Anda di halaman 1dari 13

TUGAS INDIVIDU

Kontrak Internasional
“Resume Kontrak Internasional”

Disusun oleh :

Nama : M. GHAZALI
NIM : P2B220045

Program Studi Magister Kenotariatan


Universitas Jambi
2020/2021
Kontrak Internasional

1. Definisi Kontrak Internasional

Hukum Kontrak Internasional merupakan bagian dari Hukum Perdata Internasional


yang Mengatur ketentuan-ketentuan dalam transaksi bisnis antara pelaku bisnis yang
berasal dari dua atau lebih negera yang beberbeda melalui suatu sarana kontrak yang dibuat
atas kesepakatan oleh para pihak yang terikat dalam transaksi bisnis tersebut, Ciri-Ciri
internasionalnya harus ada unsur asing dan melampaui batas Negara. Sedangkan definisi
Kontrak Internasional menurut Sudargo Gautama sebagai berikut kontrak nasional yang
terdapat unsur luar negeri atau foreign element
Menurut Huala Adolf (2008: 1), kontrak internasional adalah suatu kontrak yang di
dalamnya ada atau terdapat unsur asing (foreign element). Unsur asing dalam hal ini adalah
adanya keterkaitan sistem hokum dari (negara) salah satu pihak yang terlibat dalam kegiatan
kontrak tersebut sebagaimana pilihan hukum (choice of law) yang disepakati diantara keduanya.

2. Unsur Asing Kontrak Internasional

Menurut Huala Adolf (2008: 4) Secara teoritis, unsur asing dapat menjadi indikator suatu
kontrak adalah kontrak Internasional yaitu:
1. Kebangsaan berbeda;
2. Domisili hukum berbeda dari para pihak;
3. Hukum dipilih adalah hukum asing, termasuk aturan-aturan atau prinsip-prinsip
4. kontrak internasional terhadap kontrak tersebut;
5. Penyelesaian sengketa kontrak dilangsungkan di luar negeri;
6. Penandatangan kontrak dilakukan di luar negeri;
7. Objek kontrak berada di luar negeri;
8. Bahasa digunakan dalam kontrak adalah bahasa asing;
9. Digunakannya mata uang asing dalam kontrak tersebut.

Menurut Hannu Honka secara teoritis, mengemukakan unsur asing yang dapat menjadi
indikator kontrak tersebut kontrak internasional yaitu sebagai berikut:
a. kebangsaan yang berbeda;
b. para pihak memiliki domisili hukum di negara yang berbeda;
c. hukum yang dipilih adalah hukum asing, termasuk aturan-aturan atau prinsip-
prinsip kontrak internasional terhadap kontrak tersebut;
d. penyelesaian sengketa kontrak dilangsungkan di luar negeri;
e. pelaksanaan kontrak tersebut di luar negeri;
f. kontrak tersebut ditandantangani di luar negeri;
g. obyek kontrak di luar negeri;
h. bahasa yang digunakan dalam kontrak adalah bahasa asing; dan
i. digunakannya mata uang asing di dalam kontrak tersebut.

Dari sekian banyak unsur asing tersebut, paling mendasar sebagai unsur asing adalah
kebangsaan berbeda. Perbedaan kebangsaan atau kewarganegaraan ini merupakan fakta yang
menimbulkan konsekuensi bahwa dalam suatu kontrak internasional dimungkinkan adanya dua
sistem hukum berbeda sehingga bidang hukum kontrak internasional memang merupakan hal
yang tidak mudah.

3. Hakikat Hukum Kontrak Internasional


1. Bagian dari hukum tentang kewajiban
2. Aspek dari hukum perdata internasional
3. Merupakan hukum nasional dan internasional yang mengatur kontrak yang ada unsur
asing

4. Prinsip-Prinsip Kontrak Internasional


A. Prinsip Fundamental Hukum Kontrak Internasional
Secara umum, dalam hukum kontrak internasional terdapat dua prinsip fundamental
hokum kontrak internasional yang terdiri dari:
1) prinsip kedaulatan/supremasi hokum nasional; dan
2) Prinsip dasar kebebasan berkontrak (freedom of the contract atau the party’s autonomy).

B. Prinsip Kontrak Internasional


1. Prinsip Freedom of Contract/ Party Autonomy,
2. Prinsip Pacta Sunt Servanda,
3. Prinsip Good Faith:
4. Prinsip overmacht atau impossibility of performance, dan
5. Kekuatan mengikat dari praktek kebiasaan

C. Subjek Hukum Kontrak Internasional


Subjek hukum yang dimaksud antara lain:
a. Individu
b. Badan Hukum (dalam hal ini Perusahaan)
Badan hukum disini yang dimaksud adalah badan hukum perdata. Badan hukum dalam
pengertian publik dimaksudkan sebagai negara.
c. Organisasi Internasional
d. Negara (Badan Hukum Publik)

D. Para Pihak Dalam Kontrak Internasional


1. Perusahaan dengan perusahaan asing
2. Negara dengan perusahaan
3. Negara dengan negara
4. Organisasi internasional dengan perusahaan

E. Sumber Hukum Kontrak Internasional


Untuk menemukan dasar pengaturan kontrak internasional ini kita dapat meninjau
sumber hukum kontrak internasional itu sendiri. Menurut Huala Adolf (2008: 69), digolongkan
ke dalam 7 (tujuh) bentuk hukum sebagai berikut:
1. Hukum nasional (termasuk peraturan perundang-undangan suatu negara baik secara
langsung atau tidak langsung terkait dengan kontrak);
2. Dokumen kontrak;
3. Kebiasaan-kebiasaan di bidang perdagangan internasional terkait dengan kontrak;
4. Prinsip-prinsip hukum umum mengenai kontrak;
5. Putusan pengadilan;
6. Doktrin;
7. Perjanjian internasional (mengenai kontrak).

Dari sumber-sumber hukum di atas, sumber hukum paling utama dalam kontrak
internasional adalah “perjanjian internasional” yang terdiri dari Contracts for the Internasional
Sale of Goods (CISG) dan the UNIDROIT Principle of International Contracts tahun 1994 yang
selanjutnya disebut prinsip UNIDROIT.

Menurut Sudargo Gautaman, Hukum yang berlaku terhadap kontrak dapat berupa hukum
antara lain:
a. Hukum nasional salah satu pihak atau hukum nasional pihak lainnya
b. Hukum kebiasaan internasional
c. Hukum internasional
Hukum kontrak nasional masing-masing negara pada dasarnya sangat beragam. Perbedaan
sistem hukum di masing-masing Negara tersebut menjadi tidak kondusif bagi aktivitas dunia
bisnis internasional. Perbedaan sistem hukum nasional serta ketentuan-ketentuan hukum kontrak
masing-masing Negara membuka peluang terjadinya konflik dan sengketa. Perbedaan aturan
(hukum kontrak) di masing-masing Negara berpeluang besar menghambat transaksi bisnis
internasional yang menghendaki kecepatan dan kepastian.
Dalam lingkup regional ASEAN, perdagangan internasional yang terjadi adalah antara
warganegara dari sesama negara-negara anggota ASEAN atau dari luarnya. Masalah selanjutnya
adalah, meskipun bentuk kontrak internasional telah berkembang, namun aturan-aturan hukum
yang terumuskan secara formal mengenai kontrak internasional belum cukup berkembang.
Harmonisasi adalah alat yang berguna dalam memberikan pilihan netral hukum dalam
menentukan keabsahan suatu kontrak dan melaksanakan suatu kontrak serta menyelesaikan suatu
sengketa.
Salah satu upaya yang efektif dalam harmonisasi hukum kontrak internasional dilakukan
oleh organisasi internasional seperti International Institute for the Unification of Private Law
(UNIDROIT). Hukum Kontrak memberikan kesempatan kepada semua orang untuk bebas
membuat kontrak, bahkan kontrak asing, termasuk yang terkait dengan investasi asing atau
transaksi perdagangan internasional.
Yang menjadi dasar hukum untuk melakukan kontrak internasional Menurut Munir Fuadi
sebagai berikut :
1) Provision contract
2) General contract
3) Specific contract
4) Kebiasaan Bisnis
5) Yurisprodensi
6) Kaidah Hukum Perdata International
7) International Convention, misalnya UNCITRAL, ICC
1. Kontrak Provisions
a) Hal-hal yang diatur di dalam kontrak harus disepakati oleh para pihak, para pihak bebas
menentukan isi kontrak yang dibuat di antara mereka ( freedom of contract ). Hal ini
sesuai dengan pasal 1338 KUHP.
b) Para pihak bebas menentukan kepada siapa dia akan mengadakan perjanjian ( kontrak )
atau para pihak bebas menentukan lawan bisnisnya.
2. General Contract Law
Menurut Buku III Tentang Perikatan. Perikatan bersumber dari :
a) Perjanjian : bernama dan tidak bernama.
b) Undang-undang

3. Specific contract
Hukum Kontrak International selain mengatur ketentuan-ketentuan umum, juga
mengatur ketentuan-ketentuan khusus yang berkenan dengan kontrak-kontrak tertentu,
misalnya ketika kontrak Internasional dibuat dan diatur hukum Indonesia, maka
berlakulah pasal-pasal KUHP. Bila masalah yang diperjanjikan menyangkut hal yang
baru dan tidak ditemukan dalam pasal-pasal KUHP (termasuk perjanjian tidak bernama),
maka berlakulah asas kebebasan berkontrak.

4. Kebiasaan Bisnis
Kebiasaan merupakan salah satu sumber hukum, dan hal ini juga terjadi pada
hukum bisnis internasional dan kebiasaan bisnis ini dapat menjadi panduan dalam
mengatur prestasi kontrak bisnis internasional dengan syarat :
a) Kebiasaan tersebut terjadi perulangan
b) Apa yang dilakukan berulang itu diterima sebagai hukum sehingga disebut
hukum kebiasaan (accepted as law )

5. Yurisprodensi
Dasar hukum yurisprodensi jarang digunakan para pelaku bisnis internasional,
karena mereka lebih menyukai lembaga Arbitrase dalam menyelesaikan sengketa bisnis
mereka. Mereka tidak menyukai penyelesaian sengketa bisnis mereka melalui Pengadilan
karena berperkara melalui pengadilan terbuka untuk umum yang dapat merusak reputasi
bisnis mereka.

6. Kaidah Hukum Perdata Internasional


Kaidah-kaidah Hukum Perdata Internasional lebih banyak digunakan, karena
transaksi bisnis internasional melibatkan berbagai pihak dari berbagai negara. Bila terjadi
sengketa bisnis yang tidak diatur dalam kontrak, maka digunakanlah kaidah-kaidah
hukum perdata internasional yaitu Kaidah The most characteristic connection. Kaidah ini
digunakan bilamana para pihak tidak mencantumkan klausula hukum yang digunakan
dalam kontrak, yaitu kaidah hukum negara bagi pihak yang memberikan prestasi yang
paling karakteristik, misalnya eksportir dari Indonesia, importir dari Jepang, maka yang
digunakan adalah hukum Indonesia.

7. International Convention
- UNCITRAL ( United Nation Convention International Trade Law ).
- ICC (International Chamber of Commercial): melahirkan Arbitrase misalnya di Indonesia
BANI, Kadin

8. Sistem Hukum yang potensinya sangat berpengaruh terhadap kontrak internasional


1. Sistem Hukum Common Law
Menurut definisinya, sistem hukum common law adalah hukum yang dibuat
berdasarkan putusan-putusan hakim terdahulu  yang selanjutnya putusan-putusan tersebut
berlaku sebagai hukum dalam masyarakat

2. Sistem Hukum Civil Law


Menurut definisinya civil law  adalah hukum yang dibuat berdasarkan kodifikasi
hukum yang dilakukan lembaga legislatif yang sifatnya tertulis.

9. Unsur / Syarat Sahnya Kontrak Internasional


1. Kesepakatan para pihak (tidak paksaan, penipuan atau kekeliruan)
2. Kecakapan membuat perjanjian
3. Hal (objek) tertentu
4. Causa (sebab) yang halal
5. Kajian Hukum Perdata saksi bisnis

10. Konsep dan Teknik Berkontrak


A. Konsep Dan Teknik Berkontrak Menurut Tradisi Common Law
o Konsep Kontrak
1. kontrak merupakan suatu janji (promise) yang dibuat oleh para pihak yang
berkepentingan. tidak ada campur tangan pihak lain
2. kontrak merupakan masalah pribadi di antara pembuatnya, campur tangan
kewenangan publik merupakan bentuk pelanggaran kebebasan pribadi
o konsep sahnya kontrak
1. Merupakan kesepakatan (agreement), didasarkan pada adanya proses
penawaran (offer) dan penerimaan/ acceptance /negosiasi
2. Terdapat maksud atau keinginan untuk membuat suatu ikatan hukum
3. Didukung dengan pertimbangan atau alasan tertentu (consideration) yang cukup
o Sahnya penawaran
Berdasarkan teori kotak pos
o Pembentukan kontrak
Berdasarkan prosedur standar pembentukan kontrak

B. Konsep dan teknik berkontrak menurut tradisi civil law indonesia


o Konsep Kontrak
1. Merupakan bagian dari hukum perdata khususnya hukum perikatan
2. Mencakup semua perjanjian baik bernama maupun tidak bernama
3. Kontrak hanya mengikat para pihak
4. Persyaratan sahnya kontrak didasarkan pada pasal 1320 kuh perdata
o konsep sahnya kontrak
Expression of Will
o Sahnya penawaran
Teori penerimaan
o Pembentukan kontrak
Tidak ada prosedur standar teknis berkenaan dengan pembentukan kontrak

11. Bentuk Kontrak Internasional


1. Memorandum of understanding/letter of intent
2. Sales of goods and services
3. Agency and distributorship agreement
4. Franchiseslisensi dan transfer teknologi
5. Joint ventures
6. Bentuk lainnya: development agreement

1. Memorandum of understanding/Letter of Intent


Suatu dokumen yang memuat keinginan para pihak. Biasanya digunakan untuk
kontrak-kontrak yang kompleks. Pada prinsipnya, MoU memenuhi syarat-syarat sahnya
suatu perjanjian: pasal 1320 KUH Perdata. Mengikat menurut hukum Di kalangan bisnis
MoU biasanya memuat kesepakatan awal dan hanya mengikat secara moral (to be
morally binding). Bergantung pada hubungan kontraktual dari MoU tersebut ('obligatory
contractual’).

2. Sales of goods and service


a. Sales Of Goods
“… penjualan suatu obyek tertentu untuk suatu harga yang telah disepakati.”
(Fox, 1992).
b. Barter and Countertradebarter:
Barter adalah Pertukaran satu hal dengan yang lain. dan Countertrade adalah
Salah satu pihak memasok atau memperoleh pasokan, barang atau nilai ekonomi
lainnya kepada pihak kedua dan sebagai gantinya, pihak pertama setuju untuk
membeli atau mendapatkan untuk dibeli dari pihak kedua, atau dari pihak yang
ditunjuk oleh pihak kedua , barang atau nilai ekonomi lainnya, untuk mencapai rasio
yang disepakati antara kinerja timbal balik. " (Fox, 1992)

3. Agency and distributorship agreement


- Agen membawa produk penjual untuk diperhatikan pembeli potensial dengan
menghubungi pelanggan
- Kontrak penjualan adalah antara penjual dan pembeli.

Distributorship
- Pengaturan komersial dimana distributor berjanji untuk menjual produk perusahaan
asing di negara target dan mengambil keuntungan sebagai imbalan atas barang yang
dijual, menanggung hampir semua risiko untuk mendapatkan produk, menjual produk
tersebut dan menerima pembayaran dari pembeli akhir.
- Kontrak penjualan antara distributor dan pembeli.

4. Franchises
Pihak X (pemilik waralaba) menjual waralaba di mana individu pribadi (penerima
waralaba) memperoleh izin untuk menggunakan nama dagang X dan proses
kepemilikannya selama orang-orang ini menahan diri sebagai gerai X, mengikuti
prosedur yang ditentukan perusahaan dan praktik, dan membayar X persentase royalti
untuk hak menggunakan logo X.

5. Lisensi dan transfer teknologi


Pemegang IPRs memberi lisensi kepada pihak lainnya untuk menggunakan
produknya. Karakteristiknya:
1. Jangka waktu yang cukup lama
2. Klausul kerahasiaan (Secrecy Clause) adalah jantung perjanjian lisensi
3. Klausul Quality Control Provisions sangat penting bagi Licensor.
4. Royalty payments
5. Termination of the contract.

6. Joint ventures
… suatu kontrak yang membentuk suatu kerjasama (partnership) untuk
melaksanakan suatu kegiatan bisnis tertentu. Bentuknya :
1. Partnership (antara dua perusahaan atau suatu individu dengan suatu perusahaan)
2. Para pihak membentuk suatu perusahaan baru untuk melaksanakan suatu usaha
patungan.

7. Bentuk lainnya : Development Agreement.


Contohnya : PSC, Concession agreement.

12. Masalah Dalam Menghadapi Kontrak Internasional


1. Sistem Hukum
2. Biaya
3. Resiko
4. Kontrak yang relatif lebih kompleks

13. Teori Mengikatnya Kontrak Internasional


1. Teori Kehendak ( The Will Theory)
2. Teori Persetujuan (The Bargain Theory)
3. Teori Pengandalan Pada Kerugian ( The injurious- Reliance Theory)

14. Teori Pengembangan Kaidah Hukum Kontrak Internasional


Kaidah Hukum kontrak Internasional lebih banyak menggunakan kaidah hukum perdata
internasional dan telah mengalami proses pengembangan yang dimulai dari Lex loci contractus,
kemudian lex loci solutionis, dan the prover law of contract akhirnya menjadi the most
characteristic connection.
1) Lex loci contracts disebut juga teori mail box
Bahwa hukum yang berlaku bagi para pihak yang terikat dalam kontrak
internasional yang tidak mencantumkan klausula hukum yang digunakan dalam
perjanjian/kontraknya adalah hukum tempat kontrak itu dibuat. Kesulitan terjadi
kemudian, bila kontrak dibuat di beberapa tempat, dan dibuat melalui telpon, sehingga
timbul teori k-2
2) Lex Loci Solutionis
hukum yang berlaku bagi para pihak yang terikat dalam suatu kontrak
internasional yang tidak mencantumkan klausula hukum yang digunakan dalam
perjanjian/kontraknya adalah hukum tempat pelaksanaan kontrak. Kesulitan kemudian
timbul dengan adanya doktrin offer and acceptance (Penawaran dan penerimaan).
Kemudian timbul teori ke-3

3) The prover law of contract


apabila suatu kontrak yang dibuat dalam bahasa tertentu dan di dalam kontrak
tersebut tidak tercantum klausula hukum yang digunakan, maka hukum yang digunakan
adalah hukum negara yang menggunakan bahasa tersebut, misalnya kontrak dalam
bahasa Indonesia, maka hukum yang digunakan adalah hukum Indonesia. Kesulitan
timbul juga bila kontrak dalam bahasa Inggris, karena ada beberapa negara yang
menggunakan bahasa Inggris dan kemungkinan para pihak bukan berasal dari negara
yang memakai bahasa Inggris, maka timbullah teori-4.
4) The Most Characteristic connection
Sampai saat ini, teori ini dipakai bila suatu kontrak internasional tidak
mencantumkan klausula hukum yang digunakan.

15. Tahap-tahap Pembuatan Kontrak Internasional


Pembuatan kontrak Internasional melalui tahap-tahap Set up phase ( tahap penyusunan ),
implementation/ Performance, dan emforcement (penegakkan).
A. Set up phase atau tahap penyusunan meliputi :
1) Planning
- kepada siapa pelaku bisnis membuat hubungan dagang.
- apa yang dipersiapkan
- Objek kontrak
- Tidak semua negara dapat berbisnis dengan kita
2) Negosiation ;
- tawar-menawar
- apakah kontrak bisa dibuat/tidak
- ada kesulitan karena ada perbedaan :
3) Documentations :
- Penyusunan kontrak
- Penyimpanan/dokumentasi
B. Implementtion/performance atau pelaksanaan
Perjanjian merupakan sekumpulan janji dari para pihak mengenai hak dan kewajiban.
Jika terjadi perbedaan antara harapan dan pelaksanaan, maka diperlukan tahapan Enforcement.
C. Emforcement atau Penegakan
Sengketa bisnis terjadi karena adanya pihak yang wanprestasi berupa :
- Tidak melaksanakan prestasi
- Melaksanakan tapi tidak semua
- Melaksanakan tapi terlambat
Di dalam kontrak internasional tercantum klausula penyelesaian sengketa melalui
kesepakatan, apakah ditempuh cara :
- Litigasi atau pengadilan
- Non litigaasi : arbitrase, negosiasi, konsialisi dan mediasi.

16. Pilihan Hukum


Menurut Sudargo Gautama mengenai pilihan hukum (choice of law/rechswahl) para
pihak dapat memilih hukum yang harus dipakai untuk kontrak (perjanjian) dengan pembatasan
sendiri sepanjang tidak melanggar ketertiban umum dan tidak boleh menjelma menjadi
penyelundupan hokum.
Klausul pilihan hukum adalah klausul dalam kontrak di mana para pihak menyatakan
pilihan suatu sistem hukum yang mengatur kontrak. Klausul mengenai Pilihan Hukum, Hukum
yang Berlaku, Governing Law, atau Applicable Law merupakan salah satu klausul yang hampir
selalu dipersyaratkan untuk dicantumkan dalam kontrak-kontrak yang menjadi dasar hukum
transaksi komersial internasional.

17. Fungsi Pilihan Hukum


1. Berfungsi untuk menentukan hukum apa yang akan digunakan
2. untuk menentukan atau menerangkan syarat-syarat kontrak atau hukum yang akan
menentukan dan mengatur kontrak.
3. Sebagai sumber hukum manakala kontrak tidak mengatur sesuatu hal.
4. Menghidari ketidakpastian hukum terhadap kontrak selama pelaksanaan kewajiban-
kewajiban kontraktual para pihak.
5. Menghindari ketidakpastian hukum yang berlaku terhadap kontrak selama
pelaksanaan kewajiban-kewajiban kontraktual para pihak.

18. Pembatasan Pilihan Hukum


1. Tidak melanggar ketertiban umum
2. Hanya dibidang hukum kontrak
3. Harus ada kaitan dengan kontrak yang bersangkutan
4. Tidak untuk menyeludupkan hukum
5. Tidak untuk transaksi tanah atau hak-hak atas
6. Benda tidak bergerak
7. Tidak mengenai hukum perdata bersifat publik
8. Melanggar itikad baikpilihan hukum digunakan untuk menghindari tanggung jawab
pidana
9. Adanya aturan hukum yang sifatnya memaksa
10. Hukum substantif yang dipilih mengatur objek kontrak

19. Pilihan Forum


o Fungsi pilihan forum
Adalah untuk kepastian hukum, kepastian mengenai pengadilan mana yang berwenang
mengadili sengketa para pihak
o Prinsip Pilihan Forum
- Prinsip kebebasan para pihak
- Prinsip bonafide
- Prinsip prediktabilitas dan efektivitas
- Prinsip jurisdiksi eksklusif
o Pembatasan Pilihan Forum
- Tidak boleh ada unsur penipuan
- Pembatasan kewenangan pokok perkara oleh pengadilan
- Pembatasan kewenangan pengadilan terhadap pihak yang bersengketa
- Forum non-conveniens
- Tidak efektif dan berfungsinya forum yang dipilih
- Tidak melanggar ketertiban umum
o Macam-macam Pilihan Forum
- Negosiasi
- Mediasi
- Pengadilan
- Arbitrase

20. Prinsip – Prinsip Pilihan Hukum


1. Prinsip kebebasan para pihak
2. Prinsip bonafide
3. Prinsip real connection
4. Prinsip separabilitas pilihan hokum

Penentuan hukum ini, dalam praktiknya, dipengaruhi oleh banyak faktor:


1. pengetahuan para pihak terhadap hukum yang dipilih untuk berlaku untuk kontrak
mereka
2. lokasi aset para pihak
3. posisi tawar dari masing-masing pihak dalam kontrak
4. kebiasaan dalam praktik

21. Prinsip-prinsip kontrak internasional UNIDROIT


1. Prinsip kebebasan berkontrak
2. Prinsip pengakuan hukum terhadap kebiasaan dagang
3. Prinsip itikad baik
4. Prinsip force majeure

22. UNIDROIT Principle, CISG 1980 Dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Sebagaimana sudah diindikasikan di atas dapat dikatakan bahwa dewasa ini rezim yang
paling penting untuk kontrak perdagangan internasional adalah The United Nations Convention
on Contracts for the International Sale of Goods 1980 (CISG 1980) dan The Unidroit Principles
for International Commercial Contracts (UNIDROIT Principles).

23. Dampak Harmonisasi Hukum Kontrak


Tujuannya adalah mendorong kegiatan ekonomi dalam pasar regional ASEAN
24. Prinsip UNIDROIT dengan Prinsip-Prinsip Hukum Kontrak Indonesia memiliki
kesamaan
1. Adanya prinsip konsensualisme.
Dalam kontrak UNIDROIT kesepakatan para pihak merupakan hal yang mutlak
bagi terbentuknya suatu kontrak meskipun tidak dibuat secara formal (tertulis)
2. Adanya prinsip kebebasan berkontrak
Pada intinya memberikan peluang kepada para pihak untuk menentukan apa yang
mereka sepakati, baik berkaitan dengan bentuk maupun isi dari kontrak itu sendiri.
3. Adanya prinsip itikad baik
Pada intinya bertujuan untuk menciptakan keadilan bagi para pihak dalam
bertransaksi.
4. Prinsip Kepastian Hukum
Adanya prinsip kepastian hukum memberikan perlindungan bagi para pihak dari
itikad tidak baik pihak –pihak bersangkutan ataupun pihak ketiga.
Referensi

4. Buku

Adolf, Huala. (2008). Dasar-Dasar Hukum Kontrak Internasional. Bandung: Refika


Aditama.

Widagdo, Setyo. (2019). Hukum Internasional dalam Dinamika Hubungan Internasional.


Malang: UB Press.

5. Jurnal/Karya Ilmiah dan Media Internet.

Azizah, Siti. (2011). Penyelesaian Sengketa Kontrak Internasional Internasional. Fiat Justisia
Jurnal Ilmu Hukum, Volume 5. No.3.

Komar, Mieke . (2012). International Commercial Contracts / Kontrak Internasional.

Mawarni, Adestya. E. (2010). Lex Mercatoria Sebagai Substantive Applicable Law Kontrak Jual
Beli Internasional.

Romario, Rizqi. (2004). Hukum Kontrak Internasional

Simanjuntak, P. L. Karisa, Anindya. I. Happy, Paulina. M. (2013). Prinsip-Prinsip Hukum


Dalam Kontak Internasional.

Siregar, Mahmul. (2009). Aspek-Aspek Penting Dalam Transaksi Bisnis Dan Kontrak
Internasional.

Siregar, Mahmul. (2009). Prinsip-Prinsip Kontrak Internasional Unidroit (The UNIDROIT


Principles Of International Contracts, 1994).

Tadjuddin. (2011). Hukum Kontrak Internasional.

Utami, M. Jayantiari, R. (2013). Perlindungan Kepentingan Para Pihak Dalam Kontrak


Kerjasama Internasional Berdasarkan Unidroit.

Anda mungkin juga menyukai