Anda di halaman 1dari 6

NAMA : Muhammad Lukman Nul Hakim

NIM : 1902130018

PRODI : Hukum Ekonomi Syariah Kelas B’19

MAKUL : Hukum Advokat dan Bantuan Hukum

KETERANGAN : Artikel Tugas Pengganti UTS

DOSEN PENGAMPU : Bapak Jefry Tarantang

TOPOKSI ADVOKASI (ADVOKAT, PENGACARA, DAN


KONSULTAN HUKUM

A. Tupoksi Advokat
Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam
maupun di luar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan
ketentuan Undang-Undang ini.1 Seorang advokat diharuskan memiliki sifat
dan rasa yang mengarah pada aspek keadilan. Hal ini disebabkan, semakin
tinggi rasa keadilan seseorang, maka akan semakin mengarahkan ia untuk
memilah terhadap perkara yang benar atau salah untuk dibela.
Dr. Yahman dan Nurtin Tarigan, sebagai penegak hukum, advokat
menjalankan peran dan fungsi secara mandiri dalam mewakili kepentingan
masyarakat (klien) dan tidak terpengaruh kekuasaan negara (yudikatif dan
ekesekutif). Tugas advokat adalah membela kepentingan masyarakat
(public defender) dan kliennya. Secara garis besar, dalam menjalankan
tugasnya seorang Advokat harus berfungsi :
1. Sebagai pengawal konstitusi dan hak asasi manusia;
2. Memperjuangkan hak-hak asasi manusia dalam negara hukum
Indonesia;
3. Melaksanakan Kode Etik Profesi Advokat;

1
Fauziha Lubis, Advokat dan Pencucian Uang, (Sleman: Deepublish, 2020), 66.
4. Memegang teguh sumpah Advokat dalam rangka menegakkan
hukum, keadilan, dan kebenaran;
5. Menjunjung tinggi serta mengutamakan idealisme (nilai keadilan
dan kebenaran) dan moralitas;
6. Menjunjung tinggi citra profesi Advokat sebagai profesi terhormat
(officium nobile);
7. Melindungi dan memelihara kemandirian, kebebasan, derajat, dan
martabat Advokat;
8. Menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan Advokat terhadap
masyarakat;
9. Menangani perkara-perkara sesuai Kode Etik Profesi Advokat;
10. Membela klien dengan cara yang jujur dan bertanggung jawab;
11. Mencegah penyalahgunaan keahlian dan pengetahuan keahlian dan
pengetahuan yang merugikan masyarakat;
12. Memelihara kepribadian Advokat;
13. Menjaga hubungan baik dengan klien maupun teman sejawat
antara sesama Advokat yang didasarkan pada kejujuran,
kerahasiaan, dan keterbukaan serta saling menghargai dan
mempercayai;
14. Memelihara persatuan dan kesatuan Advokat agar sesuai dengan
wadah tunggal Organisasi Advokat;
15. Memberikan pelayanan hukum (legal service);
16. Memberikan nasehat hukum (legal advice);
17. Memberikan konsultasi hukum (legal consultation);
18. Memberikan pendapat hukum (legal opinion);
19. Menyusun kontrak-kontrak (legal drafting);
20. Memberikan informasi hukum (legal information);
21. Membela kepentingan klien (llitigation);
22. Mewakili klien di muka pengadilan (legal repcresentation);
23. Memberikan bantuan hukum dengan cuma-cuma kepada rakyat
yang
Secara prinsipil, maka tugas dan wewenang Advokat terdiri dari tiga, yaitu
sebagai berikut:
1. Melakukan pembelaan terhadap kliennya, dimana Advokat juga
merrupakan salah satu komponen yang determinan dalam rangka
membantu Hakim untuk melakukan penemuan hukum;
2. Bertindak selaku konsultan masyarakat, dimana Advokat dituntut
untuk menunjukkan sikap yang benar dan sportif;
3. Mengabdi kepada hukum dalam hal ini Advokat dituntut untuk
dapat memberikan kontribusi secara riil terhadap pembangunan
hukum
Advokat dalam mendampingi, membela dan melakukan tindakan hukum
lain untuk kepentingan hukum kliennya bukan untuk tujuan materi dan
popularitas belaka, namun untuk penegakan hukum, kebenaran dan
keadilan, karena Advokat pada hakikatnya merupakan suatu profesi
terhormat (officium nobile) dan merupakan bagian dari aparat penegak
hukum. Advokat dalam mendampingi, membela dan melakukan tindakan
hukum lain untuk kepentingan hukum kliennya yang seorang Tersangka
atau Terdakwa tersebut adalah atas dasar bahwa bidang tersebut sesuai
dengan keahliannya dan memiliki dasar hukum yang jelas dengan tujuan
untuk memperoleh kebenaran dan keadilan bagi kliennya.
Keberadaan seorang Advokat dalam lapangan hukum pidana sangatlah
strategis dikarenakan sifatnya memberikan keseimbangan hukum.
Keberadaan seorang Advokat dalam proses peradilan pidana bukan untuk
membebaskan tersangka atau terdakwa dari kesalahan-kesalahan yang ia
lakukan, namun lebih tepatnya untuk membela hak-hak mereka sebagai
tersangka ataupun Terdakwa. Oleh karena itu, kedudukan, peran dan
fungsi advokat dalam hukum sangat penting dan diperlukan untuk
memastikan bahwa proses peradilan pidana dari mulai tahap penyelidikan,
penyidikan, pemeriksaan, penangkapan, penahanan, penggeledahan
maupun penyitaan yang dilakukan oleh Penyidik terhadap kliennya sesuai
dengan KUHAP dan praturan perundang-undang yang berlaku lainnya,
untuk memastikan bahwa Terdakwa memperoleh keadilan dengan
didakwa, dan dituntut pidana oleh Jaksa Penuntut Umum dengan pasal-
pasal yang sesuai dengan tindak pidana yang ia lakukan, dan untuk
memastikan bahwa klien (Terdakwa) yang dibelanya diberikan putusan
yang seadil-adilnya oleh Hakim.
Oleh karena itu, seorang Advokat yang mendampingi, membela dan
melakukan tindakan hukum lain untuk kepentingan hukum kliennya dalam
poses peradilan pidana, agar mendapat simpatik dan mengurangi persepsi
negatif dari masyarakat terhadap kedudukan, peran dan fungsi Advokat
dalam proses peradilan pidana, tentunya Advokat harus mengikuti
peaturan perundang-undangan yang berlaku dalam proses peradilan
pidana, profesional, bertanggung jawab dan bermartabat berdasarkan legal
skill, tidak melakukan kesalahan atau kelalaian yang merugikan pencari
keadilan, melukai rasa keadilan masyarakat, serta tidak mengingkari
kebenaran hukum atau membohongi hati nuraninya sendiri
B. Tupoksi Pengacara
Pengacara adalah seorang yang memegang izin praktek sebagai kuasa
hukum hanya pada wilaya Pengadilan Tinggi tempat dirinya disumpah.
Pengacara atau penasihat hukum adalah lulusan pengacara yang
mempelajari, menerapkan, mengembangkan, atau berurusan dengan
hukum. Seorang pengacara dapat menjalankan berbagai profesi di dunia
hukum, antara lain: pengacara, pengacara perusahaan, pengacara pajak,
juru sita, penasihat hukum, asisten hukum, notaris, jaksa penuntut umum,
hakim, dll.
Pengacara biasa disebut Advokat, merupakan profesi yang menawarkan
jasa hukum di dalam maupun di luar pengadilan. Jasa hukum yang
diberikan bisa berupa konsultasi hukum, bantuan hukum, menjalankan
kuasa, mewakili, mendampingi, membela, maupun tindak hukum lainnya
untuk kepentingan klien. Yang menjadi klien bisa orang, badan hukum,
atau lembaga lainnya.
Setelah pengacara menerima kuasa dari klien maka timbullah kewenangan
pada dirinya untuk menjalankan profesinya sebagai penegak hukum.
Dalam sistem penegakan hukum, pengacara yang punya kedudukan setara
dengan hakim, jaksa, dan polisi.
Seorang pengacara juga melakukan berbagai tugas yang berkaitan dengan
urusan hukum dan penanganannya. Pengacara bisa memberikan jasa
konsultasi, negosiasi maupun dalam pembuatan kontrak-kontrak dagang,
pembuatan dokumen hukum lainnya seperti surat perjanjian dan surat
wasiat, penyelesaian perselisihan dengan musyawarah, dan sebagainya.
Dalam praktiknya, pengacara harus mengkhususkan diri pada bidang
tertentu. Tak heran ada firma hukum/kantor advokat yang fokus ke
pekerjaan litigasi (jasa hukum di dalam pengadilan), tapi ada juga yang
mengerjakan pekerjaan korporasi atau non-litigasi (jasa hukum di luar
pengadilan).
Adapun peran dan tanggung jawabnya, yaitu
Memberikan konsultasi hukum pada klien.
Membela perkara yang jadi tanggung jawabnya sesuai dengan kuasa yang
telah diberikan klien.
Mewakili dan/atau mendampingi klien dalam sidang pengadilan.
Menegakkan keadilan.
Menyusun kontrak-kontrak dalam perjanjian.
Memberikan pelayanan jasa hukum secara gratis kepada masyarakat yang
tidak mampu.
Melakukan legal audit.

C. Tupoksi Konsultan Hukum


Konsultan hukum merupakan orang yang bertindak memberikan nasehat
dan/atau melaksanakan tugas non-litigasi. Dalam persidangan di muka
pengadilan (litigasi), seorang konsultan hukum tidak dapat mewakili
kliennya.

Anda mungkin juga menyukai