Anda di halaman 1dari 13

NAMA : ANNEKE AURELIA NUR ROHMAH

NIM : 201710110311299

KELAS : MANAJEMEN LAW FIRM – B

Ujian Tengah Semester Manajemen Law Firm

1. Apa yang anda ketahui tentang pengertian Advokat? Jelaskan pula


peranannya Advokat dalam lingkup peradilan, disertai dengan peraturan
perundang-undangan yang mengatur tentang Advokat yang anda ketahui
dan pahami ?

Jawaban :

Advokat merupakan orang yang memiliki profesi sebagai pemberi


jasa hukum kepada setiap orang yang membutuhkan jasa hukum tersebut
baik di dalam atau diluar pengadilan (litigasi maupun non litigasi) dimana
profesi ini juga merupakan profesi yang tergolong ke dalam profesi yang
mulia (officium nobile). Advokat ini merupakan profesi yang sangat tulus
karena profesi ini ketika melayani kliennya harus mengesampingkan
perihal mendapatkan atau tidak terkait honorarium atau fee. Advokat
sendiri juga merupakan profesi yang harus memiliki kemumpunian dalam
segala hal terutama pengetahuan dan segi attitude atau perilaku. Dalam
praktek hukum di Indonesia, Advokat merupakan perwakilan dari kliennya
untuk melakukan tindakan hukum berdasarkan surat kuasa yang diberikan
untuk melakukan pembelaan atau penuntutan pada saat persidangan atau
beracara di Pengadilan (litigator) dan Advokat juga merupakan pihak yang
akan memberikan nasihat dan pendapat hukum kepada kliennya terhadap
Tindakan yang akan atau telah klien tersebut lakukan (non litigator).

Peran Advokat dalam ruang lingkup peradilan sendiri sangatlah


luas. Peran pertama ini sejalan dengan Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat dimana Advokat merupakan
profesi hukum yang berperan sebagai penegak hukum bebas dan mandiri
yang dijamin oleh hukum dan peraturan perundang-undangan. Hal tersebut
memiliki arti yakni dalam ranah peradilan, kedudukan Advokat sama hal
nya dengan penegak hukum yang lainnya seperti Polisi, Hakim, Jaksa, dan
lain-lain dalam menegakkan hukum di Indonesia. Peran yang kedua adalah
Advokat merupakan profesi yang berperan untuk memberikan bantuan
hukum kepada pihak yang tidak mampu tanpa harus membedakan suku,
ras, dan agama pada saat melakukan pelayanan atau penegakan hukum
tersebut (Pasal 1 angka 9 Jo. Pasal 22 ayat (1) UU Advokat). Peran ketiga
adalah menjunjung tinggi nilai keadilan dan moralitas serta kebenaran.
Dalam melakukan penegakan hukum maka Advokat merupakan salah satu
pihak yang sangat berperan terhadap keadilan di Indonesia. Hal tersebut
dikarenakan Advokat merupakan pejuang hak asasi manusia yang pada
saat tertentu atau dikarenakan klien dari Advokat tersebut sedang dalam
perkara yang ditanganinya maka hak asasi klien sebagai manusia tersebut
tetap diperjuangkan oleh Advokat.

Peran selanjutnya adalah sebagai pengawal konstitusi dan hak asasi


manusia. Seperti pernyataan sebelumnya, Advokat merupakan pihak yang
tetap menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia dikarenakan tugas
Advokat adalah memperjuangkan hak-hak yang dimiliki oleh kliennya.
Peran berikutnya adalah menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan
advokat terhadap masyarakat dengan cara belajar terus menerus (continues
legal education) untuk memperluas wawasan keilmuannya. Advokat
merupakan profesi yang menuntut pribadinya untuk tetap belajar hingga
kapanpun. Hal tersebut dikarenakan Advokat akan terus menemui hal-hal
baru atau permasalahan-permasalahan yang beragam sehingga dibutuhkan
analisa yang tepat terhadap penyelesaian perkara yang ditanganinya.
Advokat ini juga merupakan profesi yang tidak memiliki acuan
penyelesaian yang paten seperti hal nya Notaris yang memang mengacu
kepada peraturan keperdataan. Advokat ini menangani seluruh
permasalahan hukum dimana hal tersebut memerlukan keahlian yang lebih
lagi.
Peran keenam adalah untuk membela kepentingan yang dimiliki
oleh klien diluar pengadilan (non litigasi) dan mewakili klien di muka
pengadilan (legal representation). Selain itu peran advokat yang lainnya
adalah memberikan bantuan hukum secara cuma-cuma kepada masyarakat
yang lemah dan tidak mampu atau disebut dengan pro bono publico (Pasal
1 angka 9 Jo. Pasal 22 ayat (1) UU Advokat). Bantuan hukum secara
Cuma-Cuma ini merupakan hal yang harus diberikan oleh setiap Advokat
kepada pihak yang tidak mampu yang memang membutuhkan bantuan
Advokat untuk menyelesaikan permasalahan hukumnya. Terkait dengan
bantuan hukum secara Cuma-Cuma ini terdapat syarat administrasi yang
harus dilengkapi oleh klien yang ingin mendapatkan hal ini yakni biasanya
dengan menyerahkan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM). Peran
yang terakhir adalah memberikan pelayanan hukum (legal service),
konsultasi hukum (legal consultation), nasehat hukum (legal advice),
pendapat hukum (legal opinion), informasi hukum (legal information), dan
dan menyusun kontrak-kontrak atau perjanjian (legal drafting).

Peraturan perundang-undangan yang mengatur terkait Advokat


adalah Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat dan Kode
Etik Profesi Advokat.

2. Apakah para Advokat di Indonesia memiliki organisasi dalam


menjalankan profesinya? apa nama organisasi tersebut? dan jelaskan
tentang peran dan fungsi organisasi Advokat tersebut ?

Jawaban :

Iya, dalam menjalankan tugasnya setiap Advokat wajib mengikuti


organisasi Advokat sebagaimana telah diatur dalam ketentuan Pasal 30
ayat (2) UU Advokat yang berbunyi : “Setiap Advokat yang diangkat
berdasarkan Undang-Undang ini wajib menjadi anggota Organisasi
Advokat.”. Organisasi Advokat di Indonesia pada awalnya berjumlah 8
organisasi yakni Ikatan Advokat Indonesia (IKADIN), Asosiasi Advokat
Indonesia (AAI), Ikatan Penasihat Hukum Indonesia (IPHI), Himpunan
Advokat dan Pengacara Indonesia (HAPI), Serikat Pengacara Indonesia
(SPI), Asosiasi Konsultan Hukum Indonesia (AKHI), Himpunan
Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM), dan Asosiasi Pengacara
Syariah Indonesia (APSI). Namun seiring berjalannya waktu, kedelapan
organisasi tersebut diberikan kewenangan untuk membuat organisasi yang
sesuai dengan Undang-Undang Advokat dan pada akhirnya mereka
bersepakat untuk membentuk Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi).

Peran dan fungsi organisasi Advokat sendiri yang pertama adalah


menjaga dan meningkatkan standar perilaku Advokat di Indonesia. Setiap
individu yang berprofesi sebagai Advokat sendiri memiliki karakteristik
yang berbeda-beda. Karakteristik tersebut menentukan bagaimana ia
menghidupi kehidupannya sebagai seseorang yang berprofesi sebagai
Advokat. Akan tetapi, karakteristik tersebut tetap harus mengarah ke
perilaku Advokat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan kode etik profesi Advokat. Advokat yang berpegang teguh
kepada dasar hukum yang mengatur profesinya maka akan dapat menjaga
keeksistensian nya dalam dunia hukum. Organisasi Advokat sendiri
merupakan tempat untuk para Advokat agar dapat menjaga dan terus
meningkatkan kualitas dalam perilaku masing-masing agar tetap selalu
menjadi Advokat yang professional.

Peran dan fungsi organisasi Advokat yang kedua adalah


meningkatkan pengetahuan dan keterampilan profesi Advokat di
Indonesia. Advokat merupakan profesi yang menuntut pribadinya agar
terus menuntut ilmu tiada habisnya dikarenakan profesi ini membutuhkan
pengetahuan yang luas dalam menganalisa setiap permasalahan yang
terjadi di Indonesia. Permasalahan tersebut baik permasalahan yang
dikeluhkan oleh klien dari masing-masing Advokat ataupun permasalahan
yang sedang terjadi di Negara ini. Advokat memiliki andil yang sangat
penting terkait berbagai penyelesaian isu-isu yang terjadi dikarenakan
profesi ini merupakan profesi yang setiap harinya menangani kasus-kasus
secara langsung sehingga banyak sekali pengalaman terkait bagaimana
menyelesaikan suatu masalah dengan baik. Organisasi Advokat sendiri
adalah wadah bagi para Advokat untuk tetap dapat meningkatkan
keterampilan dan pengetahuan dikarenakan dalam organisasi ini para
Advokat dapat lebih memperluas jaringannya sehingga dapat bertukar
pikiran mengenai berbagai segi pengetahuan. Selain itu di dalam
organisasi Advokat ini antar Advokat dapat saling memberikan informasi
terhadap penyelesaian suatu masalah sehingga saling menguntungkan
antara satu dengan yang lainnya.

Peran dan fungsi organisasi Advokat yang ketiga adalah membantu


perumusan kebijakan yang berkaitan dengan hukum dan peradilan. Seperti
yang kita ketahui bahwa Advokat merupakan profesi yang turun langsung
terhadap berbagai permasalahan yang sedang terjadi baik dalam ranah
hukum atau yang lainnya sehingga profesi ini dianggap sebagai profesi
yang sangat mumpuni dalam merumuskan suatu upaya terkait
penyelesaian perkara. Advokat juga merupakan profesi yang menuntut
masing-masing individunya untuk menemukan berbagai kebijakan yang
cemerlang sehingga dapat menghasilkan hal yang terbaik. Oleh karena itu
organisasi Advokat ini merupakan tempat untuk merumuskan berbagai
kebijakan yang berkaitan dengan hukum dan peradilan yang didapatkan
dari pemikiran seluruh anggota nya sehingga dapat membuahkan suatu
hasil berdasarkan pemikiran mereka sebagai ahli hukum.

Peran dan fungsi organisasi Advokat yang keempat adalah


memperjuangkan dan menjaga integritas serta kemandirian peradilan.
Kemandirian pengadilan menjadi sebuah keharusan untuk setiap negara
hukum dikarenakan apabila negara tersebut memiliki kemandirian
peradilan maka hal tersebut mengantarkan negara nya menjadi negara
yang konsekuen secara hukum. Apabila suatu negara mengabaikan
kemandirian peradilannya maka negara tersebut akan mengalami
ketidakteraturan dalam proses penegakan hukumnya dan apabila memang
masih berjalan maka dasar kepentingannya tidak mengacu kepada keadilan
akan tetapi kepada kepentingan tertentu. Oleh karena hal tersebut maka
organisasi Advokat menjadi salah satu badan yang tetap memperjuangkan
dan menjaga integritas serta kemandirian peradilan di Indonesia agar
proses peradilan di negara ini tetap berjalan lancar.

Peran dan fungsi organisasi Advokat yang kelima adalah


melindungi serta memperjuangkan kepentingan profesi Advokat di
Indonesia. Setiap Advokat pasti memiliki kepentingan yang secara umum
sama sebagai penegak hukum. Kepentingan tersebut dapat berupa hak
yang memang telah diatur di dalam undang-undang yang berlaku.
Organisasi Advokat dapat melindungi seluruh Advokat yang ada agar hak-
hak nya tetap terjaga dan terjamin dengan baik. Dengan bergabungnya
masing-masing Advokat ke dalam suatu organisasi Advokat, maka hal
tersebut akan menjadikan tameng bagi setiap Advokat dan dapat menjaga
keeksistensian Advokat di dalam masyarakat.

Peran dan fungsi organisasi Advokat yang keenam adalah


melindungi dan memperjuangkan kesempatan yang sama bagi setiap
anggota masyarakat dalam mendapat jasa hukum dan bantuan hukum di
Indonesia. Advokat sendiri sejatinya merupakan pihak yang bertugas
sebagai pemberi jasa hukum kepada setiap orang yang membutuhkan jasa
tersebut dalam mengatasi permasalahan hukum yang sedang dialami.
Selain itu, Advokat juga berkewajiban untuk memberikan bantuan hukum
kepada setiap orang yang tidak mampu dan mereka memang
membutuhkan bantuan hukum seorang Advokat. Hal tersebut sesuai
dengan ketentuan Pasal 1 angka 9 Jo. Pasal 22 ayat (1) UU Advokat. Oleh
karena itu setiap Advokat yang bernaung di organisasi Advokat juga harus
ikut andil dalam memperjuangkan kesempatan bagi seluruh masyarakat
agar dapat menerima jasa dan bantuan hukum apabila mereka
membutuhkan hal tersebut.
Peran dan fungsi organisasi Advokat ketujuh adalah turut mendidik
masyarakat tentang hukum, proses hukum, prinsip hukum, dan hak-hak
warga negara dalam system hukum dan peradilan. Dalam mewujudkan
atau meralisasikan peran ini, organisasi Advokat seringkali melakukan
atau menyelenggarakan seminar mengenai topik-topik yang membahas
terkait dengan hal apapun seputar hukum. Seminar tersebut merupakan
salah satu langkah yang dilakukan oleh organisasi Advokat agar dapat
memberikan wawasan lebih kepada masyarakat mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan hukum. Hal tersebut perlu dilakukan karena
mengingat masih banyaknya masyarakat di Indonesia ini yang belum
memahami berbagai aturan atau pengetahuan terkait hukum dimana
sebenarnya Indonesia sendiri adalah negara hukum.

Peran dan fungsi organisasi Advokat kedelepan adalah


mengupayakan terciptanya hubungan yang baik antara advokat serta
dengan masyarakat dan unsur peradilan lainnya. Hubungan antar Advokat
dapat terjalin dengan baik apabila terdapat dorongan dari organisasi
Advokat itu sendiri. Hal tersebut memiliki maksud yakni apabila seorang
Advokat bergabung ke dalam organisasi maka mereka akan saling
mengenal dan berpresepsi bahwa mereka adalah rekan sejawat yang
memang harus menjaga hubungan yang baik. Organisasi Advokat sendiri
juga memiliki peraturan yang mengikat bagi anggota nya dimana pastinya
aturan tersebut merupakan himbauan untuk melakukan hal-hal yang
semestinya dan mengarah kepada hal yang positif. Berkaitan dengan
hubungan Advokat dengan masyarakat ini dapat dijalin oleh organisasi
Advokat dengan cara melakukan seminar ataupun pada saat Advokat dari
organisasi tersebut melayani kliennya.

Peran dan fungsi organisasi Advokat yang terakhir adalah


membina hubungan baik dengan organisasi Advokat di negara lain dan di
tingkat internasional. Sebagai organisasi yang memang menaungi seluruh
bagian Advokat yang ada di Negara Indonesia maka sudah seharusnya
organisasi Advokat di negara ini menjaga hubungan dengan organisasi
Advokat di negara lain dikarenakan seluruh pihak yang berprofesi sebagai
Advokat merupakan teman sejawat yang tetap harus dijaga hubungannya
dalam rangka menjaga martabat profesi Advokat itu sendiri.

3. Apa yang anda ketahui tentang jenis dan karakteristik kantor hukum yang
ada di Indonesia ? Jelaskan !

Jawaban :

Jenis kantor hukum di Indonesia ada tiga yakni kantor hukum


perseorangan, firma dan persekutuan perdata. Kantor hukum dengan jenis
perseorangan merupakan kantor hukum yang didirikan oleh satu orang
dimana pendiri tersebut merupakan seseorang yang telah berprofesi
sebagai Advokat. Kantor hukum yang bersifat perseorangan ini memiliki
karakteristik yakni tidak berbentuk badan hukum akan tetapi Advokat
yang mendirikan kantor tersebut tetap dapat membuat akta pendirian di
hadapan Notaris. Kantor hukum perseorangan ini dipertanggungjawabkan
secara individu yakni hanya pendirilah yang memiliki tanggung jawab
akan kantor tersebut.

Kantor hukum dalam bentuk firma merupakan kantor hukum yang


kebanyakan didirikan di Indonesia. Firma sendiri merupakan suatu
perseroan yang didirikan untuk melakukan suatu usaha di bawah satu
nama bersama dimana hal tersebut merupakan karakteristik dari kantor
hukum yang bersifat firma (Pasal 16 KUHD). Kantor hukum dalam bentuk
firma ini harus didirikan dengan menggunakan akta notaris dimana pendiri
kantor hukum ini merupakan seseorang yang telah berprofesi sebagai
Advokat. Pertanggungjawaban akan kantor hukum firma ini bersifat
tanggung renteng. Hal tersebut berarti para Advokat yang menjadi sekutu
dari kantor hukum tersebut secara bersama-sama bertanggungjawab
hingga asset pribadi mereka masing-masing di luar persekutuan (Pasal 18
KUHD).
Kantor hukum yang berbentuk sebagai Persekutuan Perdata
(maatschap) merupakan kantor hukum yang didirikan oleh Advokat
berjumlah dua orang atau lebih. Berdasarkan ketentuan Pasal 1618 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata), persekutuan perdata
adalah “suatu perjanjian, dengan mana dua orang atau lebih mengikatkan
diri untuk memasukkan sesuatu (inbreng) ke dalam persekutuan dengan
maksud untuk membagi keuntungan yang diperoleh karenanya”. Advokat
yang berada atau menjadi anggota dalam kantor hukum dengan bentuk
persekutuan perdata atau maatschap ini bertanggungjawab secara pribadi
dan bertindak atas nama dirinya sendiri (Pasal 1642 KUHPerdata).
Umumnya kantor hukum jenis ini juga banyak di dapati di Indonesia dan
merupakan kantor hukum yang dianggap paling tepat untuk didirikan
dikarenakan sifat pertanggungjawaban atas nama masing-masing Advokat
itu sendiri.

4. Bagaimana menurut anda, bila ingin menjadi Advokat, apakah Kantor


Advokat yang anda dirikan harus mempunyai Manajemen Law Firm yang
baik ? Jelaskan jawaban anda ? Bagaimana pengertian manajemen kantor
Advokat yang baik ? Apa sebenarnya fungsi management di kantor
Advokat tersebut ? Jelaskan dengan disertai contohnya!

Jawaban :

Apabila kita telah menjadi Advokat dan ingin mendirikan sebuah


kantor Advokat maka hal tersebut juga harus diimbangi dengan
manajemen law firm yang baik dari kantor advokat tersebut. Keberhasilan
sebuah kantor Advokat dinilai dari system manajemen law firm nya.
Banyak sekali kantor-kantor Advokat yang tidak dapat mempertahankan
eksistensi nya di ranah hukum diakibatkan system dari manajemen law
firm nya masih belum diatur atau dikelola dengan sebaik mungkin. Dapat
diakui bahwa manajemen kantor yang baik sangat diperlukan dalam proses
berlangsungnya sebuah kantor Advokat dikarenakan untuk menjadi kantor
Advokat yang baik maka diperlukan orang-orang yang mampu mengelola
kantor tersebut agar dapat berjalan dengan prima serta dibutuhkan seorang
pemimpin atau leader yang dapat mengarahkan anggota nya agar
menjadikan kantor yang dinaungi menjadi kantor Advokat yang berhasil.
Berhasil disini bukan hanya tentang bagaimana kantor tersebut
mendapatkan banyak klien akan tetapi keberhasilan sebuah kantor hukum
sendiri adalah apabila kantor tersebut dapat menjaga keeksistensiannya
hingga kapanpun. Apabila eksistensi sebuah kantor Advokat dapat terjaga
maka kantor tersebut memiliki manajemen law firm yang baik.

Manajemen kantor Advokat yang baik memiliki arti yakni dimana


pengelolaan kantor hukum yang diarahkan untuk menjalankan kegiatan
penanganan masalah hukum baik bersifat litigasi maupun non litigasi bagi
kepentingan hukum pemberian kuasa dapat berjalan dengan baik.
Manajemen law firm yang baik juga tidak hanya dilihat dari cara
penanganannya saja, akan tetapi manajemen law firm yang baik juga
merupakan suatu keadaan dimana seorang pemimpin atau leader dari
kantor Advokat tersebut yang biasanya merupakan seorang Advokat
pemiliki kantor hukum itu dapat memberikan arahan dan hasil yang positif
dalam mendidik anggota-anggota nya menjadi orang-orang hukum yang
tetap menjaga attitude atau perilaku nya dalam menjadi bagian dari
penegak hukum. Selain itu, manajemen kantor Advokat yang baik ditandai
dengan suatu keadaan dimana aktivitas di dalam kantor Advokat tersebut
dapat terarah dengan baik dan dapat diatur dengan memperhatikan
ketentuan kode etik profesi Advokat dan Undang-Undang Nomor 18
Tahun 2003 tentang Advokat.

Seperti yang telah disampaikan oleh guru kami yakni Bapak Dr.
Soehartono Soemarto, S.H., M.Hum bahwa kantor Advokat yang memiliki
manajemen law firm yang baik maka kantor tersebut akan tetap dapat
bertahan dalam kondisi apapun. Manajemen dalam kantor Advokat sendiri
memiliki 4 fungsi yakni yang pertama adalah fungsi Perencanaan. Fungsi
ini merupakan fungsi yang direalisasikan dengan cara menentukan apa saja
tujuan yang ingin dicapai oleh kantor Advokat tersebut. Contohnya adalah
perencanaan agar kantor Advokat tersebut dapat berjalan dengan konsisten
dimana anggota dari kantor Advokat tersebut mempelajari bagaimana cara
agar menarik perhatian klien agar dapat berkonsultasi dengan pihak-pihak
yang ada pada kantor Advokat tersebut. Cara menarik perhatian klien
tersebut dapat dilakukan dengan cara memperluas wawasan terkait dengan
berbagai pengetahuan ditambah dengan tetap menjaga perilaku agar klien
segan terhadap kita.

Fungsi kedua adalah fungsi pengorganisasian. Fungsi ini


merupakan fungsi manajemen yang mengelompokkan orang / pegawai dan
penentuan tugas para pegawai yang berada pada kantor Advokat tersebut.
Fungsi ini direalisasikan dengan contoh yakni menetapkan struktur-
struktur yang bertugas pada kantor Advokat tersebut disertai dengan hak
dan kewajibannya. Hal tersebut bertujuan untuk membagi tugas kepada
setiap pihak agar nantinya kantor Advokat tersebut dapat berjalan dengan
baik dan tertata. Fungsi ketiga adalah fungsi pengarahan dimana fungsi ini
merupakan fungsi yang akan didapat apabila kantor Advokat tersebut telah
berjalan. Fungsi pengarahan merupakan fungsi manajemen untuk
memberikan arahan dan perintah kepada seluruh anggota yang ada pada
kantor Advokat tersebut. Contohnya adalah pada saat kepala kantor
Advokat tersebut memberikan arahan kepada anggota-anggota nya agar
dapat memberikan pelayanan yang baik dan adil kepada semua orang yang
datang kepada kantor tersebut agar mereka juga merasa puas dan dapat
mempercayai kantor hukum tersebut sebagai tempat untuk menyelesaikan
permasalahan hukum yang dihadapinya.

Fungsi yang terakhir adalah Fungsi Pengendalian. Dengan adanya


manajemen kantor Advokat yang baik maka kantor tersebut akan
mendapatkan fungsi ini dimana fungsi pengendalian merupakan fungsi
manajemen untuk tetap meneliti atau memantau perkembangan aktifitas
yang telah direncanakan,sebelumnya oleh kantor Advokat tersebut. Fungsi
ini juga memiliki kegunaan agar seluruh kegiatan yang ada pada kantor
Advokat tersebut dapat terjaga dengan stabil dan setiap kegiatannya dapat
terkontrol. Hal tersebut dapat meminimalisir terjadinya kesalahan atau
penurunan kualitas kinerja anggota kantor Advokat dikarenakan apabila
setiap kegiatannya dipantau dengan baik maka apabila terdapat perubahan
kinerja akan langsung diinformasikan.

Salah satu contoh kantor Advokat yang memiliki manajemen law


firm yang baik adalah kantor Advokat yang dimiliki oleh Bapak Dr.
Soehartono Soemarto, S.H., M.Hum. dikarenakan kantor advokat tersebut
telah mempertahankan eksistensi nya selama puluhan tahun dimana seperti
yang kita ketahui apabila sebuah kantor Advokat tidak memiliki
manajemen law firm yang baik maka keeksistensian tersebut sangat sulit
untuk dipertahankan.

5. Banyak kantor Advokat yang tumbuh hilang silih berganti, yang secara
bisnis sebenarnya kondisi itu tidak sehat. Menurut angan angan saudara,
bagaimana strategi atau cara sebuah manajemen kantor Advokat untuk
dapat bertahan atau survive dalam eksistensinya ? Jelaskan dan terangkan
secara rinci.

Jawaban :

Sejatinya cara agar kantor Advokat dapat mempertahankan


eksistensinya adalah dengan cara memberikan penanaman prinsip kepada
seluruh anggota nya agar harus tetap berpegang teguh terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku yakni Undang-Undang No. 18 Tahun
2003 tentang Advokat dan Kode Etik Advokat sebagai landasan dalam
melakukan penegakan hukum. Pada dasarnya acuan seorang Advokat
dalam menjalankan tugasnya adalah dengan tetap berjalan lurus sesuai
dengan hak dan kewajiban yang telah diatur oleh undang-undang. Selain
itu, kantor Advokat juga harus tetap mengontrol agar setiap anggotanya
tidak menyimpang atau melanggar ketentuan yang telah diatur dalam kode
etik Advokat. Cara berikutnya adalah dengan memberikan edukasi dan
menanamkan prinsip terhadap seluruh anggota yang berada pada kantor
Advokat agar melakukan tugasnya dengan tidak menuruti ego nya untuk
bersikap hedonisme. Gaya hidup setiap Advokat sangat mempengaruhi
bagaimana eksistensi nya di dunia hukum. Hal tersebut dikarenakan
apabila pemikiran yang dimiliki setiap pribadi Advokat hanya bertolak
kepada gaya hidup yang tinggi maka hal itu juga mempengaruhi stigma
masyarakat kepada Advokat tersebut.

Cara selanjutnya adalah dengan tetap terus berusaha untuk


menyempurnakan perilaku atau attitude sebagai penegak hukum yang baik
agar nantinya setiap klien yang datang merasa puas akan apa yang
diberikan oleh Advokat tersebut kepadanya. Selain itu dengan cara
tersebut maka klien juga dapat merasakan adanya kepercayaan kepada
kantor Advokat yang dituju karena Advokat yang terdapat didalamnya
merupakan Advokat dengan kualitas yang baik. Selain itu cara yang dapat
dilakukan adalah dengan tetap terus mengasah kemampuan dan tetap
mempelajari sekaligus menambah wawasan yang lebih luas lagi terhadap
segala jenis ilmu pengetahuan yang ada. Dalam proses penegakan hukum
diperlukan Advokat yang mumpuni dan dapat menyelesaikan
permasalahan dengan baik. Maka dari itu apabila kantor hukum
beranggotakan Advokat-Advokat yang tetap mengasah berbagai
pengetahuannya maka eksistensi kantor tersebut dapat terjaga.

Anda mungkin juga menyukai