Anda di halaman 1dari 3

1. Kode Etik Sebagai Sarana Kontrol Sosial Bagi Notaris Sebagai Pejabat Umum.

Seorang Notaris dalam menjalankan jabatannya, tidak cukup hanya memiliki keahlian bidang
hukum saja tetapi juga harus dilandasi tanggung jawab dan penghayatan terhadap keluhuran martabat
dan etika. Peran dan kewenangan Notaris sangat penting bagi lalu lintas hukum di masyarakat, oleh
karena itu Notaris harus dapat menjalankan profesinya secara profesional, berdedikasi tinggi serta selalu
menjunjung harkat martabatnya dengan menegakkan kode etik Notaris.
Notaris harus menjalankan profesinya sebagai Notaris dengan mengindahkan Kode Etik yang
berjalan berdampingan dengan profesinya sebagai seorang Notaris. Sesuai dengan ketentuan Pasal 3
Kode Etik Notaris Ikatan Notaris Indonesia mengenai kewajiban seorang notaris antara lain harus
memiliki moral, akhlak serta kepribadian yang baik, menghormati dan menjunjung tinggi harkat dan
martabat jabatan Notaris, penuh rasa tanggung jawab dalam arti selalu dapat
mempertanggungjawabkan semua tindakannya, akta yang dibuatnya, dan bertanggung jawab terhadap
kepercayaan yang diberikannya.
Dan sesuai dengan Pasal 4 ayat (2) Undang-undang Nomor 30 tahun 2004 Tentang Jabatan
Notaris yaitu mengenai Sumpah Jabatan yang antara lain berbunyi “Seorang notaris dalam menjalankan
profesinya akan menjaga sikap, tingkah laku dan menjalankan kewajiban sesuai dengan kode etik
profesi, kehormatan, martabat, dan bertanggung jawab”.

1.  seba, gai sarana kontrol sosial


Kode etik itu penting sebagai sarana kontrol sosial. Etika mengarahkan penyandang profesi
pada cita-cita yang telah digariskan bersama. Kode etik memberikan kriteria bagi calon anggota
kelompok profesi dan membantu mempertahankan pandangan para anggota lama terhadap
prinsip profesional yang telah digariskan. Atau Kode etik merupakan kriteria prinsip
profesional sehingga dapat menjadi parameter mengenai kewajiban profesional pars
anggotanya. Dengan parameter kode etik dapat dicegah kemungkinan terjadinya
konflik kepentingan antara sesama anggota kelompok profesi, atau antara anggota kelompok
profesi dan masyarakat. Anggota kelompok atau anggota masyarakat yang berkepentingan dapat
melakukan kontrol melalui rumusan kode etik profesi. . 

Kompleksitas dan spesialisasi masyarakat modern sedikit banyak telah mempersulit untuk
menentukan apakah seorang anggota kelompok profesional menjalankan kewajibannya atau
tidak. Setiap profesi mempunyai problem pembinaannya sendiri. Luhur tidaknya sebuah profesi
tergantung pada situasi saling percaya yang terkandung dalam kehidupan sosial.
2.          Sebagai pencegah campur tangan pihak lain

Kode etik menentukan standarisasi kewajiban profesional suatu kelompok profesi.


Dengan demikian pemerintah atau masyarakat tidak perlu lagi ikut campur tangan untuk
menentukan bagaimana seharusnya anggota kelompok profesi melaksanakan kewajiban
profesionalnya. Kode etik profesi mencegah pengawasan dan campur tangan yang dilakukan
oleh pemerintah atau oleh masyarakat melalui beberapa agen atau pelaksananya. Hukum adalah
sarana kontrol sosial yang paling jelas terlihat maka harus dipergunakan hanya pada saat cara-
cara lain untuk melindungi hak-hak individu dan masyarakat tidak dapat berjalan. Ada ruang
lingkup tertentu bagi perilaku manusia dimana hukum tidak tepat dipergunakan sebagai
instrumen kontrol sosial, dimana prinsip-prinsip moralitas sehari-hari tampak tidak berfungsi.
Namun sebagai gantinya terdapat beberapa patokan dan kesepakatan penting dalam kehidupan
manusia. Para penyandang profesi telah memilih untuk menyelenggarakan dan menetapkan
patokan-patokan tertentu bagi kelompoknya sendiri, sementara kode etik diperlukan untuk
melindungi kelompoknya sendiri maupun masyarakat pada umumnya.

3.          Sebagai pencegah kesalahpahaman dan konflik


Substansi dari kode etik profesi adalah norma perilaku yang sudah dianggap benar atau yang
telah mapan dan tentunya akan lebih efektif lagi apabila norms perilaku tersebut dirumuskan
sedemikian baiknya, sehingga memuaskan pihak-pihak yang berkepentingan. Kode etik
merupakan kristalisasi perilaku yang dianggap benar menurut pendapat umum karena berdasarkan
pertimbangan kepentingan profesi yang bersangkutan. Dengan demikian, kode etik dapat
mencegah segala kesalahpahaman dan konflik, dan sebaliknya berguna sebagai bahan refleksi
nama baik profesi. Kode etik profesi yang baik adalah yang mencerminkan nilai moral
anggota kelompok profesi sendiri dan pihak yang membutuhkan pelayanan profesi yang
bersangkutan.
Atau dengan arti lain, Kode etik juga penting untuk pengembangan patokan kehendak yang lebih
tinggi. Kode etik ini dasarnya adalah sesuatu perilaku yang sudah dianggap benar serta berdasarkan
metode prosedur yang benar pula. Kode etik ini sudah banyak dilakukan oleh para anggota sebuah
kelompok profesional, dan ini akan terlaksana lebih lancar serta efektif kembali apabila kode etik
dirumuskan sedemikian rupa sehingga dapat mendatangkan rasa puas pada pihak-pihak yang
bersangkutan. Kode etik adalah kristalisasi dari hal-hal yang biasa atas pertimbangan kepentingan
profesi yang bersangkutan. Jadi kode etik pada dasarnya dimaksudkan untuk sedapat mungkin
mencegah kesalahpahaman dan konflik. Kode etik memudahkan kelompok untuk menekan semua hal
yang dapat menyebabkan menurunnya posisi kelompok, atau sebaliknya dapat dipergunakan sebagai
bahan refleksi atas nama baik kelompok.

Anda mungkin juga menyukai