Lalu terkait suami beristeri lebih dari satu, misal dua maka sebagai
isteri kedua yang dinikahi berdasarkan hukum perkawinan (bukan
pernikahan siri atau di bawah tangan), isteri kedua ini berhak menjadi ahli
waris dari suami yang meninggal. Perhitungannya adalah harta yang
diperoleh dari suami dan isteri dalam rumah tangganya maka masing-
masing mendapat ½ bagian dari harta gono-gini. Selanjutnya, mengenai hak
istri kedua atas harta tidak bergerak yang ditinggalkan oleh suami, kita dapat
merujuk pada Pasal 94 KHI, dijelaskan bahwa:
➢ Harta bersama dari perkawinan seorang suami yang mempunyai istri
lebih dari seorang, masing-masing terpisah dan berdiri sendiri.
➢ Pemilikan harta bersama dari perkawinan seorang suami yang
mempunyai isteri lebih dari seorang sebagaimana tersebut ayat (1),
dihitung pada saat berlangsungnya akad perkawinan yang kedua,
ketiga atau keempat.
b. Apa sebab suami dan isteri (keduanya) tidak mendapat pengembalian harta waris,
bila ada sisa harta waris?
Suami dan isteri (keduanya) tidak mendapat pengembalian harta waris, bila
ada sisa harta waris (radd) karena radd hanya diberikan kepada dzawil furudh
sepertalian darah (Al-Anfal: 75). Kekerabatan antara suami dan isteri bukanlah
karena nasab, akan tetapi karena kekerabatan sababiyah (karena sebab), yaitu
adanya ikatan tali pernikahan. Dan kekerabatan ini akan putus karena kematian,
maka dari itu mereka (suami dan istri)tidak berhak mendapatkan ar-radd. Mereka
hanya mendapat bagian sesuai bagian yang menjadi hak masing-masing. Maka
apabila dalam suatu keadaan pembagian waris terdapat kelebihan atau sisa dari
harta waris, suami atau istri tidak mendapatkan bagian sebagai tambahan dari sisa
harta waris yang ada.
c. Ada peristiwa kewarisan, dengan ahli warisnya: (1) 1 Anak Perempuan (2) 1 Cucu
Perempuan dari anak laki-laki (3) Ibu (4) 1 Saudara Perempuan Kandung (5) 1
LEMBAR JAWABAN
UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)
UNIVERSITAS PAMULANG
Saudara Laki-Laki Seibu dan 2 Saudara Perempuan Seibu (5) 2 Isteri, dengan harta
warisnya Rp. 696.000.000,00. Berapakah bagian masing-masing?
Ahli waris :
▪ 1 Anak Perempuan
▪ 1 Cucu Perempuan dari anak laki-laki
▪ Ibu
▪ 1 Saudara Perempuan Kandung
▪ 1 Saudara Laki-Laki Seibu dan 2 Saudara Perempuan Seibu
▪ 2 Isteri
Dengan harta warisnya Rp. 696.000.000.
Ahli Waris Bagian AM =
24
1 Anak Pr 1/2 12
1 Cucu Pr dari Anak Lk 1/6 4
Ibu 1/6 4
1 Sdr Pr Kandung Ashobah-maal-ghoir sisa
1 Sdr Lk & 2 Sdr Pr Seibu -(Terhalang anak & -
cucu)
2 Isteri 1/8 3
Masalahnya disesuaikan dari dua puluh empat (24) menjadi empat puluh
delapan (48)
Bagian Anak Pr menjadi 24
Bagian Cucu Pr dari Anak Lk menjadi 8
Bagian Ibu menjadi 8
Bagian Sdr Pr Kandung menjadi 2
Bagian Sdr Lk & Sdr Pr Seibu menjadi -
Bagian Isteri menjadi 6
Dengan demikian, bagian masing-masing dari ahli waris adalah sebagai berikut :
1 Anak Pr = 24/48 x Rp. 696.000.000= Rp. 348.000.000
LEMBAR JAWABAN
UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)
UNIVERSITAS PAMULANG
2) 2 orang nenek
2) Ayah
3) Ibu
Dengan demikian, bagian masing-masing dari ahli waris adalah sebagai berikut :
- Suami = 3/6 x Rp. 650.000.000,00 = Rp. 325.000.000,00
- Ibu = 1/6 x Rp. 650.000.000,00 = Rp. 108.333.333,00
- Ayah = 2/6 x Rp. 650.000.000,00 = Rp. 216.666.667,00
TOTAL = Rp. 650.000.000,00
Atau bisa juga dengan cara berikut :
- Suami = 1/2 x Rp. 650.000.000,00 = Rp. 325.000.000,00
LEMBAR JAWABAN
UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)
UNIVERSITAS PAMULANG
b. Ahli waris terdiri dari : Suami, Ibu, Kakek, Saudara Perempuan Kandung.
Sedangkan harta waris Rp. 108.000.000.000,00
Ahli waris :
- Suami
- Ibu
- Kakek
- Saudara Perempuan Kandung
Dengan demikian, bagian masing-masing dari ahli waris adalah sebagai berikut :
- Suami = 3/6 x Rp. 108.000.000,00 = Rp. 54.000.000,00
LEMBAR JAWABAN
UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)
UNIVERSITAS PAMULANG
✓ Ketentuan mawaris bagi ahli waris khuntsa musykil dalam Hukum Islam adalah
khuntsa musykil terlebih dahulu diperkirakan sebagai laki-laki kemudian
perempuan. Khuntsa dan ahli waris lain mendapat bagian atas perkiraan yang
terkecil dan meyakinkan, sedang sisanya yang masih diragukan ditahan sampai
status hukum khuntsa menjadi jelas. Apabila persoalan khuntsa jelas,
penerimaan semua ahli waris disempurnakan dengan menambahkan bagian
kepada mereka yang berkurang menurut penerimaan yang seharusnya mereka
terima. Bila sampai waktu cukup tapi status khuntsa belum jelas maka semua
ahli waris mengadakan perundingan damai (islah) untuk saling memberikan
terhadap sisa yang ditahan.
LEMBAR JAWABAN
UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)
UNIVERSITAS PAMULANG
✓ Penyelesaian waris bagi ahli waris yang masih dibawah umur ini apabila orang
tuanya masih hidup maka harta anak dibawah umur diurus oleh orang tuanya,
tetapi jika kedua orang tuanya sudah meninggal dunia maka harus diangkat wali
bisa dari saudara- saudaranya atau yang lain dan wali ditetapkan oleh
Pengadilan. Ahli waris yang masih di bawah umur memerlukan wali karena ia
belum dapat bertindak secara hukum. Wali memiliki kuasa dan tanggung jawab
terhadap pengurusan harta warisan maupun hak- hak lain yang didapat oleh
anak, juga terhadap perbuatan lain yang perlu dilakukan demi kepentingan harta
itu sendiri dengan tujuan mendukung dan menjamin masa depan anak.
Pengurusan ini dilakukan supaya hak yang melekat pada diri anak tersebut
terhadap harta peninggalan orang tuanya tetap terlindungi dan tidak
memunculkan kerugian. Wali tidak diperbolehkan memindahkan hak dan
menggadaikan barang- barang tetap yang menjadi hak dan dimiliki anak yang
berada dibawah perwaliannya, kecuali jika kepentingan masa depan si anak
menghendakinya. Wali anak juga bertanggung jawab untuk mencatat jumlah
harta dan perubahan harta selama perwalian, dan menyerahkan harta tersebut
kepada anak setelah dewasa.
LEMBAR JAWABAN
UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)
UNIVERSITAS PAMULANG