Anda di halaman 1dari 6

Nama : Layla Qadariyah

Nim : 191010201000

Matkul : Ilmu Perundang – undangan

Tugas ke 3

Lembaga/Pejabat pembentuk peraturan perundang – undangan.

1. Presiden
a. Pasal 22
(1) Dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, Presiden berhak menetapkan
peraturan pemerintah sebagai pengganti undangundang.
b. Pasal 5
(1) Presiden berhak mengajukan rancangan undangundang kepada Dewan
Perwakilan Rakyat. *)
(2) Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undangundang
sebagaimana mestinya.
c. Pasal 4
(1) Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut
UndangUndang Dasar.
(2) Dalam melakukan kewajibannya Presiden dibantu oleh satu orang Wakil
Presiden.
2. Menteri – Menteri Negara
• Pasal 7
➢ Pasal 7A
Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan
sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk
satu kali masa jabatan.*)
➢ Pasal 7B
Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diberhentikan dalam masa
jabatannya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat atas usul Dewan
Perwakilan Rakyat, baik apabila terbukti telah melakukan pelanggaran
hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak
pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela maupun apabila terbukti tidak
lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden. ***)
➢ Pasal 7C
(1) Usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diajukan
oleh Dewan Perwakilan Rakyat kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat
hanya dengan terlebih dahulu mengajukan permintaan kepada Mahkamah
Konstitusi untuk memeriksa, mengadili, dan memutus pendapat Dewan
Perwakilan Rakyat bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah
melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara,
korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela;
dan/atau pendapat bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi
memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden. ***)
(2) Pendapat Dewan Perwakilan Rakyat bahwa Presiden dan/atau Wakil
Presiden telah melakukan pelanggaran hukum tersebut ataupun telah tidak
lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden adalah
dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat.
***)
(3) Pengajuan permintaan Dewan Perwakilan Rakyat kepada Mahkamah
Konstitusi hanya dapat dilakukan dengan dukungan sekurangkurangnya 2/3
dari jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang hadir dalam sidang
paripurna yang dihadiri oleh sekurangkurangnya 2/3 dari jumlah anggota
Dewan Perwakilan Rakyat. ***)
(4) Mahkamah Konstitusi wajib memeriksa, mengadili, dan memutus
dengan seadiladilnya terhadap pendapat Dewan Perwakilan Rakyat tersebut
paling lama sembilan puluh hari setelah permintaan Dewan Perwakilan
Rakyat itu diterima oleh Mahkamah Konstitusi. ***)
(5) Apabila Mahkamah Konstitusi memutuskan bahwa Presiden dan/atau
Wakil Presiden terbukti melakukan pelanggaran hukum berupa
pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat
lainnya, atau perbuatan tercela; dan/atau terbukti bahwa Presiden dan/atau
Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil
Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat menyelenggarakan sidang paripurna
untuk meneruskan usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden
kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat. ***)
(6) Majelis Permusyawaratan Rakyat wajib menyelenggarakan sidang
untuk memutuskan usul Dewan Perwakilan Rakyat tersebut paling lambat
tiga puluh hari sejak Majelis Permusyawaratan Rakyat menerima usul
tersebut. ***)
(7) Keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat atas usul pemberhentian
Presiden dan/atau Wakil Presiden harus diambil dalam rapat paripurna
Majelis Permusyawaratan Rakyat yang dihadiri oleh sekurangkurangnya
3/4 dari jumlah anggota dan disetujui oleh sekurangkurangnya 2/3 dari
jumlah anggota yang hadir, setelah Presiden dan/atau Wakil Presiden diberi
kesempatan menyampaikan penjelasan dalam rapat paripurna Majelis
Permusyawaratan Rakyat. ***)
➢ Pasal 7D
Presiden tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan Dewan
Perwakilan Rakyat.
3. Peraturan Lembaga pemerintah
• UU No. 23 tahun 1999
➢ Pasal 1 angka 8 , Peraturan Bank Indonesia adalah ketentuan hukum yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia dan mengikat setiap orang atau badan dan
dimuat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia;
➢ Pasal 4
(1) Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia.
(2) Bank Indonesia adalah lembaga negara yang independen, bebas dari
campur tangan Pemerintah dan atau pihak-pihak lainnya, kecuali untuk hal-
hal yang secara tegas diatur dalam Undang-undang ini.
(3) Bank Indonesia adalah badan hukum berdasarkan Undang-undang ini.
4. Peraturan Daerah
a. Pasal 18 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan tega s
menyatakan bahwa pemerintahan daerah provinsi, kabupaten dan kota
mengatur dan mengurus sendiri pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas
pembantu.
b. pasal 18 ayat (6) UUD 1945: “Pemerintah daerah 2
berwenangmenetapkanperaturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk
melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan"
c. UU No. 23 tahun 2014
Pasal 236
(1) Untuk menyelenggarakan Otonomi Daerah dan Tugas Pembantuan, Daerah
membentuk Perda.
(2) Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk oleh DPRD dengan
persetujuan bersama kepala Daerah.
(3) Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat materi muatan:
a. penyelenggaraan Otonomi Daerah dan Tugas Pembantuan; dan
b. penjabaran lebih lanjut ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi.
(4) Selain materi muatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Perda dapat
memuat materi muatan lokal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
• Kepala Daerah
❖ UU No. 23 tahun 2014
➢ Pasal 59 ayat 1, Setiap Daerah dipimpin oleh kepala Pemerintahan Daerah
yang disebut kepala daerah.
➢ Pasal 65
(1) Kepala daerah mempunyai tugas:
a. memimpin pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
Daerah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD;
b. memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat;
c. menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang RPJPD dan
rancangan Perda tentang RPJMD kepada DPRD untuk dibahas bersama
DPRD, serta menyusun dan menetapkan RKPD;
d. menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang APBD, rancangan
Perda tentang perubahan APBD, dan rancangan Perda tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD untuk dibahas
bersama;
e. mewakili Daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat
menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan;
f. mengusulkan pengangkatan wakil kepala daerah; dan
g. melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepala
daerah berwenang:
a. mengajukan rancangan Perda;
b. menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD;
c. menetapkan Perkada dan keputusan kepala daerah;
d. mengambil tindakan tertentu dalam keadaan mendesak yang sangat
dibutuhkan oleh Daerah dan/atau masyarakat;
e. melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(3) Kepala daerah yang sedang menjalani masa tahanan dilarang
melaksanakan tugas dan kewenangannya sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2).
(4) Dalam hal kepala daerah sedang menjalani masa tahanan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) atau berhalangan sementara, wakil kepala daerah
melaksanakan tugas dan wewenang kepala daerah.
(5) Apabila kepala daerah sedang menjalani masa tahanan atau berhalangan
sementara dan tidak ada wakil kepala daerah, sekretaris daerah
melaksanakan tugas sehari-hari kepala daerah.
(6) Apabila kepala daerah dan wakil kepala daerah sedang menjalani masa
tahanan atau berhalangan sementara, sekretaris daerah melaksanakan tugas
sehari-hari kepala daerah.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan tugas dan wewenang
kepala daerah oleh wakil kepala daerah dan pelaksanaan tugas sehari-hari
kepala daerah oleh sekretaris daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
sampai dengan ayat (6) diatur dalam peraturan pemerintah.
➢ Pasal 246
(1) Untuk melaksanakan Perda atau atas kuasa peraturan perundang-
undangan, kepala daerah menetapkan Perkada
5. Peraturan Desa
❖ UU No. 6 tahun 2014
➢ Pasal 1 angka 7, Peraturan Desa adalah peraturan perundangundangan yang
ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan
Permusyawaratan Desa.
➢ Pasal 69 ayat 1, Jenis peraturan di Desa terdiri atas Peraturan Desa,
peraturan bersama Kepala Desa, dan peraturan Kepala Desa.
• Kepala Desa
➢ Pasal 6
(1) Jenis peraturan di Desa terdiri atas Peraturan Desa, peraturan bersama
Kepala Desa, dan peraturan Kepala Desa.
(2) Peraturan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang bertentangan
dengan kepentingan umum dan/atau ketentuan peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai