point c menetapkan keputusan lembaga arbitrase asing yang bersangkutan tidak boleh bertentangan dengan Keterti%an Umum, sedangkan penafsiran tentang hal-hal apa sa!a yang dapat di!adikan sebagai alasan perbuatan yang bertentangan dengan ketertiban umum mengalami perbedaan di setiap negara tergantung kepada falsafah bangsa, sistem politik, dan pemerintahan, serta kepribadian suatu bangsa. (rof.$).Dr. Sudargo *autama, mengartikan ketertiban umum ini sebagai halhal yang merupakan sendi-sendi asasi dari suatu masyarakat. dalam hal ini 28 'bi&., hal. 132. 2003 Digitized by USU digital library 13 masyarakat Indonesia, yang demikian penting secara ekonomi dan sosial hingga tidak dapat digantikan dengan pemakaian hukum asing.#+ /ntuk melihat hal-hal apa sa!a yang dapat dianggap bertentangan dengan ketertiban umum dalam kaitannya dengan pengakuan dan pelaksanaan keputusan arbitrase asing, dapat kita simpulkan beberapa pemikiran dari ?rman )a!agukguk S9. ;;$. (hd., yaitu 4 %. %dalah bertentangan dengan ketertiban umum, !ika salah satu pihak tidak diberikan kesempatan untuk didengar dengan cukup sebelum keputusan diambil. 0amun apabila pihak yang bersangkutan sudah dipanggil, namun menolak untuk mengambil bagian atau tidak aktif dalam arbitrase, keadaan ini tidak dapat dianggap bertentangan dengan ketertiban umum. #, '. 8arena keputusan arbitrase tidak memuat alasan-alasan , maka pelaksanaannya akan bertentangan dengan ketertiban umum. Di beberapa negara, misalnya Italia, undang-undang arbitrase setempat mengharuskan keputusan arbitrase memuat alasan-alasan yang men!adi dasar keputusan tersebut. 0amun perlu diketahui, tidak semua negara mengharuskan dicantumkannya alasan-alasan yang men!adi dasar keputusan arbitrase, misalnya di beberapa negara Common 6aw# 82 <. %lasan selan!utnya yang dipergunakan sebagai hal yang bertentangan dengan ketertiban umum ialah apabila pengambilan keputusan arbitrase tersebut melanggar prosedur dari arbitrase yang bersangkutan, misalnya apabila keputusan tersebut harus dikuatkan oleh pengadilan setempat. &1 D. 8etertiban umum !uga dikaitkan dengan apakah per!an!ian dibuat dengan paksaan atau tidak.&# 'egitu banyaknya penafsiran yang dapat diberikan oleh pengadilan terhadap lembaga ketertiban umum ini, sehingga dapat diibaratkan sebagai suatu kuda binal unrul9 horse# yang bisa lari ke sana ke mari, terutama dalam kaitannya untuk menolak pemberlakuan keputusan lembaga ketertiban umum.&&

&! Peranan Pen"a*ilan Dalam Pelaksanaan Ke)utusan Ar%itrase Asin" // 0o. &731,,,, telah mencantumkan peranan pengadilan di Indonesia untuk memperkuat proses arbitrase se!ak a al sampai kepada pelaksanaan keputusan arbitrase tersebut. 0amun, dalam beberapa hal tertentu campur tangan pengadilan tersebut terhadap proses arbitrase dibatasi, misalnya 4 %. (engadilan negeri a!ib menolak dan tidak akan campur tangan di dalam penyelesaian sengketa yang telah ditetapkan melalui arbitrase, kecuali dalam hal-hal tertentu yang ditetapkan dalam undang-undang ((asal 11 ayat(#)). '. Dalam hal penun!ukan arbiter oleh para pihak atau 8etua (engadilan 0egeri, maka 9akim, "aksa, (anitra, dan (e!abat (engadilan lainnya tidak dapat ditun!uk atau diangkat sebagai arbiter ((asal 1# ayat (#)). <. 8etua (engadilan 0egeri tidak memeriksa alasan atau pertimbangan dari putusan arbitrase ((asal 1# ayat (-)), $asih terdapat lagi beberapa ketentuan dalam // %rbitrase yang membatasi campur tangan pengadilan terhadap proses arbitrase. Dalam pelaksanaan keputusan arbitrase asing, maka instansi yang ber enang adalah (engadilan 0egeri "akarta (usat yang dianggap memiliki kemampuan untuk 2< 'bi&., hal. 130. 29 >rman 2a$ag!"g!", S%. ::#. 1h&, ;..Ci/., hal. 89. 3= 'bi&., hal.<5 31 'bi&., hal. <9. 32 'bi&., hal. <8. 33 1rof. #2.3r. S!&argo Ga!/ama, 6"n2ang3"n2ang Arbitrase Baru *,,,7 ;..Ci/., hal. 13=. 2003 Digitized by USU digital library 10 memeriksa dan membantu pelaksanaan keputusan arbitrase asing, serta $ahkamah %gung dalam hal salah satu pihak yang berperkara adalah 0egara )epublik Indonesia yang pelaksanaan selan!utnya diserahkan kepada 8etua (engadilan 0egeri "akarta (usat. (asal 11d, menyebutkan lebih lan!ut bah a putusan arbitrase asing dapat dilaksanakan di Indonesia setelah memperoleh eksekuatur dari 8etua (engadilan 0egeri "akarta (usat, dan bagi putusan arbitrase internasional yang menyangkut 0egara )epublik Indonesia sebagai salah satu pihak dalam sengketa hanya dapat dilaksanakan setelah memperoleh eksekuatur dari $ahkamah %gung )epublik Indonesia yang selan!utnya dilimpahkan kepada (engadilan 0egeri "akarta (usat ((asal 11e). 8etua (engadilan 0egeri "akarta (usat akan memeriksa permohonan pelaksanaan eksekusi keputusan arbitrase asing yang bersangkutan, apakah telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan dalam // %rbitrase, terutama berkaitan dengan keikut sertaan negara tempat keputusan arbitrase asing tersebut ditetapkan dalam meratifikasi konvensi-konvensi yang berkaitan, dan adanya per!an!ian bilateral yang dibuat negara yang bersangkutan dengan )epublik Indonesia. Selain itu, !uga diperhatikan apakah keputusan lembaga arbitrase asing yang bersangkutan tidak melanggar ketertiban umum di Indonesia, kepatutan, dan kesusilaan. "adi, dapat dilihat peranan yang sangat besar yang di!alankan oleh pengadilan dalam menyaring agar keputusan lembaga arbitrase asing tersebut !angan sampai menganggu ketertiban umum, kepatutan, dan kesusilaan, apalagi sampai merugikan kepentingan pembangunan nasional. *una memperlancar pelaksanaan keputusan lembaga arbitrase asing yang telah memperoleh eksekuatur dari 8etua (engadilan 0egeri "akarta (usat atau $ahkamah %gung, maka pengadilan !uga akan membantu dalam hal pelaksanaannya di lapangan dengan perantaraan alat-alatnya, seperti !uru sita, panitera dan

sebagainya. Sehingga pelaksanaan keputusan arbitrase asing dimaksud dapat berlangsung dengan lancar dan cepat. .leh karena itu, apabila pelaksanan keputusan arbitrase asing dimaksud berada di luar ilayah yuridiksi (engadilan 0egeri "akarta (usat ( dilaksanakan di daerah), maka pelaksanaan selan!utnya dapat dilimpahkan kepada 8etua (engadilan 0egeri yang secara relatif ber enang melaksanakannya . BAB I+ KESIMPULAN DAN SARAN ! Kesim)ulan Setelah membahas berbagai permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan arbitrase asing, maka sampailah kepada penga!uan kesimpulan yang merupakan intisari dari keseluruhan pembahasan karya tulis ini, yaitu 4 %. (ada saat ini, Indonesia telah membuka diri untuk memberikan pengakuan dan pelaksanaan terhadap keputusan arbitrase asing, yang ditandai dengan telah diratifikasinya beberapa konvensi internasional yang berkaitan dengan pengakuan dan pelaksanaan keputusan arbitrase asing. Dalam mekanisme pelaksanaan keputusan arbitrase asing tersebut di Indonesia, harus melalui institusi pengadilan negeri3$ahkamah %gung yang akan memberikan eksekuatur dan membantu pelaksanaan keputusan arbitrase asing tersebut. '. $asih dominannya keterlibatan pengadilan negeri dalam pelaksanaan keputusan arbitrase asing, dirasakan oleh para pihak yang terlibat (terutama pihak asing) 2003 Digitized by USU digital library 15 sebagai faktor yang cukup memberatkan, karena dapat menimbulkan masalah pelaksanaan keputusan arbitrase asing tersebut dapat memakan aktu yang cukup lama. Selain itu, kekurang cakapan aparat pengadilan negeri di daerah, dapat men!adi penghambat pelaksanaan keputusan arbitrase asing tersebut di daerah. <. 8onsep ketertiban umum yang tidak !elas penafsirannya, serta dapat dikaitkan dengan kepentingan politik dari negara yang bersangkutan, dapat men!adi penyebab keputusan arbitrase asing tersebut tidak dapat dilaksanakan. D. (eranan pengadilan negeri3$ahkamah %gung dalam pengakuan dan pelaksanaan keputusan arbitrase asing, berkaitan dengan upaya untuk menganalisa apakah keputusan lembaga arbitrase asing tersebut tidak melanggar ketertiban umum, kepatutan, dan kesusilaan di Indonesia. Selain itu pengadilan negeri !uga berperan untuk membantu kelancaran pelaksanaan keputusan arbitrase asing di Indonesia, melalui perantaraan alat-alatnya. #! Saran %. Dengan masih sangat dominannya campur tangan pengadilan negeri dalam pelaksanaan keputusan arbitrase asing, maka hendaknya pengadilan negeri dapat meningkatkan pelayanannya dalam pelaksanaan keputusan arbitrase asing dalam bentuk percepatan eksekusi keputusan dan meningkatkan sumber daya manusia di daerah. '. =alaupun lembaga ketertiban umum dapat di!adikan sebagai dasar untuk menolak pelaksanaan keputusan arbitrase asing, tetapi hendaknya di dalam praktek lembaga ketertiban umum !angan terlalu sering dipergunakan, karena hal ini dapat memberikan citra yang tidak baik terhadap penegakan hukum di Indonesia pada umumnya,dan pengaturan arbitrase pada khususnya. DAFTAR PUSTAKA 1. %.8. Syahmin, Arbitrase Internasional (Kajian Hukum erjanjian Internasional!, $a!alah /niversitas Sri i!aya, Bol. &&30o. 131,,2, ;embaga (enelitian /niversitas Sri i!aya, 1,,2. #. %.8. Syahmin, enyelesaian Sengketa Internasional, ;aporan dan 9asil

(enelitian (usat (enelitian /niversitas Carumanegara, 1,,:. &. Abstra"t #ea"$ing %aterial Arbitrase, (rogram (encangkokan 9ukum ?konomi, @akultas 9ukum /niversitas Indonesia dan ?;I(S (ro!ect, 1,,:. -. %tma!a, %sikin 8esuma, S9., Arbitrase erdagangan Internasional, (risma, 1,2&. :. <ombe, *eorge =., International &usiness Dis'utes (esolution In)ol)ing *ast A"tion +om'anies, San @ransisco <alifornia, /S%, 1,,&. 1. *autama, Sudargo, (rof. $). Dr., Undang-Undang Arbitrase &aru .///, (enerbit (C. <itra %ditya 'akti, 'andung, 1,,,. 2. *autama, Sudargo., (rof. $). Dr., Aneka Hukum Arbitrase (Ke ara$ Hukum Arbitrase Indonesia &aru!, (C. <itra %ditya 'akti, 'andung, 1,,1. +. 8usumo, Sudikno $erto, (rof. D). S9., Hukum A"ara erdata Indonesia, ;iberty, Dogyakarta, 1,2,. ,. $emi, <ut., ili$an Arbitrase Dalam enyelesaian Sengketa 'enanaman %odal Asing di Indonesia, 'uletin Ilmiah Carumanegara Ch. 1730o. &:31,,1. 17. 0asution, San ani, S9., Dkk., Arbitrase Dalam Hukum Internasional, @akultas 9ukum /niversitas Sumatera /tara, $edan. 2003 Digitized by USU digital library 19 11. )a!agukguk, ?rman., S9., ;;$., (hd., Arbitrase Dan utusan engadilan , <handra (ratama, "akarta, #777. 1#. Soemartono, *atot. (., elaksanaan Ke'utusan Arbitrase (Asing! di Indonesia Serta Im'likasinya, 'uletin Ilmiah /niversitas Carumanegara, Chn. IE30o. &&, "akarta, 1,,:. 1&. Subekti, )., (rof., S9., Arbitrase erdagangan, 'ina <ipta, "akarta,1,+1. 1-. Subekti, )., (rof. S9., Kum'ulan Karangan Hukum erikatan Arbitrase dan 'eradilan, (enerbit %lumni, 'andung, 1,,#. 1:. /mar, $. 9usseyn, 8ardono, %. Supriyani, Hukum Dan 0embaga Arbitrase di Indonesia, (royek (engembangan 9ukum ?konomi dan (enyempurnaan Sistem (engadaan, "akarta, 1,,:. 11. Fulkifli, enera'an Klausula Arbitrase, $a!alah 9ukum dan Ilmu-Ilmu Sosial 5$ahadi5, Chn. II30o. #, 8elompok Studi 9ukum dan $asyarakat, @akultas 9ukum /niversitas Sumatera /tara, $edan, 1,,&.

Anda mungkin juga menyukai