s. Kawasan Industri Hulu dan Hilir Minyak dan Gas yang diprakarsai dan/atau dikuasai
oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara, atau Badan
Usaha Milik Daerah.
t. Kawasan Ekonomi Khusus yang diprakarsai dan/atau dikuasai oleh Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara, atau Badan Usaha Milik Daerah.
u. Kawasan Industri yang diprakarsai dan/atau dikuasai oleh Pemerintah Pusat,
pemerintah daerah, Badan Usaha Milik Negara, atau Badan Usaha Milik Daerah.
v. Kawasan Pariwisata yang diprakarsai dan atau dikuasai oleh Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara, atau Badan Usaha Milik Daerah.
w. Kawasan Ketahanan Pangan yang diprakarsai dan/atau dikuasai oleh Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara, atau Badan Usaha Milik Daerah.
x. Kawasan pengembangan teknologi yang diprakarsai dan/atau dikuasai oleh
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara, atau Badan Usaha
Milik Daerah.
Perubahan Pasal 14 UU 2/2012
Pasal 14 UU 2/2012 Pasal 14 Perubahan UU Cipta Kerja
(1) Instansi yang memerlukan tanah membuat (1) Instansi yang memerlukan tanah membuat
perencanaan Pengadaan Tanah untuk Kepentingan perencanaan Pengadaan Tanah untuk Kepentingan
Umum menurut ketentuan peraturan perundang- Umum dengan melibatkan kementerian/lembaga
undangan. yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
(2) Perencanaan Pengadaan Tanah untuk Kepentingan bidang pertanahan sesuai dengan ketentuan
Umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) peraturan perundang-undangan.
didasarkan atas Rencana Tata Ruang Wilayah dan (2) Perencanaan Pengadaan Tanah untuk Kepentingan
prioritas pembangunan yang tercantum dalam Umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah, didasarkan atas Rencana Tata Ruang Wilayah dan
Rencana Strategis, Rencana Kerja Pemerintah prioritas pembangunan yang tercantum dalam
Instansi yang bersangkutan. Rencana Pembangunan Jangka Menengah,
Rencana Strategis, dan/atau Rencana Kerja
Pemerintah/instansi yang bersangkutan.
Perubahan Pasal 19 UU 2/2012
Pasal 9 UU 2/2012 Pasal 19 Perubahan UU Cipta Kerja
(1) Konsultasi Publik rencana pembangunan (1) Konsultasi Publik rencana pembangunan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3)
dilaksanakan untuk mendapatkan kesepakatan dilaksanakan untuk mendapatkan kesepakatan
lokasi rencana pembangunan dari Pihak yang lokasi rencana pembangunan dari:
Berhak. a. Pihak yang Berhak;
(2) Dst… b. Pengelola Barang Milik Negara/Barang Milik
Daerah; dan
c. Pengguna Barang Milik Negara/Barang Milik
Daerah.
Dst..
Tambahan Pasal 19A, Pasal 19B, dan Pasal 19C
Pasal 19A
(1) Dalam rangka efisiensi dan efektivitas, Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum yang luasnya tidak
lebih dari 5 (lima) hektare dapat dilakukan langsung oleh Instansi yang memerlukan tanah dengan Pihak
yang Berhak.
(2) Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan sesuai
dengan kesesuaian tata ruang wilayah.
Pasal 19B
Dalam hal Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum yang luasnya kurang dari 5 (lima) hektare dilakukan
langsung antara Pihak yang Berhak dan Instansi yang memerlukan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal
19A ayat (1), penetapan lokasi dilakukan oleh bupati/wali kota.
Pasal 19C
Setelah penetapan lokasi Pengadaan Tanah dilakukan, tidak diperlukan lagi persyaratan:
a. kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang;
b. pertimbangan teknis;
c. di luar kawasan hutan dan di luar kawasan pertambangan;
d. di luar kawasan gambut/sempadan pantai; dan
e. analisis mengenai dampak lingkungan hidup.
Perubahan Lain UU 2/2012:
Hasil Penilaian Penilai Sangat Menentukan
UU 2/2012 UU Cipta Kerja
Pasal 24: Jangka waktu Penetapan Lokasi 2 Jangka waktu Penetapan Lokasi 3 tahun dan dapat diperpanjang 1 tahun.
tahun dan dapat diperpanjang 1 tahun
Pasal 28: Inventarisasi dan identifikasi Tambahan satu ayat yaitu ayat (3): Pengumpulan
data Pihak yang
penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan Berhak dan Objek Pengadaan Tanah sebagaimana dimaksud
pemanfaatan tanah. pada ayat (1) huruf b dapat dilakukan oleh penyurvei
berlisensi.
Pasal 34: Penilaian Ganti Kerugian atas dasar Tambahan ayat: Kedudukan Penilai Semakin Menentukan (Reduksi
Musyawarah)
musyawarah
Besarnya nilai Ganti Kerugian berdasarkan hasil penilaian
Terkait dgn Tugas Penilai Penilai bersifat final dan mengikat. Yang dimusyawarahkan
hanya bentuk ganti kerugian, dan melibatkan Penilai.
Tetapi UUCK lupa mengubah Pasal 37-39: Musyawarah untuk
penentuan bentuk dan besar Ganti Kerugian
Pasal 36: Bentuk Ganti kerugian: uang, tanah Tambahan ayat (2): Pemberian
Ganti Kerugian dalam bentuk
pengganti, pemukiman kembali, kepemilikan tanah pengganti, pemukiman kembali, kepemilikan saham,
saham, bentuk lain yang disetujui oleh kedua atau bentuk lainnya diatur dalam PP.
belah pihak.
Penjelasan Pasal 40: Pemberian GK kepada Tambahan Penjelasan:
Pihak yang berhak dan Pihak Yang Menguasai Tanah negara dengan itikat baik
Perubahan Lainnya UU 2/2012
UU 2/2012 UU Cipta Kerja
Pasal 42: Konsinyasi GK Tambahan ayat (3): Pengadilan
negeri paling lama dalam jangka
waktu 14 (empat belas) Hari wajib menerima penitipan
Ganti Kerugian.
Pasal 46: Pelepasan objek pengadaan tanah Tambahan dua ayat: (3)
Ganti Kerugian atas Objek Pengadaan
Tanah Kas Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
dapat diberikan dalam bentuk sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 36.
(6) Nilai Ganti Kerugian atas Objek Pengadaan Tanah berupa
harta benda wakaf ditentukan sama dengan nilai hasil
penilaian Penilai atas harta benda wakaf yang diganti.
Perubahan UU Perlindungan LP2B (UU 41/2009)
UU 41/2009 UU Cipta Kerja
Pasal 44: Larangan Alih Fungsi LP2B Perubahan dan Tambahan ayat: alih
fungsi LP2B dapat untuk
kepentingan umum dan/atau Proyek Strategis Nasional.
Pasal 73: terkait dengan ancaman pidana bagi Diubah menjadi pejabat yang memberi persetujuan alihfungsi LP2B.
pejabat yang memberi izin yang tidak sesuai
mengalihfungsikan LP2B
Bank Tanah 10 pasal: Pasal 125-135
Norma Baru Bidang
• Pemerintah Pertanahan
Pusat membentuk badan bank tanah. sebagai
badan khusus yang mengelola tanah.
• Kekayaan badan bank tanah merupakan kekayaan negara
yang dipisahkan.
• Badan bank tanah berfungsi melaksanakan perencanaan,
perolehan, pengadaan, pengelolaan, pemanfaatan, dan
pendistribusian tanah.
• Ketentuan lebih lanjut mengenai Komite, Dewan
Pengawas, dan Badan Pelaksana diatur dalam Peraturan
Presiden.
• Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan badan
bank tanah diatur dalam Peraturan Pemerintah.
Penguatan Hak Pengelolaan 7 pasal: Pasal 136-142: Bank Tanah dapat mempunyai HPL