ISBN : 978-979-796-327-9
x; 180 hlm.; 16 x 23 cm
(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 100.000.000 (seratus juta
rupiah).
(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta
melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf
c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana
penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah).
(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta
melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf
a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana
penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah).
(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam
bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau
pidana denda paling banyak Rp 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
iv HUKUM WARIS DALAM ISLAM
KA
KATTA PENGANTAR
PENGANTAR
v
vi HUKUM WARIS DALAM ISLAM
atas harta warisan telah ditentukan, baik oleh Alquran, Sunnah, maupun
Ijtihad.
Hal-hal yang saya sampaikan tersebut dibahas secara jelas oleh
Saudari Tinuk Dwi Cahyani di dalam bukunya tersebut. Mudah-
mudahan buku tersebut diikuti oleh buku-buku yang lain, baik oleh
saudari Tinuk Dwi Cahyani, maupun penulis-penulis lainnya.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
PRAKA
PRAKATTA
vii
viii HUKUM WARIS DALAM ISLAM
Penulis
ix
DAFTAR ISI
DAFTAR
Kata Pengantar v
Prakata vii
Daftar Isi ix
Bab 1 Pendahuluan 1
ix
x HUKUM WARIS DALAM ISLAM
Bab 7 Wasiat 95
A. Pengertian Wasiat 95
B. Adab Berwasiat 111
C. Batalnya Wasiat 111
D. Wasiat Wajibah 115
E. Pencabutan Wasiat 119
BAB 1
PENDAHULUAN
D
i Indonesia berlaku 3 hukum waris yakni: hukum waris adat,
hukum waris perdata/BW dan hukum waris Islam. Meskipun
masyarakat Indonesia diberi kebebasan untuk memilih dan
menundukkan diri kepada hukum waris apa yang diinginkan, namun
bagi orang Islam intinya dengan memilih hukum waris Islam bila terjadi
sengketa penyelesaian perkaranya di Pengadilan Agama, jika ingin
menyelesaikan perkara menggunakan hukum waris adat atau perdata/
BW maka penyelesaiannya di Pengadilan Negeri setempat, jika ingin
melalui jalur litigasi/Pengadilan. Jika ingin menyelesaikan dengan
menggunakan jalur nonlitigasi/di luar pengadilan maka jalur yang
ditempuh adalah mediasi atau negosiasi. Dalam pembahasan buku kali
ini penulis memfokuskan untuk membahas mengenai hukum waris Islam.
Masyarakat yang memiliki masalah hukum waris bisa mengutamakan
jalur nonlitigasi (mediasi atau negosiasi) sebelum gegabah mengajukan
gugatan ke pengadilan. Hal ini disebabkan hukum waris merupakan
salah satu bagian dari hukum perdata secara keseluruhan dan merupakan
dari bagian terkecil dari hukum keluarga. Hukum waris sangat erat
kaitannya dengan ruang lingkup manusia. Hal ini disebabkan karena
ada kehidupan pasti ada kematian. Pembahasan waris bisa muncul dan
ada karena adanya kematian, kalau tidak ada kematian maka hukum
waris tidak pernah ada. Jadi yang menjadi titik penting bagi hukum waris
adalah adanya kematian. Akibat dari kematian tersebut timbullah hak
dan kewajiban seseorang yang meninggal dunia maupun penyelesaian
hak dan kewajiban sebagai akibat dari kematian seseorang.
1
2 HUKUM WARIS DALAM ISLAM
1 Bagian laki-laki dua kali bagian perempuan adalah karena kewajiban laki-laki lebih berat
dari perempuan, seperti kewajiban membayar maskawin dan memberi nafkah (lihat An-
Nisa': 34)
Pendahuluan 3
anak itu semuanya perempuan yang jumlahnya lebih dari dua, maka
bagian mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Jika dia (anak
perempuan) itu seorang saja, maka dia memperoleh setengah (harta yang
ditinggalkan). Dan untuk kedua ibu bapak, bagian masing-masing
seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika dia (yang meninggal)
mempunyai anak, jika dia (yang meninggal) tidak mempunyai anak dan
dia diwarisi oleh kedua ibu bapaknya (saja), maka ibunya mendapatkan
sepertiga, jika dia (yang meninggal) mempunyai beberapa saudara, maka
ibunya mendapat seperenam (pembagian-pembagian tersebut di atas)
setelah (dipenuhi) wasiat yang dibuat nya atau (dan setelah dibayar)
utangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak
mengetahui siapa di antara mereka yang lebih banyak manfaatnya
bagimu. Ini adalah ketetapan Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui,
Maha Bijaksana2.” (QS. An-Nisa' Ayat 11)
2 Al-Qur'an Medina, Dilengkapi dengan Terjemahan, dan Materi tentang Akhlak Mulia,
Penyusun Materi: Heri Tohari, Muhammad Kafiyanto, Hedi Fajar Rahadian, Abu Hafidz
Arrazi, Bandung: Madina, 2007, hal. 78.
4 HUKUM WARIS DALAM ISLAM
3 Menyusahkan kepada ahli waris ialah tindakan-tindakan, seperti: (a) mewasiatkan lebih
dari sepertiga harta peninggalan, (b) berwasiat dengan maksud mengurangi harta warisan.
Sekalipun kurang dari sepertiga, jika ada niat mengurangi hak waris, jug atidak
diperbolehkan
4 Al-Qur'an Medina, Dilengkapi dengan Terjemahan, dan Materi tentang Akhlak Mulia,
Penyusun Materi: Heri Tohari, Muhammad Kafiyanto, Hedi Fajar Rahadian, Abu Hafidz
Arrazi, Bandung: Madina, 2007, hal. 79.
Pendahuluan 7
5 Kalalah ialah orang mati yang tidak meninggalkan bapak dan anak.
6 Al-Qur'an Medina, Dilengkapi dengan Terjemahan, dan Materi tentang Akhlak Mulia,
Penyusun Materi: Heri Tohari, Muhammad Kafiyanto, Hedi Fajar Rahadian, Abu Hafidz
Arrazi, Bandung: Madina, 2007, hal. 106.
Daftar Pustaka 169
DAFTAR PUST
DAFTAR AKA
PUSTAKA
169
170 HUKUM WARIS DALAM ISLAM
INDEKS
173
174 HUKUM WARIS DALAM ISLAM
L T
Litigasi · 1, 12, 15 Taqdiri · 40
Tirkah · 8, 11, 35, 36
M
Mafqud · 37 W
Mahjub · 41, 47, 48, 49, 50 Wajibah · 16, 92, 106, 107
Mazhab · 19, 87, 89 Wasiat · 2, 4, 16, 21, 26, 29, 30, 36,
Mediasi · 1, 12, 15 55, 57, 77, 87, 88, 89, 90, 91,
Mediator · 13 92, 93, 94, 95, 96, 97, 98, 99,
100, 101, 102, 103, 104, 105,
Mewaris · 8, 9, 13, 16, 23, 27, 28,
106, 107, 108, 109, 125
32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 67,
81, 92, 93, 99, 102 Y
N Yurisprudensi · 18, 19, 21
Nasab · 31, 32, 34, 35, 36, 61, 74
Non Litigasi · 15
P
Pengadilan Agama · 1, 12, 14, 15,
16, 17, 18, 19, 20, 22, 33, 92
Pewaris · 3, 8, 9, 11, 16, 23, 24, 25,
26, 29, 35, 36, 37, 38, 42, 43,
44, 45, 46, 61, 62, 63, 66, 70,
71, 73, 74, 76, 77, 88, 92, 99,
100, 101, 106, 107, 108, 115,
124, 147, 158
Biografi Penulis 175
BIOGRAFI PENULIS
175
176 HUKUM WARIS DALAM ISLAM