Anda di halaman 1dari 37

ADVOKAT &

PERMASALAHANNYA

OLEH
FAJRUL WADI S.Ag,.M.Hum
Disampaiakan Dalam Acara Workshop Kepengacaraan
Fakultas Syariah IAIN Bukittinggi
Tanggal 25 Maret 2017
• Pengertian Advokat.
Istilah advokat bukan asli bahasa Indonesia. Advokat berasal dari
bahasa Belanda, yaitu advocaat, yang berarti orang yang
berprofesi memberikan jasa hukum.
Pengertian advokat menurut Black’s Law Dictionary adalah to
speak in favour of or defend by argument (berbicara untuk
keuntungan dari atau membela dengan argumentasi untuk
seseorang). Adapun orang yang berprofesi sebagai advocate
adalah one who assists, defends, or plead for another. One who
renders legal advice and aid, pleads the cause of another before a
court or a tribunal, a counselor (Seseorang yang membantu,
mempertahankan, atau membela untuk orang lain. Seseorang
yang memberikan nasehat hukum dan bantuan membela
kepentingan orang lain dimuka pengadilan atau sidang, seorang
konsultan).
• Adapun pengertian advokat menurut Pasal 1
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003
tentang Advokat adalah orang yang berprofesi
memberi jasa hukum, baik di dalam maupun
diluar pengadilan yang memenuhi persyaratan
berdasarkan ketentuan Undang-Undang ini.
• Setelah UU ini lahir maka istilah advokat sudah
menjadi baku dan berstatus sebagai penegak
hukum, bebas dan mandiri yg dijamin oleh
hukum serta wilayah kerjanya meliputi seluruh
wilayah RI.
• Penasehat hukum.
Pasal 1 ayat (13) UU No. 8 Tahun 1981 tentang
KUHAP…. Penasehat hukum adalah seseorang yg
memenuhi syarat yg ditentukan oleh atau
berdasarkan UU untuk memberikan BH.
Penasihat hukum adalah orang yang diberi kuasa
untuk memberikan bantuan hukum, baik dalam
perkara perdata, perkara pidana, maupun
perkara tata usaha negara dengan memenuhi
syarat-syarat yang ditentukan oleh peraturan
perundang-undangan.
• Pengacara Praktek
Pengacara praktek adalah penasehat hukum yang diangkat
berdasarkan SK Pengadilan Tinggi berdasarkan Surat
Keputusan Pengadilan Tinggi tersebut, atau domisilinya pada
suatu kota tertentu di dalam wilayah pengadilan negeri.
• Pembela.
Istilah pembela adalah istilah umum yang paling sering
digunakan oleh masyarakat. Masyarakat menganggap bahwa
advokat dari penggugat atau tergugat dalam perkara perdata
ataupun penasihat hukum dari terdakwa atau tersangka
dalam perkara pidana berfungsi untuk membela,
membenarkan, dan menegaskan apa kemauan kliennya.
•Pokrol
Nama Pokrol diambil dari istilah “pokrol bambu” sebutan profesi
hukum zaman Belanda. Pokrol bambu adalah seorang yang
memberi nasehat hukum tetapi belum memperoleh kwalifikasi
atau pendidikan hukum. Dahulu pokrol bambu menjadi aktor
penting dalam pelayanan hukum, karena masyarakat umum
merasa berjarak dengan advokat yang berizin.
•Paralegal.
Istilah PARALEGAL ditujukan kepada seseorang yang bukan advokat
namun memiliki pengetahuan dibidang hukum, baik hukum
materiil maupun hukum acara dengan pengawasan advokat atau
organisasi bantuan hukum yang berperan membantu masyarakat
pencari keadilan. Paralegal ini bisa bekerja sendiri di dalam
komunitasnya atau bekerja untuk organisasi bantuan hukum atau
firmahukum.
• Konsultan hukum.
Yaitu seseorang yang tidak harus memiliki izin
praktek sebagai advokat atau pengacara, tetapi ia
harus mempunyai pengetahuan tentang
penyelesaian sengketa dibidang hukum.
Pengetahuan yang cukup tidak ada kriteria yang
tegas tetapi paling tidak seorang konsultan hukum
harus mempunyai latar belakang pendidikan
hukum dan pengalaman-pengalaman
menyelesaikan sengketa hukum terutama di luar
pengadilan. Dalam peyelesaian sengketa seorang
konsultan hukum hanya memberi nasehat
• Lembaga Bantuan Hukum Perguruan Tinggi

Lembaga Bantuan Hukum (LBH) fakultas hukum atau


syariah dapat memberikan bantuan hukum di muka
pengadilan di daerah hukum pengadilan, dimana
Lembaga Bantuan Hukum (LBH) tersebut terdaftar. Jika
berpraktik di luar wilayah pengadilan negeri namun
masih dalam wilayah Pengadilan Tinggi tempat
kedudukannya, maka ia harus mendapat izin praktiknya,
dan menyampaikan izin praktik tersebut kepada (a)
Ketua Pengadilan Tinggi diluar Pengadilan Tinggi Umum,
(b) Ketua Pengadilan Negeri tempat terdaftar, dan (c)
Ketua Pengadilan diluar Pengadilan Negeri yang dituju.
• JASA HUKUM YG DIBERIKAN OLEH ADVOKAT
Advokat adalah orang yg berprofesi memberikan
jasa hukum berupa :
1. Konsultasi hukum.
2. Bantuan hukum.
3. Menjalankan kuasa.
4. Mewakili.
5. Mendampingi.
6. Membela.
7. Melakukan tindakan hukum lain untuk
kepentingan kliennya.
• SYARAT UNTUK MENJADI ADVOKAT :

1. Warga Negara Indonesia;


2. Bertempat tinggal di Indonesia;
3. Tidak berstatus sebagai pegawai negeri atau pejabat negara;
4. Berusia sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) Tahun;
5. Berijazah sarjanA yang belatar belakang pendidikan tinggi hukum
sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1);
6. Lulus ujian yang diadakan oleh organisasi advokat;
7. Magang sekurang-kurangnya 2 (dua) Tahun terus-menerus pada
kantor advokasi;
8. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan
yang diancama dengan pidana penjara 5 (lima) Tahun atau lebih;
9. Berperilaku baik, jujur, bertanggung jawab, adil dan mempunyai
integritas tinggi.
 
SUMPAH ATAU JANJI ADVOKAT

• “Demi Allah saya bersumpah/saya berjanji :


• bahwa saya akan memegang teguh dan mengamalkan
Pancasila sebagai dasar negara dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia;
• bahwa saya untuk memperoleh profesi ini, langsung
atau tidak langsung dengan menggunakan nama atau
cara apapun juga, tidak memberikan atau menjanjikan
barang sesuatu kepada siapapun juga;
• bahwa saya dalam melaksanakan tugas profesi sebagai
pemberi jasa hukum akan bertindak jujur, adil, dan
bertanggung jawab berdasarkan hukum dan keadilan;
• bahwa saya dalam melaksanakan tugas profesi di dalam
atau di luar pengadilan tidak akan memberikan atau
menjanjikan sesuatu kepada hakim, pejabat pengadilan
atau pejabat lainnya agar memenangkan atau
menguntungkan bagi perkara Klien yang sedang atau akan
saya tangani;
• bahwa saya akan menjaga tingkah laku saya dan akan
menjalankan kewajiban saya sesuai dengan kehormatan,
martabat, dan tanggung jawab saya sebagai Advokat;
• bahwa saya tidak akan menolak untuk melakukan
pembelaan atau memberi jasa hukum di dalam suatu
perkara yang menurut hemat saya merupakan bagian
daripada tanggung jawab profesi saya sebagai seorang
Advokat.
• FUNGSI PROFESI ADVOKAT :
1. OFFICIUM NOBILE
2. MEMPERJUANGKAN NILAI KEBENARAN DAN
KEADILAN.
3. MEMBELA KEPENTINGAN MASYARAKAT (PUBLIC
DEFENDER).
4. SEBAGAI PENGAWAL KONSTITUSI DAN PENEGAK
HAM
5. SEBAGAI PENGGERAK PEMBANGUNAN HUKUM.
6. Free profession ( profesi yg bebas ), tanpa
tekanan, ancaman, tanpa rasa takut.
• TANGGUNG JAWAB PROFESI ADVOKAT
Yaitu tanggung bahwa jawab profesi advokat adalah
suatu kesadaran seorang advokat akan tingkah lakunya
atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak
disengaja di dalam menjalankan profesi keadvokatan
atau kepengecaraan.
1. Tanggung jawab pada negara.
2. Tanggung jawab pada masyarakat.
3. Tanggung jawab pada pengadilan.
4. Tanggung jawab pada klien.
5. Tanggung jawab pada pihak lawan.
6. Tanggung jawab pada Tuhan.
ADVOKAT SEBAGAI PENEGAK HUKUM
• Dalam pasal 5 ayat 1 Undang-Undang No. 18 Tahun
2003 disebutkan bahwa status advokat adalah
sebagai penegak hukum, sebagai berikut:
“Advokat berstatus sebagai penegak hukum, bebas
dan mandiri yang dijamin oleh hukum dan peraturan
perundang-undangan”
• “yang dimaksud dengan advokat berstatus sebagai
penegak hukum adalah advokat sebagai salah satu
perangkat dalam proses peradilan yang mempunyai
kedudukan yang setara dengan penegak hukum
lainnya dalam menegakkan hukum dan keadilan”
PERAN YURIDIS PROFESI ADVOKAT
1. LEGAL ADVICE.
2. LEGAL SERVIS.
3. LEGAL KONSULTANT
4. LEGAL OPINION
5. LEGAL DRAFTING
HAK-HAK ADVOKAT
1. Hak kebebasan dan kemandirian (psl 14 &15).
• “advokat bebas mengeluarkan pendapat atau
pernyataan dalam membela perkara yang
menjadi tanggung jawabnya di dalam sidang
pengadilan dengan tetap berpegang pada kode
etik profesi dan peraturan perundang-undangan.”

• “advokat bebas dalam menjalan profesinya untuk


membela perkara yang menjadi tanggung
jawabnya dengan tetap berpegang pada kode etik
profesi dan peraturan perundang-undangan.”
2. HAK IMUNITAS.
• Hak imunitas adalah hak kekebalan seorang advokat dalam
membela perkara yang menjadi tanggung jawabnya, bahwa
ia tak dapat di tuntut baik secara perdata mapun pidana
dalam ketika menjalankan profesinya itu.
• Pasal 16:
“advokat tidak dapat dituntut baik secara perdata maupun
pidana dalam menjalankan tugas profesinya dengan itikad
baik untuk kepentingan pembelaan klien dalam pengadilan.”
• Pasal 18 ayat (2):
“advokat tidak di identikkan dengan kliennya dalam membela
perkara klien oleh pihak yang berwenang dan/atau
masyarakat.”
3. HAK MEMINTA INFORMASI.
• Hak untuk memperoleh informasi terhadap perkara yang
dihadapinya merupakan kemutlakan atas diri seorang
advokat, baik karena kepentingan untuk mejalankan
tugasnya maupun karena kepentingan hukum dari orang
yang menjadi tanggung jawabnya (klien). Hal ini
dituangkan dalam pasal 17, sebagai berikut:

“dalam menjalankan profesinya advokat berhak


memperoleh informasi, data, dan dokumen lainnya, baik
dari instansi pemerintah maupun pihak lain yang berkaitan
dengan kepentingan tersebut yang diperlukan untuk
pembelaan kepentingan kliennya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.”
4. HAK INGKAR.
Seorang advokat berhak untuk mengajukan
keberatan-keberatannya dalam persidangan. Ia
berhak melakukan tangkisan-tangkisan (eksepsi)
atas perkara yang dibelanya. Dalam hal pidana, ia
berhak bukan hanya melakukan eksepsi tetapi juga
mengingkari, mengajukan keberatan dan
menganulir segala tuntutan jaksa bahkan atas segala
putusan dalam persidangan atau keberatannya
karena keberatan kliennya sebagai terdakwa yang
untuk itu mengajukan banding, kasasi, dan
seterusnya.
5. HAK UNTUK MENJALANKAN PRAKTEK PERADILAN DI
SELURUH WILAYAH INDONESIA.
Hak ini sangat luas ketimbang pada umumnya para penegak
hukum lainnya. Seorang hakim dipengadilan tingkat pertama
ataupun tinggi hanya berhak menangani hanya menangani
perkara yang diahadapinya terkait kompetensi pengadilan mana
ia duduk sebagai hakim. Demikian halnya kejaksaan negeri dan
kejati. Namun bagi seorang advokat, terhadap siapa saja yang
memberinya kuasan selama dalam wilayah Indonesia maka ia
berhak untuk menerimanya dan menangani perkara itu. Hal ini
tersebut dalam undang-undang no 18 tahun 2003 pasal 5 ayat
(2), sebagai berikut:
“wilayah kerja advokat meliputi seluruh wilayah Negara Republik
Indonesia.”
6. Hak Berkedudukan Sama dengan Penegak Hukum Lainnya
Dalam persidangan, baik advokat, hakim maupun jaksa; penuntut
umum memiliki kedudukan yang sama dalam upaya
terselenggaranya suatu peradilan yang jujur, adil, dan memiliki
kepastian hukum bagi semua pencari keadilan dalam menegakkan
hukum, kebenaran, keadilan dan hak asasi manusia. Dalam pasal 5
ayat (1) sebagai berikut:
• “advokat berstatus sebagai penegak hukum, bebas dan mandiri
yang dijamin oleh hukum dan peraturan perundang-undangan.”
• “yang dimaksud dengan “advokat berstatus sebagai penegak
hukum” adalah advokat sebagai salah satu perangkat dalam
proses peradilan yang mempunyai kedudukan setara dengan
penegak hukum lainnya dalam menegakkan hukum dan keadilan.”
 
7. Hak Memperoleh Honorarium dan
Melakukan Retensi
- Dalam menjalankan jasa hukum, seorang advokat berhak
meminta honor atas kerja hukumnya yang nilai besarnya atas
kesepakatannya bersama kliennya. Apa yang dimaksud
dengan honorarium adalah dijelaskan dalam ketentuan umum
pasal 1 ayat (7): “honorarium adalah imbalan atas jasa hukum
yang diterima oleh advokat berdasarkan kesepakatan dengan
klien.”
- Adapun hak retensi merupakan hak seorang advokat untuk
menahan surat-menyurat, document tertentu ataupun menunda
pekerjaan dalam hal ketika kliennya ingkar janji dalam
pembayaran fee atau honorarium kepada dirinya
8. HAK UNTUK MELINDUNGI DOKUMEN DAN RAHASIA
KLIEN.
Dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2003 pada pasal
19 dirincikan sebagai berikut:
• Advokat wajib merahasiakan segala sesuatu yang
diketahui atau diperoleh dari kliennya karena
hubungan profesinya, kecuali ditentukan lain oleh
undang-undang.
• Advokat berhak atas kerahasiaan hubungannya
dengan klien, dan masuk perlindugan atas berkas dan
dokumennya terhadap penyitaan atau pemeriksaan
dan perlindungan terhadap penyadapan atas
komunikasi elektronik advokat.
9. HAK MEMBERI SOMASI.
Membuat surat maupun teguran langsung dalam
pekerjaan advokat adalah hal yang lazim dilakukan
selama dalam batas dibenarkan hukum dan tidak
bertentangan dengan kode etik profesinya. Somasi
adalah salah satu yang biasa dilakukan advokat agar
pihak tertentu dapat memahami langkah hukum
yang akan dilakukan oleh seorang advokat. Somasi
dapat berupa mengingatkan terhadap pihak
tertentu agar tidak melakukan sesuatu atau pun
agar melakukan sesuatu. Terkadang mengingatkan
akan kewajiban seseorang dalam waktu tertentu
10. Hak Membuat Legal Coment atau Legal
Opinion
Meskipun dalam hal ini dapat dilakukan oleh
siapa saja selain advokat, namun dalam hal
tertentu seorang advokat dapat membuat
kemontar hukumnya atas suatu peristiwa.
Misalnya dalam hal menyikapi problema hukum
yang seseorang yang datang kepadanya,
kemudian seorang advokat memberikan catatan-
catatan hukum yang perlu sebagai komentar atau
pendapat resminya atau suatu masalah
KEWAJIBAN SEORANG ADVOKAT
1. Menjunjung kode etik profesinya
2. Menegakkan hukum termasuk supremasi
hukum dan hak asasi manusia.
3. Bersungguh-sungguh dan melindungi dan
membela kepentingan kliennya dalam jasa
hukum tertentu yang telah mereka
perjanjikan.
4. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahui
atau diperoleh dari kliennya karena hubungan
profesinya
5. Menghoramti lembaga peradilan sebagai
Officer of the Court dan segala perangkat di
dalamnya termasuk membantu hakim dalam
member kebenaran.
6. Bersikap, bertingkah laku, bertutur kata, atau
mengeluarkan pernyataan yang hormat
terhadap hukum, peraturan perundang-
undangan, atau pengadilan.
7. Bertingkah laku sesuai dengan kehormatan,
martabat, dan tanggung jawab dala mewajiban
sebagai advokat
8. Melaksanakan tugas profesi sebagai pemberi
jasa hukum, bertindak jujur, adil, dan
bertanggung jawab berdasarkan hukum dan
keadilan.

9. Memberikan bantuan hukum secara Cuma-


Cuma bagi klien yang tidak mampu.

10. Menggunakan atribut khusus dalam sidang


pengadilan perkara pidana sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
LARANGAN BAGI ADVOKAT
1. Mengabaikan atau menelantarkan kepentingan
kliennya .
2. Berbuat atau bertingkah laku yang tidak patut
terhadap lawan atau rekan profesinya .
3. Bersikap, bertingkah laku, bertutur kata, atau
mengeluarkan pernyataan yang menunjukkan sikap
tidak hormat terhadap hukum,peraturan perundang-
undangan, atau pengadilan .
4. Berbuat hal-hal yang bertentangan dengan
kewajiban, kehormatan, atau harkat dan martabat
profesinya
5. Melakukan pelanggaran terhadap peraturan
perundang-undangan dan atau perbuatan tercela
6. Melanggar sumpah/janji dan/atau kode etik
profesi advokat
KODE ETIK ADVOKAT

a. Advokat dapat menolak untuk memberi nasihat dan


bantuan hukum kepada setiap orang yang memerlukan jasa
dan atau bantuan hukum dengan pertimbangan oleh karena
tidak sesuai dengan keahliannya dan bertentangan dengan
hati nuraninya, tetapi tidak dapat menolak dengan alasan
karena perbedaan agama, kepercayaan, suku, keturunan,
jenis kelamin, keyakinan politik dan kedudukan sosialnya.
b. Advokat dalam melakukan tugasnya tidak bertujuan
semata-mata untuk memperoleh imbalan materi tetapi
lebih mengutamakan tegaknya Hukum, Kebenaran dan
Keadilan.
c. Advokat dalam menjalankan profesinya adalah bebas dan
mandiri serta tidak dipengaruhi oleh siapapun dan wajib
memperjuangkan hak-hak azasi manusia dalam Negara
Hukum Indonesia.
d. Advokat wajib memelihara rasa solidaritas
diantara teman sejawat
e. Advokat wajib memberikan bantuan dan
pembelaan hukum kepada teman sejawat yang
diduga atau didakwa dalam suatu perkara pidana
atas ermintaannya atau karena penunjukan
organisasi profesi.
f. Advokat tidak dibenarkan untuk melakukan
pekerjaan lain yang dapat merugikan kebebasan,
derajat dan martabat Advokat.
g. Advokat harus senantiasa menjunjung tinggi
profesi Advokat sebagai profesi terhormat
(officium nobile).
h. Advokat dalam menjalankan profesinya harus
bersikap sopan terhadap semua pihak namun wajib
mempertahankan hak dan martabat advokat
i. Seorang Advokat yang kemudian diangkat untuk
menduduki suatu jabatan Negara (Eksekutif,
Legislatif dan judikatif) tidak dibenarkan untuk
berpraktek sebagai Advokat dan tidak diperkenankan
namanya dicantumkan atau dipergunakan oleh
siapapun atau oleh kantor manapun dalam suatu
perkara yang sedang diproses/berjalan selama ia
menduduki jabatan tersebut.
Hubungan Advokat dg Kliennya
• Advokat dalam perkara-perkara perdata harus
mengutamakan penyelesaian dengan jalan damai.
• Advokat tidak dibenarkan memberikan
keterangan yang dapat menyesatkan klien
mengenai perkara yang sedang diurusnya.
• Advokat tidak dibenarkan menjamin kepada
kliennya bahwa perkara yang ditanganinya akan
menang.
• Dalam menentukan beasrnya honorarium advokat
wajib mempertimbangkan kemampuan klien.
• Advokat tidak dibenarkan membenani klien
dengan biaya-biaya yang tidak perlu.
• Advokat dalam mengurus perkara Cuma-Cuma
harus memberikan perhatian yang sama seperti
perkara untuk mana ia menerima uang jasa.
• Advokat harus menolak mengurus perkara yang
menurut keaykinannya tidak ada dasar hukumnya.
• Advokat wajib memegang rahasia jabatan tentang
hal yang diberitahukan oleh klien secara
kepercayaan dan wajib tetap menjaga rahasia itu
setelah berkhirnya hubungan antara advokat
dengan klien itu.
• Advokat tidak dibenarkan melepaskan tugas yang
dibebankan kepadanya pada saat yang tidak
menguntungkan klien atau pada saat tugas itu akan dapat
menimbulkan kerugian yang tidak dapat diperbaiki lagi
bagi klien yang bersangkutan, dengan tidak mengurangi
ketentuan sebagaimana maksud dalam pasal 3 haruf a.
• Advokat yang mengurus kepentingan bersama dari dua
pihak atau lebih harus mengundurkan diri sepenuhnya
dari pengurusan kepentigan-kepentingan tersebut,
apabila dikemudian hari timbul pertentangan kepentingan
antara pihak-pihak yang bersangkutan.
• Hak retensi advokat terhadap klien diakui sepanjang tidak
akan menimbulakn kerugian kepentinga klien

Anda mungkin juga menyukai