Kontrak Internasional
“Resume Kontrak Internasional”
Disusun oleh :
Nama : M. GHAZALI
NIM : P2B220045
Menurut Huala Adolf (2008: 4) Secara teoritis, unsur asing dapat menjadi indikator suatu
kontrak adalah kontrak Internasional yaitu:
1. Kebangsaan berbeda;
2. Domisili hukum berbeda dari para pihak;
3. Hukum dipilih adalah hukum asing, termasuk aturan-aturan atau prinsip-prinsip
4. kontrak internasional terhadap kontrak tersebut;
5. Penyelesaian sengketa kontrak dilangsungkan di luar negeri;
6. Penandatangan kontrak dilakukan di luar negeri;
7. Objek kontrak berada di luar negeri;
8. Bahasa digunakan dalam kontrak adalah bahasa asing;
9. Digunakannya mata uang asing dalam kontrak tersebut.
Menurut Hannu Honka secara teoritis, mengemukakan unsur asing yang dapat menjadi
indikator kontrak tersebut kontrak internasional yaitu sebagai berikut:
a. kebangsaan yang berbeda;
b. para pihak memiliki domisili hukum di negara yang berbeda;
c. hukum yang dipilih adalah hukum asing, termasuk aturan-aturan atau prinsip-
prinsip kontrak internasional terhadap kontrak tersebut;
d. penyelesaian sengketa kontrak dilangsungkan di luar negeri;
e. pelaksanaan kontrak tersebut di luar negeri;
f. kontrak tersebut ditandantangani di luar negeri;
g. obyek kontrak di luar negeri;
h. bahasa yang digunakan dalam kontrak adalah bahasa asing; dan
i. digunakannya mata uang asing di dalam kontrak tersebut.
Dari sekian banyak unsur asing tersebut, paling mendasar sebagai unsur asing adalah
kebangsaan berbeda. Perbedaan kebangsaan atau kewarganegaraan ini merupakan fakta yang
menimbulkan konsekuensi bahwa dalam suatu kontrak internasional dimungkinkan adanya dua
sistem hukum berbeda sehingga bidang hukum kontrak internasional memang merupakan hal
yang tidak mudah.
Dari sumber-sumber hukum di atas, sumber hukum paling utama dalam kontrak
internasional adalah “perjanjian internasional” yang terdiri dari Contracts for the Internasional
Sale of Goods (CISG) dan the UNIDROIT Principle of International Contracts tahun 1994 yang
selanjutnya disebut prinsip UNIDROIT.
Menurut Sudargo Gautaman, Hukum yang berlaku terhadap kontrak dapat berupa hukum
antara lain:
a. Hukum nasional salah satu pihak atau hukum nasional pihak lainnya
b. Hukum kebiasaan internasional
c. Hukum internasional
Hukum kontrak nasional masing-masing negara pada dasarnya sangat beragam. Perbedaan
sistem hukum di masing-masing Negara tersebut menjadi tidak kondusif bagi aktivitas dunia
bisnis internasional. Perbedaan sistem hukum nasional serta ketentuan-ketentuan hukum kontrak
masing-masing Negara membuka peluang terjadinya konflik dan sengketa. Perbedaan aturan
(hukum kontrak) di masing-masing Negara berpeluang besar menghambat transaksi bisnis
internasional yang menghendaki kecepatan dan kepastian.
Dalam lingkup regional ASEAN, perdagangan internasional yang terjadi adalah antara
warganegara dari sesama negara-negara anggota ASEAN atau dari luarnya. Masalah selanjutnya
adalah, meskipun bentuk kontrak internasional telah berkembang, namun aturan-aturan hukum
yang terumuskan secara formal mengenai kontrak internasional belum cukup berkembang.
Harmonisasi adalah alat yang berguna dalam memberikan pilihan netral hukum dalam
menentukan keabsahan suatu kontrak dan melaksanakan suatu kontrak serta menyelesaikan suatu
sengketa.
Salah satu upaya yang efektif dalam harmonisasi hukum kontrak internasional dilakukan
oleh organisasi internasional seperti International Institute for the Unification of Private Law
(UNIDROIT). Hukum Kontrak memberikan kesempatan kepada semua orang untuk bebas
membuat kontrak, bahkan kontrak asing, termasuk yang terkait dengan investasi asing atau
transaksi perdagangan internasional.
Yang menjadi dasar hukum untuk melakukan kontrak internasional Menurut Munir Fuadi
sebagai berikut :
1) Provision contract
2) General contract
3) Specific contract
4) Kebiasaan Bisnis
5) Yurisprodensi
6) Kaidah Hukum Perdata International
7) International Convention, misalnya UNCITRAL, ICC
1. Kontrak Provisions
a) Hal-hal yang diatur di dalam kontrak harus disepakati oleh para pihak, para pihak bebas
menentukan isi kontrak yang dibuat di antara mereka ( freedom of contract ). Hal ini
sesuai dengan pasal 1338 KUHP.
b) Para pihak bebas menentukan kepada siapa dia akan mengadakan perjanjian ( kontrak )
atau para pihak bebas menentukan lawan bisnisnya.
2. General Contract Law
Menurut Buku III Tentang Perikatan. Perikatan bersumber dari :
a) Perjanjian : bernama dan tidak bernama.
b) Undang-undang
3. Specific contract
Hukum Kontrak International selain mengatur ketentuan-ketentuan umum, juga
mengatur ketentuan-ketentuan khusus yang berkenan dengan kontrak-kontrak tertentu,
misalnya ketika kontrak Internasional dibuat dan diatur hukum Indonesia, maka
berlakulah pasal-pasal KUHP. Bila masalah yang diperjanjikan menyangkut hal yang
baru dan tidak ditemukan dalam pasal-pasal KUHP (termasuk perjanjian tidak bernama),
maka berlakulah asas kebebasan berkontrak.
4. Kebiasaan Bisnis
Kebiasaan merupakan salah satu sumber hukum, dan hal ini juga terjadi pada
hukum bisnis internasional dan kebiasaan bisnis ini dapat menjadi panduan dalam
mengatur prestasi kontrak bisnis internasional dengan syarat :
a) Kebiasaan tersebut terjadi perulangan
b) Apa yang dilakukan berulang itu diterima sebagai hukum sehingga disebut
hukum kebiasaan (accepted as law )
5. Yurisprodensi
Dasar hukum yurisprodensi jarang digunakan para pelaku bisnis internasional,
karena mereka lebih menyukai lembaga Arbitrase dalam menyelesaikan sengketa bisnis
mereka. Mereka tidak menyukai penyelesaian sengketa bisnis mereka melalui Pengadilan
karena berperkara melalui pengadilan terbuka untuk umum yang dapat merusak reputasi
bisnis mereka.
7. International Convention
- UNCITRAL ( United Nation Convention International Trade Law ).
- ICC (International Chamber of Commercial): melahirkan Arbitrase misalnya di Indonesia
BANI, Kadin
Distributorship
- Pengaturan komersial dimana distributor berjanji untuk menjual produk perusahaan
asing di negara target dan mengambil keuntungan sebagai imbalan atas barang yang
dijual, menanggung hampir semua risiko untuk mendapatkan produk, menjual produk
tersebut dan menerima pembayaran dari pembeli akhir.
- Kontrak penjualan antara distributor dan pembeli.
4. Franchises
Pihak X (pemilik waralaba) menjual waralaba di mana individu pribadi (penerima
waralaba) memperoleh izin untuk menggunakan nama dagang X dan proses
kepemilikannya selama orang-orang ini menahan diri sebagai gerai X, mengikuti
prosedur yang ditentukan perusahaan dan praktik, dan membayar X persentase royalti
untuk hak menggunakan logo X.
6. Joint ventures
… suatu kontrak yang membentuk suatu kerjasama (partnership) untuk
melaksanakan suatu kegiatan bisnis tertentu. Bentuknya :
1. Partnership (antara dua perusahaan atau suatu individu dengan suatu perusahaan)
2. Para pihak membentuk suatu perusahaan baru untuk melaksanakan suatu usaha
patungan.
22. UNIDROIT Principle, CISG 1980 Dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Sebagaimana sudah diindikasikan di atas dapat dikatakan bahwa dewasa ini rezim yang
paling penting untuk kontrak perdagangan internasional adalah The United Nations Convention
on Contracts for the International Sale of Goods 1980 (CISG 1980) dan The Unidroit Principles
for International Commercial Contracts (UNIDROIT Principles).
4. Buku
Azizah, Siti. (2011). Penyelesaian Sengketa Kontrak Internasional Internasional. Fiat Justisia
Jurnal Ilmu Hukum, Volume 5. No.3.
Mawarni, Adestya. E. (2010). Lex Mercatoria Sebagai Substantive Applicable Law Kontrak Jual
Beli Internasional.
Siregar, Mahmul. (2009). Aspek-Aspek Penting Dalam Transaksi Bisnis Dan Kontrak
Internasional.