Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Perencanaan IPAL ini dilakukan untuk perencanaan pengolahan air limbah dipo
lokomotif di Stasiun Kota Cirebon yang berlokasi di Jalan Siliwangi No.82 Cirebon. PT.
KAI Daop III hanya memiliki satu dipo untuk perawatan lokomotif, yaitu Dipo Induk
Cirebon yang lokasinya tidak jauh dari stasiun cirebon. (lokasi berada disebelah utara
stasiun Cirebon Kejaksan).
Dipo lokomotif berfungsi sebagai tempat menyimpan, menyiapkan, melakukan
pemeriksaan, pemeliharaan dan perbaikan ringan agar lokomotif siap untuk melakukan
tugasnya menarik rangkaian kereta api. Untuk melakukan semua kegiatan itu, dipo
dilengkapi dengan bangunan, jalan rel khusus untuk pemeliharaan dan pencucian,
gudang persediaan suku cadang, fasilitas pendukung, dan pegawai pengelola dipo.
Fasilitas-fasilitas yang tersedia sebagai penunjang dan pendukung dalam melakukan
segala kegiatan di dipo lokomotif, meliputi :
Fasilitas perlengkapan dipo yang biasa digunakan adalah :
1. Fasilitas pencucian kereta
2. Fasilitas untuk melakukan

pemeliharaan

meliputi

pemeliharaan harian
3. Fasilitas perbaikan ringan kereta
4. Jalur stabling untuk parkir kereta
Perawatan harian meliputi
1. Pemeriksaan bahan bakar cairan hidraulik, pendingin
2. Menindaklanjuti laporan harian masinis
3. Identifikasi dini terhadap kerusakan
Inspeksi terjadwal meliputi :

inspeksi

terjadwal

dan

1. Pemeriksaan terjadwal terhadap komponen atau sistem untuk mengidentifikasi


permasalahan sebelum kerusakan terjadi pada saat operasi
2. Jadwal dilakukan berdasarkan jarak tempuh atau waktu operasi, misalnya setelah
jarak tempuh 1500 km; 6000 km; 15.000 km; dan 3000 km.
3. Pertimbangan jadwal waktu biasanya ditetapkan berdasarkan skala ekonomi
4. Inspeksi dilakukan pada saat di luar jam sibuk atau pada saat malam hari setelah
kereta selesai beroperasi.
Pergantian suku cadang sebelum kerusakan terjadi (preventif) meliputi :
Mengganti suku cadang tertentu bila terjadi kegagalan beroperasi
Biasanya dikaitkan dengan inspeksi terjadwal
Pergantian tergantung kepada jarak tempuh/kondisi perangkat pada saat pemeriksaan
Perawatan preventif tidak terjadwal meliputi :
Mengganti perangkat yang rusak untuk menghindari gagal operasi
Sebagai tindak lanjut pemeriksaan dan laporan masinis
Gambar Eksisting Pengolahan Air Limbah
Gambar eksisting pengolahan air limbah di Dipo Lokomotif Cirebon meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.

Sumur Pengumpul Air Limbah


Saluran Sekunder Air Limbah
Saluran Primer Air Limbah
Sistem Pemompaan Air Limbah
Sistem Pengolahan Air Limbah

Terkait dengan karakteristik air limbah yang akan dianalisis sebagai data primer dalam
perencanaan IPAL di Dipo Lokomotif Cirebon, konsultan mengacu pada beberapa
sumber referensi terkait.
Penggunaan karakteristik fisik dalam penelitian mengenai Penurunan Konsentrasi TSS
pada Limbah Minyak Pelumas yang Berasal dari Bengkel dengan Menggunakan
Reaktor Pemisah Minyak dan Karbon Aktif serta Zeolit sebagai Adsorben

Penggunaan karakteristik kimia, yaitu Ph, Chemical Oxygen Demand (COD), minyak
dan lemak, dan oli bengkel dalam penelitian Treatment of Automobile Service Station
Wastewater by Coagulation and Activated Sludge Process
Penelitian :
Penurunan Kadar Minyak pada Limbah Bengkel dengan menggunakan Reaktor
Pemisah Minyak dan Karbon Aktif serta Zeolit sebagai Adsorben (Prawira, 2008); dan
penelitian Efisiensi Pengolahan Limbah Oli Bengkel Menggunakan Reaktor Dissolved
Air Flotation pada skala lab. (IrfaI, 2007)
Parameter Kualitas Limbah
Parameter-parameter kualitas air limbah yang akan dianalisis sebagai data primer
dalam perencanaan IPAL di Dipo Lokomotif Cirebon mengacu pada penelitianpenelitian yang telah ada. Parameter-parameter yang dijadikan pedoman atau acuan
dapat dilihat sebagai berikut :
Parameter-parameter dari penelitian sebelumnya
No.
1.

Judul Penelitian
Parameter
Penurunan konsentrasi TSS pada Limbah Minyak TSS dengan Kadar Awal
Pelumas yang berasal dari Bengkel dengan 222 mg/l
menggunakan Reaktor Pemisah Minyak dan

2.

Karbon Aktif serta Zeolit sebagai Adsorben


Treatment of Automobile Service Station Ph dengan kadar awal
Wastewater by Coagulation and Activated Sludge 6,4-7,0*
Process

7,1-7,6***

Keterangan :

6,2-6,6***

*sumber limbah heavy vehicles

COD dengan kadar awal

**sumber limbah light vehicles

255-445 mg/l **

***sumber limbah composite samples

227-378 mg/l**
dan
280-360 mg/l (***)
TSS dengan kadar awal
400-2000 mg/l*

600-750 mg/l**
1500-2000 mg/l***
Minyak dan Lemak dengan
kadar awal
400-800 mg/l*
150-700 mg/l**
3.

300-700 mg/l***
Penurunan Kadar Minyak pada Limbah Bengkel Minyak dengan

Kadar

dengan Menggunakan Reaktor Pemisah Minyak Awal 49 mg/l


4.

dan Karbon Aktif serta Zeolit sebagai Adsorben


Efisiensi Pengolahan Limbah Oli Bengkel Oli Bengkel dengan kadar
Menggunakan Reaktor Dissolved Air Flotation awal sebesar 10l/hari
pada skala laboratorium

Berikut penjelasan dari masing-masing parameter terkait dengan perencanaan IPAL di


dipo lokomotif, yaitu :
Suhu/ Temperatur
Suhu/temperature air limbah sangat berpengaruh pada kehidupan akuatik, kelarutan
gas, aktivitas bakteri, reaksi kimia dan kecepatan kimia serta warna (Metcalf, Eddy,
2003)
Derajat Keasaman (pH)
Menurut Reynolds dan Richards (1996), pengukuran pH dalam air limbah berfungsi
sebagai pengendali beberapa proses pengolahan pada umumnya pH optimum berkisar
6,5-7,5

Biological Oxygen Demand (BOD)


BOD dinyatakan sebagai jumlah oksigen (mgO 2) yang dibutuhkan oleh bakteri untuk
menguraikan hampir semua zat organic terlarut dan zat organic yang tersuspensi dalam
air.

BOD dijadikan sebagai indicator pencemaran yang diakibatkan oleh buangan yang
mengandung bahan organik yang dapat diuraikan dengan mikroorganisme alami.
(Alaerts & Sumestri, 1984)
Chemical Oxygen Demand (COD)
COD dinyatakan sebagai jumlah oksigen (mgO 2) yang dibutuhkan oleh bakteri untuk
merombak bahan organik dan anorganik. Oleh sebab itu, nilai COD lebih besar dari nilai
BOD.
Menurut Alaerts&Sumestri (1984), parameter COD digunakan sebagai perbandingan
atau kontrol terhadap seluruh beban organik yang terdapat dalam limbah cair.
Total Suspended Solid (TSS)
TSS merupakan padatan melayang dalam cairan limbah serta sebagai parameter yang
digunakan untuk mengatur kandungan zat padat yang dapat mengendap (settleable
solid). Pengaruh suspended solid lebih nyata pada kehidupan biota dibandingkan
dengan total solid.
Semakin tinggi TSS, maka bahan organik membutuhkan oksigen untuk perombakan
yang lebih tinggi. Oleh sebab itu, diupayakan TSS lebih kecil dengan penyaringan,
pengendapan atau penambahan bahan kimia flokula. (Naibaho, 1995 dalam Togatrop,
2009). Padatan tersuspensi dalam air umumnya terdiri atas fitoplankton, zooplankton,
sisa tanaman dan limbah industri (Sunu, 2001 dalam Togatrop, 2009).
Minyak dan Lemak
Keberadaan minyak dan lemak dalam badan air akan menurunkan kadar oksigen
terlarut dalam air limbah (Jacobs, 1965). Minyak dan lemak memiliki sifat umum, yaitu
tidak larut dalam air, larut dalam pelarut organic (benzene, eter, aseton, kloroform dan
karbon tetraklorida), mengandung bahan anorganik (unsur karbon, hidrogen dan
oksigen serta terkadang mengandung nitrogen dan fosfor).

Hydrolisis minyak dan lemak akan menghasilkan asam lemak dapat membentuk ester
dengan asam lemak, serta dapat berperan pada metabolisme tumbuhan dan binatang
(Tarigan, 1983)
Oli atau pelumas
Oli adalah minyak pelumas digunakan sebagai pembersih atau membersihkan bagianbagian mesin sehingga menghambat korosi, merapatkan serta mendinginkan mesin
dengan cara membawa dan memindahkan panas dari bagian mesin yang bergerak. Oli
berasal dari senyawa kimia berbasiskan minyak bumi (oli mineral) atau non minyak
bumi (oli sintetis) dengan bahan dasar yang terdiri dari hidrokarbon yang dicampur
dengan polyalphadefins dan olefin polyinternal serta senyawa organik karbon dan
hydrogen.
Menurut Ningrum, dkk (2007), oli bekas dalam kegiatan perbengkelan adalah oli yang
mengandung

bahan-bahan

kimia,

diantaranya

hydrokarbon

dan

sulfur

serta

mengandung bahan bakar serta logam-logam berat seperti tembaga (Cu), besi (Fe),
aluminium (Al), magnesium (Mg), nikel (Ni), kalsium (Ca), seng (Zn), krom (Cr) dan
timbal (Pb).
Menurut Mariana (2011), oli jika langsung dibuang ke tanah dapat merusak kandungan
air tanah, menghambat resapan air dalam tanah atau menutup pori-pori tanah serta
bahaya kesehatan bagi manusia.
Baku Mutu Kualitas Air Limbah
Peraturan perundangan yang mengatur terkait tentang baku mutu kualitas air limbah,
meliputi :
KepMen LH 51/MENLH/10/1995
Tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Industri
Keputusan Gubernur Jawa Timur No. 6 Tahun 1999 tentang Baku Mutu Limbah Cair
bagi Industri / Kegiatan Usaha Lainnya di Jawa Barat
Kuantitas Air Limbah (Perkiraan debit air limbah)

Debit Harian Rata-rata (Qave)


Diperoleh dari data selama satu hari dari data penggunaan air selama periode satu
tahun. Data ini digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap IPAL, penentuan rasio
debit untuk desain, pemompaan sludge solids dan organik loading rates.
Debit Harian Maksimum (Qmax)
Qmax merupakan debit maksimum yang terjadi selama satu hari dari data penggunaan
air selama periode satu tahun. Data ini digunakan sebagai dasar dalam perencanaan
unit IPAL yang didesain menggunakan waktu retensi, seperti bak ekualisasi dan tanki
klorinasi.
Debit harian maksimum (Qmax) dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
Qmax : fmax x Qaverage
Q max

: Debit harian maksimum (m2/hari)

Fmax

: Faktor rasio kondisi debit harian maksimum

Qave

: Debit rata-rata harian (m3/hari)

Debit jam puncak (Qpeak)


Qpeak merupakan data penggunaan air maksimum dalam satu hari (24jam). Data ini
berguna untuk mendesain pipa penyalur air buangan, sistem pemompaan, serta
berbagai saluran yang terdapat di IPAL.
Debit jam puncak, Q peak, dapat dhitung dengan persamaan berikut :
Qpeak : fpeak x Qave
Q max

: Debit harian maksimum (m2/hari)

Fmax

: Faktor rasio kondisi debit harian maksimum

Qave

: Debit rata-rata harian (m3/hari)

Debit harian minimum (Qmin)

Qmin merupakan debit minimum yang terjadi selama kurun waktu satu hari dari data
penggunaan air selama satu tahun.
Data ini akan digunakan sebagai pembatas dalam desain unit IPAL, hal ini dikarenakan
jika ada debit yang lebih kecil dari debit minimum dapat menyebabkan terjadinya
pengendapan solid yang tidak diharapkan.
Qmin dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
Qmin : fmin x Qave
Faktor rasio menurut Qasim (1985)
Kondisi
fmax
fpeak
fmin

Rasio terhadap Qaverage


1,5 - 2,0
2,7 - 4,0
0,25 0,5

Tipikal rencana
2,0
4,0
0,5

Alternatif Pengolahan Fisik Sesuai Kondisi Air Limbah


Polutan

/ Batas Konsentrasi

Kondisi
SS
Oil

>125 mg/l
atau >35 mg/l

grease
Ion toksik
Pb

0,1 mg/l

Cu + Ni + CN

1 mg/l

Cr6+

3 mg/l

Polutan
Kondisi

Pengolahan Fisik
Sedimentasi,
lagoon
Tanki

flotasi

skimming

dan
atau

separator

/ Batas Konsentrasi

Presipisitasi
exchange
Presipisitasi / ion
exchange
Presipisitasi / ion
exchange
Fisik

ion

Anda mungkin juga menyukai