Obstruction Of Justice
Oleh:
Harmansyah Putra Sitorus
Armansyahputra0922@gmail.com
ABSTRAK :
Advokat merupakan seorang profesional hukum terlatih yang memberikan
bantuan hukum kepada klien. Didalam menjalankan tugasnya, advokat memiliki
hak imunitas. Hak imunitas merupakan suatu hak kebebasan. Penelitian ini
mengkaji bagaimana imunitas advokat dapat mempengaruhi proses hukum dan
penegakan hukum terkait tindak pidana penghalang keadilan. Dengan menganalisis
kasus-kasus dan kerangka hukum yang relevan, jurnal ini ber tujuan untuk
memberikan pemahaman yang lebih baik tentang batasan dan implikasi dari hak
imunitas advokat dalam menghadapi tuduhan obstruction of justice. Implikasi etis
dan perubahan yang mungkin diperlukan dalam sistem hukum juga diperdebatkan
dalam konteks perlindungan hak imunitas advokat.
ABSTRACT :
An advocate is a trained legal professional who provides legal assistance to
clients. In carrying out their duties, advocates have the right to immunity. The right
to immunity is a right to freedom. This research explores how advocate immunity
can influence the legal process and law enforcement related to criminal acts of
obstruction of justice. By analyzing relevant cases and legal frameworks, this
journal aims to provide a better understanding of the limitations and implications
of advocates' immunity rights in facing accusations of obstruction of justice. The
ethical implications and changes that may be required in the legal system are also
debated in the context of protecting advocates' immunity rights.
Keywords: Obstruction of Justice, Law, Advocate.
1
PENDAHULUAN
1
Ahyar Ari Gayo, Rekonstruksi Hak Imunitas Advokat Dalam Mewujudkan Penegakan Hukum
Berbasis Keadilan (Kuningan: Balitbangkumham Press, 2021), h. 2.
2
Manertiur Meilina Lubis, dkk, Analisis Hak Imunitas Hukum Profesi Advokat Dalam
Penanganan Kasus Pidana, Binamulia Hukum, Vol. 8 No. 2, (Universitas Krisnadwipayana: Binamulia
Hukum, 2019), h. 177.
2
PEMBAHASAN
A. Profesi Advokat
Profesi dapat didefinisikan sebagai pekerjaan atau posisi yang mengikuti
persyaratan tertentu, memerlukan pengetahuan khusus yang di dapatkan melalui
pendidikan dan pelatihan khusus, dan dilengkapi dengan tanggung jawab khusus dan
kode etik.3 Istilah "advokat" berasal dari kata Latin advocare .4 Advokat merupakan
seorang profesional hukum terlatih yang memberikan bantuan hukum kepada klien
(pengacara pembela). Tugas seorang pengacara memberikan nasihat hukum kepada
klien mengenai berbagai masalah, termasuk hak dan tanggung jawab hukum klien,
dan dapat menghadiri pertemuan dengan klien dan pihak lain yang berkaitan dengan
kasus klien. Pengacara juga bertanggung jawab untuk memastikan klien mereka
memahami hak dan tanggung jawab hukum mereka. Untuk menjadi seorang advokat,
seseorang harus mendapatkan gelar sarjana hukum dan lulus ujian advokat. Setelah
lulus ujian, seorang advokat dapat bekerja secara mandiri atau di firma hukum.
Seorang advokat wajib menjaga etika dan integritas profesi dalam praktik
hukum, termasuk menjaga kerahasiaan klien dan berpegang pada standar etika yang
ditetapkan oleh organisasi profesi hukum. Selain itu, pengacara memiliki tanggung
jawab etis untuk menjunjung tinggi kehormatan, martabat, dan integritas profesinya.
Mereka harus mematuhi ketentuan standar etika dan moral dalam melaksanakan
tugasnya dan memastikan bahwa klien diperlakukan secara adil dan terwakili secara
memadai di hadapan hukum. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika pengacara
sering dipandang sebagai pionir dalam melindungi hak dan kepentingan kliennya
serta memastikan kelancaran fungsi sistem hukum. Mereka juga memainkan peranan
penting dalam memajukan keadilan sosial dan melindungi hak asasi manusia, serta
dalam membangun sistem hukum yang lebih adil dan efektif.5
3
Jumrah Jamil, Etika Profesi Guru (Sumatera Barat: Cv. Azka Pustaka, 2022), h. 43.
4
Tim Educa Law, Strategi Sukses Ujian Profesi Advokat(Jakarta: Visi Media Pustaka,2017), h. 1.
5
Ecep Nurjamal, Buku Ajar Pendidikan Profesi Advokat (Tasikmalaya: Edu Publisher, 2023), h. 1.
3
B. Fungsi dan Peran Advokat
Seperti yang sudah dijelaskan diatas advokat merupakan seorang ahli hukum yang
berkewajiban memberikan nasehat hukum dan mewakili klien nya dipengadilan dan juga
proses hukum lainnya. serta melakukan perbuatan hukum lainnya atas nama klien.
Berikut beberapa fungsi dan peranan advokat :
4
Nasihat hukum ini mencakup penjelasan mengenai hak dan tanggung jawab
klien serta cara terbaik untuk menyelesaikan permasalahan hukum.
Secara umum, peran advokat adalah melindungi hak dan kepentingan kliennya
serta memberikan nasihat hukum yang profesional dan dapat diandalkan. Dalam
melaksanakan tugasnya, pengacara harus berpegang pada etika profesi dan
memastikan tindakannya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
6
Yahman,dkk, Peran Advokat Dalam System Hukum Nasional , (Jakarta: Kencana, 2019),h. 76.
5
profesionalnya. Undang-Undang Advokat memberikan dua jenis kekebalan kepada
pengacara: Hak atas kekebalan diluar pengadilan dan didalam pengadilan.
7
Munir Fuady, Profesi Mulia (Bandung:Citra Aditya Bakti, 2005), h. 32.
6
D. Defenisi Obstruction of Justice
Obstruction of justice merupakan penghalang keadilan mengacu pada tindakan
apa pun yang mengancam, mempengaruhi, menghalangi, atau berupaya mengganggu
penyelenggaraan peradilan atau proses hukum, atau melalui sarana komunikasi apa
pun. Di Indonesia, hambatan keadilan diatur dalam UU pasal 221 KUHP dan juga
pasal 21 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi. Pasal 221 KUHP menyebutkan pengertian menghalangi proses
peradilan adalah kejahatan yang dilakukan oleh penjahat yang terbukti berusaha
menghalangi proses peradilan. Hambatan terhadap keadilan dapat terjadi dalam
berbagai cara, termasuk melemahkan alat bukti agar tidak mempengaruhi suatu
keputusan tertentu. Secara normatif, prosedur ini diatur oleh peraturan perundang-
undangan Indonesia, khususnya KUHP dan KUHP Khusus. Jika terbukti
menghalangi keadilan, ancaman hukumannya maksimal 12 tahun penjara dan denda
paling maksimal 5 juta.8 Terdapat tiga perbuatan yang dijatuhi hukuman
pidana obstruction of justice, yaitu: Perbuatan tersebut menyebabkan tertundanya
proses hukum (pending judicial proceedings), Pelaku mengetahui tindakannya atau
sadar akan perbuatannya (knowledge of pending proceedings), dan pelaku melakukan
atau mencoba perbuatan menyimpang dengan tujuan mengganggu atau
mengintervensi proses atau administrasi hukum (acting corruptly with intent).
8
https://konspirasikeadilan.id/artikel/obstruction-of-justice1460
7
dilakukan dalam rangka pelaksanaan ketentuan undang-undang tersebut tidak dipidana.
Advokat membutuhkan hak imunitas ketika menjalankan profesinya.
Apabila advokat memberikan nasihat hukum pada kliennya untuk
menghadirkan beberapa saksi ahli dalam suatu perkara hukum tentu hal tersebut tidak
termasuk dalam tindak pidana obstruction of justice. Karena sudah menjadi tugas
seorang advokat untuk melakukan suatu tindakan demi kepentingan kliennya dan
menghadirkan saksi ahli bukan merupakan suatu perbuatan yang melawan hukum.
Lain halnya jika seorang advokat menyarankan pada kliennya untuk
menyembunyikan salah satu barang bukti, maka tindakan tersebut termasuk tindak
pidana obstruction of justice.9
Berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 26/PUU-XI/2013 Sejak
Rabu, 14 Mei 2014, Pasal 16 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang
Advokat tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai,
“Advokat tidak dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana dalam menjalankan
tugas profesinya dengan itikad baik untuk kepentingan pembelaan klien di dalam
maupun di luar sidang pengadilan”. Pengacara di lindungi undang-undang tidak
hanya ketika membela kliennya di pengadilan, tetapi juga ketika mewakili
kepentingan pembelaan kliennya di luar pengadilan. Pentingnya persidangan
eksternal dalam putusan Mahkamah Konstitusi mengacu pada pembelaan pengacara
ketika klien mereka diselidiki dan dituntut di luar pengadilan, namun persidangan
mengacu pada persidangan di semua tingkat pengadilan dalam lingkungan peradilan
apa pun.
9
Difia Setyo Mayrachelia, dkk, karakteristik perbuatan advokat yang termasuk tindak pidana
obstruction of justice berdasarkan ketentuan pidana, Jurnal pembangunan hukum Indonesia Volume,
Nomor 1 Thn 2022, h. 129.
8
KESIMPULAN
Advokat merupakan seorang professional hukum terlatih yang memberikan
bantuan hukum keada kliennya. Dalam melaksanakan tugasnya, advokat memiliki
hak kebebasan (hak imunitas). Advokat membutuhkan hak imunitas ketika
menjalankan profesinya. Setiap tindakan yang dilakukan oleh seorang pengacara
akan dianggap dilakukan dengan itikad baik jika tindakan tersebut tidak
bertentangan dengan hukum atau peraturan yang berlaku dan tidak melanggar
hukum. Hak imunitas bagi Advokat tumpang tindih dengan kejahatan menghalangi
tugas resmi. Obstruction of justice merupakan penghalang keadilan mengacu pada
tindakan apa pun yang mengancam, mempengaruhi, menghalangi, atau berupaya
mengganggu penyelenggaraan peradilan atau proses hukum, atau melalui sarana
komunikasi apa pun. Dalam praktiknya, pengacara seringkali dituduh melakukan
tindakan menghalangi keadilan saat membela kliennya. Ketentuan mengenai hak
imunitas umum diatur dalam Pasal 50 KUHP yang menyatakan bahwa perbuatan
yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan ketentuan undang-undang tersebut tidak
dipidana.
9
DAFTAR PUSTAKA
Ari Ahyar Gayo, 2021, Rekonstruksi Hak Imunitas Advokat Dalam Mewujudkan
Penegakan Hukum Berbasis Keadilan. Kuningan: Balitbangkumham Press.
Educa Law Tim, 2017, Strategi Sukses Ujian Profesi Advokat. Jakarta: Visimedia
Pustaka.
Fuady Munir, 2005, Profesi Mulia. Bandung: Citra Aditya Bakti.
https://konspirasikeadilan.id/artikel/obstruction-of-justice1460
Jamil Jumrah, 2022, Etika Profesi Guru. Sumatera Barat: Cv. Azka Pustaka.
Manertiur Meilina Lubis, dkk, 2019, Analisis Hak Imunitas Hukum Profesi Advokat
Dalam Penanganan Kasus Pidana, Binamulia Hukum, Vol. 8 No. 2.
Universitas Krisnadwipayana: Binamulia Hukum.
Nurjamal Ecep, 2023, Buku Ajar Pendidikan Profesi Advokat. Tasikmalaya: Edu
Publisher.
Setyo Difia Mayrachelia, dkk, 2022, Karakteristik Perbuatan Advokat yang
Termasuk Tindak Pidana Obstruction of Justice Berdasarkan Ketentuan
Pidana, Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Volume 4, Nomor 1. Jawa
Tengah: Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia.
10