Anda di halaman 1dari 3

Akar Teori Radikal: Analisa Marx terhadap Masyarakat Kapitalis Marx menulis sangat sedikit mengenai kriminalitas.

Marx dan Engels menulis tentang konflik kelas yang terdapat di masyarakat kapitalis dan dipercaya menyebabkan runtuhnya kapitalisme. Anilasia mereka berdasarkan konspep sejarah materialisme yang melihat peristiwa empiris masa lalu membentuk sistem sosial di masa depan. Tidak seperti Hegel yang percaya bahwa manusia tidak menciptakan dunia dari ide, Marx dan Engels berpendapat bahwa manusia berasal dari kerja produktif. Marx berargumen, perbedaan periode sejarah pasti memiliki karakteristik pembangunan yang dominan yang berbeda (perbudakan, feodalisme, kapitalis, dan sosialis). Hal ini karna terdapat perbedaan faktor produksi yang lebih dominan (teknologi, sumberdaya, alat, tenaga, pengetahuan, and kemampuan). Bila dihubungkan, maka dapat dilihat perbedaan kondisi perekonomian dari sistem operasi produksi, misalnya dari masyarakat agrikultur hingga industri. Poin penting lain yang dijelaskan oleh Marx adalah ketika masyarakat mencari nafkah, ia tidak terisolasi namun berasosiasi. Oleh karna itu proses produksi tidak hanya menghasilkan materi tapi juga sosialisasi. Berdasarkan pengamatan Marx dalam sejarah produksi, konflik kelas yang terjadi di masyarakat kapitalis adalah konflik antara pemilik (owners) dengan tenaga kerja (labor). Konflik kelas terjadi karna adanya ketidaksamaan pendapatan dimana pekerja yang mengetahui tenaganya bisa dinilai lebih menuntut kenaikan upah (wage), sedangkan pemilik menjaga nilai (value) pekerjaanya untuk menjaga keuntungan (profit). Keuntungan harus terjaga agar dapat melangsungkan produksi dengan menjaga upah pekerja tetap rendah. Masyarakat kapitalis melihat bahwa lebih baik mempekerjakan tenaga kerja baru yang diupahkan rendah, daripada tidak melakukan produksi sama sekali. Pengangguran adalah akibat dari perusahaan yang memilih untuk menjaga jumlah pekerja seminim mungkin. Pengangguran ini yang kemudian menjadi akar kemiskinan dan kemiskinan menjadi akar kriminalitas. Para pengangguran yang kemudian berprofesi sebagai kriminal dianggap membahayakan sistem kapitalis. Dari sudut pandang ini, kejahatan menjadi tak terhindarkan dari efek kapitalisme. Muncul pertanyaan, kenapa para pekerja tidak melakukan apa-apa terhadap sistem kapitalis? Kesadaran palsu menurut Marx menjadi jawabannya. Contohnya, agama mengajarkan bahwa hidup sederhana itu baik, dan kita harus menirima posisi kita selama hidup dengan imbalan surga setelah mati. Sedangkan pendidikan dalam masyrakat kapitalis mengajarkan kita bahwa persaingan dan kerja keras dimasyrakat membuat membuat kita mendapatkan materi yang lebih baik (wealthy). Hal lain yang sama pentingnya dalam superstruktur kapitalisme adalah ketersediaan hukum. Hukum kapitalis ini dikenal dengan legalitas borjuis Hukum inilah yang mengatur batasan hak pekerja dan perusahaan. Masyarakat terstimulus merasakan perlindungan dari hukum. Hukum membatasi eksploitasi berlebihan, namun juga menjaga eksploitasi tetap ada. Pekerja menjual kebebasannya (freedom) kepada perusahaan agar perusahaan dapat melakukan produksi. Marx dan Engels juga melihat bahwa sistem kapitalis produktif rawan kejahatan (criminogenic). Maka dari itu dibuatlah aturan yang mengisolasi pekerja. Aturan itu adalah: 1) Mereka memproduksi, tapi tidak memiliki hasil produksinya. 2) Mereka menaati aturan dan di kontrol dari perusahaan. 3) Melakukan pekerjaan yang identik (tidak berubah). 4) Tidak ada persaingan

kompetisi antara pekerja dengan perusahaan. Aturan ini membuat pekerja seperti robot dan dapat dijauhkan dari tindakan kriminal. Kriminalitas juga berkembang seiring dengan perkembangan teknologi. Semakin meningkatnya pemakaian tenaga kerja mesin, semakin efisien produktifitas, namun juga menurunkan kualitas dan kebutuhan akan tenaga kerja manusia. Para pekerja yang kehilangan pekerjaanya karna kalah saing dengan mesin kemudian terpuruk dan beralih profesi menjadi kriminal. Persaingan pekerja tidak hanya terhadap perusahaan tetapi juga sesama pekerja. Singkatnya, setiap orang akan melihat tetangganya sebagai saingannya dalam mencari pekerjaan di masa kini. Akhirnya, Marx dan Engels juga melihat kriminal tidak hanya sumber kejahatan tetapi juga sebagai sumber penghasilan (crime law). Profesor yang mengajarkan hukum pidana, polisi, hakim, hingga detektif menjadi profesi karna meningkatnya kriminalitas. Kriminalitas dan Kondisi Ekonomi menurut Bonger Bonger menambahkan dan mengembangkan pandangan Marx terhadap kapitalisme. Menurutnya kejahatan tidak hanya dilakukan oleh pekerja tetapi juga petinggi perusahaan terhadap para pekerja. Bentuk kejahatan seperti pelecehan seksual, kejahatan politik, dsb. Motifnya karna pengawas perusahaan merasa memiliki kuasa atas para pekerja. Kejahatan kapitalisme dari kemiskinkan, merusak moral dan kemanusiaan, bertambah egoisme. Dan dahulu, keserakahan dan kejahatan yang dilakukan oleh petinggi perusahaan tidak terbendung, oleh karna itu diciptakan hukum yang mengatur kaum borjuis. Kriminologi Radikal Kontemporer Era 1960 di Amerika Serikat merupakan puncak dari revolusi kriminologi radikal. Begitu banyak keluhan terhadap kejahatan yang terjadi, seperti perang Vietnam, revolusi Seks, gerakan perlindungan HAM, dan pemberdayaan wanita. Univeritas diBerkeley, California menjadi penggerak kriminologi radikal, yang kemudian presiden Ronald Reagan mendengar ide mereka dan mensahkan Sekolah Kriminologi. Pusat Pemikiran Kriminologi Radikal Para pelopor kriminologi radikal menolak pemikiran / teori oleh individu yang menyatakan bahwa ada manusia yang terpisah dari masyarakat. Mereka juga menolak teori struktural fungsional dari kapitalisme yang dianggap rawan kejahatan. Dorongan ini muncul dari buku The New Criminology yang berisi kritik atas aliran pemikiran positivis, intepretif, dan bangkitnya teori konflik. Para pengarang buku menemukan koneksi antara kapitalis dalam ketidaksamaan yang terjadi di masyarakat dengan konflik sosial. Dan reaksi sosial terhadap konflik sosial adalah dengan memperkuat hukum. Pemikiran dasar dirangkum menjadi 6 pokok pikiran 1. 2. 3. 4. Kapitalisme membentuk institusi sosial, identitas sosial, dan aksi sosial Kapitalisme menciptakan konflik kelas dan kontradiksi Kejahatan adalah respon terhadap kapitalisme dan kontradiksinya Hukum kapitalis memfasilitasi dan menyembunyikan kejahatan atas dominasi dan represi

5. Kejahatan menjadi fungsional karna kapitalisme 6. Hukum adalah bentuk dari respon sosial terhadap kapitalisme Negara Kapitalis dan Kontrol Kejahatan: Marxisme Instrumental Vs. Marxisme Struktural Teori radikal mengarah ke 2 arah, instrumental dan struktural. Perbedaan diantara keduanya terlihat dalam aplikasinya di negara kapitalis. Instrumental melihat hubungan antara kelas ekonomi dengan pemerintahan. Instrumental beranggapan sistem hukum dan keadilan bersifat memaksa dan digunakan untuk mengatur golongan bawah. Sedangkan Struktural lebih peran otonom dalam pemerintahan. Batasan dan Implikasi Kebijakan dalam Kriminologi Marxis dan Teori Radikal Implikasi kebijakan dari radikal teori jelas terlihat. Jika struktur sosial adalah penyebab konflik menghasilkan eksploitasi dan kejahatan, solusinya adalah mengganti struktur sosial.

Anda mungkin juga menyukai