OLEH :
2010601113
Hari : ……………………………………………………………………
Tanggal : ……………………………………………………………………
Pukul : ……………………………………………………………………
Judul : Penegakan Hukum Terhadap Izin Usaha Pedagang Kaki Lima
yang Berjualan diwilayah SMA Negeri 5 Magelang yang Memanfaatkan Tanah
Kosong diLuar Pagar Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 13
Tahun 2013
Tim Penguji :
NIP/NIK. NIP/NIK.
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
Rahmat serta Karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan kegiatan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) yang merupakan Program wajib dalam Mata kuliah serta salah
satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana di Program Studi Hukum Universitas
Tidar, sehingga Penulis dapat Menyusun Laporan kegiatan PKL dengan judul
“PENEGAKAN HUKUM TERHADAP IZIN USAHA PEDAGANG KAKI
LIMA YANG BERJUALAN DIWILAYAH SMA NEGERI 5 MAGELANG
YANG MEMANFAATKAN TANAH KOSONG DILUAR PAGAR
BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 13
TAHUN 2013“. Yang disusun dalam rangka memenuhi tugas Praktek Kerja
Lapangan yang telah dilaksanakan pada tanggal 26 Desember 2022 hingga 27
Januari 2023 yang bertempat di Kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)
Kota Magelang.
1. Prof. Dr. Sri Suwitri, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Tidar
2. Satrio Ageng Rihardi, S.H.,M.H. selaku Ketua Jurusan Program Studi
Hukum Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tidar
3. Sholihul Hakim, S.H.,M.H. selaku Dosen Pembimbing Praktik Kerja
Lapangan
4. OT Rostrianto, SIP., M.M selaku Kepala Kantor Satuan Polisi Pamong
Praja (Satpol PP) Kota Magelang
5. Sugro Surono ,S.Sos selaku Pembimbing Praktik Kerja Lapangan di
Kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Magelang
6. Seluruh Jajaran Pegawai Kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)
Kota Magelang yang telah membimbing dan menerima penulis dengan
sangat baik.
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
3.3 Hambatan-hambatan..................................................................................15
BAB VI PENUTUP...............................................................................................20
4.1 kesimpulan...................................................................................................20
4.2 Saran.............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22
Lampiran-lampiran.................................................................................................23
BAB I PENDAHULUAN
1
asongan) kecenderungan memiliki jiwa wiraswasta, namun secara umum
sektor informal
2
seringkali dipandang sebagai usaha bermodal kecil yang mana sulit
memperoleh keuntungan, dengan akses pasar yang terbatas serta rendahnya
standar hidup para pekerjanya
Masalah PKL selalu menjadi suatu hal yang menarik untuk diteliti. PKL
selalu menjadi polemik dalam berbagai kalangan, baik kalangan masyarakat
maupun kalangan pemerintah. Keberadaannya seringkali terhubung dengan
masalah penertiban dan penggusuran. Upaya penertiban yang dilakukan oleh
aparat pemerintah sering berakhir dengan bentrokan dari PKL. Bersama
dengan komponen masyarakat lainnya, tidak jarang para PKL melakukan
unjuk rasa, selalu berakhir dengan kekacauan dan keributan. Sehingga
ketertiban sulit sekali untuk diwujudkan.
Pemerintah Kota Magelang telah mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda)
Nomor 13 Tahun 2013 tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki
Lima, yang berarti bahwa pemerintah Kota Magelang mengakui keberadaan
PKL dan memiliki keinginan yang kuat dalam mewujudkan keindahan dan
ketertiban kota tanpa mengindahkan kepentingan dan hak ekonomi, sosial,
budaya dari pelaku PKL itu sendiri
Selain itu Pemerintah Daerah Kota Magelang dalam Penataan dan
Pemberdayaan mempunyai tujuan tertentu yang disebutkan pada Perda Kota
Magelang yang dikeluarkan oleh Pemkot Magelang , No. 13 tahun 2013 pada
pasal 3 yaitu :
a. mewujudkan kota yang tertib, aman, indah dan bersih dengan
saranadan prasarana perkotaan yang memadai dan berasaskan
lingkungan.
b. memberikan kesempatan berusaha bagi PKL melalui penetapan lokasi
sesuai dengan peruntukannya;
c. menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan usaha PKL menjadi
usaha ekonomi mikro yang tangguh dan mandiri.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran bagaimana
penegakan perda yang dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)
2
terhadap izin usaha pedagang kaki lima yang memanfaatkan tanah kosong
diluar pagar untuk berjualan di wilayah SMA Negeri 5 Magelang.
Kemudian, penulis memberikan laporan ini dengan tujuan memberikan
sebuah gambaran dan pengetahuan seputar tata cara dalam penegakan perda
dan pembinaan terhadap masyarakat yang melanggar ketertiban umum di kota
magelang selain itu tujuan dilaksanakan Praktik Kerja Lapangan ini agar
Mahasiswa Program Studi Hukum mampu mempraktekkan teori-teori dalam
perkuliahan serta mampu memberikan kontribusi nyata kepada
Organisasi/Lembaga dan masyarakat dalam bentuk mengaplikasikan
pengetahuannya dalam laporan ini.
3
Mengetahui bagaimana bagaimana tata cara penilaian dan penetapan
ganti kerugian yang layak dalam pengadaan tanah bagi pembangunan
untuk kepentingan umum serta bagaimana tata cara pemberian ganti
kerugian dalam pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan
umum.
Sebagai wujud persiapan mahasiswa dalam Praktek Kerja Lapangan
(PKL) untuk dapat bekerja secara maksimal di kehidupan yang nyata
setelah menyelesaikan perkuliahan di jurusan Ilmu Hukum Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Meningkatkan kepekaan mahasiswa dalam menyikapi permasalahan
yang terjadi di masyarakat.
Agar mahasiswa dapat melakukan dan membandingkan penerapan teori
yang diterima di jenjang akademik dengan praktek yang dilakukan di
lapangan.
4
1.4 Tempat Pelaksanaan PKL
Tempat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan bertempatan di Kantor
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Magelang, Jalan Letjen Suprapto, Magersari,
Kec. Magelang Selatan, Kota Magelang, Jawa tengah 59214 telp (0293)
363395
Praktik Kerja Lapangan ini dillaksanakan pada tanggal 26 Januari 2022
sampai dengan tanggal 27 Januari 2023.
5
menjalankan PKL untuk melengkapi data laporan, adapun jenis
dokumentasi yang penulis gunakan antara lain file, baik soft file maupun
hard file jika diperlukan. Salah satunya yang berkaitan struktur organisasi,
profil instansi, SOP pelayanan dari instansi dan peraturan-peraturan yang
telah dikeluarkan oleh instansi.
6
BAB II PAPARAN LAPORAN
7
Struktur Organisasi
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Magelang
Kepala Satpol PP
8
2.3 Kegiatan Selama Pelaksanaan
1. Kegiatan Umum
Melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan penulis sudah menyusun
berbagai bentuk kegiatan yang ada pada proposal yang sudah menyusun berbagai
bentuk kegiatan yang ada pada proposal yang sudah penulis susun. Akan tetapi
dalam praktiknya bentuk kegiatan yang penulis lakukan tidak sepenuhnya terpaku
pada kegiatan yang sudah penulis susun pada proposal karena harus melihat
kondisi yang terjadi pada Kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota
Magelang.
Berikut adalah tabel kegiatan umum yang penulis laksanakan selama masa
Praktek Kerja Lapangan di Kantor Satpol PP :
NO WAKTU KEGIATAN
1 26 Desember -Penerjunan Mahasiswa dengan melakukan kegiatan
2022 pendahuluan berupa perkenalan terhadap hal-hal umum
sejalan dengan Visi dan Misi dari Satuan Polisi Pamong
Praja (Satpol PP).
-Dan pengenalan mengenai tugas pokok dan fungsi dari
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Magelang
2 27 Desember Pengenalan lingkungan Satpol PP serta pemberian tugas
– 6 Januari PKL mengenai lingkup pengelola kepegawaian . Dan
2023 membantu jalannya acara test wawancara THL tahun
2023
3 9 – 20 Membantu tugas dalam ruang pengelolaan kepegawaian,
Januari 2023 mengamati kasus-kasus pelanggaran di ruang penyidik
4 21-26 Januari Mengidentifikasi penyelesaian masalah mengenai kasus-
2023 kasus pelanggaran di wilayah kota Magelang yang salah
satunya masalah izin usaha pedagang kaki lima yang
memanfaatkan tanah kosong di luar pagar SMA Negeri
5 Magelang untuk berjualan dan pengumpulan data-data
9
kasus dan penyelesaian masalah yang ada di kantor
Satpol PP yang telah dilakukan sebelumnya untuk
mendukung data dalam penerlitian laporan PKL.
5 27 Januari Melakukan penarikan dan perpisahan dari Kantor Satuan
2023 Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Magelang.
2. Kegiatan Khusus
Penulis melakukan kegiatan khusus selama masa Praktik Kerja Lapangan
merupakan kegiatan inisiatif dari penulis serta kegiatan yang penulis lakukan
diluar bidang kerja Satpol PP kota Magelang kegiatan ini bertujuan agar penulis
mampu mendapatkan ilmu yang lebih serta pengalaman yang banyak, juga
merupakan bentuk pemantauan penulis terhadap Satpol PP kota Magelang apakah
ilmu/materi yang penulis dapatkan semasa perkuliahan sesuai diterapkannya pada
Kantor Satuan Polisi Pamong Praja berikut adalah tabel kegiatan khusus yang
penulis lakukan selama masa Praktek Kerja Lapangan di kantor Satpol PP :
NO KEGIATAN KETERANGAN
1 Senin,26 Desember Mendata data Tenaga kerja Harian Lepas
2022 (THL) DAMKAR tahun 2022
2 Selasa,27 Desember -Menuliskan Agenda surat masuk di
2022 ruang pengelola kepegawaian
-Belajar menuliskan surat acara dilembar
disposisi
3 Rabu,28 Desember -Membantu pihak pengelola
2022 kepegawaian membuat aturan acara
wawancara Tenaga kerja Harian Lepas
(THL)
-Membantu menjadi penghubung dan
notulen dalam acara test wawancara
calon THL Satpol PP tahun 2023
10
-Mengikuti kegiatan Patroli Bersama
anggota Satpol PP,TNI,dan Polri pada
malam hari
4 Kamis,29 Desember Membantu menjadi penghubung dan
2022 notulen dalam acara test wawancara
calon THL Satpol PP tahun 2023
5 Jumat,30 Desember -Menghubungkan data banpol test
2022 wawancara THL Satpol PP dan Damkar
Kota Magelang
-Belajar membuat surat keterangan
simpreso
11
oleh pihak penyidik Satpol PP
10 Jumat,06 Januari Membantu dan belajar membina orang
2023 yang tertangkap kasus pelanggaran
meminum-minuman keras dan membawa
senjata tajam yang dibina oleh pihak
penyidik Satpol PP
11 Senin,09 Januari -Membantu menuliskan surat acara di
2023 lembar disposisi
-Menuliskan agenda surat masuk
-Mendata dokumen pelaksanaan
anggaran
-Membantu membuat surat nota dinas
12 Selasa,10 Januari -Menuliskan surat dilembar disposisi
2023 -Menuliskan agenda undangan dan
agenda surat masuk
-Mengirim surat pengantar ( Kenaikan
gaji berkala) kepada inspektur kota
Magelang di Kantor Setda
13 Rabu,11 Januari -Mendata dan memperbarui data pihak
2023 Satpol PP pada surat perjanjian kerja
harian lepas
-Mengamati dan menyimak kasus-kasus
pelanggaran yang sedang dibina oleh
pihak penyidik
14 Kamis,12 Januari Mendata Gratifikasi Banpol tahun 2023
2023
15 Jumat,13 januari Mendata Gratifikasi Banpol tahun 2023
2023
16 Senin,16 Januari -Menuliskan surat acara dilembar
2023 disposisi
-Menuliskan agenda undangan dan
12
agenda surat masuk
-Mengamati kasus-kasus pelanggaran
yang sedang dibina oleh pihak penyidik
13
sedang dibina oleh pihak penyidik.
24 Kamis,26 Januari Meringkas data dalam PERDA dan
2023 PERWAL kota Magelang terkait
pelanggaran ketertiban umum di kota
Magelang (LARANGAN dan Sanksi
Administrasi)
14
BAB III ANALISIS HASIL PEKERJAAN
15
3.3 Hambatan-hambatan
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan di Kantor Satuan Polisi
Pamong Praja Kota Magelang, Penulis menghadapi hambatan
maupun permasalahan yang salah satunya yaitu keterbatasan waktu
sehingga peserta PKL kurang mendalami permasalahan yang ada
didalam Kantor Satuan Polisi Pamong Praja khususnya di seksi
penyidik.
16
Pada dasarnya ada dua bentuk upaya penegakan hukum yang
dilakukan terhadap PKL yaitu :
1. Upaya Preventif, yaitu upaya dengan menempatkan fungsi
pembinaan oleh aparat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) kepada
PKL agar sadar hukum atau Perda yang ada dan paham akan
pentingnya ketentuan dan ketertiban umum, mengingat ada
kecenderungan ketika penegakan hukum lebih ditonjolkan maka
berpotensi konflik. Pembinaan yang dilakukan oleh Satpol PP berupa :
a) Pemberian saran atau solusi untuk mencari lahan kosong milik
penduduk yang belum dimanfaatkan, sehingga PKL tidak perlu
berkeliling untuk berjualan;
b) Penyuluhan oleh aparat Satpol PP dalam rangka melaksanakan
penyampaian informasi tentang program-program pemerintah,
peraturan perundang-undangan, peraturan Daerah, Peraturan Kepala
Daerah, dan produk hukum lainnya yang berlaku untuk seluruh
masyarakat dan PKL dengan harapan dapat meningkatkan
pengetahuan, wawasan dan kepatuhan masyarakat pada umumnya dan
khususnya PKL.
2. Upaya Represif, yaitu upaya yang dimaksudkan sebagai kegiatan
untuk menekan atau menghapus pelanggaran atau upaya penegakan
hukum yang dilakukan oleh aparat Satpol PP. Upaya ini dapat dibagi
menjadi dua yaitu:
a) Represif Non Yustisial yaitu tindakan menghentikan
pelanggaran Perda selain menunggu keputusan pimpinan dalam hal ini
Keputusan Walikota.
b) Represif Pro Yustisial yaitu para pelanggar Perda disidik
langsung oleh PPNS (Penyidik Pegawai Negeri Sipil) yang memiliki
kewenangan untuk membawa Pelanggar peraturan dengan membuat
17
berita acara untuk selanjutnya di proses di Pengadilan Tindak Pidana
Ringan (Tipiring).1
1
I Ketut Cahaya Rs Dkk. 2021. Pengaturan Dan Penegakan Hukum Pedagang
Kaki Lima Di Kota Denpasar, Jurnal Preferensi Hukum Vol. 2, No. 3
18
pendaftaran;
b. lokasi usaha yang bersangkutan tidak lagi ditetapkan sebagai
tempat usaha PKL;
c. pemegang TDU melanggar ketentuan perundang-undangan;
Sehingga surat izin usaha yang tertanggal 2 maret 2021 milik PKL ini telah tidak
berlaku lagi.
Dan dalam penegakan dilapangan yang dilakukan oleh Satuan Polisi
Pamong Praja dilakukan dengan Tahapan sebagai berikut2 :
a. Pengumuman Melalui Megaphone
b. Memberikan Surat Edaran
c. Memberikan Surat Teguran
d. Memberi Peringatan
e. Melakukan Pembongkaran.
Masing-masing tahap dilakukan dalam jangka waktu dua sampai tiga hari .
Dalam Proses ini, dilakukan tindakan tegas melalui penyitaan atau
pembongkaran lapak milik Pedagang Kaki Lima yang masih melanggar setelah
dikeluarkan Peringatan oleh Pemerintah.
A. Faktor Pendukung
Faktor yang mendukung dalam penegakan hukum Peraturan
Daerah Nomor 13 Tahun 2013 tentang Penataan PKL, yaitu faktor hukum
yang berupa undang-undang menjadi salah satu yang mempengaruhi
2
Alif Rinandy.2020.Skripsi Pelaksanaan Penertiban Pedagang Kaki Lima
Oleh Satuan Polisi Pamong Praja Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pekan
Baru Nomor 11 Tahun 2001 Tentang Penataan Dan Pembinaan Pedagang
Kaki Lima
19
penegakan hukum, seperti adanya Keputusan Wali Kota sebagai dasar
hukum pengaturan penegakan PKL di wilayah SMA Negeri 5. Selanjutnya
adanya dukungan dari DPRD Kota Magelang serta adanya sistem dan pola
penanganan yang jelas dalam penataan PKL, mulai dari perizinan sampai
dengan sanksi terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh PKL.
B. Faktor Peghambat
Berdasarkan hasil wawancara dengan Pihak penyidik di Satpol PP dengan
yang menyatakan bahwa faktor penghambat dilakukannnya penegakan
hukum Perda No. 13 Tahun 2013 tentang Penataan PKL yaitu dari faktor
masyarakat, karena masyarakat tidak berdaya untuk memanfaatkan upaya-
upaya hukum karena faktor-faktor keuangan, psikis, sosial atau politik dan
faktor penghambat lainnya yaitu faktor masyarakat:
1. PKL menolak dilakukannya pembongkaran;
2. Kurangnya pengetahuan para PKL mengenai aturan yang dibuat oleh
pemerintah.
20
2. Tidak adanya tempat relokasi untuk para PKL yang dibongkar
sehingga tidak adanya solusi yang diberikan kepada para PKL
3. kurangnya jumlah tenaga aparat penegak hukum dalam hal ini Satpol
PP.
21
BAB VI PENUTUP
4.1 kesimpulan
Praktik Kerja Lapangan merupakan sebuah kegiatan yang sangat
bermanfaat, dalam pembahasan laporan ini penulis jadi memahami
bagaimana penegakan perda terhadap izin usaha pedagang kaki lima
yang berjualan diwilayah SMA Negeri 5 Magelang ini, dan mengerti
bagaimana cara penegakan perda terhadap pedagang kaki lima yang
dilakukan oleh pihak Satuan Polisi Pamong Praja Kota Magelang dan
apa saja faktor-faktor pendukung dan penghambatnya.
Harapan saya pada laporan praktek kerja lapangan ini semoga
laporan ini selain menambah ilmu pengetahuan bagi penulis,selain
menjadi bahan penilaian dosen kepada penulis,laporan ini juga bisa
menjadi edukasi bagi masyarakat, adik tingkat atau bahkan orang
terdekat kami. Amin.
4.2 Saran
Kegiatan Praktik Kerja lapangan
a. Untuk Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa mampu memahami materi dasar hukum
supaya dalam praktiknya mahasiswa memiliki pandangan tentang
apa yang dia kerjakan.
Selalu berbuat baik dan menjaga nama baik universitas serta instansi
tempat PKL.
Lebih giat mempelajari ilmu-ilmu selama masa PKL karena
pelajaran yang didapat ketika di lingkungan Kantor Satuan Polisi
Pamong Praja (Satpol PP) Kota Magelang lebih mudah dipelajari,
karena kita belajar secara langsung.
22
b. Untuk Prodi / Universitas
Menjalin hubungan kerjasama dengan berbagai instansi
supaya untuk program PKL selanjutnya akan mudah dalam
penerimaannya.
Pemantauan Program Studi / Universitas terhadap mahasiswa
yang sedang menjalankan Praktik Kerja lapangan lebih
ditingkatkan.
c. Untuk Pemerintah
Agar terlaksananya ketertiban khususnya di wilayah SMA
Negeri 5 Magelang, sebaiknya pemerintah untuk menambah
jumlah tenaga aparat penegak hukum dalam hal ini Satpol PP,
dengan jumlah tenaga kerja yang kurang sangat berpengaruh
terhadap suatu ketertiban dikawasan-kawasan tertentu di kota
Magelang.
d. Untuk Pedagang kaki lima
Sebaiknya para PKL menambah wawasan/pengetahuan
mengenai aturan yang dibuat oleh pemerintah agar terciptanya
ketertiban dalam hal ini
23
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 13 Tahun 2013
24
Lampiran-lampiran
Mendata data THL & Menuliskan surat dilembar disposisi
25
Menjadi penghubung dan notulen dalam acara test wawancara THL
26
Mengikuti Patroli malam Satpol PP
27
Mengoreksi data-data THL dan sarapan pagi dengan teman-teman kantor
28
29
Kegiatan di ruang penyidik dan membantu jalannya acara rapat sosialisasi spt
tahunan,pemdanan NIK-NPWP
30
Mengirim surat ke setda dan mengambil surat satpol pp yang sudah turun di setda
31
7. Penarikan dan perpisahan dari Kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota
Magelang.
32