Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN

PRAKTIKUM PERADILAN AGAMA


PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

DI PENGADILAN AGAMA KOTA BANJAR

Oleh :

ILHAM KURNIA

1163020071

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI


BANDUNG

2019
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN

PRATIKUM PERADILAN AGAMA

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

DI PENGADILAN AGAMA KOTA BANJAR

Oleh :

ILHAM KURNIA

1163020071

Telah diperiksa dan memenuhi syarat untuk dinilai dan dapat dikeluarkan nilai
akhir (Komulatif) untuk Praktikum Peradilan Agama.

Menyetujui
Pembimbing,

Dr. Hasan Bisri, M.Ag.


NIP. 196409011997031001

ii
LEMBAR PENILAIAN

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM PERADILAN AGAMA

DI PENGADILAN AGAMA KOTA BANJAR

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

Setelah memperhatikan proses praktik, mulai dari pembekalan, kehadiran,


pengamatan di lapangan, penulisan laporan individual peserta praktik, maka dengan
ini diterangkan bahwa:

Nama : Ilham Kurnia

NIM : 1163020071

Jurusan : Hukum Ekonomi Syariah

Lokasi Praktik : Pengadilan Agama Banjar

Nilai : ................../ (..................................)

Demikian keterangan ini diberikan untuk dapat dipergunakan sebagaimana


mestinya.

Bandung, Juli 2019

Pembimbing

Dr. Hasan Bisri, M.Ag.


NIP. 196409011997031001

iii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillaah puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.


Robb semesta alam dan penerang hati manusia yang telah melimpahkan rahmat
serta nikmat Iman dan Islam serta Karunia yang tiada tara.

Shalawat serta salam semoga tercurah limpah kepada Rasulullah


Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan pengikutnnya yang senantiasa
istiqomah hingga akhir zaman.

Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Gunung Djati Bandung adalah
salah satu unsur pelaksana akademik yang melaksanakan tugas pokok dan fungsi
UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Sebagai pelaksana akademik, Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan


Gunung Djati Bandung mempunyai posis trategis dalam rangka menyiapkan para
peserta didik menjadi anggota masyarakat yang mempunyai keahlian di bidang
hukum Islam serta menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam penyusunannya, banyak sekali pelajaran yang sangat berharga dari


mulai praktikum hingga pada saat penyusunan. Meskipun saya berharap isi Laporan
ini bebas dari kekurangan, karena “kekurangan datangnya dari manusia dan
kesempurnaan hanyalah milik-Nya”. Akhir kata berharap agar Laporan ini dapat
diterima.

Bandung, Juli 2019

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

COVER ……….................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................... ii
LEMBAR PENILAIAN ................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Praktikum Peradilan Agama ....................................... 1
B. Dasar Penyelenggaraan Praktikum Pengadilan Agama ........................ 1
C. Tujuan Praktikum Pengadilan Agama .................................................. 3
D. Bentuk dan Jenis Kegiatan Praktikum Peradilan .................................. 3
E. Tempat dan Waktu Kegiatan Praktikum Peradilan ............................... 3
BAB II DESKRIPSI UMUM PERADILAN AGAMA ……………………... 5
A. Sejarah Berdirinya Pengadilan Agama Kota Banjar ........................... 5
B. Visi dan Misi Pengadilan Agama Kota Banjar ................................... 7
C. Tujuan Pengadilan Agama Kota Banjar ............................................. 7
D. Struktur Organisasi Pengadilan Agama Kota Banjar ......................... 8
E. Tugas Pokok dan Fungsi Pengadilan Agama Kota Banjar ............... 10
BAB III KEDUDUKAN, TUGAS, DAN WEWENANG PENYELESAIAN
PERKARA PENGADILAN AGAMA ……………………………... 26
A. Kedudukan Pengadilan Agama ......................................................... 26
B. Tugas Pengadilan Agama .................................................................. 26
C. Kewenangan Pengadilan Agama ........................................................ 27
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS TEMUAN LAPANGAN
DI PENGADILAN AGAMA ………………………………………... 31
A. Prosedur Pengajuan Perkara di Pengadilan Agama ........................... 31
B. Mekanisme dan Jumlah Penyelesaian Perkara/Kasus di Pengadilan
Agama Kota Banjar .............. 31
D. Hasil Temuan Produk-produk Putusan Hakim di Pengadilan
Agama ................................................................................................. 34
E. Aplikasi Hasil Temuan Lapangan dalam Simulasi
Persidangan ......................................................................................... 41

v
BAB V PENUTUP …………………………………………………………… 45
A. Kesimpulan ........................................................................................ 45
B. Saran/Rekomendasi ........................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 46
LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 47

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktikum Peradilan Agama


Sebagaimana diketahui, bahwa pendidikan program sarjana
diarahkan untuk menguasai dasar-dasar ilmiah dan keterampilan dalam
bidang keahlian tertentu, sehingga mampu menemukan, memahami,
menjelaskan dan merumuskan cara penyelesaian masalah yang ada di dalam
kawasan keahliannya. Di samping itu, mampu menerapkan ilmu
pengetahuan dan keterampilan dalam kegiatan produktif dan pelayanan
kepada masyarakat dengan sikap dan perilaku yang sesuai dengan tata cara
kehidupan bersama.
Sejalan dengan arah pendidikan tersebut, pendidikan yang
diselenggarakan oleh fakultas syariah dan Hukum adalah untuk menyiapkan
para mahasiswa agar memiliki kemampuan akademik dalam bidang yang
sesuai dengan hukum keahliannya. Karena itu, diperlukan pembekalan dan
pengenalan pengetahuan tentang berbagai masalah Hukum dalam
masyarakat, termasuk masalah-masalah penyelesaian perkara yang menjadi
kewenangan pengadilan Agama.
Untuk tujuan terebut diperlukan adanya kegiatan kurikuler yang
terencana dan terarah di luar kegiatan perkuliahan berupa praktik lapangan,
yang bersinggungan dan menunjang kegiatan belajar mengajar. Dalam hal
ini, praktikum peradilan Agama menjadi salah satu jenis praktik yang harus
diikuti oleh mahasiswa Jurusan, Hukum keluarga, Hukum Ekonomi
Syariah, Hukum Tata Negara, Hukum Pidana Islam, Ilmu Hukum, dan
Perbandingan Mazhab dan Hukum dan Hukum dilingkungan Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
B. Dasar Penyelenggaraan Praktikum Peradilan Agama
Dasar penyelenggaraan Praktikum Peradilan Agama mahasiswa
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Gunung Djati Bandung adalah:
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.

1
2

2. Undang-undang Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional


pendidikan.
3. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pengurusan Perguruan
Tinggi.
4. Peraturan pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang perubahan atas
peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan pendidikan.
5. Peraturan Presiden Nomor 57 tahun 2005 tentang perubahan IAIN
Sunan Gunung Djati Bandung menjadi UIN Sunan Gunung Djati
Bandung.
6. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2012 tentang kerangka kualifikasi
Nasional Indonesia.
7. Peraturan Menteri Agama RI Nomor 07 tahun 2013 tentang Organisasi
dan Tata Kerja UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
8. Peraturan menteri Agama RI Nomor 14 Tahun 2015 tentang status UIN
Sunan Gunung Djati Bandung.
9. Keputusan Menteri Agama RI Nomor B.II/3/06361 Tanggal 06 Juli
2015 tentang pengangkatan Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
10. Keputusan Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung Nomor
Un.05/ll.2/KP.07.6/151/2015 Tanggal 08 September 2015 tentang
Pengangkatan Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Gunung
Djati Bandung.
11. Perjanjian kerja sama antara Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan
Gunung Djati Bandung dengan Direktorat Jendral Badan Peradilan
Agama Mahkamah Agung Republik Indonesia Tentang Pendidikan,
Penelitian, Penyuluhan, dan Pengawasan kinerja Hakim Pengadilan
Agama Nomor : Un.05/lll.3/PP.oo.9/617 Nomor : 0995/DJA/PP.oo/V/
2012.
C. Tujuan Praktikum Peradilan Agama
1. Membekali mahasiswa, agar memiliki pemahaman dan Apresiasi
tentang administrasi Peradilan.
3

2. Membekali mahasiswa agar memiliki pengalaman praktisi dalam


penyelenggaraan administrasi peradilan.
3. Membekali mahasiswa agar memiliki pengalaman praktis dalam
menyelesaikan perkara.
4. Membekali mahasiswa agar memiliki keterampilan dalam
menyelesaikan perkara.
D. Status Praktik Peradilan
Praktikum peradilan agama merupakan kegiatan kurikuler yang
mengikat secara akademik dan merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa
untuk mengikuti ujian komprehensif dan sidang munaqasah.
E. Waktu dan Tempat Kegiatan Praktikum Peradilan
Adapun tahapan dan waktu penyelenggaraan praktikum Peradilan
Agama sebagai berikut:
1. Kegiatan pembekalan dilaksanakan di Gedung Anwar Musaddad UIN
Sunan Gunung Djati Bandung padatanggal 20 Juni 2019;
2. Kegiatan Penyerahan Praktikum di Lingkungan Pengadilan Agama
Jawa Barat dilaksanakan pada tanggal 25 Juni 2019;
3. Pengamatan dilaksanakan pada tanggal 26 Juni s.d. 9 Juli 2019;
4. Kegiatan penutupan pengamatan dilaksanakan pada tanggal 10 Juli
2019;
5. Kegiatan simulasi persidangan dilaksanakan di Ruang Moot Court
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Gunung Djati Bandung pada
tanggal 15 s.d. 20 Juli 2019;
6. Kegiatan pengamatan dan orientasi lapangan dilaksanakan di 24
Pengadilan Agama di lingkungan Pengadilan Tinggi Agama Jawa Barat
yaitu, Pengadilan Agama Bandung, Pengadilan Agama Bogor,
Pengadilan Agama Cibadak, Pengadilan Agama Cimahi, Pengadilan
Agama Garut, Pengadilan Agama Kuningan, Pengadilan Agama
Subang, Pengadilan Agama Sumedang, Pengadilan Agama Banjar,
Pengadilan Agama Ciamis, Pengadilan Agama Cibinong, Pengadilan
Agama Cirebon, Pengadilan Agama Indramayu, Pengadilan Agama
Majalengka, Pengadilan Agama Sukabumi, Pengadilan Agama
4

Tasikmalaya, Pengadilan Agama Bekasi, Pengadilan Agama Cianjur,


Pengadilan Agama Cikarang, Pengadilan Agama Depok, Pengadilan
Agama Karawang, Pengadilan Agama Purwakarta, Pengadilan Agama
Sumber, dan Pengadilan Agama Kota Tasikmalaya.
F. Bentuk Kegiatan Praktikum Peradilan
Kegiatan Praktikum Peradilan Agama dilakukan dalam bentuk:
1. Pengamatan lapangan, yang dilakukan di Pengadilan Agama degan
sasaran pengamatan meliputi: administrasi umum, administrasi
peradilan dan proses penyelesaian perkara.
2. Simulasi persidangan, yang dilakukan di Ruang Simulasi Persidangan
(Moot Court) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Gunung Djati
Bandung.
G. Tahapan Kegiatan
BAB II

DESKRIPSI UMUM PERADILAN AGAMA

A. Sejarah Berdirinya Pengadilan Agama Kota Banjar


Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2011 yang ditetapkan tanggal 24 Februari 2011, maka
dibentuklah Pengadilan Agama Kota Banjar bersama-sama dengan
15 Pengadilan Agama lainnya di seluruh Indonesia yaitu PA Kota
Tasikmalaya (Jawa Barat), PA Amurang (Sulawesi Utara), PA marisa
(Gorontalo), PA Parigi (Sulawesi tengah), PA Andoolo (Sulawesi
Tenggara), PA Pasarwajo (Sulawesi Tenggara), dan MSy Simpang
Tiga Redelong (Nangroe Aceh Darussalam). Selain itu, pengadilan
yang baru dibentuk ialah PA Padang Sidempuan (Sumatera Utara),
PA Mentok (Bangka Belitung), PA Lebong (Bengkulu), PA Batu Licin
(Kalimantan Selatan), PA Taliwang (Nusa Tenggara Barat), PA
Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), PA Nunukan (Kalimantan
Timur) dan PA Arso (Papua). Keenam belas Pengadilan Agama
tersebut diresmikan secara nasional di Kantor Bupati Kabupaten
Manggarai Barat, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur pada hari
Rabu tanggal 16 November 2011 oleh Ketua Mahkamah Agung
Republik Indonesia Bapak Dr. Haripin A. Tumpa, S.H.,M.H.
Dengan diresmikannya enam belas Pengadilan Agama/Mahkamah
Syariyah oleh Ketua Mahkamah Agung RI, Dr. H. Harifin A. Tumpa,
SH., MH.), maka Pengadilan Agama/Mahkamah Syariyah yang
semula berjumlah 343, kini bertambah menjadi 359 satker. Tidak
hanya Pengadilan Agama/Mahkamah Syar’iyah, dalam peresmian
yang dilangsungkan di Labuan Bajo tersebut, diresmikan pula lima
Pengadilan Negeri yaitu Pengadilan Negeri Pasang Kayu,
Kasongan, Oelamasi, Andoolo, Pasar Wajo dan Pengadilan Negeri
Pagar Alam. Peresmian 16 Pengadilan Agama/Mahkamah Syar’iyah

5
6

dan 6 Pengadilan Negeri merupakan tindak lanjut dari Keputusan


Presiden Nomor 3 tahun 2008, Keputusan Presiden Nomor 20 Tahun
2009 serta Keputusan Presiden Nomor 3 Tahun 2011.
Pada hari Senin tanggal 21 November 2011, bertempat di Aula
Pemerintah Kota Banjar Jawa Barat, dilangsungkan acara
pengambilan sumpah dan pelantikan Ketua Pengadilan Agama Kota
Banjar (Drs. H. Haeruman, SH) berdasarkan Surat Keputusan KMA
Nomor 1874/DJA/KP.04.6/SK/IX/2011 tertanggal 09 September
2011 oleh Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Agama Bandung (Drs. H.
Hasan Bisri, SH, M.Hum.) serta peresmian operasional Pengadilan
Agama Kota Banjar oleh Dirjen Badilag MARI, Bapak Drs.H. Wahyu
Widiana, MA yang ditandai dengan pembukaan tirai papan nama
Pengadilan Agama Kota Banjar oleh Wali Kota Banjar, Dr. dr. H.
Herman Sutrisno, MM. yang didampingi, Dirjen Badilag, dan Wakil
Ketua PTA Bandung dan Ketua PA Kota Banjar, disaksikan jajaran
Badan Peradilan Agama (Badilag), calon karyawan karyawati
Pengadilan Agama Kota Banjar, jajaran eksekutif, legislatif dan
yudikatif beserta tokoh-tokoh agama Kota Banjar dan masyarakat
serta para tamu undangan.
Gedung sidang keliling yang terletak di Jalan Dr. Husen
Kartasasmita No. 197 Kota Banjar menjadi Kantor pertama
Pengadilan Agama Kota Banjar untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat pencari keadilan di wilayah Kota Banjar.
Selanjutnya pada tanggal 01 Januari 2012 operasional Pengadilan
Agama Kota Banjar pindah ke Jalan Drs. Husen Kartasasmita No.15
Banjar, sebab selain untuk perkembangan operasional Pengadilan
Agama Kota Banjar memerlukan gedung yang lebih luas dan
strategis. Gedung tersebut ditempati sampai dengan 31 Desember
2013 karena tidak dikontrakan lagi oleh pemiliknya.
7

UntukUntuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya serta


pelayanan kepada masyarakat pencari keadilan Pengadilan Agama
Kota Banjar sejak 01 Januari 2014 berpindah dan menempati
gedung kontrakan yang beralamat lagi di jalan Perintis
Kemerdekaan Nomor 64 Banjar.
Dengan telah selesainya pembangunan gedung Pengadilan Agama
Kota Banjar yang dilaksanakan dalam 2 (dua) tahap yaitu pada
tahun 2015 (tahap pembangunan struktur) dan tahun 2016 (tahap
finishing). Pembangunan gedung Pengadilan Agama Kota Banjar
tersebut selesai pada tanggal 16 November 2016 sebagaimana Berita
Acara Serah Terima (ST-1) Pelaksanaan Pekerjaan Nomor : W10-
A24/1536/PL.01/XI/2016, maka pada awal tahun 2017 seluruh
operasional Pengadilan Agama Kota Banjar beralih dan menempati
gedung baru di Jalan Peta No. 35 Desa Balokang Kecamatan Banjar
Kota Banjar
B. Visi dan Misi Pengadilan Agama Kota Banjar
Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa
depan yang diinginkan untuk mewujudkan tercapainya tugas pokok dan
fungsi Pengadilan Agama. VisiVisi Pengadilan Agama Kota Banjar
mengacu pada Visi Mahkamah Agung RI adalah sebagai berikut :
Visi
“Terwujudnya pengadilan Agama kota Banjar yang akuntabel dan
bermartabat menuju badan peradilan indonesia yang agung.”
Visi dimaksud bermakna sebagai berikut :
Mewujudkan Pengadilan Agama Kota Banjar yang akuntabel (dapat
dipertanggung jawabkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku) dan bermartabat (yang menunjuk pada harga diri
kemanusiaan yang memiliki arti kemuliaan) menuju Badan Peradilan Yang
Agung.
FokusFokus pelaksanaan tugas pokok dan fungsi peradilan adalah
pelaksanaan fungsi kekuasaan kehakiman yang efektif, yaitu
menyelesaikan suatu perkara guna menegakkan hukum dan keadilan
8

berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945, dengan didasari


keagungan, keluhuran dan kemuliaan institusi.
Misi
1. Menjaga kemandirian pengadilan agama kota banjar
2. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada para
pencari keadilan
3. Meningkatkan kualitas kinerja pengadilan Agama kota Banjar
4. Meningkatkan kredibilitas, profesionalisme dan transparansiTujuan
Pengadilan Agama Kota Banjar

C. Tujuan Pengadilan Agama Kota Banjar


Dalam rangka mencapai visi dan misi Pengadilan Agama Kota Banjar
seperti yang telah dikemukakan di atas, maka visi dan misi tersebut harus
dirumuskan ke dalam bentuk yang lebih terarah dan operasional berupa
perumusan tujuan strategis organisasi.
Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari
pernyataan misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1
(satu) sampai 5 (lima) tahun. Pengadilan Agama Kota Banjar berusaha
mengidentifikasi apa yang akan dilaksanakan oleh organisasi dalam
memenuhi visi dan misinya dalam memformulasikan tujuan strategis ini
dengan mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki.
Lebih dari itu, perumusan tujuan strategis ini juga akan memungkinkan
Pengadilan Agama Kota Banjar untuk mengukur sejauh mana visi dan misi
telah dicapai mengingat tujuan strategis dirumuskan berdasarkan visi dan
misi organisasi. Rumusan tujuan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut
:
1. Terwujudnya rasa keadilan sesuai dengan Undang-Undang dan
peraturan serta memenuhi rasa keadilan masyarakat yang mandiri
independen bebas dari campur tangan pihak lain.
2. MeningkatkanMeningkatkan akses pelayanan di bidang peradilan
pada masyarakat.
3. MeningkatkanMeningkatkan kualitas input internal pada proses
peradilan serta mewujudkan institusi peradilan yang efektif, efisien,
bermartabat, dihormati, mandiri, tidak memihak dan transparan.
9

Sasaran Strategis adalah hasil yang akan dicapai secara nyata, oleh instansi
pemerintah dalam menyusun yang lebih spesifik dan terukur dalam waktu yang
lebih pendek dari tujuan. Dalam sasaran dirancang pula indikasi sasaran, dan
yang dimaksud dengan indikasi sasaran adalah ukuran tingkat keberhasilan yaitu
:

1. Tercapainya peningkatan rasa keadilan sesuai dengan Undang-Undang dan


peraturan serta memenuhi rasa keadilan masyarakat yang mandiri
independen bebas dari campur tangan pihak lain.
2. Mantapnya akses pelayanan di bidang peradilan pada masyarakat pencari
keadilan.
3. Tercapainya kualitas input internal pada proses peradilan serta mewujudkan
institusi peradilan yang efektif, efisien, bermartabat, dihormati, mandiri, tidak
memihak dan transparan.
Sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam penetapan kinerja
merupakan penjabaran dari Kinerja Utama, yaitu :

1. Peningkatan Penyelesaian Perkara;


2. Peningkatan Aksepbilitas Putusan Hakim;
3. Peningkatan Efektifitas Pengelolaan dan Penyelesaian Perkara;
4. Peningkatan Aksesibilitas Masyarakat terhadap Peradilan (acces to justice).
5. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan;
6. Peningkatan Kualitas Pengawasan;
7. Peningkatan kualitas SDM;
10

D. Struktur Organisasi Pengadilan Agama Kota Banjar

E. Tugas Pokok dan Fungsi Pengadilan Agama Kota Banjar

Tugas pokok Pengadilan Agama sebagai salah satu Badan Pelaksana


Kekuasaan Kehakiman adalah : menerima, memeriksa, mengadili serta
menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya. Sejak terbitnya
Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kepaniteraan dan Kesekretariatan Peradilan. Struktur organisasi Pengadilan
Agama Kota Banjar mengalami perubahan dengan terpisahnya jabatan Panitera
dan Sekretaris dan numenklatur jabatan di bawahnya. Susunan Organisasi
Pengadilan Agama Kota Banjar Kelas II menurut pasal 117 dan pasal 325
Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 7 Tahun 2015 terdiri dari Ketua, Wakil
Ketua, Para Hakim, Panitera, Sekretaris, Panitera Muda Gugatan, Panitera Muda
Permohonan, Panitera Muda Hukum, Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan
Ortala, Kepala Sub Bagian Umum dan Keuangan, Kepala Sub Bagian
Perencanaan, IT dan Pelaporan dan Kelompok Fungsional yang terdiri dari para
Panitera Pengganti dan para Jurusita dan Jurusita Pengganti.
11

Demikian juga halnya dengan Pengadilan Agama Kota Banjar sebagai


sebuah organisasi telah memiliki struktur organisasi sesuai dengan perundang-
undangan yang berlaku. Untuk lebih jelasnya mengenai Struktur Organisasi
Pengadilan Agama Kota Banjar maka bisa dilihat dalam bentuk tabel struktur
organisasi ( sebagaimana terlampir )

Dari setiap jabatan sebagaimana termuat dalam struktur organisasi


tersebut di atas masing-masing mempunyai tugas pokok dan fungsi sesuai dengan
jabatan yang didudukinya, dan untuk lebih jelasnya akan diuraikan di bawah ini.

1. KETUA :

- Memimpin dan bertanggung jawab atas terselenggarannya tugas peradilan


secara baik dan benar sesuai per Undang-undangan yang berlaku.
- Melaksanakan fungsi manajemen dengan baik, serasi dan selaras, dalam
penyusunan rencana strategis baik jangka pendek, menengah maupun
jangka panjang .
- Mengawasi administrasi Keuangan perkara dan Keuangan DIPA.
- Menetapkan IKU, RKT,PKT
- Penetapkan JOB, SOP dan Proja
- Memimpin jalannya Sidang Pengadilan dan mengawasi pelaksanaan tugas
yang ada di wilayah hukumnya.
- Memerintahkan, memimpin dan mengawasi eksekusi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
- Menjadi contoh teladan dalam perilaku sebagai pejabat peradilan yang
berakhlakul karimah.
- Membentuk Majelis Hakim dan membagi berkas perkara untuk
dipersidangkan.
- Menetapkan hari sidang sesuai dengan peraturan perundang-undangan
- Menyelenggarakan Cort Calender
- Membentuk kebijakan umum di bidang :
- Kepaniteraan
- Kesekretariatan
- Memberikan arahan dalam pelaksanaan kebijakan umum
- Mengawasi penggunaan dan pengelolaan anggaran dan barang milik
negara
12

- Membagi tugas pejabat struktural dan fungsional dan mendelegasikan


sebagian wewenangnya.
- Mengembangkan potensi Pegawai dalam rangka promosi dan persiapan
alih generasi
- Menilai prestasi kerja hakim
- Melakukan koordinasi dengan Wakil Ketua, Panitera, Sekretaris dan
Instansi Eksternal.
- Menyampaikan usul / saran dan laporan secara hierarkis
- Merencanakan dan melaksanakan rapat koordinasi secara berkala dan
insidentil
- Menyelenggarakan pembinaan mental dan disiplin pegawai
- Menunjuk salah seorang hakim sebagai pejabat yang melaksanakan tugas
kehumasan
- Sebagai Pelindung dan Penasehat Tim IT P.A Kota Banjar
- Memberi fatwa hukum/pertimbangan hukum kepada kepala daerah bila
diminta.

Sebagai Hakim/Ketua Majelis :

- Membuat dan menandatangani PMH.


- Membuat dan menandatangani PHS.
- Menyidangkan Perkara.
- Mengoreksi dan Menandatangani Berita Acara Sidang.
- Membuat dan menandatangani Putusan.
- Meminutasi Berkas Perkara.
- Membuat dan menandatangani penetapan.
- Membuat dan Menetapkan Permohonan.
- Memeriksa dan menyelesaikan perkara.
- Mengawasi dan mengontrol penyelenggaraan administrasi perkara yang
ditanganinya sesuai dengan pola bindalmin.
- Menyelenggarakan Court Calender.
- Menunjuk hakim mediator.
13

TUGAS TAMBAHAN :

- Membuat Penetapan Aanmaning.


- Membuat surat izin kuasa Insidentil.
- Menunjuk hakim membuat catatan gugatan bagi yang buta huruf.
- Memeriksa dan menandatangi penutupan buku pengaduan dan laporan
pengaduan.
- Melakukan koordinasi dengan instansi terkait.

2. WAKIL KETUA :

- Melaksanakan tugas ketua apabila Ketua berhalangan hadir


- Melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh ketua
- Melaksanakan usul, saran dan laporan secara hierarki
- Melaksanakan pengawasan terhadap disiplin pegawai
- Melaksanakan tugas sebagai koordinator hakim pengawas bidang
- Menjadi contoh teladan dalam perilaku sebagai pejabat Peradilan yang
berakhlak mulia
- Bertanggung jawab atas penyelesaian perkara yang diserahkan oleh Ketua
- Menyerahkan/membagi berkas perkara kepada para hakim Anggota untuk
dipelajari secara bergiliran/bergantian
- Bersama-sama dengan para Hakim Anggota mengadakan persiapan
seperlunya dan membuat arah jalannya persidangan
- Menetapkan hari sidang sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku
- Membimbing Panitera dan Panitera Pengganti yang bertugas membantu
Majelis
- Mengadakan permusyawaratan majelis untuk membuat Putusan dan
Penetapan
- Menandatangani Berita Acara Persidangan dan menjaga kerahasiaan
berita acara tersebut
- Membuat putusan dan penetapan yang dipimpinya bersama Hakim
Anggota
- Bertanggung jawab atas penyelesaian perkara yang diserahkan oleh
ketua
- Menyelenggarakan Cort Calender
14

- Melaksanakan tugas sebagai ketua tim absensi dan penegakan disiplin


pegawai
- Melaksanakan minutasi dengan dibantu Panitera Pengganti
- Melaksanakn tugas sebagai Ketua Tim BAPERJAKAT
- Melaksanakan tugas sebagai Hakim mediator
- Melaksanakan tugas-tugas atas perintah Ketua
- Bertanggung jawab kepada Ketua
Sebagai Hakim/Ketua Majelis :

- Membuat dan menandatangani PMH.


- Membuat dan menandatangani PHS.
- Menyidangkan Perkara.
- Mengoreksi dan Menandatangani Berita Acara Sidang.
- Membuat dan Menandatangani Penetapan/ Putusan.
- Memeriksa dan menyelesaikan perkara yang diberikan oleh Ketua.
- Mengawasi dan mengontrol penyelenggaraan administrasi perkara yang
ditanganinya sesuai dengan pola bindalmin.
- Menyelenggarakan Court Calender.
- Mengawasi penyelesaian minutasi dan pembundelan berkas perkara.
- Menunjuk mediator.
TUGAS TAMBAHAN :

- Memimpin setiap rapat baperzakat.


- Membuat Penetapan Aanmaning.
- Membuat Penetapan perintah eksekusi.
- Membuat surat izin kuasa Insidentil.
- Menunjuk hakim membuat catatan gugatan bagi yang buta huruf.
- Membuat penetapan perkara prodeo.
- Melakukan koordinasi dengan instansi terkait.

3. HAKIM :

- Bertanggung jawab atas penyelesaian perkara yang diserahkan oleh


Ketua.
- Menyerahkan/membagi berkas perkara kepada para Hakim Anggota untuk
dipelajari secara bergiliran/bergantian.
15

- Bersama-sama dengan para Hakim Anggota mengadakan persiapan


seperlunya dan membuat arah jalannya persidangan.
- Menetapkan hari sidang sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
- Membimbing Panitera dan Panitera Pengganti yang bertugas membantu
Majelis.
- Mengadakan permusyawaratan Majelis Hakim untuk membuat
putusan/penetapan.
- Menandatangani berita acara persidangan dan bertanggung jawab atas
kebenaran berita acara, serta menjaga kerahasiaan berita acara tersebut.
- Membuat dan menandatangani putusan/penetapan perkara yang
dipimpinnya, bersama-sama dengan Hakim Anggota.
- Menandatangani buku agenda sidang bersama-sama dengan Panitera
Pengganti.
- Melaksanakan minutasi dengan dibantu Panitera Pengganti
- Menandatangani instrumen-instrumen
- Menyelenggarakan Cort Calender
- Melaksanakan tugas sebagai Hakim Pengawas bidang Administrasi Umum
dan Keuangan
- Membuat laporan pengawasan
- Melaksanakan tugas sebagai Mediator
- Membuat Laporan Mediasi
- Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh ketua
- Bertanggungjawab kepada Ketua

4. PANITERA:

- Bertanggung jawab atas kelancaran dan ketertiban pelaaksanaan


administrasi Kepaniteraan
- Membuat daftar semua perkara yang diterima di Kepaniteraan.
- Mendampingi dan membantu Hakim Ketua Majelis dalam persidangan
dengan ketentuan dapat diwakili oleh Panitera Pengganti yang ditunjuk.
- Membuat dan menanda tangani berita acara persidangan, sita dan
eksekusi dan menjaga kerahasiaannya
- Menandatangani salinan putusan/penetapan dan akta cerai.
- Mengatur dan membagi habis tugas pejabat Kepaniteraan.
16

- Menyampaikan laporan pelaksanaan kerja kepanitraan kepada Katua


- Menyerahkan berkas perkara kepada Ketua Majelis yang ditunjuk oleh
Ketua, setelah menunjuk Panitera Penganti yang akan mendampingi Ketua
Majelis.
- Bertanggung jawab terhadap permohonan banding/kasasi/peninjauan
kembali (PK) SITA dan EKSEKUSI.
- Melaksanakan sita dan eksekusi atas perintah Ketua Pengadilan Agama
atau Ketua Majelis.
- Menyelenggarakan administrasi secara cermat mengenai jalannya
perkara, maupun situasi keuangan perkara, dibantu oleh Panitera Muda.
- Bertanggung jawab atas pengurusan berkas-berkas perkara, putusan,
dokumen-dokumen. Akta, buku keuangan perkara, uang titipan pihak
ketiga, surat-surat bukti dan surat-surat lainnya yang disimpan di
Kepaniteraan.
- Bertanggung jawab atas penerimaan dan pengiriman berkas perkara.
- Menunjuk Panitera Pengganti, Jurusita dan Jurusita pengganti
- Membuat teguran biaya perkara
- Mengadakan rapat berkala dan insidentil dalam rangka memberikan
pengarahan dan bimbingan kepada kepaniteraan.
- Melayani para pihak yang akan membuat kuasa khusus.
- Melaksanakan tugas sebagai tim BAPERJAKAT
- Melaksanakan tugas sebagai anggota tim penegakan disiplin pegawai
- Memenuhi permintaan rohaniwan dari instansi lain
- Sebagai Ketua Administrasi Proses Penyelesaian Perkara
- Melaksanakan tugas-tugas lain atas perintah Ketua.
- Bertanggung jawab kepada Ketua

Tugas Lain (Ekstra) :

Melaksanakan tugas sebagai Anggota BAPERJAKAT Pengadilan Agama


Kota banjar (memberikan pertimbangan dalam mutasi, promosi, pemberian
sanksi bagi pejabat di lingkungan PA Kota Banjar).

5. SEKRETARIS :

- Memimpin pelaksanaan tugas kesekretariatan.


- Menetapkan kegiatan kesekretariatan setiap tahun anggaran.
17

- Menyusun dan menetapkan melakukan rencana umum pengadaan


- Membuat dan menetapkan rencana penarikan dana berdasarkan DIPA
- Menyusun RKA-K/L
- Menyususn LAKIP
- Menetapkan SK PPK, PPSPM, Panitia atau Pejabat Pengadaan
- Mengawasi penata usahaan dokumen dan transaksi pelaksanaan kegiatan
dan anggaran
- Menyususn laporan keuangan dan kinerja atas pelaksanaan anggaran
- Menyusun dan mengevaluasi Program Kerja Tahunan
- Mengadakan rapat pembinaan dan evaluasi kinerja pegawai di bidang
kesekretariatan
- Mendisposisi surat-surat
- Melakukan Kordinasi dan konsultasi dengan atasan
- Membuat Penilaian Prestasi kerja Pegawai
- Menyusun dan menjadwalkan rencana kegiatan.
- Membagi tugas kepada bawahan dan menetapkan penanggugjawab
kegiatan kesekretariatan
- Menggerakan, membimbing, dan mengarahkan pelaksanaan tugas
bawahan dilingkungan kesekteriatan.
- Memantau pelaksanaan tugas para bawahan.
- Mengadakan rapat dinas.
- Menyiapkan konsep rumusan kebijaksanaan pimpinan di bidang
kesekretariatan.
- Meningkatkan koordinasi dengan instansi-instansi yang terkait.
- Melakukan evaluasi terhadap kinerja pegawai dibidang kesekretariatan
- Menangggapi dan memecahkan masalah yang muncul.
- Mengadakan konsultasi dengan atasan setiap saat diperlukan.
- Melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan.
- Melaksanakan tugas sebagai tim BAPERJAKAT
- Melaksanakan tugas-tugas lain atas perintah Ketua.
- Bertanggung jawab kepada Ketua.
Sebagai Kuasa Pengguna Anggaran / Pengguna Barang :

- Menyusun DIPA.
- Menetapkan PPK, PPSPM, dan Panitia/ Pejabat Pengadaan.
- Menetapkan rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana.
18

- Memberikan supervise dan konsultasi dalam pelaksanaan kegiatan dan


penarikan dana
- Mengaeasi penatausahaan dokumen dan transaksi pelaksanaan kegiatan
dan anggaran.
- Menyusun laporan keuangan dan kinerja atas pelaksanaan anggaran
sesuai perturan perundang-undangan
- Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan dan anggaran yang
ditetapkan dalam DIPA
Tugas Lain (Ekstra)

- Melaksanakan tugas sebagai Anggota BAPERJAKAT Pengadilan Agama


Kota banjar (memberikan pertimbangan dalam mutasi, promosi, pemberian
sanksi bagi pejabat di lingkungan PA Kota Banjar).

- Melaksanakan tugas selaku Anggota Pengawas Penegakan Disiplin Kerja


Pegawai PA Kota Banjar .

6. PANITERA MUDA PERMOHONAN :

- Menerima dan meneliti perkara permohonan.

- Menyusun berkas perkara permohonan.

- Menyiapkan seluruh bahan/ persyaratan berkas perkara permohonan


sebelum diserahkan kepada atasannya.

- Membantu persiapan dan pelaksanaan persidangan.

- Mengatur tugas meja satu (meja I) untuk menerima permohonan.

- Melayani masyarakat pencari keadilan dengan memberi penjelasan


tentang perkara permohonan.

- Memberikan bimbingan dan petunjuk kepada bawahannya jika diperlukan.

- Memberikan saran dan pertimbangan kepada atasannya dalam


menentukan langkah kebijaksanaan di bidang tugasnya.

- Mengecek persediaan blangko perkara permohonan.


19

- Bekerjasama dan saling membantu dengan Panitera Muda Gugatan dan


Panitera Muda Hukum.

- Mendata perkara permohonan yang sudah putus dan yang masih berjalan.

- Melaksanakan tugas sebagai Panitera Pengganti.

- Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasannya.

- Bertanggung jawab kepada Panitera.

7. PANITERA MUDA GUGATAN :

- Menerima dan meneliti perkara gugatan.


- Menyusun berkas perkara gugatan.
- Menyiapkan seluruh bahan/ persyaratan berkas perkara gugatan sebelum
diserahkan kepada atasannya.
- Membantu persiapan dan pelaksanaan persidangan.
- Mengatur tugas meja satu (meja I) untuk menerima gugatan.
- Melayani masyarakat pencari keadilan dengan memberi penjelasan
tentang perkara gugatan.
- Memberikan bimbingan dan petunjuk kepada bawahannya jika diperlukan.
- Memberikan saran dan pertimbangan kepada atasannya dalam
menentukan langkah kebijaksanaan di bidang tugasnya.
- Mengecek persediaan blangko perkara gugatan.
- Bekerjasama dan saling membantu dengan Panitera Muda Permohonan
dan Panitera Muda Hukum.
- Mendata perkara gugatan yang sudah putus dan yang masih berjalan.
- Melaksanakan tugas sebagai Panitera Pengganti.
- Bertanggungjawab atas perkara gugatan yang Banding, Kasasi, maupun
Peninjuan Kembali.
- Melaksanakan perintah Panitera tentang perkara gugatan yang Banding,
Kasasi, maupun Peninjuan Kembali.
- Bertanggung jawab kepada Panitera.
- Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan/pimpinanatasan/pimpinan.
Dalam Persidangan :

- Mengikuti dan mencatat jalannya sidang.


- Membuat berita acara sidang (BAS).
20

- Mengetik Penetapan (Sita/Ikrar).


- Melaksanakan pemberkasan perkara.
- Menerima berkas dari Ketua Majelis.
- Menyiapkan berkas perkara yang akan disidangkan.
- Membuat instrumen persidangan.
- Membuat jadwal perkara yang akan disidangkan.
- Menyerahkan instrumen persidangan kepada Pelaksana Administrasi
perkara.

8. PANITERA MUDA HUKUM :

- Memimpin pelaksanaan tugas kepaniteran hukum


- Mengkonsep dan menyelesaikan laporan perkara
- Menghimpun, mengolah, menyusun data perkara statistic data
dokumentasi produk putusan pengadilan serta membuat laporan bulanan,
catur wulan, semeteran dan tahunan perkara
- Mengarsipkan berkas perkara in aktif
- Mengerim salinan putusan/penetapan (CG/CT) ke KUA
- Menyusun bundel B
- Menerbitkan akta cerai
- Membuat penilaian prestasi kerja pegawai
- Membagi tugas kepada bawahan dan menetapkan penaggung jawab
kegiatan.
- Menggerakan,membimbing, dan mengarahkan pelaksanaan tugas kepada
bawahan
- Memantau pelaksanaan tugas para bawahan
- Menerima, mencatat, mengolah, menyalurkan dan menyelesaikan surat-
surat masuk/keluar pada sub kepaniteraan ( bagian hukum)
- Mengumpulkan bahan pembinaan hukum agama islam tentang pengadilan
dan hisab rukyat
- Mengkoordinasi pelaksanaan hisab dan rukyat serta pelaksanaan
syahadah rukyatulhilal berdasarkan petunjuk atasan
- Mengevaluasi prestasi kerja bawahan
- Bertanggung jawab kepada Panitera.
- Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan/pimpinan.
Dalam Persidangan :
21

- Mengikuti dan mencatat jalannya sidang.


- Membuat berita acara sidang (BAS).
- Mengetik Penetapan (Sita/Ikrar).
- Melaksanakan pemberkasan perkara.
- Menerima berkas dari Ketua Majelis.
- Menyiapkan berkas perkara yang akan disidangkan.
- Membuat instrumen persidangan.
- Membuat jadwal perkara yang akan disidangkan.
- Menyerahkan instrumen pesidangan kepada Pelaksana Administrasi
perkara.

9. KEPALA SUB BAGIAN UMUM DAN KEUANGAN :

- Memimpin pelaksanaan tugas Urusan Umum dan Urusan Keuangan.


- Menetapkan sasaran kegiatan setiap tahun.
- Menyusun dan menjadwalkan rencana kegiatan.
- Penanggung jawab SIMAK BMN dan Persediaan.
- Mengelola barang milik negara (BMN).
- Membuat dan Menyusun rencana penarikan dana DIPA.
- Melakukan pengujian tagihan dan menerbitkan SPM.
- Mencatat Pagu Realisasi Belanja, Sisa Pagu, Dana UP dan TUP pada
Karwas.
- Mencatat Pagu Realisasi Belanja, Sisa Pagu, Dana Belanja Pegawai pada
Karwas.
- Melakukan Pengujian terhadap SPP beserta dokumen pendukung.
- Mengadakan Koordinasi dengan satuan kerja terkait.
- Mengadakan konsultasi dengan atasan setiap saat yang diperlukan.
- Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Sekretaris.
- Menyusun, menetapkan dan membagi tugas bagian umum dan keuangan.
- Mengelola alat tulis kantor dan rumah tangga.
- Mengadakan rapat pembinaan dengan staff.
- Mengadakan pengadaan dan evaluasi.
- Menyusun dan membuat laporan.
- Penanggung jawab kebersihan, keindahan dan ketertiban.
- Mengevaluasi program kerja akhir tahun.
- Membuat Penilaian Prestasi Kerja.
22

- Membagi tugas dan menentukan penaggung jawab kegiatan.


- Menggerakan dan mengarahkan pelaksanaan kegiatan.
- Menggerakan dan mengarahkan pelaksanaan kegiatan.
- Memantau pelaksanaan tugas bawahan.
- Menyiapkan bahan konsep rumusan kebijaksanaan pimpinan di bidang
surat menyurat, perlengkapan rumah tangga dan perpustakaan dan didang
keuangan.
- Mengadakan rapat dinas dengan bawahan.
- Mengadakan koordinasi dengan satuan kerja lain yang terkait.
- Menanggapi dan memecahkan masalah yang muncul.
- Melaksanakan tugas khusus yang diberikan oleh atasan.
- Mengawasi pelaksanaan program kerja di bidang umum.
- Mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan.
- Melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan.
- Mengevaluasi program kerja setiap akhir tahun.
- Membuat, menyusun program kerja setiap awal tahun .
- Bertugas dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kinerja seluruh
staf
Sebagai berikut :

o Pengelolaan surat-surat.
o Pengelolaan aplikasi persediaan dan pengeluaran.
o Pengelolaan BMN.
o Pengelolaan SAIBA.
o Pengelolaan SAS.
o Pelaporan SIMAK BMN.
o Pengelolaan pengarsipan.
o Belanja pengadaan.
o Belanja pemeliharaan.
o Ketertiban, keamanan, kebersihan dan keindahan kantor.

10. KEPALA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN ORTALA :

- Mengadakan DDTK untuk meningkatan kualitas kemampuan dan keilmuan


dalam mewujudkan SDM yang memiliki keahlian dan wawsan luas
- Menginventaris.pegawai untuk diusulkan mengikuti berbagai kegiatan
pelatihan/diklat
23

- Mengusulkan penambahan tenaga SDM yang memiliki keahlian bidang


administrasi umum
- Meningkatkan kualitas pelayanan kepegawaian berbasis paperless
dengan membangun kerja sama dengan instansi terbaik
- Meningkatkan disiplin pegawai dengan system absensi manual (datang,
siang dan pulang) dan finger scan datang dan pulang
- Mengatur penggunaan seragam dinas lengkap dengan ID Card
- Meningkatkan pengawasan terhadap aparatur untuk mendapat reword dan
punishmenet
- Meningkatkan system kerja dengan mensosialisasikan peraturan,
memberlakukan buku kerja harian dengan memanfaatkan Teknologi
Informasi berbasis SOP
- Mengusahakan penambahan tenaga kontrak sesuai keahlian yang
dibutuhkan dengan dibuat kontrak kerja
- Mengusulkan pengangkatan Jurusita Pengganti ke PTA Jawa Barat sesuai
peraturan
- Melaksanakan tugas koordinasi dan konsultasi untuk sinkronisasi dalam
pelaksanakan tugas kedinasan yang sesuai KMA.143 tahun 2007
- Memberikan cuti pegawai dengan memperhitungkan cuti bersama dibagi
5% dari jumlah pegawai sesuai peraturan yang berlaku
- Melakukan pengukuran kinerja pegawai melalui monitoring SKP per tri
wulan
- Memperbaharui JOB setiap awal tahun
- Mengelola dan melengkapi data pada aplikasi SIMKEP
- Melaksanakan pengadaan secara elektronik LPSE MA RI
- Menyusun dan membuat laporan bulanan dan tahunan dengan tepat dan
akurat sesuai peraturan yang berlaku
- Melaksanakan tugas sebagai tim BAPERJAKAT.
- Melaksanakan tugas sebagai PPSPM.
- Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan/pimpinan.
- Bertanggung jawab kepada sekretaris
Tugas Lain (Ekstra) :

Melaksanakan tugas sebagai Anggota BAPERJAKAT Pengadilan Agama


Kota banjar (memberikan pertimbangan dalam mutasi, promosi, pemberian
sanksi bagi pejabat di lingkungan PA Kota Banjar).
24

11. KEPALA SUB BAGIAN PERENCANAAN, IT DAN PELAPORAN :

- Melaksanakan pemanggilan kepada para pihak yang berperkara dan saksi-saksi


berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
- Menyampaikan pengumuman-pengumuman, teguran-teguran, dan
pemberitahuan isi putusan/ penetapan berdasarkan ketentuan undang-
undang.
- Melaksanakan penyitaan dan eksekusi atas perintah Ketua Pengadilan dan
Ketua Majelis Hakim.
- Mengetik teguran kekurangan biaya perkara dan menyampaikan kepada
yang bersangkutan.
- Menyusun dan mengevaluasi Proja dengan menghimpun masukan dari
pimpinan dan seluruh unit kerja setiap semester
- Menyusun dan melaporkan SAKIP, meliputi RENSTRA, IKU, RKT, PKT
dan LKJIP secara terpisah dan dijilid dengan rapih
- Mengisi data PKT (perjanjian kinerja tahunan) bulanan dan tri wulan dalam
aplikasi e-monev PKT di Komdanas
- Melaporkan kinerja dan keuangan dalam aplikasi e-monev BAPPENAS
setiap tri wulan dan e-monev DJA setiap bulan
- Mengadakan Bintek/DDTK untuk meningkatkan wawasan dan
pengetahuan penyusunan LKJIP dan laporan dan tahunan
- Meningkatkan pengelolaan dan pemanfaatan website dengan
mengembangkan dan memperkuat tim IT dalam meningkatkan wawasan
dan kemampuan antara lain melalui lomba website dan lomba inovasi
lainnya
- Melaksanakan tugas sebagai operator RKA-K/L dan SIMAK BNN.
- Melaksanakan tugas dari pimpinan antara lain sebagai PPK
- Bertanggung jawab kepada sekretaris.

12. PANITERA PENGGANTI :

- Membantu Hakim/ Majelis Hakim dalam persidangan berdasarkan


penunjukan dari Panitera, dengan mencatat hal-hal yang berkaitan dalam
proses pemeriksaan perkara.
- Mencatat selengkapnya segala sesuatu yang terjadi dalam persidangan
dalam bentuk berita acara, yang dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
25

- Memberitahukan kepada Jurusita/ Jurusita Pengganti tentang putusan/


penetapan yang tidak dihadiri oleh salah satu pihak/ para pihak/ verstek/
diberitahukan kepada yang bersangkutan.
- Membantu Hakim dalam perlaksanaan minutasi berkas perkara.
- Menandatangani berita acara persidangan bersama dengan ketua Majelis.
- Menandatangani putusan/ penetapan bersama dengan Majlis Hakim yang
bersidang.
- Menyampaikan laporan kepada Panitera sesuai dengan mekanisme kerja
Panitera Pengganti yang ditanganinya.
- Melaporkan kepada meja II untuk dicatat dalam register perkara:
- Penundaan hari sidang.
- Mencatatkan Perkara yang sudah diputus berikut amar putusannya.
- Menyerahkan Menyerahkan berkas perkara yang telah di putus dan
diminutasi ke Meja III untuk diselesaikan lebih lanjut.
- Mencatat buku agenda sidang dan menandatanganinya.
- Membuat laporan setiap bulan atas perkara yang diterima dan diputus
kepada Panitera Muda Hukum.

13. JURUSITA/JURUSITA PENGGANTI :

- Melaksanakan semua perintah yang diberikan oleh Ketua Pengadilan,


Ketua Majlis, atau Panitera yang ada hubungannya dengan persidangan.
- Melaksanakan panggilan kepada para pihak yang berperkara dan saksi-
saksi berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
- Menyampaikan pengumuman-pengumuman, teguran-teguran, dan
pemberitahuan isi putusan/ penetapan berdasarkan ketentuan undang-
undang.
- Melaksanakan panggilan tabayun dari luar Pengadilan Agama Kota Banjar
- Melaksanakan penyitaan dan eksekusi atas perintah Ketua Pengadilan dan
Ketua Majelis Hakim.
- Membuat teguran kekurangan biaya perkara dan menyampaikan kepada
yang bersangkutan.
BAB III

KEDUDUKAN, TUGAS DAN WEWENANG PENYELESAIAN PERKARA


PENGADILAN AGAMA

A. Kedudukan Peradilan Agama


UUD 1945 Pasal 24 ayat (2) menyatakan: Kekuasaan kehakiman
dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang ada di
bawahnya dalam lingkungan Peradilan Umum, lingkungan Peradilan
Agama, lingkungan Peradilan Militer, Lingkungan Peradilan Tata Usaha
Negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama
sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-undang Nomor 3
Tahun 2006 dan Undangundang Nomor 50 Tahun 2009, Pasal 2
menyatakan: Peradilan Agama merupakan salah satu pelaksana kekuasaan
kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragama Islam mengenai
perkara-perkara tertentu yang diatur dalam undang-undang ini. Pasal 3
Undang-undang Peradilan Agama tersebut menyatakan:
1. Kekuasaan kehakiman di lingkungan Peradilan Agama dilaksanakan
oleh:
a. Pengadilan Agama
b. Pengadilan Tinggi Agama
2. Kekuasaan kehakiman di lingkungan Peradilan Agama berpuncak pada
Mahkamah Agung sebagai Pengadilan Negara Tertinggi.
B. Tugas Peradilan Agama
Pengadilan Agama merupakan pengadilan tingkat pertama yang
bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara-
perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di
bidang perkawinan, kewarisan, wasiat dan hibah yang dilakukan
berdasarkan hukum Islam, serta wakaf dan shadaqah, sebagaimana diatur
dalam Pasal 49 Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pengadilan
Agama.

26
27

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, pengadilan agama


mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Memberikan pelayanan teknis yustisial dan administrasi kepaniteraan
bagi perkara tingkat pertama penyitaan dan eksekusi.
2. Memberikan pelayanan di bidang administrasi perkara banding, kasasi
dan peninjauan kembali serta administrasi peradilan lainnya.
3. Memberikan pelayanan administrasi umum kepada semua unsur di
lingkungan pengadilan agama (umum, kepegawaian dan keuangan
kecuali biaya perkara).
4. Memberikan keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang hukum
Islam pada instansi pemerintahan di daerah hukumnya, apabila diminta
sebagaimana diatur dalam Pasal 52 Undang-undang Nomor 50 Tahun
2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 7 Tahun
1989 tentang Peradilan Agama.
5. Memberikan pelayanan penyelesaian permohonan pertolongan
pembagian harta peninggalan di luar sengketa antara orang-orang yang
beragama Islam yang dilakukan berdasarkan hukum Islam sebagaimana
diatur dalam Pasal 107 ayat (2) Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006
tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang
Peradilan Agama.
6. Waarmerking Akta Keahliwarisan di bawah tangan untuk pengambilan
deposito/tabungan, pensiunan dan sebagainya.
7. Pelaksanaan tugas-tugas pelayanan lainnya seperti penyuluhan hukum,
pelaksanaan hisab rukyat, pelayanan riset/penelitian dan sebagainya.
C. Kewenangan Peradilan Agama
Secara umum, kewenangan (competency) pengadilan dapat
dibedakan menjadi dua yaitu. Kewenangan relatif (relative competency)
dan kewenangan absolut (absolute competency). Kewenangan relatif
berkaitan dengan wilayah, sementara kewenangan absolut berkaitan
dengan orang (kewarganegaraan dan keagamaan seseorang) dan perkara.
Adapun yang menjadi kewenangan absolut pengadilan agama di
antaranya:
28

1. Perkawinan
Bidang hukum Perkawinan atau hukum keluarga meliputi
perkara-perkara:
a. Ijin poligami beserta penetapan harta dalam perkawinan poligami.
b. Ijin kawin apabila orang tua calon suami/ istri tidak mengizinkan
sementara calon suami/ istri di bawah usia 21 tahun.
c. Dispensasi kawin bagi calon suami/ istri yang beragama Islam dan
belum mencapai usia 19 dan 16 tahun.
d. Penetapan wali adlol jika wali calon istri menolak menikahkannya.
e. Permohonan pencabutan penolakan perkawinan oleh KUA.
f. Permohonan pencegahan perkawinan.
g. Pembatalan perkawinan.
h. Permohonan pengesahan nikah/ isbat nikah.
i. Pembatalan penolakan perkawinan campuran (perkawinan antar
warga negara yang berbeda).
j. Gugatan kelalaian atas kewajiban suami istri.
k. Cerai talak (perceraian yang diajukan suami).
l. Cerai gugat (perceraian yang diajukan istri).
m. Talak khuluk (perceraian yang diajukan oleh istri dengan
membayar tebusan kepada suami).
n. Lian yaitu cerai talak atas dasar alasan istri berzina dengan
pembuktian beradu sumpah antara suami istri.
o. Syiqaq yaitu cerai gugat atas dasar alasan perselisihan suami istri
dengan penunjukan hakam (juru damai) dari keluarga kedua belah
pihak.
p. Kewajiban nafkah dan mutah bagi bekas istri.
q. Gugatan harta bersama termasuk hutang untuk kepentingan
keluarga.
r. Gugatan penyangkalan anak.
s. Permohonan/ gugatan pengakuan anak.
t. Gugatan hak pemeliharaan anak.
u. Gugatan nafkah anak.
29

v. Permohonan pencabutan kekuasaan orang tua terhadap


pemeliharaan anak.
w. Permohonan perwalian.
x. Gugatan pencabutan kekuasaan wali.
y. Pembebanan kewajiban ganti kerugian atas harta benda anak yang
ada di bawah kekuasaannya.
z. Pengangkatan anak oleh WNI yang beragama Islam terhadap anak
WNI yang beragama Islam.
2. Kewarisan
a. Permohonan penetapan ahli waris dan bagiannya masing-masing.
b. Gugatan waris. Akta di bawah tangan mengenai keahliwarisan.
c. Akta komparasi tentang pembagian harta waris di luar sengketa.
3. Wasiat
a. Gugatan pengesahan wasiat.
b. Gugatan pelaksanaan wasiat.
c. Gugatan pembatalan wasiat.
4. Hibah
a. Gugatan pengesahan hibah.
b. Gugatan pembatalan hibah.
5. Wakaf
a. Sengketa sah tidaknya wakaf.
b. Sengketa pengelolaan harta wakaf.
c. Sengketa keabsahan dan kewenangan nadlir wakaf.
d. Gugatan sengketa wakaf oleh kelompok (class action).
6. Zakat, Infaq, dan Shadaqah
a. Sengketa antara Muzakki dengan BAZIZ.
b. Sengketa antara Pejabat pengawas dengan BAZIZ.
c. Sengketa antara Mustahik dengan BAZIZ. d. Sengketa antara
pihak-pihak yang berkepentingan baik sendiri maupun class action
dengan BAZIZ.
7. Ekonomi Syariah
30

Yang dimaksud Ekonomi Syariah adalah perbuatan atau


kegiatan usaha yang dilaksanakan menurut prinsip syariah, antara lain
meliputi :
a. Bank Syariah.
b. Lembaga Keuangan Makro Syariah.
c. Asuransi Syariah.
d. Reasuransi Syariah.
e. Reksadana Syariah.
f. Obligasi Syariah.
g. Sekuritas Syariah.
h. Pembiayaan Syariah.
i. Pegadaian Syariah.
j. Dana pensiun Syariah.
k. Bisnis Syariah.
Perkara-perkara dibidang Ekonomi Syariah tersebut di atas
meliputi sengketasengketa sebagai berikut :
a. Sengketa akibat beda menafsiri akad perjanjian.
b. Sengketa sah tidaknya akan perjanjian.
c. Sengketa berakhirnya suatu akad perjanjian.
d. Gugatan ganti rugi atas wanprestasi atau perbuatan melawan
hukum.
e. Gugatan atas pelanggaran akad perjanjian.
BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS TEMUAN LAPANGAN DI


PENGADILAN AGAMA

A. Prosedur Pengajuan Perkara di Pengadilan Agama


B. Mekanisme dan Jumlah Penyelesaian Perkara/Kasus di Pengadilan
Agama Kota Banjar

Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 2 ayat (3) dan (4) Undang-


Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dan pasal 49
ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama jo.
Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1989 jo. Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009
tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989, maka
Pengadilan Agama Kota Banjar hanya dapat melayani dan mengayomi
masyarakat pencari keadilan yang sesuai dengan ketentuan peraturan
tersebut.

Laporan Perkara yang masuk dari tahun 2015 – 2017, yaitu :

Tahun Cerai Gugat Cerai Talak Perkara Lain Jumlah

2015 584 323 151 1058

2016 550 337 161 1048

2017 531 270 165 966

Laporan Perkara yang diterima dan diputus dari Tahun 2015 sampai
tahun 2017

Tingkat
Tahun Diterima Putus Sisa
Penyelesaian

2015 1058 1127 114 89.22 %

2016 1048 1009 155 85.20 %

31
32

2017 966 1006 116 87.99 %

Grafik perkara pada Pengadilan Agama Kota Banjar Kelas II pada


tahun 2016 mengalami penurunan sekitar 5 % dibandingkan dengan tahun
2015.
Pada tahun 2017 Pengadilan Agama Kota Banjar menerima
sebanyak 966 perkara yang terdiri dari 806 perkara Gugatan (Contensius)
dan 160 perkara Permohonan (Voluntair). Adapun sisa perkara yang belum
diputus pada tahun 2016 sebanyak 155 perkara, sehingga pada tahun 2017
Pengadilan Agama Kota Banjar harus menyelesaikan 1121 perkara, tetapi
hanya mampu diselesaikan 1006vperkara, dan untuk lebih jelasnya dapat
diperinci sebagai berikut :
1. Keadaan perkara pada Pengadilan Agama Kota Banjar dalam tahun
2017 :
- Sisa perkara tahun 2016 : 155 perkara ;
- Perkara diterima tahun 2017 : 966 perkara ;
- Perkara yang diputus tahun 2017 : 1006 perkara ;
- Sisa perkara tahun 2017 : 116 perkara ;
2. Perkara yang diterima Pengadilan Agama Kota Banjar tahun 2017
berjumlah 966 perkara, dengan perincian menurut jenisnya sebagai
berikut :
- Cerai Talak : 270 perkara ;
- Cerai Gugat : 531 perkara ;
- Harta Bersama : 1 perkara;
- Gugat hadlanah : 1 perkara;
- Izin Poligami : 3 perkara;
- Perwalian : 1 perkara;
- Itsbat Nikah : 72 perkara;
- Dispensasi nikah : 17 perkara;
- Penetapan Ahli Waris : 3 perkara;
- Asal Usul Anak : 37 perkara;
- Lain – lain : 30 perkara;
3. Dari jumlah 966 perkara yang diterima tahun 2017 dan sisa 155 perkara
tahun 2016, yang telah dapat diselesaikan dalam tahun 2017 adalah
33

sebanyak 1006 perkara dengan perincian menurut jenisnya sebagai


berikut:
- Cerai Talak : 280 perkara ;
- Cerai Gugat : 554 perkara ;
- Harta Bersama : 2 perkara;
- Izin Poligami : 3 perkara;
- Perwalian : 1 perkara;
- Itsbat Nikah : 79 perkara;
- Dispensasi Nikah : 17 perkara;
- Penetapan Ahli Waris : 3 perkara;
- Wali Adhol : 1 perkara;
- Asal Usul Anak : 37 perkara;
- Lain – lain : 28 perkara;

4. Jumlah perkara yang dimintakan upaya hukum (Verzet, Banding, Kasasi


dan Peninjauan Kembali) adalah sebagai berikut :

A. Verzet

No No Perkara Putus PBT Permohonan Putus Ket


Verstek Verzet Verzet

1 331/Pdt.G/2016/PA.Bjr 02/06/2016 08/06/2018 13/06/2016 01/09/2016

2 5/Pdt.G/2017/PA.Bjr 01/02/2017 02/02/2017 22/02/2017 31/05/2017

3 248/Pdt.G/2017/PA.Bjr 02/05/2017 03/05/2017 05/05/2017 06/06/2017

B. Banding

No No Perkara Majelis Hakim Tgl Putus Tgl Tgl Surat Tgl Putus
Permohonan Kirim
Tk Banding

Ana Faizah
87/Pdt.G/20
1 Zulhery Artha 29/06/2016 11/07/2016 07/09/2016 20/10/2016
16/PA.Bjr
Atin Hartini

Ana Faizah
308/Pdt.G/2
2 Zulhery Artha 26/10/2016 08/11/2016 03/01/2017 08/03/2017
016/PA.Bjr
Atin Hartini
34

H. Arif Irfan
424/Pdt.G/2
3 Nadimin 23/02/2017 02/03/2017 13/04/2017 18/05/2017
016/PA.Bjr
Atin Hartini

Ana Faizah
5/Pdt.G/201
4 Nadimin 31/05/2017 08/06/2017 07/07/2017 29/08/2017
7/PA.Bjr
Atin Hartini

Asep
Mohamad Ali
257/Pdt.G/2 Nurdin
5 26/07/2017 07/08/2017 25/09/2017 01/11/2017
017/PA.Bjr Siti Alosh
Farchaty
Atin Hartini

C. Kasasi

No No Perkara Tgl Putus PTA Tgl Tgl Kirim Tgl Putus MA


Permohonan Berkas

1 5/Pdt.G/2017/PA.Bjr 29/08/2017 11/09/2017 26/10/2017 27/12/2017

D. Peninjauan Kembali

Tgl Penerimaan Tgl Tgl


Tgl PBT
No No Perkara Berkas Tgl Putusan Permohonan Pengirima
PA/PTA/
PA/PTA/MA
PA/PTA/MA MA PK n Berkas

NIHIL - - - - -

C. Hasil Temuan Produk-produk Putusan Hakim di Pengadilan Agama


Kota Banjar
Kekuasaan Hakim memiiki kekuasaan Eksukutorial yakni kekuatan
untuk dilaksanakan apa yang ditetapkan dalam keputusan itu secara
paksa oleh alat alat negara, yang memberi kekuatan eksekutorial pada
putusan hakim adalah Putusan yang berbunyi: “DEMI KEADILAN
35

BER.DASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”. (Pasal 4 ayat


1 UU No 14 tahun 1970).
Dalam praktek sering juga ditemukan terdapat kejadian-kejadin
dimana pihak yang dikalahkan tidak mau melaksanakan putusan Hakim
secara sukarela sehingga diperlukan bantuan dari Pengadilan untuk
melaksanakan putusan tersebut secara paksa. Kemudian pihak yang
dimenangkan dalam putusan dapat memohon pelaksanaan
putusan/eksekusi kepada Pengadilan-pengadilan yang akan
melaksanakan secara paksa (execution force).
Jadi, dalam melaksanakan putusan Hakim dibidang pedata
pada dasarnya diserahkan kepada pihak secara sukarela, sesuai dengan
sifat perdata dimana pengadilan/pemerintah bersifat pasif, artinya
Pengadilan/pemerintah tidak turut campur sebelum diminta, akan tetapi
jika sePenggugatinya pihak yang kalah tidak menjalankan secara
sukarela, maka pihak yang menang memohon kepada pengadilan yang
memutuskan perkara tersebut, agar putusan tersebut dapat dilaksanakan
secara paksa.
Putusan pada Pengadilan Agama yang telah mempunyai kekuatan
hukum yang pasti maka putusan itu harus dimintakan pengukuhan ke
Pengadilan Negeri.
Pengukuhan terhadap putusan Pengadilan Agama hanya
bersifat administrative, artinya Pengadilan Negeri itu tidak boleh
menjalankan pemeriksaan ulang terhadap putusan Pengadilan Agama.
(Pasal 63 UU No 1 Tahun 1974 Jo Pasal 35, 36 PP No 9 Tahun 1975).
Tetapi sekarang setelah berlakunya UU No. 7 Tahun 1989
putusan pengadilan dikukuhkan oleh pengadilan negeri dihapuskan
sebagaimana pasal 107 ayat 1d.
Produk putusan Hakim dari hasil pemeriksaan perkara di
persidangan ada 3 (Tiga) macam :
1. Putusan
2. Penetapan
3. Akta Perdamaian
36

Putusan ialah peryataan hakim yang dituangkan


dalam bentuk tertulis dan diucapkan hakim dalam persidangan yang
terbuka untuk umum, sebagai hasil pemeriksaan perkara permohonan
(volounteer).
Akta perdamaian ialah akta yang dibuat oleh hakim yang
berisi hasil musyawarah antara para pihak dalam sengketa kebendaan
untuk mengakhiri sengketa dan berlaku sebagai putusan.
Dilihat dari segi fungsinya dalam mengakhiri perkara ada dua macam
yaitu:
1. Putusan Akhir
2. Putusan Sela
Kemudian apabila dilihat dari segi hadir atau tidaknya para
pihak pada saat putusan di jatuhkan, maka ada tiga macam :
1. Putusan Gugur
2. Putusan Verstek
3. Putusan Kontradiktoir
Jika dilihat dari isi terhadap gugatannya / perkara ada dua
macam , yaitu positif negatif yang dapat dirinci dalam empat macam :
1. Tidak menerima gugatan penggugat
2. Menolak gugatan penggugat seluruhnya
3. Mengabulkan gugatan penggugat untuk sebagian dan menolak/ tidak
menerima selebihnya
4. Mengabulkan gugatan penggugat sepenuhnya.
Dan jika dilihat dari segi sifatnya terhaadap akibat hukum
yang ditimbulkan maka ada 3 macam :
1. Diklatoir
2. Konstitutif
3. Komdenatoir
Untuk lebih mengenal macam macam putusan ini dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Putusan Akhir
37

Ialah putusan yang mengakhiri pemeriksaan di persidangan, baik


yang melalui semua tahap pemeriksaan maupun yang tidak menempuh
semua tahap pemeriksaan. Putusan yang dijatuhkan sebelum sampai
tahap akhir dari tahap tahap pemeriksaan, yaitu : putusan gugur, putusan
verstek yang tidak diajukan verzet, putusan tidak menerima, putusan
yang mengatakan pengadilan agama tidak punya wewenang untuk
memeriksa.
Semua itu belum menempuh tahap tahap pemeriksaan secara
keseluruhan melainkan baru pada tahap awal saja. Semua putusan akhir
dapat dimintakan banding kecuali Undang Undang memintakan yang
lain.
2. Putusann Sela
Ialah putusan yang dijatuhkan masih dalam proses pemeriksaan
perkara dengan tujuan untuk memperlancar jalannya pemeriksaan.
Putusan sela tidak mengakhiri pemeriksaan. Tetapi akan berpengaruh
terhadap arah dan jalannya pemeriksaan. Putusan sela dibuat seperti
putusan biasa, tetapi tidak dibuat secara terpisah melainkan ditulis di
dalam berita acara persidangan saja. Putusan sela harus diucapkan di
depan sidang terbuka untuk umum serta ditanda tangani oleh majelis
hakim dan panitera yang turut bersidang. Putusan ini selalu tunduk pada
putusan akhir, karena tidak berdiri sendiri dan akhirnya akan
dipertimbangkan pula pada putusan akhir.
Putusan sela tidak dapat dimintakan banding, kecuali bersama sama
dengan putusan akhir akhir (pasal 201 R.Bg / pasal 9 ayat (1) UU No.
20/1947). Para pihak dapat meminta, supaya kepadanya diberisalinan
yang sah dari putusan itu dengan biaya sendiri. Hal-hal yang menurut
hukum acara perdata memerlukan putusan sela, antara lain:
 Tentang Pemeriksaan Prodes
 Tentang Pemeriksaan Eksepsi tidak Berwenang
 Tentang Sumpah Supletoir
 Tentang Sumpah Decitoir
 Tentang Sumpah Penaksir
38

 Tentang Gugat Provisional


 Tentang Gugat Insidentil
Mengenal beberapa nama putusan sela :
a. Putusan Praeparatoir, yaitu putusan sela yang merupakan persiapan
putusan akhir, tanpa mempunyai pengaruh terhadap pokok perkara atau
putusan akhir.
b. Putusan Interlocutoir, yaitu putusan sela yang isinya memerinthkan
pembuktian.
c. Putusan inseidentil,yaitu putusan sela yang berhubungan dengan
incident, yaitu peristiwa yang sementara menghentikan pembuktiaan.
Tetapi berhubungan dengan pokok perkara.
d. Putusan Provosional. Yaitu putusan sela yang menjawab gugatan
provosional.
3. Putusan Gugur ( Pasal 124 HIR/ Pasal 148 R.Bg)
Ialah putusan yang mengatakan bahwa gugatan atau permohonan
gugur karena penggugat atau termohon tidak hadir
4. Putusan Verstek ( Pasal 125 HIR / Pasal 149 R.Bg)
Ialah putusan yang dijatuhkan karena tergugat/termohon tidak hadir
meskipun telah dipanggil secara resmi. Putusan verstek dapat dijatuhkan
apabila telah dipenuhi syarat-syaratnya, yaitu:

 Tergugat telah di panggil secara resmi dan patut


 Tergugat tidak hadir dalam sidang dan tidak mewakilkan kepada
oranglain serta kehadirannya itu karena alasan yang tidak sah.
 Penggugat tidak mengajukan eksepsi/tangkisan.
 Penggugat hadir dalam persidangan
 Penggugat memohon putusan
5. Putusan Kontradiktoir
Ialah putusan akhir yang pada saat dijatuhkan / diucapkan dalam sidang
tidak dihadiri salah satu pihak atau para pihak. Dalam pemeriksaan /
putusan kontradiktoir disyaratkan bahwa baik penggugat maupun
tergugat pernah hadir dalam sidang. Terhadap putusan kontradiktoir
dapat dimintakan banding.
39

6. Putusan Tidak Menerima


Yaitu putusan hakim yang menyatakan bahwa hakim “tidak
menerima gugatan penggugat / permohonan pemohon” atau dengan kata
lain “gugatan penggugat / permohonan pemohon tidak diterima”, karena
gugatan / permohonan tidak memenuhi syarat hukum, baik secara formil
maupun materiil.
7. Putusan Menolak Gugatan Penggugat
Yaitu putusan akhir yang dijatuhkan setelah menempuh semua tahap
pemeriksaan, dimana ternyata dalil-dalil gugat tidak terbukti. Putusan ini
termasuk putusan negative.
8. Putusan mengabulkan gugatan penggugat untuk menolak sebagian/ tiak
menerima selebihnya
9. Putusan mengabulkan gugatan seluruhnya
10. Putusan Diklatoir
Yaitu putusan yang hanya menyatakan suatu keadaan tertentu sebagai
suatu keadaan yang resmi menurut hukum. Semua perkara voluntair
diselesaikan dengan putusan diklaratoir dalam bentuk “penetapan” atau
“besciking”. Putusan ini biasa berbunyi “Menyatakan”. Putusan ini juga
tidak memerlukan eksekusi

2. Putusan Konstitutif
Yaitu suatu putusan yang menciptakan / menimbulkan keadaan hukum
baru, berbeda dengan keadaan hukum sebelumnya. Putusan konstitutif
selalu berkenaan dengan status hukum seseorang atau hubungan
keperdataan satu sama lain. Putusan konstitutif biasa berbunyi
“menetapkan” atau memakai kalimat lain bersifat aktif dan bertalian
langsung dengan pokok perkara, sedangkan keadaan hukum baru
tersebut dimulai sejak saat putusan memperoleh kekuatan hukum tetap.
3. Putusan Komdenatoir
Yaitu putusan yang bersifat menghukum kepada salah satu pihak untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu atau menyerahkan sesuatu pada
pihak lawan, untuk memenuhi prestasi. Putusan ini terdapat pada perkara
kontentius, dan memerlukan eksekusi. Didalam putusan condemnatoir
40

diakui hak penggugat atas prestasi yang dituntutnya. Hukuman semacam


itu hanya terjadi berhubungan dengan perikatan yang bersumber pada
persetujuan atau undang-undang yang prestasinya dapat terdiri member,
berbuat dan tidak berbuat
Pada umumnya putusan condemnatoir itu berisi hukuman untuk
membayar sejumlah uang. Putusan condemnatoir itu mewajibkan si
tergugat untuk memenuhi prestasi, maka hak dari pada penggugat yang
telah ditetapkan itu dapat dilaksanakan dengan paksa (execution force)
jadi memberi hak kepada penggugat untuk menjalankan putusan secara
paksa melalui Pengadilan. Jadi yang kalah dipaksa untuk melaksanakan
atau untuk memenuhi prestasi.
Apabila pihak terhukum tidak dapat memenuhi /
melaksanakan putusan dengan sukarela, maka atas permohonan
penggugat, putusan dapat dilaksanakan dengan paksa oleh pengadilan
yang memutusnya.
Putusan kondemnatoir dapat berupa penghukuman untuk :
a. Menyerahkan suatu barang
b. Membayar sejumlah uang
c. Melakukan suatu perbuatan tertentu
d. Menghe v
tikan suatu perbuatan/keadaan
e. Mengosongkan tanah atau rumah
Hasil Temuan Produk Produk Putusan Hakim di Pengadilan Agama
1. Exekusi putusan yang diatur dengan pasal 196 HIR yaitu: menjalankan
putusan Hakim, dimana orang dihukum untuk membayar uang.
2. Exekusi yang disebut dalam pasal 225 HIR, yaitu: menjalankan putusan
hakim dimana orang dihukum untuk melakukan suatu perbuatan,
hukuman ini tidak dapat dilaksanakan dengan paksaan.
3. Exekusi Riel (Reelr Exekutie) Exekusi riel ini tidak diatur dalam HIR
tetapi diatur dalam pasal 1033 Rv, yang dimaksudkan dengan exekusi
oleh pasal 1033 Rv, yakni pelaksanaan putusan hakim yang
memerintahkan pengosongan benda tetap.
41

D. Aplikasi Hasil Temuan Lapangan Dalam Simulasi Persidangan


Simulasi persidangan merupakan kegiatan praktik persidangan yang
dilakukan oleh mahasiswa, dan seluruh komponen persidangan adalah
mahasiswa, dari mulai majelis hakim sampai para pihak yang berperkara. Hal
tersebut dilakukan sebagai aplikasi dan pendalaman dari hasil pengamatan
selama praktek di Pengadilan Agama Banjar. Pemandu simulasi dan juga
sebagai pembimbing proses simulasi tersebut adalah Bapak. Burhanuddin,
S.H., M.H.
Simulasi persidangan dilakukan pada:
Hari/Tanggal : Rabu, 17 Juli 2019
Waktu : Pukul 08.00-11.00 WIB
Tempat : Ruang Sidang atau Ruang Moot Court
Anggota Persidangan terdiri dari:
Ketua Majelis : Agus Mulyana
Hakim Anggota I : Rudi Habibi
Hakim Anggota II : Ii Nurjaman
Panitera Pengganti : Tiffany Putri
Dalam simulasi persidangan tersebut , kami mengambil perkara Cerai Talak
Verstek

Para pihaknya adalah:

1. Adji Setiawan Sebagai Pemohon yang dikuasa hukumkan kepada


Alfia Zilfa
2. Lucinta Luna bin Ojo (-) sebagai Termohon
Yang bertindak sebagai saksi adalah:

Saksi - Saksi : I. Della Destrina

II. Ilham Kurnia

III. Ahmad Nasrullah

IV. Asry Badryah


42

V. Panji Atmaja

Duduk Perkara:

Berdasar pada surat permohonan yang diajukan oleh Pemohon, pada pokoknya
mengemukakan hal-hal sebagai berikut:

1. Bahwa pada hari Sabtu, tanggal 03 Agustus 2013 telah dilangsungkan


perkawinan antara Pemohon dengan Termohon yang dilaksanakan
menurut hukum dan sesuai dengan tuntunan ajaran agama Islam.
Perkawinan tersebut telah dicatatkan di Kantor Urusan Agama (KUA)
Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi, sebagaimana tercatat dalam
Kutipan Akta Nikah Nomor: 564/11/VIII/2013, tertanggal 12 Agustus
2013;
2. Bahwa perkawinan antara Pemohon dan Termohon dilangsungkan
berdasarkan kehendak kedua belah pihak dengan tujuan membentuk
rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang
Maha Esa;
3. Bahwa setelah melangsungkan pernikahan, Pemohon dan Termohon
tinggal di Pataruman Kota Banjar;
4. Bahwa selama masa perkawinan, Pemohon dan Termohon telah
berkumpul sebagaimana layaknya suami-isteri dan belum dikaruniai
anak;
5. Bahwa pada bulan November Tahun 2014 terjadi perselisihan dan
pertengkaran antara Pemohon dan Termohon, perselisihan dan
pertengkaran tersebut dikarenakan Termohon tidak dapat menghasilkan
keturunan;
6. Bahwa Pemohon dan Termohon telah berupaya memeriksakan diri ke
dokter, namun upaya tersebut tidak berhasil karena rahimnya rusak;
7. Bahwa sejak Desember 2018 antara Pemohon dan Termohon telah pisah
rumah dan tidak saling mengunjungi. Termohon pergi meninggalkan
rumah kediaman bersama ;
43

8. Bahwa atas permasalahan dan kemelut rumah tangga yang dihadapi,


Pemohon telah mencoba memusyawarahkan dengan keluarga Pemohon
dan Termohon untuk mencari penyelesaian dan demi menyelamatkan
perkawinan, namun usaha tersebut tidak membuahkan hasil;
9. Bahwa ikatan perkawinan antara Pemohon dan Termohon sebagaimana
diuraikan di atas sudah sulit dibina untuk membentuk suatu rumah
tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah sebagaimana maksud dan
tujuan dan, sehingga lebih baik diputus karena perceraian. Bahwa
berdasarkan hal-hal tersebut di atas, permohonan Pemohon untuk
mengajukan permohonan perceraian terhadap Termohon atas dasar
pertengkaran yang terus menerus dan tidak mungkin hidup rukun dalam
suatu ikatan perkawinan, telah memenuhi unsur Pasal 19 huruf (f)
Peraturan Pemerintah No.9 Tahun 1975 Jo. Pasal 116 huruf (f)
Kompilasi Hukum Islam, sehingga berdasar hukum untuk menyatakan
gugatan cerai ini dikabulkan;
Agenda Persidangan yang dilakukan:

Sidang ke I: Pemeriksaan Identitas dan Pembacaan Gugatan

1. Ketua Majelis memimpin Do’a;


2. Ketua Majelis Membuka Persidangan (terbuka untuk umum);
3. Pemanggilan Para Pihak;
4. Pemberian Nasihat kepada kedua belah pihak;
5. Pemeriksaan Identitas;
6. Pemberian Nasihat kepada kedua belah pihak;
Sidang Ke II: Pembuktian

1. Pemanggilan Para Pihak;


2. Pemberian Nasihat;
3. Sidang dibuka dan tertutup untuk umum;
4. Penyerahan Bukti-bukti, bukti surat (Akta Nikah),bukti saksi;
5. Pemanggilan Para Saksi;
6. Pemeriksaan Identitas Para Saksi;
7. Pelafalan Sumpah yang dipandu oleh Anggota Majelis Hakim I;
44

8. Saksi dari pemohon yang di periksa Fuji Rahmawati Sa’adah selaku adik
pemohon dan Euis Dea Ratnaningsih selaku tetangga tempat pemohon
tinggal;
9. Setelah para saksi memberi keterangan, keterangan tersebut ditanyakan
kembali kepada para pihak;
10. Penggugat masih tetap dengan pendiriannya yaitu ingin berpisah dari
tergugat;
11. Majelis Hakim menawarkan kesimpulan tertulis/lisan, jika lisan maka
amar putusan yang akan dibacakan, tapi jika tulisan sidang di tunda 1
minggu untuk pembacaan Putusan.
Sidang Ke III: Pembacaan Putusan

1. Pemanggilan Para Pihak;


2. Pemberian Nasihat;
3. Ikrar talak.
4. Pembacaan Putusan
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengadilan Agama Banjar adalah suatu badan Peradilan Agama
tingakat pertama bertemapat di Kota Banjar yang bertugas dan berwenang
memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara ditingkat
pertama antara orang-orang yang beragama Islam dibidang perkawinan,
kewarisan, wasiat dan hibah yang dilakukan berdasarkan hukum Islam,
serta waqaf dan sadaqah, sebagaiman diatur dalam pasal 49 Undang-
Undang No 50 Tahun 2010 tentang Peradilan Agama. Dalam proses
menangani perkara ada beberapa tahapan yang harus ditempuh diantaranya
: pendaftaran, registrasi, persidangan dan pelaporan perkara. Bisa disebut
meja I, II, dan III
B. Saran
Praktek peradilan Agama di Pengadilan Agama Kota Banjar yang
telah disusun sudah sesuai dengan harapan, akan tetapi masih ada beberapa
yang belum terpenuhi, salah satu diantaranya di bidang aplikasi perkara
harus dioptimalkan demi terwujudnya Pengadilan Agama Kota Banjar yang
lebih baik. Serta penyediaan fasilitas ibadah seperti Masjid agar lebih
diperhatikan mengingat lembaga ini adalah lembaga Peradilan Agama.

45
46

DAFTAR PUSTAKA

Cik Hasan Bisri. 1996. Peradilan Agama Indonesia. Jakarta: Raja


Grafindo Persada.

Harahap, M. Yahya. 2005. Hukum Acara Perdata. Jakarta : Sinar Grafika.

Jaih Mubarak. 2004. Peradilan Agama di Indonesia. Bandung : Pustaka


Bani Quraisy.

Lubis, Sulaikin. 2008. Hukum Acara Perdata peradilan Agama di


Indonesia. Jakarta : kencana.

Mahkama Agung RI Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama 2010.


47

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai