Anda di halaman 1dari 9

A.

Gambaran Umum
Dalam beberapa tahun terakhir, angka kekerasan seksual terus mengalami
peningkatan. Kekerasan seksual tersebut mencakup berbagai macam tindakan,
termasuk dalam ruang lingkup media online. KBGO merupakan singkatan dari
Kekerasan Seksual Berbasis Gender Online. Berdasarkan Catatan Tahunan Komnas
Perempuan yang dirilis pada 5 Maret 2021, terdapat 940 kasus KBGO dari
sebelumnya 281 kasus sepanjang 2020. Meskipun ruang lingkup interaksi di masa
pandemi semakin terbatas secara ruang, tetapi bentuk kekerasan seksual tetap terjadi
dalam bentuk online, seperti komentar seksis, serta penyebaran video dan foto tanpa
izin.
Hadirnya mengharuskan kita untuk melakukan segala kegiatan dari rumah
secara online. Tidak hanya sebagai korban, namun banyak juga orang yang menjadi
saksi dari tindakan KBGO. Dari survey online yang dilakukan oleh safenet pada 315
responden selama 6 hingga 19 April 2020, sebanyak 86 orang responden mengalami
pelecehan seksual selama WFH, 68 responden mengaku menyaksikan pelecehan
seksual, dan 30 responden pernah menjadi korban dan saksi pelecehan seksual.
Hal yang sangat disayangkan adalah diluar dari fakta bahwa tindakan KBGO
marak terjadi, kebanyakan kasus justru hanya dibiarkan berlalu begitu saja. Tidak
hanya itu, lambat laun tindakan-tindakan menyimpang ini justru dinormalisasi dan
banyak pihak yang semakin acuh menangani kasus semacam ini.
Maka dari itu, lewat kegiatan ini kami harap peserta dapat menyadari
maraknya kasus KBGO dan berbagai dampak yang diakibatkan. Dari kesadaran
tersebutlah timbul keinginan dan gerakan untuk berani bertindak melawan berbagai
kekerasan seksual yang terjadi, terutama di ranah media online.

A. Bentuk Kegiatan

Webinar 16 HAKtP Festival hari kedua akan berbentuk talkshow interaktif


yang akan dipimpin moderator bersama tiga pembicara yang akan memberikan
pendapatnya mengenai "Defining Online Gender Based Violence: A New Space of
Gender Based Violence”. Untuk Nurul Nur Azizah akan menjadi pembicara 3
dengan ranah pembahasan peran media sebagai ruang yang aman dalam
penanganan kasus KBGO.

B. Rumusan Masalah
1. Pembicara 1

Pokok bahasan : Terminologi, Kultur, dan Dampak KBGO

a. Menjelaskan pengertian KBGO (Kekerasan Berbasis Gender Online) dan


bentuk-bentuknya.
b. Menjelaskan penyebab terjadinya kekerasan seksual di media online.
c. Menjelaskan bagaimana persoalan akses perempuan terhadap teknologi
digital dalam terjadinya KBGO.
d. Menjelaskan bagaimana anonimitas berperan dalam terhambatnya
perlindungan terhadap korban KBGO.
e. Menjelaskan bagaimana dampak yang dirasakan korban akibat KBGO.
f. Menjelaskan apa intervensi yang dapat dilakukan ketika menyadari
terjadinya KBGO.

2. Pembicara 2

Pokok bahasan : Meninjau KBGO dalam Perspektif Hukum

a. Menjelaskan bagaimana realitas hukum positif di Indonesia dalam


memberikan perlindungan dan keadilan bagi korban KBGO.
b. Menjelaskan tindakan pendekatan hukum seperti apa yang dapat
dilakukan dalam penanganan KBGO.
c. Menjelaskan hambatan dalam penanganan KBGO.
d. Menjelaskan bagaimana bentuk perlindungan terhadap saksi dan pelapor
dalam kasus KBGO.
e. Menjelaskan hal apa saja yang dapat kita lakukan dalam mendorong
reformasi hukum untuk penanganan KBGO.

3. Pembicara 3 : Nurul Nur Azizah (Redaktur konde.co)

Pokok bahasan : Peran Media sebagai Ruang yang Aman dalam


Penanganan Kasus KBGO

a. Menjelaskan bagaimana peran media dalam penanganan KBGO.


b. Menjelaskan bagaimana urgensi persepsi korban KBGO dalam
pemberitaan di media massa.
c. Menjelaskan bagaimana cara untuk menciptakan ruang aman dalam
menggunakan teknologi.
d. Menjelaskan bagaimana peran media dalam melanggengkan rape culture.
e. Menjelaskan bagaimana agenda setting and framing dalam KBGO.
f. Menjelaskan bagaimana peran aktivisme digital dalam meningkatkan
kesadaran masyarakat akan KBGO.

C. Target dan Arahan Materi


1. Pembicara 1

Pokok bahasan : Terminologi, Kultur, dan Dampak KBGO


a. Peserta dapat memahami definisi KBGO (Kekerasan Berbasis Gender
Online) dan bentuk-bentuknya tindakan yang dikategorikan sebagai
KBGO.
b. Peserta dapat memahami penyebab terjadinya kekerasan seksual di media
online.
c. Peserta dapat memahami persoalan akses perempuan terhadap teknologi
digital dalam terjadinya KBGO.
d. Peserta dapat memahami anonimitas berperan dalam terhambatnya
perlindungan terhadap korban KBGO.
e. Peserta dapat memahami dampak yang dirasakan korban akibat KBGO.
f. Peserta dapat memahami intervensi yang dapat dilakukan ketika
menyadari terjadinya KBGO.

2. Pembicara 2

Pokok bahasan : Meninjau KBGO dalam Perspektif Hukum


a. Peserta dapat memahami realitas hukum positif di Indonesia dalam
memberikan perlindungan dan keadilan bagi korban KBGO.
b. Peserta dapat memahami tindakan pendekatan hukum yang dapat
dilakukan dalam penanganan KBGO.
c. Peserta dapat memahami hambatan dalam penanganan KBGO.
d. Peserta dapat memahami perlindungan terhadap saksi dan pelapor dalam
kasus KBGO.
e. Peserta dapat memahami hal yang dapat dilakukan dalam mendorong
reformasi hukum untuk penanganan KBGO.

3. Pembicara 3 : Nurul Nur Azizah (Redaktur konde.co)

Pokok bahasan : Peran Media sebagai Ruang yang Aman dalam


Penanganan Kasus KBGO
a. Peserta dapat memahami peran media dalam penanganan KBGO.
b. Peserta dapat memahami urgensi persepsi korban KBGO dalam
pemberitaan di media massa.
c. Peserta dapat memahami cara untuk menciptakan ruang aman dalam
menggunakan teknologi.
d. Peserta dapat memahami peran media dalam melanggengkan rape culture.
e. Peserta dapat memahami agenda setting and framing KBGO.
f. Peserta dapat memahami peran aktivisme digital dalam meningkatkan
kesadaran masyarakat akan KBGO.
D. Tujuan

1. Tujuan Umum
a. Meningkatkan pemahaman dan partisipasi seluruh lapisan masyarakat
dalam mencegah serta menghentikan isu kekerasan terhadap
perempuan dalam upaya edukasi.
b. Memberikan gambaran perspektif dalam tindakan kekerasan terhadap
perempuan pada berbagai ranah.

2. Tujuan Khusus
a. Peserta mendapatkan edukasi mengenai terminologi, kultur, dan
dampak KBGO.
b. Peserta mendapatkan edukasi mengenai kasus KBGO dalam perspektif
hukum.
c. Peserta mendapatkan edukasi mengenai peran media sebagai ruang
yang aman dalam penanganan kasus KBGO.

E. Acara
1. Sesi utama Talkshow akan dipandu oleh moderator dengan tema “Defining Online
Gender Based Violence: A New Space of Gender Based Violence” bersama 3
pembicara. Moderator akan mengajukan beberapa pertanyaan terkait tema yang
telah ditentukan kepada masing-masing narasumber.
2. Tanya jawab dengan peserta.
3. Kuis Kahoot sebagai post-test yang akan berisi pertanyaan-pertanyaan seputar
materi yang sudah dibahas sebelumnya.
F. Waktu dan Tempat
1. Hari, tanggal : Minggu, 28 November 2021
2. Waktu : 09.45 WIB - 12.02 WIB
3. Tempat : Platform Zoom Meeting
G. Susunan Acara

No Waktu Durasi Kegiatan


.
1 09.45-09.55 10 menit Registrasi
2 09.55-10.00 5 menit Pembukaan
3 10.00-10.05 5 menit Sambutan
4 10.05-10.07 2 menit Pengenalan moderator
5 10.07-10.12 5 menit Pengenalan pembicara
(Nurul Nur Azizah)
6 10.12-11.22 70 menit Talkshow (Nurul Nur
Azizah)
7 11.22-11.37 15 menit Sesi tanya jawab (Nurul
Nur Azizah)
8 11.37-11.47 10 menit Penutupan talkshow
9 11.47-11.57 10 menit Ice breaking
10 11.57-12.02 5 menit Penutupan Acara

H. Penyelenggara

Acara 16 HAKtP Festival ini diselenggarakan oleh Girl Up Diponegoro. Girl


Up Diponegoro sendiri merupakan bagian dari Girl Up Indonesia atas inisiasi Girl Up
Campaign UN Foundation di Universitas Diponegoro. Latar belakang berdirinya Girl
Up Diponegoro adalah masih minimnya tempat menyuarakan isu gender dan
kesadaran bahwa kesetaraan gender patut diperjuangkan. Girl Up Diponegoro
memiliki visi besar untuk menjadi wadah bagi mahasiswa Universitas Diponegoro
untuk bergerak serentak membangun ruang yang aman, setara, dan inklusif di
lingkungan Universitas Diponegoro. Visi ini diproyeksikan dalam misi yaitu
mengadvokasi isu-isu perempuan dan kesetaraan gender, berkolaborasi dengan
pemangku kepentingan untuk melaksanakan kegiatan program, dan memberdayakan
mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) melalui program kegiatan Diponegoro
Girl Up untuk menjadi agen perubahan.

I. Layanan Informasi

J. Penutup

Demikian TOR (Term of Reference) ini disusun sebagai panduan pelaksanaan


kegiatan dan dengan harapan bisa memberikan gambaran yang jelas kepada
pembicara serta berbagai pihak yang mendukung dalam pelaksanaan kegiatan ini.
Kami masih terbuka terhadap materi lain yang masih berhubungan dengan materi
yang kami berikan. Atas perhatian dan dukungannya, kami ucapkan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai