Oleh:
WINA NUR’AENI
1203050178
LAPORAN
Oleh:
NIM : 1203050178
Telah diperiksa dan memenuhi syarat untuk dinilai dan dapat dikeluarkan nilai akhir
(kumulatif) untuk Magang Kerja Peradilan Agama.
Mengetahui, Mengetahui,
Ketua Jurusan Pembimbing
KETERANGAN NILAI
NIM : 1203050178
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas izin dan
petunjuk-Nya saya dapat menyelesaikan program Magang Kerja Peradilan Agama dan
menyusun laporan ini dengan maksimal dan tepat waktu.
Program Magang Kerja Peradilan Agama UIN Sunan Gunung Djati Bandung
merupakan salah satu proses dari rangkaian pembelajaran mahasiswa pada Fakultas
Syari’ah dan Hukum. Program ini bertujuan agar mahasiswa dapat melakukan
praktikum dan penelitian kerja di Peradilan Agama dalam kurun waktu satu bulan.
Sehingga laporan ini memuat hasil dari penelitian dan praktikum di Pengadilan Agama
Soreang Kelas 1B yang kemudian dituangkan ke dalam bentuk tulisan.
Dalam prosesnya, tentu penyusun dibantu oleh berbagai pihak. Untuk itu
ucapan terimakasih penyusun tujukan kepada seluruh pihak yang telah ikut
berpartisipasi dalam proses praktikum dan penyusunan laporan ini, baik kepada pihak
yang berkontribusi secara langsung maupun secara tidak langsung.
Terlepas dari itu semua, penyusun sadar bahwa laporan ini masih jauh dari kata
sempurna. Maka dari itu, penyusun memohon kritik dan saran dari pembaca dengan
harapan bahwa penyusun dapat memperbaiki hal tersebut ke depannya.
Penyusun
I
DAFTAR ISI
II
III
BAB V ..................................................................................................................................... 63
PENUTUP............................................................................................................................... 63
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 63
B. Saran/Rekomendasi....................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 65
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................................... 66
DOKUMENTASI ................................................................................................................... 70
BAB I
PENDAHULUAN
Untuk tujuan tersebut diperlukan adanya kegiatan kurikuler yang terencana dan
terarah di luar kegiatan perkuliahan berupa magang kerja yang bersinggungan dan
menunjang kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini, magang kerja peradilan agama
menjadi salah satu jenis magang yang harus diikuti oleh mahasiswa Jurusan Hukum
Keluarga, Hukum Ekonomi Syariah, Hukum Tata Negara, Hukum Pidana Islam, Ilmu
Hukum, dan Perbandingan Mazhab di lingkungan Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Sunan Gunung Djati Bandung.
1
2
5. Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2005 tentang Perubahan IAIN Sunan Gunung
Djati Bandung menjadi UIN Sunan Gunung Djati Bandung;
7. Peraturan Menteri Agama RI Nomor 07 Tahun 2013 jo. Nomor 77 Tahun 2013
tentang Organisasi dan Tata Kerja UIN Sunan Gunung Djati Bandung;
8. Peraturan Menteri Agama RI Nomor 14 Tahun 2015 tentang Statuta UIN Sunan
Gunung Djati Bandung;
5
6
dan Kepala Sub Bagian Perencanaan, Teknologi Informasi dan Pelaporan (Sofia
Anniswati, S.Si), 4 (empat) orang Panitera Pengganti, masing-masing Mahmudin, S.HI,
Zainal Abidin, S.H, Soleh Nurdin, S.H, Bustanul Aripin, S.HI serta 2 (dua) orang
Jurusita/Jurusita Pengganti, masing-masing Dadang Majid, Dedi Sumardi, S.Sy juga
dilaksanakan pada hari yang sama, di Kantor Pengadilan Agama Kota Cimahi Jalan
Raya Soreang KM.16 Kabupaten Bandung oleh Ketua Pengadilan Agama Soreang.
Misi:
- Menjaga kemandirian Pengadilan Agama Soreang
- Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan
- Meningkatkan kualitas kepemimpinan Pengadilan Agama Soreang
- Meningkatkan kredibilitas dan transparansi Pengadilan Agama Soreang
1
Admin, ‘Sejarah Pengadilan Agama Soreang’, Mahkamah Agung Republik Indonesia Pengadilan Agama
Soreang Kelas IB <https://pa-soreang.go.id/tentang-pengadian/sejarah-pengadilan/pembentukan-
pengadilan.html> [accessed 21 February 2023].
2
Admin, ‘Visi Dan Misi Pengadilan’, Mahkamah Agung Republik Indonesia Pengadilan Agama Soreang Kelas
IB <https://pa-soreang.go.id/tentang-pengadian/visi-dan-
misi.html?highlight=WyJ2aXNpIiwibWlzaSIsInZpc2kgbWlzaSJd> [accessed 21 February 2023].
8
3
Admin, ‘Sejarah Pengadilan Agama Soreang’.
9
A. Perkawinan
B. Waris
Yang dimaksud dengan “waris” adalah penentuan siapa yang menjadi ahli
waris, penentuan mengenai harta peninggalan, penentuan bagian masing-masing
ahli waris, dan melaksanakan pembagian harta peninggalan tersebut, serta
penetapan pengadilan atas permohonan seseorang tentang penentuan siapa yang
menjadi ahli waris, penentuan bagian masing-masing ahli waris.
11
C. Wasiat
D. Hibah
E. Wakaf
F. Zakat
Yang dimaksud dengan “zakat” adalah harta yang wajib disisihkan oleh
seorang muslim atau badan hukum yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan
ketentuan syari’ah untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya.
G. Infaq
H. Shodaqoh
I. Ekonomi Syari`ah
12
1. Bank syari’ah;
3. Asuransi syari’ah;
6. Sekuritas syari’ah;
7. Pembiayaan syari’ah;
8. Pegadaian syari’ah;
4. Fungsi nasehat, yakni memberikan pertimbangan dan nasehat tentang hukum Islam
kepada instansi pemerintah di daerah hukumnya, apabila diminta. (vide : Pasal 52
ayat (1) Undang-undang Nomor No. 3 Tahun 2006).
Fungsi Lainnya:
1. Melakukan koordinasi dalam pelaksanaan tugas hisab dan rukyat dengan instansi
lain yang terkait, seperti DEPAG, MUI, Ormas Islam dan lain-lain (vide: Pasal 52
A Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006).
a) Pengadilan Agama
b) Pengadilan Tinggi Agama
2. Kekuasaan kehakiman di lingkungan Peradilan Agama berpuncak pada Mahkamah
Agung sebagai Pengadilan Negara Tertinggi.
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman, Pasal 2
menyebutkan: penyelenggaraan kekuasaan kehakiman sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1 dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang
berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan
agama, lingkungan Peradilan Militer, Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara,
dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. Pasal 3 undang-undang ini menyebutkan:
semua peradilan diseluruh wilayah negara Republik Indonesia adalah peradilan
negara dan ditetapkan dengan undang-undang.4
4
Mahmud Hadi Riyanto, ‘Kedudukan Dan Keprotokolan Pengadilan Agama’, Iwan Kartiwan, 2020, Hlm. 1
14
15
1. Peradilan Agama meruakan salah satu pelasksana kekuasaan kehakiman bagi rakyat
pencari keadilan yang beragama Islam mengenai perkara tertentu (Pasal 2)
1. Perkawinan
2. Waris;
3. Wasiat;
4. Hibah
5. Wakaf
6. Zakat
7. Infaq
8. Shadaqah, dan
9. Ekonomi Syari’ah
C. Kewenangan Pengadilan Agama
Kedudukan dan wewenang Pengadilan Agama pada mulanya diatur melalui
staatblad 1882 nomor 152. Yang isinya:
1. Perkawinan
- Izin melangsungkan perkawinan bagi orang Islam yang belum berusia 21 tahun
(Izin Kawin);
- Dispensasi kawin;
- Pencegahan perkawinan;
5
Suherman, ‘Kedudukan Dan Kewenangan Peradilan Agama Di Indonesia’, Al Maslahah Jurnal Hukum Islam
Dan Pranata Sosial Islam, 1.7 (2014), Hlm. 688
17
- Pembatalan perkawinan;
- Penguasaan anak-anak;
- Ibu dapat memikul biaya pemeliharaan dan pendidikan anak bilamana bapak yang
seharusnya bertanggung jawab tidak mematuhinya;
- Penentuan kewajiban memberi biaya penghidupan oleh suami kepada mantan istri
atau penentuan suatu kewajiban bagi mantan istri;
- Penunjukan orang lain sebagai wali oleh pengadilan dalam hal kekuasaan seorang
wali dicabut Penunjukan seorang wali dalam hal seorang anak yang ada di bawah
18 tahun yang ditinggal kedua orangtuanya;
- Pembebanan kewajiban ganti kerugian atas harta benda anak yang ada di bawah
kekuasaannya;
- Wali adhall (berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 30 Tahun 2005 tantang
Wali Hakim).
18
2. Waris
3. Wasiat
4. Hibah
Hibah adalah “pemberian suatu benda secara sukarela dan tanpa imbalan
dari seseorang atau badan hukum kepada orang lain atau badan hukum untuk
19
dimiliki.”6 Hibah diatur dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) dalam bab VI, dan
hanya diatur dalam lima pasal. Secara garis besar pasal-pasal ini berisi: Subjek
hukum hibah, besarnya hibah, di mana hibah dilakukan, harta benda yang
dihibahkan, hibah orang tua kepada anak, kapan hibah harus mendapat persetujuan
ahli waris, dan hibah yang dilakukan di luar wilayah Republik Indonesia.
5. Wakaf
6. Zakat
Zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang Muslim atau badan
hukum yang dimiliki oleh orang Muslim sesuai dengan ketentuan syari’ah untuk
diberikan kepada yang berhak menerimanya.Regulasi zakat diatur dalam Undang-
Undang Nomor 38 Tahun 1999 Lembaran Negara Nomor 164 Tahun 1999 tentang
Pengelolaan Zakat. Menurut Undang-undang ini, Pemerintah memandang perlu
untuk campur tangan dalam bidang zakat, yang mencakup: perlindungan,
pembinaan, dan pelayanan kepada muzakki, mustahiq dan amil zakat; tujuan
pengelolaan zakat; organisasi pengelolaan zakat; pengumpulan zakat;
pendayagunaan zakat; pengawasan pengelolaan zakat; dan sanksi terhadap
pelanggaran regulasi pengelolaan zakat.
7. Infaq
6
M Yahya Harahap, Kedudukan, Kewewnangan Dan Acara Peradilan Agama Dalam UU No 7 Tahun 1989
(Jakarta: Pustaka Kartini, 1990).
20
8. Shadaqah
9. Ekonomi Syariah
- Bank Syariah
- Lembaga keuangan mikro syariah
- Asuransi syariah Reasuransi syariah
- Reksadana syariah
- Obligasi syariah dan surat berharga berjangka menengah syariah
- Sekuritas syariah
- Pembiayaan syariah
- Pegadaian syariah
- Dana pensiun lembaga keuangan syariah
- Bisnis syariah
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS TEMUAN LAPANGAN DI PENGADILAN
AGAMA
f) Surat keterangan ghaib dari desa/kelurahan yang diketahui oleh Camat jika
alamat tergugat/termohon tidak diketahui
g) Surat izin atas bagi PNS, TNI, POLRI, dan pegawai BUMN/BUMD.
h) Surat keterangan tidak mampu dari desa/kelurahan dan diketahui oleh Camat
bagi Pemohon/Gugatan Prodeo
21
22
- Membayar biaya perkara yang telah ditaksir oleh Petugas Meja 1 Pengadilan agama
soreang dalam bentuk SKUM dan memperlihatkan bukti pembayaran dari Bank ke
Kasir dan kemudian Kasir me-register yang bersangkutan.
- Kasir menyerahkan berkas permohonan/gugatan ke Petugas Meja II untuk
kemudian dicatat dalam buku register
- Petugas meja II menyerahkan berkas kepada panitera untuk disampaikan kepada
ketua pengadilan agama soreang
- Ketua pengadilan agama soreang menunjuk majelis halim yang akan menyelesaikan
perkara bersangkutan
- Majelis hukum menunjuk panitera pengganti dan jurusita pengganti
- Penetapan hari sidang oleh majelis hakim
- Pemanggilan para pihak oleh jurusita pengganti
23
Kemudian dikenal pula alur pengajuan perkara prodeo (tanpa biaya), yakni
sebagai berikut:
2. Permohonan tersebut dilampiri Surat Keterangan Tidak Mampu dari Kepala Desa
atau Lurah yang diketahui oleh Camat.
3. Surat Ketengan Tidak Mampu tersebut dikeluarkan oleh Kepala Desa atau Lurah
yang menyatakan bahwa benar pemohon tidak mampu membayar biaya perkara dan
atau bukti lainnya tentang ketidakmampuannya.
4. Jika semua dokumen telah dilengkapi, pemohon atau penggugat dapat mengajukan
atau mendaftarkan ke Pengadilan Agama, dalam hal sidang pengadilan bisa
mencapai 10 (sepuluhkali) sidang, dan setelah 14 (empat belas) hari setelah putusan
dibacakan, penggugat atau pemohon menunggu putusan sampai dengan 7 (tujuh)
hari kedepan, jika para pihak tidak melakukan upaya hukum banding maka putusan
dianggap inkrah dan berkekuatan hukum tetap.
2. Apabila Tergugat atau Termohon selain perkara dalam perkara bidang perkawinan
juga mengajukan permohonan berperkara secara prodeo, maka permohonan
tersebut disampaikan pada waktu menyampaikan jawaban atas gugatan penggugat
atau pemohon
3. Majelis Hakim yang telah ditunjuk oleh ketua Pengadilan Agama untuk menangani
perkara tersebut membuat Putusan Sela tentang dikabulkan atau tidak
dikabulkannya permohonan berperkara secara Prodeo setelah sebelumnya
memberikan kesempatan kepada pihak lawan untuk menanggapi permohonan
tersebut.
4. Dalam hal permohonan berperkara secara Prodeo tidak dikabulkan, penggugat atau
pemohon diperintahkan membayar panjar perkara dalam jangka waktu 14 (empat
24
belas) hari setelah dijatuhkannya Putusan Sela yang jika tidak dipenuhi maka
gugatan atau permohonan tersebut dicoret dari daftar perkara.
1. Permohonan berperkara secara prodeo diajukan secara lisan atau tertulis kepada
pengadilan Agama dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari setelah putusan
dibacakan atau diberitahukan
3. Berita Acara hasil pemeriksaan permohonan berperkara secara prodeo dikirim oleh
Pengadilan Agama ke Pengadilan Tinggi Agama bersama bundel A dan salinan
putusan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah pemeriksaan selesai
1. Permohonan berperkara secara prodeo diajukan secara liasan maupun secara tertulis
kepada Pengadilan Agama dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari setelah
putusan dibacakan atau diberitahukan
7
Admin, ‘Persyaratan Berperkara Prodeo’, Mahkamah Agung Republik Indonesia Pengadilan Agama Soreang
Kelas IB <https://pa-soreang.go.id/> [accessed 22 February 2023].
26
para pihak, hakim mewajibkan para pihak untuk menempuh mediasi (Pasal 7
ayat(1) dan Pasal 11 ayat (1) PERMA No.1 Tahun 2008).
2) Pada permulaan pelaksanaan mediasi,suami dan isteri harus secara
pribadi (Pasal 82 UU No.7 Tahun 1989 yang telah diubah UU No.3 Tahun 2006
danUU No.50 Tahun 2009).
3) Apabila upaya perdamaian melalui mediasi tidak berhasil, maka
pemeriksaanperkara di lanjutkan dengan membacakan suratgugatan,
jawaban,jawabmenjawab, pembuktian dan kesimpulan.
4) Pada saat menyampaikan jawaban atau selambat-lambatnya
sebelumpembuktian, tergugat dapat mengajukan rekonvensi atau gugat balik
(132 HIR, Pasal 158 RBg dan Buku II Edisi Revisi).
5) Putusan pengadilan agama/mahkamah syari’ah atas cerai gugat talak
sebagai berikut:
5. Tingkat banding
Proses Penyelesaian Perkara:
a. Berkas perkara banding dicatat dan diberi nomor register.
b. Ketua pengadilan tinggi agama / mahkamah syar'iyah provinsi
membuat penetapan majelis hakim yang akan memeriksa berkas.
c. Panitera menetapkan panitera pengganti yang akan membantu majelis.
d. Panitera pengganti menyerahkan berkas kepada ketua majelis.
e. Panitera pengganti mendistribusikan berkas perkara ke majelis hakim
tinggi.
f. Majelis hakim tinggi memeriksa dan memutus perkara banding.
g. Salinan putusan dikirimkan kepada kedua belah pihak melalui
pengadilan tingkat pertama.
6. Tingkat Kasasi
Proses penyelesaian Perkara:
a. Permohonan kasasi diteliti kelengkapan berkasnya oleh mahkamah
agung, kemudian dicatat dan diberi nomor registrasi perkara kasasi.
b. Mahkamah agung memberitahukan kepada pemohon dan termohon
kasasi bahwa perkaranya telah diregistrasi.
c. Ketua mahkamah agung menetapkan team dan selanjutnya ketua team
menetapkan majelis hakim agung yang memeriksa perkara kasasi.
d. Penyerahan berkas perkara oleh asisten koordinator (Askor) kepada
panitera pengganti yang menangani perkara tersebut.
e. Panitera pengganti mendistribusikan berkas perkara ke majelis hakim
agung masingmasing (pembaca1, 2 dan pembaca 3) untuk diberi pendapat.
f. Majelis hakim agung memutus perkara.
g. Mahkamah Agung mengirimkan salinan putusan kepada para pihak
melalui pengadilan tingkat pertama yang menerima permohonan kasasi.
7. Peninjauan Kembali
Proses penyelesaian perkara:
a. Permohonan PK diteliti kelengkapan berkasnya oleh Mahkamah Agung,
kemudian dicatat dan diberi nomor register perkara PK.
b. Mahkamah Agung memberitahukan kepada pemohon dan termohon PK Bahwa
perkaranya telah diregistrasi.
30
8
Admin, ‘Putus 8.877 Perkara, PA Soreang Pemilik Putusan Terbanyak Se Indonesia Tahun 2020’, Mahkamah
Agung Rpublik Indonesia Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama, 2020
<https://badilag.mahkamahagung.go.id/seputar-peradilan-agama/berita-daerah/putus-8-877-perkara-pa-soreang-
pemilik-putusan-terbanyak-se-indonesia-tahun-2020-30-11> [accessed 22 February 2023].
9
Admin, ‘Statistik Perkara’, Sistem Informasi Penelusuran Perkara Pengadilan Agama Soreang, 2023
<https://sipp.pa-soreang.go.id/statistik_perkara> [accessed 23 February 2023].
31
1. Putusan
2. Penetapan
10
‘Apa Perbedaan Putusan Dan Penetapan?’, Amor Patriae Nostra Lex, 2015
<http://dariuslekalawo.blogspot.com/2015/05/apa-perbedaan-putusan-dan-penetapan.html#:~:text=Putusan
disebut dengan jurisdiction contentiosa,pemohon I dan pemohon II.> [accessed 22 February 2023].
32
1) Surat Gugatan
Perkara ini bermula dari adanya surat gugatan cerai talak yang diajukan oleh
Pemohon yakni Asep Pajri Bin Solehudin kepada termohon Siti Sarah Binti
Wawan dengan surat gugatan sebagai berikut:
SURAT GUGATAN
Kepada
Yth. Ketua Pengadilan Agama Soreang
Di
Soreang
Siti Sarah binti Wawan tempat dan tanggal lahir 03 Januari 1995 umur 28 tahun, agama
Islam pendidikan Strata 1 pekerjaan Ibu Rumah Tangga tempat tinggal di Komp. Haruman
Asri Blk. A No.17, Cimekar, Kec. Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat 4062.
Selanjutnya disebut sebagai Termohon;
33
1. Bahwa Pemohon dan Termohon telah melangsungkan pernikahan pada tanggal 28 Februari
2015 yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Soreang
kabupaten Bandung sesuai dengan Kutipan Akta Nikah Nomor : 414/4-2/34/2015 tanggal
2 Maret 2015
2. Bahwa, setelah pernikahan tersebut Pemohon dengan Termohon bertempat tinggal di
Komplek Soreang Indah Blok M No. 4, RT.003/RW.015, Cingcin, Soreang, Bandung
Regency, Jawa Barat dan terakhir masing-masing bertempat tinggal sebagaimana alamat
tersebut diatas;
3. Bahwa, dalam perkawinan tersebut Pemohon dengan Termohon telah bergaul sebagaimana
layaknya suami istri (ba’da dukhul) dan telah dikaruniai 2 orang anak yang bernama”Galih
Putra Pajri’’, Laki-Laki, Lahir di Soreang tanggal 6 Desember 2016 dan “Ratna Putri Pajri”,
Perempuan, Lahir di Soreang 17 November 2021
4. Bahwa, semula kehidupan rumah tangga Pemohon dan Termohon berjalan dengan rukun
dan harmonis, namun sejak tahun 2022 rumah tangga Pemohon dan Termohon mulai tidak
rukun yang disebabkan :
a. Termohon tidak menuruti perkataan atau nasehat pemohon;
b. Termohon tidak menghormati Pemohon sebagai suaminya
5. Bahwa, karena sebab-sebab tersebut di atas, rumah tangga Pemohon dan Termohon
sudah tidak dapat untuk dirukunkan kembali;
6. Bahwa, Pemohon telah berupaya mengatasi masalah tersebut dengan jalan musyawarah
namun tidak berhasil;
7. Bahwa, puncak perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon dan Termohon tersebut
terjadi kurang lebih pada bulan Juni tahun 2022 yang akibatnya Termohon pergi meninggalkan
Pemohon dan pulang ke rumah orangtua Termohon sendiri dengan alamat sebagaimana
tersebut diatas. Selama itu sudah tidak ada lagi hubungan baik lahir maupun batin;
8. Bahwa, akibat tindakan Termohon tersebut di atas, Pemohon sudah tidak sanggup lagi
memberikan nasehat dan bimbingan kepada Termohon dan Pemohon sudah tidak sanggup lagi
untuk melanjutkan rumah tangga dengan Termohon, maka jalan keluar yang terbaik bagi
Pemohon menceraikan Termohon dihadapan sidang Pengadilan Agama Jakarta Selatan;
34
Primer:
1. Mengabulkan permohonan Pemohon;
2. Memberi izin kepada Pemohon (Asep Pajri bin Solehudin) untuk menjatuhkan talak satu
raj’i terhadap Termohon (Siti Sarah binti Wawan) di hadapan sidang Pengadilan Agama
Soreang
3. Membebankan biaya perkara sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku
Subsider:
Dan atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon untuk menjatuhkan putusan yang
seadil-adilnya.
Hormat Pemohon,
Nomor: 072/Pdt.G/2023/PA.Sor
Ketua Pengadilan Agama Soreang setelah membaca surat gugatan yang didaftarkan pada
Kepaniteraan tertanggal 1 Februari 2023
Asep Pajri Bin Solehudin, umur 28 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir Strata 1,
pekerjaan pegawai bank, tempat tinggal Komplek Soreang Indah Blok M No. 4,
RT.003/RW.015, Cingcin, Soreang, Bandung Regency, Jawa Barat 40914 selanjutnya disebut
sebagai: PEGGUGAT:
-Lawan-
Siti Sarah Binti Wawan, Umur 28 Tahun, agama islam, pendidikan terakhir S1,
pekerjaan Ibu rumah tangga, tempat tinggal Jl. Komp. Haruman Asri Blk. A No.17, Cimekar,
Kec. Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat 4062, selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT;
Menimbang, bahwa untuk memeriksa dan mengadili perkara tersebut perlu ditetapkan Majelis
Hakim yang mengadili sebagaimana tertera dalam penetapan dibawah ini;
Memperhatikan Undang-Undang No.4 Tahun 2004 tentang Pokok-Pokok Kekuasaan
Kehakiman jo. Undang-Undang No.8 Tahun 2004 tentang Peradilan Umum dan Peraturan Perundang-
undangan yang Bersangkutan;
------------------------------------------------MENETAPKAN-----------------------------------------------
Ditetapkan Di Soreang
Nomor: 072/Pdt.G/2023/PA.Sor
Kami selaku Panitera Pengadilan Agama Soreang Setelah membaca surat gugatan yang
didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan tertanggal 1 Februari 2023.
Asep Pajri Bin Solehudin, umur 28 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir Strata 1,
pekerjaan pegawai bank, tempat tinggal Komplek Soreang Indah Blok M No. 4,
RT.003/RW.015, Cingcin, Soreang, Bandung Regency, Jawa Barat 40914 selanjutnya disebut
sebagai: PEGGUGAT:
-Lawan-
Siti Sarah Binti Wawan, Umur 28 Tahun, agama islam, pendidikan terakhir S1,
pekerjaan Ibu rumah tangga, tempat tinggal Jl. Komp. Haruman Asri Blk. A No.17, Cimekar,
Kec. Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat 4062, selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT;
Menimbang bahwa untuk memeriksa dan mengadili perkara tersebut maka perlu menunjuk
Panitera Pengganti yang ditentukan dibawah ini:
------------------------------------------------MENETAPKAN-----------------------------------------------
Ditetapkan Di Soreang
MENUNJUK
Saudara:
Nurudin S.H., M.H. sebagai Juru Sita/Juru Sita Pengganti dengan tugas;
Melaksanakan perintah Ketua Majelis menyampaikan panggilan, pemberitahuan isi
putusan kepada pihak yang tidak hadir, mengumumkan melalui media massa dan
melakukan tugas-tugas sebagai Juru Sita lainya atas perintah Ketua Majelis.
Ditetapkan di Yogyakarta
Pada tanggal 7 Februari 2023
3) Relaas Panggilan
Nomor: 072/Pdt.G/2023/PA.Sor
Pada hari ini Selasa 16 Februari 2023 saya Nurudin, S.H., M.H, berdasarkan perintah
Hakim Ketua Majelis Pengadilan Agama Soreang yang telah ditunjuk sebagai Jurusita
Pengganti pada Pengadilan Agama Soreang bertanggung jawab untuk:
MEMANGGIL
Siti Sarah Binti Wawan, Umur 28 Tahun, agama islam, pendidikan terakhir S1,
pekerjaan Ibu rumah tangga, tempat tinggal Jl. Komp. Haruman Asri Blk. A No.17,
Cimekar, Kec. Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat 4062, selanjutnya disebut
sebagai TERGUGAT;
Untuk itu, saudara/I diharapkan hadir pada waktu dan tempat yang telah ditentukan
Terimakasih
4) Penetapan Mediator
PENETAPAN
No. 72/Pdt.G/2023/PA.Sor
“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”
Kami, Hakim Ketua Majelis Pengadilan Agama Soreang setelah Membaca surat
gugatan Penggugat tertanggal 1 Februari 2023 dalam perkara antara: Asep Pajri bin
Solehudin sebagai PEMOHON, melawan Siti Sarah Binti Wawan sebagai
TERMOHON;
Menimbang, bahwa pada hari sidang yang telah ditentukan para pihak hadir
(kuasanya atau para pihak);
Menimbang, bahwa dalam usaha mendamaikan para pihak sebagaimana yang
dimaksud dalam pasal 130 HIR/154 RBg dan PerMA No. 1 Tahun
Menimbang, bahwa oleh karena itu perlu ditunjuk nama mediator sebagaimana
tersebut dalam amar penetapan ini;
Memperhatikan pasal 11 ayat (1) atau ayat (5) PerMA RI No 1 Tahun 2008;
MENETAPKAN
Hakim Ketua,
Wina Nur'aeni
40
Telah membaca Surat Penetapan Ketua majelis Hakim Pengadilan Agama Soreang
tentang penunjukan Mediator tertanggal 18 Februari 2023. Sehubungan dengan hal tersebut,
maka Bersama ini dilaporkan hasil pelaksanaan mediasi sebagai berikut
1. Bahwa mediasi telah dilaksanakan pada hari Senin tanggal 23 Februari 2023, bertempat
di Ruang mediasi Pengadilan Agama Soreang, yang dihadiri kedua belah pihak (
Pemohon dan Termohon prinsipal ), akan tetapi upaya damai melalui proses mediasi
itu sendiri tidak tercapai kesepakatan karena Pemohon tetap ingin bercerai karena
beralasan Rumah Tangga sudah tidak harmonis dan tidak bisa dipertahankan
2. Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut proses mediasi dinyatakan
TIDAK BERHASIL
Demikian laporan ini kami buat, selanjutnya perkara tersebut kami serahkan kembali kepada
majelis hakim perkara aquo guna pemeriksaan lebih lanjut;
Soreang, 23 Februari 2023
Mediator,
Rechtza Azzises
41
6) Jawaban Termohon
JAWABAN TERMOHON
Perihal : Jawaban atas Gugatan Pemohon Dalam perkara Nomor 0085/Pdt.G/2021/PA. Sor
Kepada Yth.
Ketua Pengadilan Agama Soreang
Di
Kab. Bandung.
4. Memohon kepada Ketua Pengadilan Agama Soreang lewat Majelis Hakim untuk
memeriksa dan mengadili perkara ini dengan seadil-adilnya dengan
mempertimbangkan hal-hal tersebut diatas.
SAtas perhatian dan keputusan yang akan dibuat dengan seadil-adilnya saya ucapkan
terima kasih.
7) Replik
REPLIK PEMOHON
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan Hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Asep Pajri bin Solehudin, 28 Tahun, agama Islam, pekerjaan Pegawai Bank, pendidikan
terakhir S1, bertempat tinggal di Komplek Soreang Indah Blok M No. 4 RT/RW 003/015, Desa
Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung, 40914. Dengan ini mengajukan Replik atas
Jawaban TERMOHON, yang telah diuraikan pada tanggal 18 Februari 2023 sebagai berikut :
DALAM POKOK PERKARA
Pemohon tetap pada dalil-dalil sebagaimana terurai dalam surat Gugatan, dan
selanjutnya membantah seluruh dalil-dalil Termohon sebagaimana diuraikan dalam
jawabannya, dengan uraian seperti dibawah ini :
1) Bahwa benar, yang dikatakan Pemohon menikah pada tanggal 28 Februari 2015 berdasarkan
Kutipan Akta Nikah dari KUA Kecamatan Soerang, Kabupaten Bandung dengan memenuhi
syarat rukun nikah sebagaimana tertera dalam kutipan Akta Nikah Nomor 414/4-2/34/2015
2) Bahwa benar, perkawinan dilangsungkan berdasarkan kedua belah pihak
3) Bahwa benar, setelah menikah tinggal di rumah kediaman bersama di Komplek Soreang
Indah Blok M No. 4, RT.003/RW.015, Cingcin, Soreang, Bandung Regency, Jawa Barat
4) Bahwa benar, hidup rukun dan harmonis sebagaimana layaknya suami istri dan dikaruniai 2
orang anak bernama : Galih Putra Pajri dan Ratna Putri Pajri
5) Bahwa tidak benar, selama berumah tangga Pemohon dan Termohon hidup rukun dan
harmonis tanpa ada perselisihan dan pertengkaran diantara keduanya
6) Pernyataan Pemohon pada poin 6 tidak sepenuhnya benar
7) Bahwa tidak benar, selama ini Termohon telah berusaha berubah untuk menjadi lebih baik
8) Bahwa tidak benar, Pemohon dan Termohon tidak pernah memusyawarahkan permasalahan
karena tidak pernah terjadi perselisihan dan pertengkaran
9) Bahwa tidak benar, perkawinan antara Pemohon dan Termohon masih terjalin dengan
44
8) Duplik
DUPLIK TERMOHON
Assalamualaikum Wr.Wb
Berdasarkan REPLIK tertanggal 18 Februari 2023 maka perkenankan saya mengajukan
DUPLIK sebagai berikut :
DALAM KONVENSI
1. Bahwa pada prinsipnya Termohon tetap pada pendiriannya sebagimana telah disampaikan
pada jawaban dan dalam gugatan rekonvensi yakni
2. Bahwa Termohon pada prinsip nya menolak seluruh permohonan PEMOHON, kecuali
yang telah diakui kebenerannya.
3. Bahwa terhadap dalil-dalil Termohon yang diajukan dalam jawaban Termohon yang tidak
dijawab oleh Pemohon dalam konvensi dianggap telah diakui kebenerannya.
4. Bahwa Pemohon sejak awal permohonan sampai pada REPLIK sangat antusias dan
bersemangat dan berkeyakinan dimana Pemohon menyatakan bahwa perkawinan antara
Pemohon dan Termohon tidak dapat diperbaiki lagi.
DALAM REKONVENSI
1. Termohon menyetujui dan menerima besaran nafkah iddah, muth’ah, dan nafkah anak
yang diajukan pemohon dalam replik.
9) Putusan
PUTUSAN
Nomor 00851/Pdt.G/2023/PA. Sor
Pengadilan soreang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat
pertama dalam sidang majelis telah menjatuhkan putusan perkara Cerai Talak antara:
Asep Pajri Bin Solehudin, umur 28 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir s1, pekerjaan
pegawai bank , tempat tinggal Komplek Soreang Indah Blok M No. 4, RT.003/RW.015,
Cingcin, Soreang, Bandung Regency, Jawa Barat 40914.
MELAWAN
Siti Sarah Binti Wawan, Umur 28 Tahun, agama islam, pendidikan terakhir S1, pekerjaan Ibu
rumah tangga, tempat tinggal Jl. Komp. Haruman Asri Blk. A No.17, Cimekar, Kec. Cileunyi,
Kabupaten Bandung, Jawa Barat 4062.
Pengadilan Agama tersebut;
Setelah membaca dan mempelajari berkas perkara;
Setelah mendengar keterangan pihak Pemohon di persidangan;
Setelah memperhatikan bukti-bukti yang diajukan di persidangan;
DUDUK PERKARA
Bahwa Pemohon dalam surat permohonannya tertanggal …….. yang didaftarkan di
Kepaniteraan Pengadilan Agama Soreang, Nomor 0085/Pdt.G/2023/PA. Sor, telah
mengajukan permohonan Cerai Talak terhadap Termohon yang isi pokoknya sebagai berikut:
1. Bahwa Pemohon dan Termohon telah melangsungkan pernikahan pada tanggal 28 Februari
2015 di hadapan pejabat PPN KUA Kecamatan soreang dengan Kutipan Akta Nikah Nikah
Nomor: 414/4-2/34/2015 tanggal 2 Maret 2015
2. Bahwa Setelah menikah pemohon dan termohon hidup rukun sebagaimana layaknya suami
istri dengan baik, telah berhubungan badan dan keduanya bertempat tinggal bersama
semula di tinggal Komplek Soreang Indah Blok M No. 4, RT.003/RW.015, Cingcin,
Soreang, Bandung Regency, Jawa Barat selama 7 tahun;
3. Bahwa dari pernikahan tersebut telah dikaruniai 2 orang anak dengan masing-masing
bernama
47
sudah Termohon sediakan, Pemohon tinggal menyeduh saja, tapi dia suka memarahi
Termohon kalau tidak mau;
- Bahwa Termohon juga tidak mengerti tidak menghormati seperti apa;
- Bahwa benar Termohon meninggalkan Pemohon sejak 4 (empat) bulan yang lalu karena
Termohon sudah tidak tahan;
- Bahwa Termohon membenarkan dalil tersebut dan pada intinya Termohon pun tidak
keberatan bercerai dengan Pemohon;
- Bahwa terkait hak Termohon sebagai isteri, sudha kami bicarakan dalam mediasi, pada
intinya Pemohon bersedia memberikan nafkah iddah sejumlah Rp. 3.000.000,- (tiga juta
rupiah)
Bahwa atas Jawaban Termohon tersebut, Pemohon mengajukan replik secara lisan yang
pada pokoknya sebagai berikut:
- Bahwa Pemohon sudah mengerti maksud jawaban Termohon;
- Bahwa Pemohon siap menyampaikan replik pada hari ini;
- Bahwa Pemohon akan menyampaikan replik secara lisan;
- Bahwa pada intinya saksi tetap dengan dalil-dalil yang tercantum dalam surat permohonan
Pemohon;
Bahwa atas replik Pemohon tersebut, Termohon mengajukan duplik secara lisan yang
pada pokoknya adalah sebagai berikut:
- Bahwa saksi sudah mengerti
- Bahwa Termohon akan mengajukan duplik secara lisan;
- Bahwa pada intinya Termohon tetap dengan jawaban Termohon dan Termohon pun tidak
keberatan bercerai dengan Pemohon;
Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil yang dingkapkan pihak-pihak, Majelis Hakim
telah memberikan kesempatan yang sama kepada pihak Pemohon maupun pihak Termohon;
Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil yang dingkapkan pihak-pihak, Majelis Hakim telah
memberikan kesempatan yang sama kepada pihak Pemohon maupun pihak Termohon; Bahwa
untuk meneguhkan dalil-dalil permohonannya, Pemohon telah mengajukan bukti-bukti sebagai
berikut:
I. Bukti Surat
1. Fotokopi Kutipan Akta Nikah dariKUA soreang, Nomor 414/4-2/34/2015 Tanggal……….
Bukti surat tersebut telah diperiksa oleh Majelis Hakim, dicocokkan dengan aslinya yang
ternyata sesuai dan telah dinazegelen, kemudian diberi kode bukti (P.1). Diberi tanggal dan
paraf Ketua Majelis;
50
Bukti Saksi
1. Nama Senna bin Didin , umur 25 tahun, agama Islam, pendidikan S1, pekerjaan pegawai
bank, tempat tinggal disoreang:
- Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon karena saksi adalah tetangga
Pemohon dan Termohon;
- Bahwa saksi tahu antara Pemohon dan Termohon adalah suami isteri;
- Bahwa setelahmenikah Pemohon dan Termohon bertempat tinggal di…..;
- Bahwa Pemohon dan Termohon sudah dikaruniai keturunan sebanyak 2 orang;
- Bahwa saksi sebetulnya tidak terlalu mengetahui keadaan rumah tangga mereka, namun
yang saksi tahu saat ini rumah tangga mereka sudah tidak rukun lagi karena Termohon
sudah pergi meninggalkan rumah kediaman bersama;
- Bahwa saksi tidak terlalu mengetahui hal tersebut, yang pasti Pemohon mengatakan
bahwa rumah tangganya sudah tidak harmonis dan Termohon sudah tidak tinggal lagi
dengan Pemohon;
- Bahwa saksi mendengar kabar bahwa mereka sudah pernah dirukunkan namun tidak
berhasil;
- Bahwa Pemohon bekerja sebagai pegawai bank
2. Nama Yustika binti Ade Umur 25 , agama Islam, pendidikan S1, pekerjaan pegawai bank,
bertempat tinggal di Banjaran. Saksi mengaku sebagai sebagai teman Pemohon, di bawah
sumpah memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut:
- Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon karena saksi adalah teman
Pemohon dan Termohon;
- Bahwa saksi tahu antara Pemohon dan Termohon adalah suami isteri;
- Bahwa setelahmenikah Pemohon dan Termohon bertempat tinggal di Kampung
Bintang Bener;
- Bahwa Pemohon dan Termohon sudah dikaruniai keturunan sebanyak 2 orang
- Bahwa saksi tidak terlalu mengetahui keadaan rumah tangga mereka, namun yang saksi
tahu saat ini Pemohon dan Termohon sudah tidak satu rumah lagi sejak 1 tahun yang
51
lalu sampai dengan sekarang, bahkan menururt cerita Termohon sendiri, rumah
tangganya sudah tidak harmonis sejak lama;
- Bahwa mengenai penyebab pertengkaran saksi tidak tahu;
- Bahwa saksi mendengar kabar dari suami saksi yang menjadi imam kampung, bahwa
mereka sudah pernah dirukunkan namun tidak berhasil;
- Bahwa Pemohon bekerja sebagai pegawai bank
Bahwa, Pemohon menyatakan tidak adakan mengajukan alat bukti lagi dan telah
mencukupkan bukti-buktinya sedangkan Termohon menyatakan tidak menggunakan hak-
haknya untuk mengajukan bukti; Bahwa Pemohon telah menyampaikan kesimpulannya secara
lisan yang pada intinya tetap pada pendiriannya sebagaimana yang tercantum dalam surat
permohonan Pemohon dan mohon putusan dengan mengabulkan pemrohonan Pemohon
tersebut, begitupula Termohon telah menyampaikan kesimpulannya secara lisan yang pada
intinya tetap dengan pendiriannya sebagaimana yang sudah disampaikan dalam jawaban dan
dupliknya; Bahwa selanjutnya untuk mempersingkat uraian putusan ini, ditunjuk kepada hal-
hal sebagaimana yang tercantum dalam berita acara sidang perkara ini yang merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan dengan putusan ini.
Bahwa, Pemohon menyatakan tidak adakan mengajukan alat bukti lagi dan telah
mencukupkan bukti-buktinya sedangkan Termohon menyatakan tidak menggunakan hak-
haknya untuk mengajukan bukti;
Bahwa Pemohon telah menyampaikan kesimpulannya secara lisan yang pada intinya
tetap pada pendiriannya sebagaimana yang tercantum dalam surat permohonan Pemohon dan
mohon putusan dengan mengabulkan pemrohonan Pemohon tersebut, begitupula Termohon
telah menyampaikan kesimpulannya secara lisan yang pada intinya tetap dengan pendiriannya
sebagaimana yang sudah disampaikan dalam jawaban dan dupliknya;
Bahwa selanjutnya untuk mempersingkat uraian putusan ini, ditunjuk kepada hal-hal
sebagaimana yang tercantum dalam berita acara sidang perkara ini yang merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan dengan putusan ini.
PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon adalah sebagaimana
yang diuraikan tersebut di atas;
Menimbang, bahwa berdasarkan posita permohonan Pemohon, Majelis Hakim dapat
menyimpulkan bahwa perkara tersebut mengenai sengketa perkawinan yang menjadi
52
Pemohon kepada saksi (testimonium de auditu), namun berkaitan dengan akibat hukum (rechts
gevolg) dari perselisihan dan pertengkaran itu sendiri, saksi mengetahui dengan pasti bahwa
saat ini Pemohon dan Termohon sudah pisah tempat tinggal sejak 1 Tahun., dan selama pisah
tersebut tidak ada hubungan baik antara Pemohon dan Termohon;
Menimbang, bahwa berdasarkan dalil-dalil dari Pemohon yang dikuatkan dengan bukti-
bukti yang diajukan oleh Pemohon, serta kejadian-kejadian yang terjadi selama persidangan,
Majelis Hakim telah menemukan fakta-fakta dan akan Majelis pertimbangkan sebagai berikut:
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan para saksi yang dikuatkan dengan alat
bukti surat berkode (P-1) dapat dinyatakan terbukti bahwa Pemohon dan Termohon telah
terikat perkawinan yang sah sejak tanggal……. Dengan adanya fakta tersebut pemeriksaan
perkara perceraian ini dapat dilanjutkan karena antara Pemohon dan Termohon memiliki
hubungan hukum sebagai suami isteri, sehingga dengan adanya fakta tersebut Pemohon
mempunyai kedudukan hukum (legal standing) untuk mengajukan perkara ini ke Pengadilan
Agama;
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan para saksi bahwa Pemohon dan Termohon
sudah dikaruniai 2 orang keturunan, hal tersebut merupakan bukti bahwa Pemohon dan
Termohon telah berhubungan layaknya suami isteri (ba’da dukhul). Fakta tersebut akan Majelis
Hakim pertimbangkan lebih lanjut karena berkaitan erat dengan ketentuan masa iddah bagi
seorang isteri;
Menimbang, bahwa berkaitan dengan permohonan izin perceraian yang diajukan oleh
Pemohon sebagai suami, Majelis Hakim berpendapat bahwa perceraian merupakan pintu
darurat untuk menyelesaikan konflik dalam sebuah ikatan pernikahan, oleh karenanya
perceraian hanya dibenarkan dalam keadaan terpaksa, dengan memenuhi pelbagai persyaratan
tertentu, terkait hal tersebut peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perkawinan
telah membatasi warga negara Indonesia untuk melakukan perceraian kecuali apabila terdapat
alasan perceraian sebagaimana yang termaktub dalam Pasal 19 Peraturan pemerintah Nomor 9
Tahun 1975 tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
jis. Pasal 116 Kompilasi Hukum Islam, Pasal 76 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang
Peradilan Agama, Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan;
Menimbang, oleh karena suami isteri dilarang untuk bercerai tanpa alasan yang sah
menurut hukum, maka Majelis Hakim akan mendalami, apakah dalam rumah tangga Pemohon
dan Termohon telah ada alasan perceraian sebagaimana yang diperbolehkan oleh hukum Islam
dan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka dalam perkara ini, Pemohon telah
mendalilkan adanya alasan perceraian sebagaimana yang terdapat pada Pasal 19 huruf (f)
56
yang harmonis diperlukan komunikasi yang baik, baik dari segi kuantitas maupun kualitas
antara suami dan isteri tersebut;
Menimbang, bahwa selama proses persidangan berlangsung, Majelis Hakim telah
mengupayakan perdamaian dengan memberi nasihat kepada Pemohon supaya bersabar dan
berusaha rukun lagi dengan Termohon, namun Pemohon tetap dengan pendiriannya untuk
bercerai dengan Termohon. Hal tersebut menunjukan fakta bahwa Pemohon tidak ingin
meneruskan rumah tangga dengan Termohon;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim dalam perkara ini juga mempertimbangkan apakah
rumah tangga Pemohon dan Termohon tersebut masih dapat dipertahankan atau tidak,
karenanya apabila selama proses persidangan kedua belah pihak atau salah satu pihak tidak
bersedia lagi meneruskan kehidupan rumah tangga dengan pasangannya, maka apabila rumah
tangga tersebut dipaksakan, akan sulit untuk mencapai visi misi membentuk rumah tangga yang
sakinah, mawadah dan rahmah, karena keduanya sudah tidak bisa disatukan, hal ini terjadi juga
kepada rumah tangga Pemohon dan Termohon;
Menimbang, bahwa dengan adanya fakta Pemohon tidak ingin meneruskan rumah
tangga dengan Termohon menunjukan bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon telah
pecah sedemikian rupa dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga
sebagaimana tujuan adanya pernikahan; Menimbang, bahwa dengan adanya fakta-fakta
tersebut di atas, apabila dihubungkan dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik
Indonesia tanggal 17 Maret 1999 nomor 237/K/ AG/1998 yang mengandung abstrak hukum,
bahwa berselisih, cekcok, hidup berpisah, tidak dalam satu tempat kediaman bersama, salah
satu pihak tidak berniat untuk meneruskan kehidupan bersama dengan pihak lain, hal itu adalah
merupakan fakta hukum yang cukup untuk menjelaskan adanya perselisihan dan pertengkaran
dalam rumah tangga Pemohon dan Termohon;
Menimbang, Majelis Hakim berpendapat, bahwa dengan meneruskan rumah tangga
yang sudah tidak terjalin harmonis hanya akan membuat salah satu pihak atau bahkan kedua
belah pihak dalam keadaan teraniaya (dzulm), maka hal tersebut merupakan bukti adanya
kemudhorotan dalam rumah tangga Pemohon dan Termohon, maka sudah sepatutnya
kemudhorotan tersebut dihilangkan, Terkait hal tersebut Majelis Hakim sependapat dengan
pendapat ahli hukum Islam dalam kitab Madza Hurriyat Azzauzaini Fii Athalaq, Juz 1, halama
83 yang diambil alih oleh Majelis Hakim sebagai pendapat sendiri.
Menimbang, bahwa secara sosiologis suatu perkawinan yang didalamnya sering terjadi
perselisihan dan pertengkaran akan sulit untuk mewujudkan rumah tangga bahagia yang penuh
rahmah dan kasih sayang seperti yang diharapkan setiap pasangan suami istri, justru sebaliknya
59
mempertahankan perkawinan seperti itu (rumah tangga yang sudah pecah/retak) bisa
menimbulkan dan mengakibatkan akibat negatif bagi semua pihak dan kesemuanya itu bisa
mendatangkan mudharat, oleh karena itu harus dicari kemaslahatannya (yang terbaik), hal ini
sesuai pula dengan kaidah fiqh.
Menimbang, oleh karena Pemohon telah berhasil membuktikan adanya alasan
perceraian sesuai dengan Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo.
Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, sedangkan usaha perdamaian sesuai dengan Pasal
154 RBg dan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang Proses Mediasi di
Pengadilan hanya berhasil sebagian dan usaha damai oleh Majelis Hakim sesuai Pasal 82 ayat
(2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama dan perubahannya dan
Pasal 31 ayat (1) dan (2) serta Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975
ternyata tidak berhasil (telah gagal), maka terkait hal ini petitum nomor satu dalam permohonan
Pemohon patut untuk dikabulkan;
Menimbang, bahwa perkara ini merupakan perkara cerai talak, maka terkait
permohonan Pemohon dalam petitum nomor dua, maka Majelis Hakim memberi izin kepada
Pemohon untuk menjatuhkan talak satu raj'i terhadap Termohon di depan sidang pengadilan
agama soreang
Menimbang, bahwa perkara ini merupakan perkara cerai talak yang diajukan oleh
Pemohon sebagai suami, oleh karenanya perceraian tersebut terhitung setelah suami
mengikrarkan talaknya di depan sidang Pengadilan Agama sebagaimana maksud Pasal 123
Kompilasi Hukum Islam, adapun pelaksanaan sidang ikrar talak akan ditentukan kemudian
setelah putusan ini berkekuatan hukum tetap, hal ini sebagaimana ketentuan Pasal 70 ayat (3)
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana yang telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-
Undang Nomor 50 Tahun 2006; Menimbang, bahwa setelah Pemohon mengucapkan ikrar talak
di depan sidang Pengadilan Agama Soreang, maka bagi Termohon terdapat waktu tunggu
(masa iddah) selama tiga kali suci (sekurang-kurangnya sembilan puluh hari) dikarenakan
perceraian tersebut ba’da dukhul sebagaimana maksud Pasal 153 ayat (4) dan Pasal 155
Kompilasi Hukum Islam, maka pada masa tunggu tersebut Termohon wajib menjaga dirinya,
tidak menerima pinangan dan tidak menikah dengan pria lain, hal ini sebagaimana yang telah
ditentukan pada Pasal 151 Kompilasi Hukum Islam. Begitupula, apabila selama masa iddah
tersebut, Pemohon dan Termohon sepakat untuk rukun kembali sebagai suami isteri, maka bagi
Pemohon dan Termohon memiliki hak untuk rujuk dan maksud rujuk tersebut dapat diajukan
ke Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama setempat;
60
Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 149 huruf (b) Kompilasi Hukum Islam bagi
suami yang menjatuhkan talak terhadap isterinya berkewajiban untuk memberikan nafkah
iddah (jika isteri tidak berbuat nusyuz); Menimbang, bahwa dari hasil pemeriksaan di
persidangan, Majelis Hakim menilai bahwa Termhon tidak berbuat nusyuz, adapun terkait
fakta keduanya telah pisah rumah, hal tersebut dinilai sebagai efek dari ketidak harmonisan
rumah tangga Pemohon dan termohon
Menimbang, bahwa berdasarkan yurisprudensi Mahkamah Agung RI nomor
608/AG/2003 tanggal 23 Maret 2005 dan Nomor 280 K/AG/2004 tanggal 10 Nopember 2004,
diperoleh suatu kaidah bahwa jumlah nilai mut’ah, nafkah, maskan dan kiswah harus
memenuhi kebutuhan hidup minimum berdasarkan kemampuan, kepatutan dan rasa keadilan;
Menimbang, bahwa berdasarkan kesepakatan mediasi tanggal 25 Oktober 2021,
Pemohon bersedia memberikan nafkah iddah kepada Termohon sebesar Rp. 3.000.000,00 (tiga
juta rupiah), terkait hal ini Majelis Hakim akan menjadikan kesepakatan hasil mediasi ini
sebagai landasan dalam menetapkan nafkah iddah bagi Termohon;
Menimbang, bahwa untuk memberikan kemudahan dan perlindungan terhadap hak-hak
Termohon, maka kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan Majelis Hakim tersebut di atas
harus diserahkan kepada Termohon pada saat sidang pengucapan ikrar talak sesaat sebelum
pengucapan ikrar talak dilaksanakan, kecuali apabila Termohon tidak keberatan hak-haknya
tersebut di bayarkan setelah pengucapan ikrar talak, ketetapan ini telah sesuai dengan ketentuan
Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) Nomor 1 Tahun 2017;
Menimbang, bahwa dalam bidang perkawinan, inklusif di dalamnya perkara perceraian
maka menurut Pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan
Agama serta berdasarkan azas lex spesialis drogat lex generalis maka biaya perkara dibebankan
kepada Pemohon yang jumlahnya seperti tercantum dalam diktum amar putusan ini;
Mengingat segala Peraturan Perundang-undangan yang berlaku serta dalil-dalil syar’i
yang berkenaan dengan perkara ini;
Putusan
MENGADILI
1. Mengabulkan permohonan Pemohon;
2. Memberi izin kepada Pemohon asep pajri bin solehudin untuk menjatuhkan talak satu raj'i
terhadap Termohon siti sarah binti wawan di depan sidang Pengadilan agama soreang;
3. Menghukum Pemohon untuk memberikan kepada Termohon berupa Nafkah selama masa
iddah sejumlah Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah);
61
4. Memerintahkan Pemohon untuk membayar tunai nafkah selama masa iddah di atas di
hadapan sidang Pengadilan agama soreang sebelum Pemohon mengucapkan ikrar talak
5. Membebankan biaya perkara kepada Pemohon sejumlah Rp270.000,00 ( dua ratus enam
puluh enam ribu rupiah);
Ketua Majelis
Wina Nur’aeni
Hakim Anggota 1 Hakim Anggota II
Panitera Pengganti
Ahmad Sondari
62
Dalam perkara cerai talak dikenal adanya sidang pembacaan ikrar talak. Adapun
pembacaan tersebut dilaksanakan setelah pemohon dapat memenuhi biaya-biaya yang
telah ditetapkan oleh pengadilan seperti nafkah iddah, muth’ah, dan nafkah anak.
Adapun uang untuk nafkah-nafkah tersebut diberikan dan diserahkan kepada isteri tepat
pada saat ikrar talak diucapkan. Apabila pemohon tidak bisa membayar nafkah tersebut
secara tunai maka dapat diberikan secara dicicil apabila termohon meridhoinya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengadilan Agama merupakan salah satu lembaga hukum yang telah ditetapkan
di Indonesia. Kewenangan Pengadilan Agama adalah mengadili berbagai perkara pihak
yang beragama Islam dan mengadili perkara-perkara seperti perceraian, isbat nikah,
talak dan rujuk, zakat, shodaqoh, waris, wakaf termasuk ekonomi syari’ah. Hal ini
bertujuan untuk tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara yang aman, tertib,
sejahtera adil dan makmur.
63
64
B. Saran/Rekomendasi
Mengingat pentingnya program ini, hendaknya panitia terlibat aktif dan
memberikan waktu yang lebih panjang dalam pelaksanaan Magang Kerja Peradilan
Agama ini, karena terasa kurang maksimal dengan waktu magang yang hanya berjalan
kurang lebih 1 bulan, yang menyebabkan mahasiswa kurang optimal dalam menyerap
materi yang diperoleh di lokasi magang kerja
DAFTAR PUSTAKA
65
LAMPIRAN-LAMPIRAN
66
67
68
69
DOKUMENTASI
2. Kegiatan MootCourt
70
71
4. Penutupan MKPA