Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PKL

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP IZIN USAHA PEDAGANG KAKI


LIMA YANG BERJUALAN DIWILAYAH SMA NEGERI 5 MAGELANG
YANG MEMANFAATKAN TANAH KOSONG DILUAR PAGAR
BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR
13 TAHUN 2013

TEMPAT PELAKSANAAN PKL


KANTOR SATUAN POLISI PAMONG PRAJA (SATPOL PP) KOTA
MAGELANG
WAKTU PELAKSANAAN PKL
26 DESEMBER 2022 S/D 27 JANUARI 2023

OLEH :

MUHAMMAD ADANI FIDAYANTO

2010601113

PROGRAM STUDI HUKUM


FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TIDAR
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Lapangan berjudul Penegakan Hukum Terhadap


Izin Usaha Pedagang Kaki Lima yang Berjualan diwilayah SMA Negeri 5
Magelang yang Memanfaatkan Tanah Kosong diLuar Pagar Berdasarkan
Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 13 Tahun 2013 yang disusun oleh
Muhammad Adani Fidayanto 2010601113 telah dipertahankan di depan tim
penguji PKL Program Studi Hukum Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Tidar pada:

Hari : ……………………………………………………………………
Tanggal : ……………………………………………………………………
Pukul : ……………………………………………………………………
Judul : Penegakan Hukum Terhadap Izin Usaha Pedagang Kaki Lima
yang Berjualan diwilayah SMA Negeri 5 Magelang yang Memanfaatkan Tanah
Kosong diLuar Pagar Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 13
Tahun 2013

Dan dinyatakan LULUS

Tim Penguji :

Dosen Penguji Ketua Penguji/Dosen


Pembimbing

NIP/NIK. NIP/NIK.
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
Rahmat serta Karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan kegiatan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) yang merupakan Program wajib dalam Mata kuliah serta salah
satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana di Program Studi Hukum Universitas
Tidar, sehingga Penulis dapat Menyusun Laporan kegiatan PKL dengan judul
“PENEGAKAN HUKUM TERHADAP IZIN USAHA PEDAGANG KAKI
LIMA YANG BERJUALAN DIWILAYAH SMA NEGERI 5 MAGELANG
YANG MEMANFAATKAN TANAH KOSONG DILUAR PAGAR
BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 13
TAHUN 2013“. Yang disusun dalam rangka memenuhi tugas Praktek Kerja
Lapangan yang telah dilaksanakan pada tanggal 26 Desember 2022 hingga 27
Januari 2023 yang bertempat di Kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)
Kota Magelang.

Penulis juga menyadari dibalik berjalannya Praktek Kerja Lapangan


(PKL) Banyak pihak yang turut serta mensukseskan Kegiatan tersebut , Oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada yang
terhormat :

1. Prof. Dr. Sri Suwitri, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Tidar
2. Satrio Ageng Rihardi, S.H.,M.H. selaku Ketua Jurusan Program Studi
Hukum Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tidar
3. Sholihul Hakim, S.H.,M.H. selaku Dosen Pembimbing Praktik Kerja
Lapangan
4. OT Rostrianto, SIP., M.M selaku Kepala Kantor Satuan Polisi Pamong
Praja (Satpol PP) Kota Magelang
5. Sugro Surono ,S.Sos selaku Pembimbing Praktik Kerja Lapangan di
Kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Magelang
6. Seluruh Jajaran Pegawai Kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)
Kota Magelang yang telah membimbing dan menerima penulis dengan
sangat baik.

Magelang, 02 Februari 2023

Muhammad Adani Fidayanto


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1

1.2 Rumusan masalah......................................................................................3

1.3 Tujuan dan Manfaat.......................................................................................3

1.4 Tempat Pelaksanaan PKL.........................................................................4

1.5 Teknik Pengumpulan Data........................................................................5

BAB II PAPARAN LAPORAN..............................................................................6

2.1 Jangka Waktu Pelaksanaan PKL....................................................................6

2.2 Gambaran Umum Instansi.............................................................................6

2.3 Kegiatan Selama Pelaksanaan........................................................................8

BAB III ANALISIS HASIL PEKERJAAN...........................................................14

3.1 Kesesuaian Kegiatan dengan Tema............................................................14

3.2 Bentuk Dukungan.......................................................................................14

3.3 Hambatan-hambatan..................................................................................15

3.4 Pembahasan Laporan...............................................................................15

BAB VI PENUTUP...............................................................................................20

4.1 kesimpulan...................................................................................................20

4.2 Saran.............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22

Lampiran-lampiran.................................................................................................23
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan sebuah perantara bagi
Mahasiswa terutama mahasiswa hukum, dimana dalam kegiatan itu
mahasiswa dapat melihat dan menerapkan ilmu hukum yang sudah di pelajari
di kampus apakah sesuai atau tidak dengan penerapannya di lapangan. Selain
itu mahasiswa juga mendapat gambaran bagaimana profesi dan pekerjaan
dalam bidang hukum.
Dengan PKL mahasiswa mendapat kesempatan untuk
mengimplementasikan ilmu sesuai program studi dan konsentrasi masing-
masing yang di dapat saat perkuliahan ke dalam dunia kerja nyata dan
diharapkan PKL dapat memberikan pengalaman bagi mahasiswa mengenai
gambaran mengenai dunia kerja yang sesungguhnya sehingga mahasiswa
mampu mengembangkan keterampilan, wawasan, serta sikap disiplin dan
mandiri untuk dapat menjadi tenaga kerja yang siap bersaing. Selain itu,
selama menjalani mahasiswa mampu berkontribusi dan menciptakan sesuatu
yang positif untuk tempat PKL. PKL dapat dilakukan mahasiswa di tempat
yang berkaitan dengan program studi dan konsentrasi. Mahasiswa yang
melakukan PKL, mengajukan permohonan untuk melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan di Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Magelang. Penulis
memilih Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Magelang sebagai
tempat PKL karena instansi tersebut terbuka untuk calon mahasiswa yang
ingin melaksanakan Praktik Kerja Lapangan dan mempelajari tentang
menegakkan perda dan menyelenggarakan ketertiban umum,ketentraman dan
perlindungan masyarakat yang dijalankan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol
PP) Kota Magelang yang mengalami perkembangan yang baik setiap
tahunnya.
Pedagang Kaki Lima (PKL) merupakan salah satu pelaku sektor informal
yang diperlakukan oleh pemerintah secara tidak seimbang. Walaupun
beberapa kelompok teroganisir di sektor ini (seperti misalnya pedagang

1
asongan) kecenderungan memiliki jiwa wiraswasta, namun secara umum
sektor informal

2
seringkali dipandang sebagai usaha bermodal kecil yang mana sulit
memperoleh keuntungan, dengan akses pasar yang terbatas serta rendahnya
standar hidup para pekerjanya
Masalah PKL selalu menjadi suatu hal yang menarik untuk diteliti. PKL
selalu menjadi polemik dalam berbagai kalangan, baik kalangan masyarakat
maupun kalangan pemerintah. Keberadaannya seringkali terhubung dengan
masalah penertiban dan penggusuran. Upaya penertiban yang dilakukan oleh
aparat pemerintah sering berakhir dengan bentrokan dari PKL. Bersama
dengan komponen masyarakat lainnya, tidak jarang para PKL melakukan
unjuk rasa, selalu berakhir dengan kekacauan dan keributan. Sehingga
ketertiban sulit sekali untuk diwujudkan.
Pemerintah Kota Magelang telah mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda)
Nomor 13 Tahun 2013 tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki
Lima, yang berarti bahwa pemerintah Kota Magelang mengakui keberadaan
PKL dan memiliki keinginan yang kuat dalam mewujudkan keindahan dan
ketertiban kota tanpa mengindahkan kepentingan dan hak ekonomi, sosial,
budaya dari pelaku PKL itu sendiri
Selain itu Pemerintah Daerah Kota Magelang dalam Penataan dan
Pemberdayaan mempunyai tujuan tertentu yang disebutkan pada Perda Kota
Magelang yang dikeluarkan oleh Pemkot Magelang , No. 13 tahun 2013 pada
pasal 3 yaitu :
a. mewujudkan kota yang tertib, aman, indah dan bersih dengan
saranadan prasarana perkotaan yang memadai dan berasaskan
lingkungan.
b. memberikan kesempatan berusaha bagi PKL melalui penetapan lokasi
sesuai dengan peruntukannya;
c. menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan usaha PKL menjadi
usaha ekonomi mikro yang tangguh dan mandiri.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran bagaimana
penegakan perda yang dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)

2
terhadap izin usaha pedagang kaki lima yang memanfaatkan tanah kosong
diluar pagar untuk berjualan di wilayah SMA Negeri 5 Magelang.
Kemudian, penulis memberikan laporan ini dengan tujuan memberikan
sebuah gambaran dan pengetahuan seputar tata cara dalam penegakan perda
dan pembinaan terhadap masyarakat yang melanggar ketertiban umum di kota
magelang selain itu tujuan dilaksanakan Praktik Kerja Lapangan ini agar
Mahasiswa Program Studi Hukum mampu mempraktekkan teori-teori dalam
perkuliahan serta mampu memberikan kontribusi nyata kepada
Organisasi/Lembaga dan masyarakat dalam bentuk mengaplikasikan
pengetahuannya dalam laporan ini.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan uraian diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah penegakan hukum terhadap izin usaha pedagang kaki lima
yang berjualan di wilayah SMA Negeri 5 Magelang yang memanfaatkan
tanah kosong diluar pagar berdasarkan peraturan daerah kota Magelang
nomor 13 tahun 2013?

2. Faktor-Faktor apa sajakah yang mendukung dan menghambat terhadap


penegakan hukum tersebut?

1.3 Tujuan dan Manfaat


A. Tujuan Praktek Kerja Lapangan sebagai berikut :

 Sebagai sarana pelatihan kerja bagi mahasiswa sehingga nantinya


mampu dan memperoleh bekal untuk terjun secara langsung di dunia
kerja.

3
 Mengetahui bagaimana bagaimana tata cara penilaian dan penetapan
ganti kerugian yang layak dalam pengadaan tanah bagi pembangunan
untuk kepentingan umum serta bagaimana tata cara pemberian ganti
kerugian dalam pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan
umum.
 Sebagai wujud persiapan mahasiswa dalam Praktek Kerja Lapangan
(PKL) untuk dapat bekerja secara maksimal di kehidupan yang nyata
setelah menyelesaikan perkuliahan di jurusan Ilmu Hukum Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
 Meningkatkan kepekaan mahasiswa dalam menyikapi permasalahan
yang terjadi di masyarakat.
 Agar mahasiswa dapat melakukan dan membandingkan penerapan teori
yang diterima di jenjang akademik dengan praktek yang dilakukan di
lapangan.

B. Manfaat Praktik Kerja Lapangan adalah sebagai berikut :


1. Mendapatkan pengalaman dan keterampilan baru di bidang ilmu
hukum.
2. Terpapar dengan kondisi nyata dan pengalaman di tempat kerja/praktik
yang relevan di bidang hukum.
3. Mendapatkan pengalaman menggunakan metode analisis masalah yang
tepat terhadap pemecahan berbagai permasalahan di tempat
kerja/praktik.
4. Mendapatkan data/bahan untuk penulisan karya tulis ilmiah dan laporan
PKL pada khususnya.
5. Meningkatkan kemampuan membandingkan antara teori yang
didapatkan di bangku perkuliahan dengan pengaplikasian yang terjadi
di dunia lembaga peradilan yang sesungguhnya.
6. Mampu melihat kapasitas diri dan mengevaluasi diri untuk
mempersiapkan dirinya di dunia kerja nantinya

4
1.4 Tempat Pelaksanaan PKL
Tempat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan bertempatan di Kantor
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Magelang, Jalan Letjen Suprapto, Magersari,
Kec. Magelang Selatan, Kota Magelang, Jawa tengah 59214 telp (0293)
363395
Praktik Kerja Lapangan ini dillaksanakan pada tanggal 26 Januari 2022
sampai dengan tanggal 27 Januari 2023.

1.5 Teknik Pengumpulan Data


Metode yang digunakan dalam pengumpulan data Laporan Praktek Kerja
Lapangan adalah sebagai berikut :
1. Metode Observasi
Metode ini adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan
meninjau dan mencermati secara langsung serta mewancarai
pegawai/karyawan tentang penegakan perda terhadap izin usaha pedagang
kaki lima dalam peraturan daerah Kota Magelang nomor 13 tahun 2013.

2. Metode Bimbingan dan Arahan


Metode ini di lakukan oleh pembimbing lapangan PKL yang diberikan
kepada mahasiswa dengan mengarahkan dan diskusi mengenai bidang
keilmuwan pada Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Magelang.

3. Metode studi Kepustakaan


Cara ini dilakukan dengan menganalisis studi kepustakaan yang terdiri
atas bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang mempunyai otoritas
yang terdiri atas peraturan perundang-undangan, Bahan hukum sekunder
adalah semua publikasi tentang hukum yang merupakan dokumen yang
tidak resmi antara lain buku dan jurnal hukum.
4. Metode Dokumentasi
Yaitu metode pengambilan foto/dokumentasi yang merupakan upaya
untuk menunjukan data dan kegiatan sehari-hari mahasiswa dalam

5
menjalankan PKL untuk melengkapi data laporan, adapun jenis
dokumentasi yang penulis gunakan antara lain file, baik soft file maupun
hard file jika diperlukan. Salah satunya yang berkaitan struktur organisasi,
profil instansi, SOP pelayanan dari instansi dan peraturan-peraturan yang
telah dikeluarkan oleh instansi.

6
BAB II PAPARAN LAPORAN

2.1 Jangka Waktu Pelaksanaan PKL


Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan sesuai jadwal yang telah
ditentukan oleh Program Studi Hukum Universitas Tidar yaitu pada
tanggal 26 Desember 2022 hingga 27 Januari 2023. Sehingga penulis telah
memenuhi syarat PKL yaitu 30 hari kerja

2.2 Gambaran Umum Instansi


Satuan Polisi Pamong Praja yang disingkat Satpol PP adalah salah
satu perangkat Pemerintah Daerah yang berperan penting untuk menjaga
ketertiban dan memelihara ketentraman umum serta menegakkan
Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala DaerahPenyelenggaraan
pemerintahan daerah yang baik belum dikatakan sempurna jika hanya
dibantu oleh Lembaga legislatif dan eksekutif, namun harus dilengkapi
dengan berbagai perangkat pemerintahan daerah. Dalam pelaksanaan
urusannya, Pemerintahan Daerah mesti mempunyai aparatur pemerintah
daerah sebagai pelaksana dalam setiap kebijakan pemerintah daerah.Satpol
PP dalam jajaran Kementerian Dalam Negeri memiliki kedudukan yang
strategis karena tugasnya membantu kepala daerah dalam bidang
pemerintahan umum. Artinya Satpol PP memiliki tanggungjawab dalam
upaya penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan serta semua tugas utama
dan fungsi yang diatur dalam peraturan pemerintahan. Tugas pokok dari
Satpol PP ialah mengayomi PNS serta masyarakat, membina sekaligus
membangun ketentraman dan ketertiban masyarakat di wilayah kerjanya.
Bukan hanya itu Satpol PP juga menegakkan berbagai Peraturan Daerah
yang ditetapkan.

7
Struktur Organisasi
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Magelang

Kepala Satpol PP

Ka. Sub Bagian Tata


Usaha

Ka. Seksi Ka. Seksi Penegakan


Ka. Seksi Operasional
Pengembangan Peraturan Daerah

Sumber Data Kepegawaian Satpol PP Kota Magelang


Susunan Organisasi Unit Satuan Polisi Pamong Praja ( Satpol PP ) Kota
Magelang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) Satuan Polisi Pamong Praja
Kota Magelang berdasarkan Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 5 Tahun
2005 tentang Susunan,kedudukan dan Tugas Pokok Perangkat Daerah Kota
Magelang yang ditetapkan pada tanggal 26 mei 2008 dimana struktur organisasi
Satpol PP terdiri dari :
1. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja
2. Ka. Sub. Bag. Tata Usaha
3. Ka. Seksi Pengembangan Kapasitas
4. Ka. Seksi Operasional

8
2.3 Kegiatan Selama Pelaksanaan
1. Kegiatan Umum
Melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan penulis sudah menyusun
berbagai bentuk kegiatan yang ada pada proposal yang sudah menyusun berbagai
bentuk kegiatan yang ada pada proposal yang sudah penulis susun. Akan tetapi
dalam praktiknya bentuk kegiatan yang penulis lakukan tidak sepenuhnya terpaku
pada kegiatan yang sudah penulis susun pada proposal karena harus melihat
kondisi yang terjadi pada Kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota
Magelang.
Berikut adalah tabel kegiatan umum yang penulis laksanakan selama masa
Praktek Kerja Lapangan di Kantor Satpol PP :

NO WAKTU KEGIATAN
1 26 Desember -Penerjunan Mahasiswa dengan melakukan kegiatan
2022 pendahuluan berupa perkenalan terhadap hal-hal umum
sejalan dengan Visi dan Misi dari Satuan Polisi Pamong
Praja (Satpol PP).
-Dan pengenalan mengenai tugas pokok dan fungsi dari
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Magelang
2 27 Desember Pengenalan lingkungan Satpol PP serta pemberian tugas
– 6 Januari PKL mengenai lingkup pengelola kepegawaian . Dan
2023 membantu jalannya acara test wawancara THL tahun
2023
3 9 – 20 Membantu tugas dalam ruang pengelolaan kepegawaian,
Januari 2023 mengamati kasus-kasus pelanggaran di ruang penyidik
4 21-26 Januari Mengidentifikasi penyelesaian masalah mengenai kasus-
2023 kasus pelanggaran di wilayah kota Magelang yang salah
satunya masalah izin usaha pedagang kaki lima yang
memanfaatkan tanah kosong di luar pagar SMA Negeri
5 Magelang untuk berjualan dan pengumpulan data-data

9
kasus dan penyelesaian masalah yang ada di kantor
Satpol PP yang telah dilakukan sebelumnya untuk
mendukung data dalam penerlitian laporan PKL.
5 27 Januari Melakukan penarikan dan perpisahan dari Kantor Satuan
2023 Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Magelang.

2. Kegiatan Khusus
Penulis melakukan kegiatan khusus selama masa Praktik Kerja Lapangan
merupakan kegiatan inisiatif dari penulis serta kegiatan yang penulis lakukan
diluar bidang kerja Satpol PP kota Magelang kegiatan ini bertujuan agar penulis
mampu mendapatkan ilmu yang lebih serta pengalaman yang banyak, juga
merupakan bentuk pemantauan penulis terhadap Satpol PP kota Magelang apakah
ilmu/materi yang penulis dapatkan semasa perkuliahan sesuai diterapkannya pada
Kantor Satuan Polisi Pamong Praja berikut adalah tabel kegiatan khusus yang
penulis lakukan selama masa Praktek Kerja Lapangan di kantor Satpol PP :

NO KEGIATAN KETERANGAN
1 Senin,26 Desember Mendata data Tenaga kerja Harian Lepas
2022 (THL) DAMKAR tahun 2022
2 Selasa,27 Desember -Menuliskan Agenda surat masuk di
2022 ruang pengelola kepegawaian
-Belajar menuliskan surat acara dilembar
disposisi
3 Rabu,28 Desember -Membantu pihak pengelola
2022 kepegawaian membuat aturan acara
wawancara Tenaga kerja Harian Lepas
(THL)
-Membantu menjadi penghubung dan
notulen dalam acara test wawancara
calon THL Satpol PP tahun 2023

10
-Mengikuti kegiatan Patroli Bersama
anggota Satpol PP,TNI,dan Polri pada
malam hari
4 Kamis,29 Desember Membantu menjadi penghubung dan
2022 notulen dalam acara test wawancara
calon THL Satpol PP tahun 2023
5 Jumat,30 Desember -Menghubungkan data banpol test
2022 wawancara THL Satpol PP dan Damkar
Kota Magelang
-Belajar membuat surat keterangan
simpreso

6 Senin,02 Januari -Mengecek data/draft distribusi BBM


2023 Jabatan
-Menuliskan data distribusi BBM
Jabatan
-Mengoreksi pasal-pasal perjanjian kerja
THL Satpol PP
7 Selasa,03 Januari Membantu pengecekan dan mengoreksi
2023 data SK(Surat perjanjian Kerja) THL
tahun 2023
8 Rabu,04 Januari -Membantu pengecekan surat perjanjian
2023 kerja tenaga harian lepas
-Membantu dan belajar membina orang
yang tertangkap kasus pelanggaran
meminum-minuman keras yang dibina
oleh pihak penyidik Satpol PP
9 Kamis,05 Januari Membantu dan belajar membina orang
2023 yang tertangkap kasus pelanggaran
meminum-minuman keras yang dibina

11
oleh pihak penyidik Satpol PP
10 Jumat,06 Januari Membantu dan belajar membina orang
2023 yang tertangkap kasus pelanggaran
meminum-minuman keras dan membawa
senjata tajam yang dibina oleh pihak
penyidik Satpol PP
11 Senin,09 Januari -Membantu menuliskan surat acara di
2023 lembar disposisi
-Menuliskan agenda surat masuk
-Mendata dokumen pelaksanaan
anggaran
-Membantu membuat surat nota dinas
12 Selasa,10 Januari -Menuliskan surat dilembar disposisi
2023 -Menuliskan agenda undangan dan
agenda surat masuk
-Mengirim surat pengantar ( Kenaikan
gaji berkala) kepada inspektur kota
Magelang di Kantor Setda
13 Rabu,11 Januari -Mendata dan memperbarui data pihak
2023 Satpol PP pada surat perjanjian kerja
harian lepas
-Mengamati dan menyimak kasus-kasus
pelanggaran yang sedang dibina oleh
pihak penyidik
14 Kamis,12 Januari Mendata Gratifikasi Banpol tahun 2023
2023
15 Jumat,13 januari Mendata Gratifikasi Banpol tahun 2023
2023
16 Senin,16 Januari -Menuliskan surat acara dilembar
2023 disposisi
-Menuliskan agenda undangan dan

12
agenda surat masuk
-Mengamati kasus-kasus pelanggaran
yang sedang dibina oleh pihak penyidik

17 Selasa,17 januari -Mengamati kasus-kasus pelanggaran


2023 yang sedang dibina oleh pihak penyidik
-Mendata hadir atau tidaknya orang
yang diduga melanggar ketertiban umum
diruang penyidik
-Menuliskan surat acara masuk dilembar
disposisi
18 Rabu,18 Januari Memperbarui data surat perjanjian kerja
2023 tenaga harian lepas Satpol PP
19 Kamis,19 januari -Memperbarui data surat perjanjian
2023 kerja(SK) tenaga harian lepas (THL)
-Mengambil surat dari Satpol PP yang
sudah turun di Kantor Setda
20 Jumat,20 Januari Membantu jalannya rapat sosialisasi
2023 pengisian SPT Tahunan secara online
dan pemadanan NIK-NPWP
21 Senin,23 januari Cuti Bersama (Hari Raya Imlek)
2023
22 Selasa,24 januari Izin tidak masuk karena sakit
2023
23 Rabu,25 Januari -Meringkas data dalam PERDA dan
2023 PERWAL kota Magelang terkait
pelanggaran ketertiban umum di kota
Magelang (LARANGAN dan Sanksi
Administrasi)
-Mengamati dan menyimak kasus-kasus
pelanggaran di ruang penyidik yang

13
sedang dibina oleh pihak penyidik.
24 Kamis,26 Januari Meringkas data dalam PERDA dan
2023 PERWAL kota Magelang terkait
pelanggaran ketertiban umum di kota
Magelang (LARANGAN dan Sanksi
Administrasi)

14
BAB III ANALISIS HASIL PEKERJAAN

3.1 Kesesuaian Kegiatan dengan Tema


Penulis melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan,antara apa
yang menjadi target mahasiswa dalam memperdalam ilmu di Kantor
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Magelang yaitu berbagai kegiatan
khusus yang bertujuan mengumpulkan data serta mempelajari guna
mempermudah penyusunan laporan serta bentuk kontribusi penulis
dalam penerapan ilmu yang sudah didapatkan dalam perkuliahan
dengan prakteknya secara langsung.
Kegiatan yang dimaksud antara lain pengamatan bagaimana
penegakan perda yang dilakukan oleh Satpol PP terhadap izin
usaha pedagang kaki lima yang memanfaatkan tanah kosong diluar
pagar di wilayah SMA Negeri 5 Magelang untuk berjualan,
Berhubungan dengan judul laporan, wawancara kepada pegawai
khususnya di seksi penyidik dan pengelola kepegawaian guna
mencari informasi lebih lanjut seputar penegakan perda terhadap izin
usaha pedagang kaki lima.

3.2 Bentuk Dukungan


Penulis selama masa kegiatan Program Kerja Lapangan terdapat
banyak dukungan-dukungan yang diberikan oleh pihak pegawai
Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Magelang yaitu dalam
bentuk dukungan moril dan materil. Dukungan tersebut salah satunya
berupa memperbolehkan untuk melihat berkas berisi data-data kasus
pelanggaran perda di kota Magelang yang salah satunya kasus
penegakan perda terhadap izin usaha pedagang kaki lima dan
bagaimana upaya penegakan perda terhadap kasus tersebut sehingga
para peserta PKL dapat membandingkan perbedaan antara teori yang
diajarkan diruang akademis dengan penerapannya dilapangan.

15
3.3 Hambatan-hambatan
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan di Kantor Satuan Polisi
Pamong Praja Kota Magelang, Penulis menghadapi hambatan
maupun permasalahan yang salah satunya yaitu keterbatasan waktu
sehingga peserta PKL kurang mendalami permasalahan yang ada
didalam Kantor Satuan Polisi Pamong Praja khususnya di seksi
penyidik.

3.4 Pembahasan Laporan


1. Penegakan hukum terhadap izin usaha pedagang kaki lima yang
berjualan di wilayah SMA Negeri 5 Magelang yang
memanfaatkan tanah kosong diluar pagar berdasarkan peraturan
daerah kota Magelang nomor 13 tahun 2013

Penegakan hukum merupakan upaya untuk menciptakan


kedamaian dan ketentraman masyarakat. Prinsip penegakan hukum
dilandasi oleh negara yang berdaulat, maka hanya negara itu sendiri
yang bergerak menghukum seseorang atau masyarakat yang mencoba
mengganggu ketertiban dalam masyarakat. Negaralah yang
menciptakan hukum sehingga segala sesuatu harus tunduk kepada
negara. Negara disini dianggap sebagai suatu keutuhan yang
menciptakan peraturan-peraturan hukum, dalam kaitan dengan
hukuman.
Dalam Perda nomor 13 tahun 2013 pasal 1 menyebutkan bahwa
Pedagang Kaki Lima, yang selanjutnya disingkat PKL, adalah pelaku
usaha yang melakukan usaha perdagangan dengan menggunakan
sarana usaha bergerak maupun tidak bergerak, menggunakan
prasarana kota, fasilitas sosial, fasilitas umum, lahan dan bangunan
milik Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah
dan/atau swasta yang bersifat sementara/tidak menetap.

16
Pada dasarnya ada dua bentuk upaya penegakan hukum yang
dilakukan terhadap PKL yaitu :
1. Upaya Preventif, yaitu upaya dengan menempatkan fungsi
pembinaan oleh aparat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) kepada
PKL agar sadar hukum atau Perda yang ada dan paham akan
pentingnya ketentuan dan ketertiban umum, mengingat ada
kecenderungan ketika penegakan hukum lebih ditonjolkan maka
berpotensi konflik. Pembinaan yang dilakukan oleh Satpol PP berupa :
a) Pemberian saran atau solusi untuk mencari lahan kosong milik
penduduk yang belum dimanfaatkan, sehingga PKL tidak perlu
berkeliling untuk berjualan;
b) Penyuluhan oleh aparat Satpol PP dalam rangka melaksanakan
penyampaian informasi tentang program-program pemerintah,
peraturan perundang-undangan, peraturan Daerah, Peraturan Kepala
Daerah, dan produk hukum lainnya yang berlaku untuk seluruh
masyarakat dan PKL dengan harapan dapat meningkatkan
pengetahuan, wawasan dan kepatuhan masyarakat pada umumnya dan
khususnya PKL.
2. Upaya Represif, yaitu upaya yang dimaksudkan sebagai kegiatan
untuk menekan atau menghapus pelanggaran atau upaya penegakan
hukum yang dilakukan oleh aparat Satpol PP. Upaya ini dapat dibagi
menjadi dua yaitu:
a) Represif Non Yustisial yaitu tindakan menghentikan
pelanggaran Perda selain menunggu keputusan pimpinan dalam hal ini
Keputusan Walikota.
b) Represif Pro Yustisial yaitu para pelanggar Perda disidik
langsung oleh PPNS (Penyidik Pegawai Negeri Sipil) yang memiliki
kewenangan untuk membawa Pelanggar peraturan dengan membuat

17
berita acara untuk selanjutnya di proses di Pengadilan Tindak Pidana
Ringan (Tipiring).1

Penataan PKL dilakukan melalui penetapan lokasi binaan untuk


melakukan penetapan, pemindahan, penertiban, dan penghapusan lokasi PKL
dengan memperhatikan kepentingan umum, sosial, estetika, kesehatan, ekonomi,
keamanan, ketertiban, dan kebersihan lingkungan.

Dalam hal penegakan PKL, dilaksanakan oleh Satuan Polisi Pamong


Praja Proses Penegakan oleh Pemerintah diatur dalam berdasarkan peraturan
daerah kota Magelang nomor 13 tahun 2013 Tentang Penataan dan Pemberdayaan
Pedagang Kaki Lima.
Atas hasil wawancara penulis dengan pihak penyidik Satpol PP, Bahwa
terkait penegakan terhadap izin usaha oleh PKL yang berjualan di wilayah SMA
Negeri 5 Magelang yang memanfaatkan tanah kosong diluar pagar ini telah
ditegakan oleh pihak penyidik dengan mencabut izin usaha milik PKL tersebut
dikarenakan izin usaha yang dimiliki adalah izin usaha yang disetujui atau
diizinkan oleh kepala sekolah SMA Negeri 5 Magelang dan seharusnya izin usaha
yang resmi adalah izin usaha dari DPMTSP atau Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
Jadi atas pertimbangan kepentingan publik maupun ketentuan dengan izin
berjualan yang dimiliki oleh PKL tersebut, ini bukan ranah dan wewenang kepala
sekolah,ini terkait pada pasal 29 peraturan daerah kota Magelang nomor 13 tahun
2013 tentang pencabutan izin usaha sebagaimana pencabutan izin usaha
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat dilakukan apabila :
a. pemegang TDU melanggar ketentuan yang terdapat di dalam surat

1
I Ketut Cahaya Rs Dkk. 2021. Pengaturan Dan Penegakan Hukum Pedagang
Kaki Lima Di Kota Denpasar, Jurnal Preferensi Hukum Vol. 2, No. 3

18
pendaftaran;
b. lokasi usaha yang bersangkutan tidak lagi ditetapkan sebagai
tempat usaha PKL;
c. pemegang TDU melanggar ketentuan perundang-undangan;
Sehingga surat izin usaha yang tertanggal 2 maret 2021 milik PKL ini telah tidak
berlaku lagi.
Dan dalam penegakan dilapangan yang dilakukan oleh Satuan Polisi
Pamong Praja dilakukan dengan Tahapan sebagai berikut2 :
a. Pengumuman Melalui Megaphone
b. Memberikan Surat Edaran
c. Memberikan Surat Teguran
d. Memberi Peringatan
e. Melakukan Pembongkaran.
Masing-masing tahap dilakukan dalam jangka waktu dua sampai tiga hari .
Dalam Proses ini, dilakukan tindakan tegas melalui penyitaan atau
pembongkaran lapak milik Pedagang Kaki Lima yang masih melanggar setelah
dikeluarkan Peringatan oleh Pemerintah.

2. Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Terhadap Penegakan Hukum


terhadap izin usaha pedagang kaki lima yang berjualan di wilayah SMA
Negeri 5 Magelang yang memanfaatkan tanah kosong diluar pagar

A. Faktor Pendukung
Faktor yang mendukung dalam penegakan hukum Peraturan
Daerah Nomor 13 Tahun 2013 tentang Penataan PKL, yaitu faktor hukum
yang berupa undang-undang menjadi salah satu yang mempengaruhi

2
Alif Rinandy.2020.Skripsi Pelaksanaan Penertiban Pedagang Kaki Lima
Oleh Satuan Polisi Pamong Praja Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pekan
Baru Nomor 11 Tahun 2001 Tentang Penataan Dan Pembinaan Pedagang
Kaki Lima

19
penegakan hukum, seperti adanya Keputusan Wali Kota sebagai dasar
hukum pengaturan penegakan PKL di wilayah SMA Negeri 5. Selanjutnya
adanya dukungan dari DPRD Kota Magelang serta adanya sistem dan pola
penanganan yang jelas dalam penataan PKL, mulai dari perizinan sampai
dengan sanksi terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh PKL.

B. Faktor Peghambat
Berdasarkan hasil wawancara dengan Pihak penyidik di Satpol PP dengan
yang menyatakan bahwa faktor penghambat dilakukannnya penegakan
hukum Perda No. 13 Tahun 2013 tentang Penataan PKL yaitu dari faktor
masyarakat, karena masyarakat tidak berdaya untuk memanfaatkan upaya-
upaya hukum karena faktor-faktor keuangan, psikis, sosial atau politik dan
faktor penghambat lainnya yaitu faktor masyarakat:
1. PKL menolak dilakukannya pembongkaran;
2. Kurangnya pengetahuan para PKL mengenai aturan yang dibuat oleh
pemerintah.

Selanjutnya sebagai faktor penghambat lainnya yaitu faktor penegak


hukum. Penegak hukum merupakan golongan panutan dalam masyarakat,
yang hendaknya mempunyai kemampuan-kemampuan tertentu, sesuai
dengan aspirasi masyarakat. Mereka harus dapat berkomunikasi dan
mendapatkan pengertian dari golongan sasaran, disamping mampu
membawakan atau menjalankan peranan yang dapat diterima oleh
mereka :

1. kesulitan dalam melakukan pembongkaran terhadap PKL yang


melanggar aturan yang telah ditetapkan karena para PKL menolak
agar dilakukan pembongkaran dengan alasan bahwa berjualan di
tempat tersebut merupakan satu-satunya mata pencahariannya

20
2. Tidak adanya tempat relokasi untuk para PKL yang dibongkar
sehingga tidak adanya solusi yang diberikan kepada para PKL

3. kurangnya jumlah tenaga aparat penegak hukum dalam hal ini Satpol
PP.

Pada intinya yang menjadi faktor penghambat penegakan hukum PKL


berdasarkan Perda Kota Magelang Nomor 13 Tahun 2013 tentang
Penataan Pedagang Kaki Lima yaitu faktor masyarakat yakni dari pihak
PKL itu sendiri dan faktor dari penegak hukum.

21
BAB VI PENUTUP

4.1 kesimpulan
Praktik Kerja Lapangan merupakan sebuah kegiatan yang sangat
bermanfaat, dalam pembahasan laporan ini penulis jadi memahami
bagaimana penegakan perda terhadap izin usaha pedagang kaki lima
yang berjualan diwilayah SMA Negeri 5 Magelang ini, dan mengerti
bagaimana cara penegakan perda terhadap pedagang kaki lima yang
dilakukan oleh pihak Satuan Polisi Pamong Praja Kota Magelang dan
apa saja faktor-faktor pendukung dan penghambatnya.
Harapan saya pada laporan praktek kerja lapangan ini semoga
laporan ini selain menambah ilmu pengetahuan bagi penulis,selain
menjadi bahan penilaian dosen kepada penulis,laporan ini juga bisa
menjadi edukasi bagi masyarakat, adik tingkat atau bahkan orang
terdekat kami. Amin.

4.2 Saran
Kegiatan Praktik Kerja lapangan
a. Untuk Mahasiswa
 Diharapkan mahasiswa mampu memahami materi dasar hukum
supaya dalam praktiknya mahasiswa memiliki pandangan tentang
apa yang dia kerjakan.
 Selalu berbuat baik dan menjaga nama baik universitas serta instansi
tempat PKL.
 Lebih giat mempelajari ilmu-ilmu selama masa PKL karena
pelajaran yang didapat ketika di lingkungan Kantor Satuan Polisi
Pamong Praja (Satpol PP) Kota Magelang lebih mudah dipelajari,
karena kita belajar secara langsung.

22
b. Untuk Prodi / Universitas
 Menjalin hubungan kerjasama dengan berbagai instansi
supaya untuk program PKL selanjutnya akan mudah dalam
penerimaannya.
 Pemantauan Program Studi / Universitas terhadap mahasiswa
yang sedang menjalankan Praktik Kerja lapangan lebih
ditingkatkan.
c. Untuk Pemerintah
 Agar terlaksananya ketertiban khususnya di wilayah SMA
Negeri 5 Magelang, sebaiknya pemerintah untuk menambah
jumlah tenaga aparat penegak hukum dalam hal ini Satpol PP,
dengan jumlah tenaga kerja yang kurang sangat berpengaruh
terhadap suatu ketertiban dikawasan-kawasan tertentu di kota
Magelang.
d. Untuk Pedagang kaki lima
 Sebaiknya para PKL menambah wawasan/pengetahuan
mengenai aturan yang dibuat oleh pemerintah agar terciptanya
ketertiban dalam hal ini

23
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 13 Tahun 2013

Alif Rinandy.2020.Skripsi Pelaksanaan Penertiban Pedagang Kaki Lima Oleh


Satuan Polisi Pamong Praja Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pekan Baru
Nomor 11 Tahun 2001 Tentang Penataan Dan Pembinaan Pedagang Kaki
Lima
Bintardi Dwi Laksono. 2019. Skripsi Penegakan Hukum Terhadap Pedagang Kaki
Lima Yang Berjualan Di Atas Trotoar Jalan Abu Bakar Ali Yogyakarta
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 26 Tahun 2002.
Evi Lestari Dan Rian Destiningsih.2020. Analisis Kinerja Satuan Polisi Pamong
Praja (Satpol Pp) Kota Magelang Dalam Penanganan Pedagang Kaki Lima.
Jurnal Stei Ekonomi, Vol. 29 No. 02
I Ketut Cahaya Rs Dkk. 2021. Pengaturan Dan Penegakan Hukum Pedagang Kaki
Lima Di Kota Denpasar, Jurnal Preferensi Hukum Vol. 2, No. 3
Peraturan Walikota Magelang Nomor 84 Tahun 2021 Tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi, Serta Tata Kerja Satuan Polisi
Pamong Praja Kota Magelang
Https://Www.Kennywiston.Com/Izin-Usaha-Pedagang-Kaki-Lima/

24
Lampiran-lampiran
 Mendata data THL & Menuliskan surat dilembar disposisi

25
 Menjadi penghubung dan notulen dalam acara test wawancara THL

26
 Mengikuti Patroli malam Satpol PP

27
 Mengoreksi data-data THL dan sarapan pagi dengan teman-teman kantor

28
29
 Kegiatan di ruang penyidik dan membantu jalannya acara rapat sosialisasi spt
tahunan,pemdanan NIK-NPWP

30
 Mengirim surat ke setda dan mengambil surat satpol pp yang sudah turun di setda

31
7. Penarikan dan perpisahan dari Kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota
Magelang.

32

Anda mungkin juga menyukai