Anda di halaman 1dari 72

UNDANG- UNDANG 1945( PERTAMA)

Terdiri dari :
 Pembukaan(preambule)
 Batang Tubuh (16 bab, 37 pasal, 49 ayat, 4 pasal aturan peralihan & 2 ayat aturan
tambahan)
 Penjelasan (umum & pasal-pasal)
BAB I

Bentuk dan Kedaulatan

Pasal 1

Ayat (1) Negara Indonesia ialah Negara kesatuan, yang berbentuk republik

 Ketentuan 1 : [Indonesia] Negara Kesatuan


 Ketentuan 2 :[Negara] Republik

Ayat (2) Kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat.

 Ketentuan 3 : [menganut paham] kedaulatan rakyat


 Ketentuan 4 : MPR pelaku *sepenuhya* kedaulatan rakyat

BAB II

Majelis Permusyawaratan Rakyat

Pasal 2

Ayat (1) Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota-anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, ditambah dengan utusan-utusan dari daerah-daerah dan golongan-golongan, menurut
aturan yang ditetapkan dengan undang-undang.

 Ketentuan 5 : [MPR] Anggota-anggota DPR


 Ketentuan 6 : utusan-utusan dari daerah-daerah dan golongan-golongan *menurut aturan*
undang-undang

Ayat (2) Majelis Permusyawaratan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di
ibukota Negara.

 Ketentuan 7 : MPR bersidang dalam lima tahun sekali di ibukota Negara

Ayat (3) Segala putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat ditetapkan dengan suara yang
terbanyak.

 Ketentuan 8 : putusan MPR *sepenuhnya* ditetapkan oleh suara terbanyak

Pasal 3

Majelis Permusyawaratan Rakyat menetapkan Undang-Undang Dasar dan garis-garis besar dari
ada haluan negara.

 Ketentuan 9 :UUD dan garis besar haluanNegara ditetapkan oleh MPR

BAB III

Kekuasaan Pemerintah Negara

Pasal 4

Ayat (1) Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-
Undang Dasar.

 Ketentuan 10 : [Presiden] memegang kekuasaan pemerintahan *diatur* UUD

Ayat (2) Dalam melakukan kewajibannya Presiden dibantu oleh satu orang Wakil Presiden.

 Ketentuan 10 : [Wakil Presiden] membantu [Presiden] melakukan tugasnya

Pasal 5

Ayat (1) Presiden memegang kekuasaan membentuk undang- undang dengan persetujuan Dewan

Perwakilan Rakyat.
 Ketentuan 11 : Pembentukkan Undang-undang *dibentuk* presiden oleh
persetujuan DPR
Ayat (2) Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-undang
sebagaimana mestinya.
 Ketentuan 12 : peraturan pemerintah ditetapkan presiden
Pasal 6

(1) Presiden ialah orang Indonesia asli


 Ketentuan 12: [Presiden] .warga negara asli
(2) Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan suara

yang terbanyak.

 Ketentuan 13: [Presiden] [wakil presiden] dipilih melalui suara terbanyk oleh
MPR
Pasal 7

Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatannya selama masa lima tahun, dan sesudahnya
dapat dipilih kembali.

 Ketentuan 14 : setelah lima tahun memegang jabatan presiden dan wakil presiden
dapat dipilih lagi > melalui pemilu
Pasal 8

Jika Presiden mangkat, berhenti, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa
jabatannya, ia diganti oleh Wakil Presiden sampai habis waktunya.

 Ketentuan 15: Wakil Presiden menggantikkan Presiden yang tidak dapat


melakukan kewajibannya pada saat dalam masa jabatan
Pasal 9

Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil Presiden bersumpah menurut agama, atau
berjanji dengan sungguh-sungguh di hadapan Majelis Permusyawaratan Rakyat atau Dewan
Perwakilan Rakyat sebagai berikut:

Sumpah Presiden (Wakil Presiden):


"Demi Allah, saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia (Wakil
Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh
Undang- Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan
selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa.

"Janji Presiden (WakilPresiden):

"Saya berjanji dengan sungguh-sungguh akan memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia
(Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan seadil- adilnya, memegang
teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang- undang dan peraturannya dengan
seluruslurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa."

 Ketentuan 16 : sebelum memangku jabatannya presiden dan wakil presiden


bersumpah menurut agama dihadapan > MPR atau DPR
Pasal 10

Presiden memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan
Angkatan Udara

 Ketemtuan 18: [Presiden] memegang kekuasaan tertinggi


 Ketentuan 19 : angkatan darat, angkatan laut, dan angkatan udara menjalankan tugasnya
atas perintah presiden.
Pasal 11

Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang, membuat


perdamaian dan perjanjian dengan negara lain.

 Ketentuan 20 : presiden harus memiliki persetujuan DPR untuk menyatakan


perang,membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain.
Pasal 12

Presiden menyatakan keadaan bahaya. Syarat-syarat dan akibatnya keadaan bahaya ditetapkan
dengan undang-undang.

 Ketentuan 21 : [Presiden] Menyatakan keadaan bahaya ditetapkan oleh undang-undang


Pasal 13

Ayat (1)Presiden mengangkat duta dan konsul.

 Ketentuan 22 : Duta dan Konsul diangkat oleh presiden

Ayat (2) Presiden menerima duta negara lain.

 Ketentuan 23 : Duta Negara lain diterima oleh Presiden

Pasal 14

Presiden memberi grasi, amnesti, abolisi, dan rehabilitasi.

 Ketentuan 24 : [presiden] kekuasaan memberi grasi,amnesti, abolisi, dan rehabilitas

Pasal 15

Presiden memberi gelaran, tanda jasa ,dan lain-lain tanda kehormatan.

 Ketentuan 25 : [Presiden] kekuasaan memberi gelaran,tanda jasa, dan lain-lain tanda


kehormatan.

BAB IV

DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG

Pasal 16

Ayat (1) Susunan Dewan Pertimbangan Agung ditetapkan dengan undang-undang.

 Ketentuan 26 : Dewan Pertimbangan Agung ditetapkan oleh undang-undang

Ayat (2) Dewan ini berkewajiban memberi jawab atas pertanyaan Presiden dan berhak
memajukan
usul kepada pemerintah.

 Ketentuan 27 : [Dewan Pertimbangan Agung] memberi jawaban atas pertanyaan presiden


 Ketentuan 28 [Dewan Pertimbangan Agung] memajukan usul kepada pemerintah

BAB V

KEMENTERIAN NEGARA Pasal 17

Ayat (1) Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara.

 Ketentuan 29 : [menteri] membantu presiden

Ayat 2) Menteri-menteri itu diangkat dan diperhentikan oleh Presiden.

 Ketentuan 30 : [presiden] mengangkat dan memberhentikan menteri.

Ayat (3) Menteri-menteri itu memimpin departemen pemerintahan.

 Ketentuan 31 : [menteri] memimpin departemen pemerintahan

BAB VI PEMERINTAHAN DAERAH

Pasal 18

Pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil, dengan bentuk susunan
pemerintahannya ditetapkan dengan undang-undang, dengan memandang dan mengingati dasar
permusyawaratan dalam sistem pemerintahan negara, dan hak-hak asal-usul dalam daerah-daerah
yang bersifat istimewa.

 Ketentuan 32 :[daerah] dengan bentuk susunan pemerintahannya ditetapkan undang-


undang.
 Ketentuan 33 : bersifat istimewa dengan memandang, mengingat dasar pemusyawaratan
dalam system pemerintahan Negara dan hak-hak asal usul.
BAB VII DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

Pasal 19

Ayat (1) Susunan Dewan Perwakilan Rakyat ditetapkan dengan undang-undang.

 Ketentuan 34 : [DPR] ditetapkan undang-undang

Ayat (2) Dewan Perwakilan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam setahun.

 Ketentuan 35 : [DPR] bersidang sekali dalam setahun

Pasal 20

Ayat (1) Tiap-tiap undang-undang menghendaki persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.

 Ketentuan 36 : [DPR] memberi persetujuan undang-undang

Ayat (2) Jika sesuatu rancangan undang-undang tidak mendapat persetujuan Dewan Perwakilan
Rakyat, maka rancangan tadi tidak boleh dimajukan lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan
Rakyat masa itu.

 Ketentuan 37 :rancangan undang-undang yang tidak mendapat persetujuan DPR tidak


dapat diajukan lagi dalam persidangan DPR.

Pasal 21

Ayat (1) Anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat berhak memajukan rancangan undang-
undang.

 Ketentuan 38 : [DPR] memajukan rancangan undang-undang

Ayat (2) Jika rancangan itu, meskipun disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat, tidak disyahkan
oleh Presiden, maka rancangan tadi tidak boleh dimajukan lagi dalam persidangan Dewan
Perwakilan Rakyat masa itu.
 Ketentuan 39 : rancangan undang-undang yang disetujui DPR, tetapi tidak disyahkan
presiden maka > tidak boleh dimajukan dalam persidangan DPR

Pasal 22

Ayat (1) Dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, Presiden berhak menetapkan peraturan
pemerintah pengganti undang-undang.

 Ketentuan 40 :[presiden] menetapkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang


dalam hal genting yang memaksa .

Ayat (2) Peraturan pemerintah itu harus mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dalam
persidangan yang berikut.

 Ketentuan 41 :[DPR] harus menyetujui peraturan pemerintah dalam persidangan

Ayat (3) Jika tidak mendapat persetujuan, maka peraturan pemerintah itu harus dicabut.

 Ketentuan 42 : peraturan pemerintah harus dicabut jika tidak mendapat persetujuan.

BAB VIII HAL KEUANGAN

Pasal 23

Ayat (1) Anggaran pendapatan dan belanja ditetapkan tiap-tiap tahun dengan undang-undang.
Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui anggaran yang diusulkan pemerintah, maka
pemerintah menjalankan anggaran tahun yang lalu.

 Ketentuan 43 : [Anggaran pendapatan dan belanja] ditetapkan dengan undang-undang


 Ketentuan 44 : Anggaran yang tidak disetujui DPR maka > pemerintah harus
menjalankan anggaran tahun lalu.

Ayat (2) Segala pajak untuk keperluan negara berdasarkan undang-undang.

 Ketentuan 45 : [pajak] ditentui berdasarkan undang-undang


Ayat (3) Macam dan harga mata uang ditetapkan dengan undang-undang.

 Ketentuan 46 : [mata uang] ditetapkan undang-undang

Ayat (4) Hal keuangan negara selanjutnya diatur dengan undang-undang.

 Ketentuan 47 : [keuangan Negara] diatur undang-undang

Ayat (5) Untuk memeriksa tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan suatu Badan
Pemeriksa Keuangan, yang peraturannya ditetapkan dengan undang-undang. Hasil pemeriksaan
itu diberitahukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

 Ketentuan 48 : [BPK] Memiliki tanggung jawab memeriksa keuangan Negara.


 Ketentuan 49 :undang-undang menetapkan peraturan tanggung jawab BPK.
 Ketentuan 50 : [DPR] diberitahu hasil pemeriksaan kekuasaan Negara.

BAB IX KEKUASAAN KEHAKIMAN

Pasal 24

Ayat (1) Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan lain-lain badan
kehakiman menurut undang-undang.

 Ketentuan 51 : [MA dan badan kehakiman] melakukan kekuasaan kehakiman, menurut


undang-undang.

Ayat (2) Susunan dan kekuasaan badan kehakiman itu diatur dengan undang-undang.

 Ketentuan 52 : [Undang-undang] mengatur susunan dan kekuasaan badan kehakiman.

Pasal 25 Syarat-syarat untuk menjadi dan diperhentikan sebagai hakim ditetapkan dengan
undang-undang.

 Ketentuan 53 : kekuasaan hakim harus sesuai syarat-syarat pada undang-undang.


BAB X WARGA NEGARA

Pasal 26

Ayat (1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.

 Ketentuan 54 : [Warga Negara] bangsa Indonesia asli yang disahkan dengan undang-
undang

Ayat (2) Syarat-syarat yang mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-undang.

 Ketentuan 55 : [undang-undang] menetapkan syarat kewarganegaraan.

Pasal 27

Ayat (1) Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

 Ketentuan 56 : [Warga Negara] wajib menjunjung hukum dan pemerintahan.

Ayat (2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.

 Ketentuan 57 : [Warga Negara] memiliki ha katas pekerjaan dan penghidupan layak


kemanusiaan.

Pasal 28

Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan
sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.

 Ketentuan 58 : kemerdekaan berserikat,berkumpul mengeluarkan pikiran dengan lisan


dan tulisan *ditetapkan* undang-undang
BAB XI AGAMA

Pasal 29

Ayat (1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.

 Ketentuan 59 : [Negara] berdasar ketuhan yang maha esa.

Ayat 2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

 Ketentuan 60 : [Negara] menjamin Tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-


masing

BAB XII PERTAHANAN NEGARA

Pasal 30

Ayat (1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara.

 Ketentuan 61 : [warga Negara] berhak dan wajib ikut serta usaha pembelaan Negara.

Ayat (2) Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang.

 Ketentuan 62 : undang-undang mengatur syarat-syarat pembelaan Negara.

BAB XIII PENDIDIKAN

Pasal 31

Ayat (1) Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran.

 Ketentuan 63 : [warga Negara] mendapat pengajaran

Ayat (2) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional,
yang diatur dengan undang-undang.
 Ketentuan 64 :pemerintah mengusahkan dan menyelenggarakan pengajaran nasional
menurut undang-undang.

Pasal 32 Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia.

 Ketentuan 65 : kebudyaan nasional dimajukan oleh pemerintah

BAB XIV KESEJAHTERAAN SOSIAL

Pasal 33

Ayat (1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.

 Ketentuan 66 : [perekonomian] sebagai usaha bersama


 Ketentuan 67 : [menganut asas] kekeluargaan

Ayat (2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh negara.

 Ketentuan 68 : [Negara] menguasai cabang-cabang produksi yang penting dan hajat


hidup orang.

Ayat (3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

 Ketentuan 69 : Kekayaan alam dikuasai oleh Negara untuk kemakmuran rakyat.

Pasal 34 Fakir miskin dan anak-anakyang terlantar dipelihara oleh negara.

 Ketentuan 70 : [Negara] memelihara fakir miskin dan anak-anak.


BAB XV BENDERA DAN BAHASA

Pasal 35 Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih.

 Ketentuan 71 : [bendera Negara] sang merah putih

Pasal 36 Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia.

 Ketentuan 72 : [Bahasa Indonesia] Bahasa Negara.

BAB XVI PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR

Pasal 37

Ayat (1) Untuk mengubah Undang-Undang Dasar sekurang-kurangnya 2/3 dari pada jumlah
anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat harus hadir.

 Ketentuan 73 : untuk mengubah UUD dengan persetujuan > 2/3 anggota MPR yang hadir

Ayat (2) Putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 dari pada jumlah anggota
Majelis Permusyawaratan Rakyat yang hadir.

 Ketentuan 74 : Keputusan perubahan UUD dengan persetujuan >2/3 anggota MPR yang
hadir.
UNDANG-UNDANG SEMENTARA
Terdiri dari :

Bab I
Negara Republik Indonesia

Bagian I
Bentuk Negara dan Kedaulatan

Pasal 1.
Ayat (1).
Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat ialah suatu Negara Hukum yang demokratis dan
berbentuk kesatuan.
Ketentuan 1 : [Indonesia] Negara yang merdeka dan berdaulat
Ketentuan 2 : [Negara] demokratis dan berbentuk kesatuan

Ayat (2).
Kedaulatan Republik Indonesia adalah ditangan Rakyat dan dilakukan oleh Pemerintah bersama-
sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat.
Ketentuan 1 : [Kedaultan Republik Indonesia] *ditangan* Rakyat
Ketentuan 2 : dilakukan Pemerintah dan DPR

Bagian II
Daerah Negara

Pasal 2 .
Republik Indonesia meliputi seluruh daerah Indonesia.
Ketentuan 1 : [Republik Indonesia] Seluruh daerah Indonesia

Bagian III
Lembaga dan bahasa Negara

Pasal 3.
Ayat (1).
Bendera kebangsaan Republik Indonesia ialah bendera Sang Merah Putih.
Ketentuan 1 : [Bendera] Sang Merah Putih

Ayat (2).
Lagu kebangsaan ialah lagu "Indonesia Raya".
Ketentuan 1 : [lagu] Indonesia Raya

Ayat (3).
Meterai dan lambang Negara ditetapkan oleh Pemerintah.
Ketentuan 1 : [Materai dan lambang] *ditetapkan* Pemerintah

Pasal 4.
Bahasa resmi Negara Republik Indonesia ialah Bahasa Indonesia.
Ketentuan 1 : [Bahasa] Bahasa Indonesia

Bagian IV
Kewarga-negaraan dan penduduk Negara

Pasal 5.
Ayat (1).
Kewarga-negaraan Republik Indonesia diatur oleh Undang-undang.
Ketentuan 1 : [kewarga-negaraan] *diatur* Undang-undang
Ayat (2).
Pewarga-negaraan (naturalisasi) dilakukan oleh atau dengan kuasa undang-undang. undang-
undang mengatur akibat-akibat kewarga-negaraan terhadap isteri orang yang telah diwarga-
negarakan dan anak-anaknya yang belum
dewasa.
Ketentuan 1 : Pewarga-negaraan (naturalisasi) dengan kuasa undang-undang
Ketentuan 2 : Undang-undang sepenuhnya mengatur akibat kewarga-negaraan
Ketentuan 3 : terhadap isteri orang yang telah diwarga-negarakan dan anak-anaknya yang belum
dewasa

Pasal 6.
Penduduk negara ialah mereka yang diam di Indonesia menurut aturan-aturan yang ditetapkan
dengan undang-undang.
Ketentuan 1 : [Penduduk Negara] yang diam di Indonesia menurut Undang-undang

BAGIAN V.
Hak-hak dan kebebasan-kebebasan dasar manusia.

Pasal 7.
Ayat (1).
Setiap orang diakui sebagai manusia pribadi terhadap undang-undang.
Ketentuan 1 : [Setiap orang] *diakui* manusia terhadap udang-undang

Ayat (2).
Sekalian orang berhak menuntut perlakukan dan perlindungan yang sama oleh undang-undang.
Ketentuan 2 : [sekalian orang] berhak menuntut perlakuan dan perlindungan

Ayat (3).
Sekalian orang berhak menuntut perlindungan yang sama terhadap tiap-tiap pembelakangan dan
terhadap tiap-tiap penghasutan untuk melakukan pembelakangan demikian.
Ketentuan 1 : [sekalian orang] berhak menunu perlindungan yang sama
Ketentuan 2 : terhadap tiap-tiap pembelakangan dan tiap-tiap penghasutan

Ayat (4).
Setiap orang berhak mendapat bantuan-hukum yang sungguh dari hakim-hakim yang ditentukan
untuk itu, melawan perbuatan perbuatan yang berlawanan dengan hak-hak dasar yang
diperkenankan kepadanya
menurut hukum.
Ketentuan 1 : [setiap orang] berhak mendapat bantuan hukum *dari hakim* untuk melawan
perbuatan yang berlawanan dengan hak dasar

Pasal 8.
Sekalian orang yang ada didaerah Negara sama berhak menuntut perlindungan
untuk diri dan harta-bendanya.
Ketentuan 1 : [sekalian orang] di Negara berhak mendapat perlindungan diri dan harta-bendanya

Pasal 9.
Ayat (1).
Setiap orang berhak dengan bebas bergerak dan tinggal dalam perbatasan Negara.
Ketentuan 1 : [setiap orang] bebas bergerak dan tinggal di perbatasan Negara

Ayat (2).
Setiap orang berhak meninggalkan negeri dan-jika ia warga negara atau penduduk - kembali
kesitu.
Ketentuan 1 : [setiap orang] berhak meninggalkan negeri dan kembali kesitu

Pasal 10.
Tiada seorangpun boleh diperbudak, diperulur atau diperhamba. Perbudakan, perdagangan budak
dan perhambaan dan segala perbuatan berupa apapun yang tujuannya kepada itu, dilarang.
Ketentuan 1 : [Orang] tidak boleh (diperbudak,diperulur atau diperhamba,diperdagangkan dan
segala perbuatan yang dilarang)
Pasal 11.
Tiada seorang juapun akan disiksa ataupun diperlakukan atau dihukum secara
ganas, tidak mengenal peri-kemanusiaan atau menghina.
Ketentuan 1 : [orang] tidak boleh disiksa [diperlakukan secara ganas] dan tidak berperi-
kemanusiaan

Pasal 12.
Tiada seorang juapun boleh ditangkap atau ditahan, selain atas perintah untuk itu oleh kekuasaan
yang sah menurut aturan-aturan undang-undang dalam hal hal dan menurut cara yang
diterangkan dalamnya.
Ketentuan 1 : [orang] tidak boleh ditangkap atau ditahan selain menurut aturan undang-undang

Pasal 13.
Ayat (1).
Setiap orang berhak, dalam persamaan yang sepenuhnya mendapat perlakuan jujur dalam
perkaranya oleh hakim yang tak memihak, dalam hal menetapkan hak-hak dan kewajiban-
kewajibannya dan dalam hal menetapkan apakah suatu tuntutan hukuman yang dimajukan
terhadapnya beralasan atau tidak.
Ketentuan 1 : [setiap orang] berhak mendapat persamaan dan perlakuan jujur oleh hakim
Ketentuan 2 : dalam hal menetapkan hak,kewajibannya,menetapkan suatu tuntutan hukum akan
dimajukan terhadapnya

Ayat (2).
Bertentangan dengan kemauannya tiada seorang jua-pun dapat dipisahkan dari pada hakim, yang
diberikan kepadanya oleh aturan aturan hukum yang berlaku.
Ketentuan 1 : [orang] tidak dapat dipisahkan dari hakimnya sesuai aturan hukum

Pasal 14.
Ayat (1).
Setiap orang yang dituntut karena disangka melakukan sesuatu peristiwa pidana berhak dianggap
tak bersalah, sampai dibuktikan kesalahannya dalam suatu sidang pengadilan, menurut aturan-
aturan hukum yang berlaku, dan ia dalam sidang itu diberikan segala jaminan yang telah
ditentukan dan yang perlu untuk pembelaan.
Ketentuan 1 : [setiap orang] karena disangka melalukan tindak pidana dianggap berhak tidak
bersalah

Ayat (2).
Tiada seorang diucapkan boleh dituntut untuk dihukum atau dijatuhi hukuman, kecuali karena
suatu aturan hukum yang sudah ada dan berlaku terhadapnya.
Ketentuan 1: [orang] tidak boleh dituntut,dihukum atau dijatuhi hukuman
Ketentuan 2 : pengecualian karena aturan yang sudah ada dan berlaku

Ayat (3).
Apabila ada perubahan dalam aturan hukum seperti tersebut dalam ayat di atas, maka dipakailah
ketentuan yang lebih baik sitersangka.
Ketentuan 1 : ada perubahan dalam aturan hukum = dipakai ketentuan yang lebih baik

Pasal 15.
Ayat (1).
Tiada suatu pelanggaran atau kejahatanpun boleh diancamkan hukuman berupa rampasan semua
barang kepunyaan yang bersalah.
Ketentuan 1 : tidak ada pelanggaran atau kejahatan boleh diancam hukum perampasam semua
barang tersangka

Ayat (2).
Tidak suatu hukumanpun mengakibatkan kematian perdata atau kehilangan segala hak-hak
kewargaan.
Ketentuan 1 : tidak ada hukuman mengakibatkan kematian perdata atau kehilangan hak
kewargaan

Pasal 16.
Ayat (1).
Tempat kediaman siapapun tidak boleh diganggu-gugat.
Ketentuan 1 : kediaman orang tidak boleh diganggu-gugat

Ayat (2)
Menginjak suatu pekarangan tempat kediaman atau memasuki suatu rumah bertentangan dengan
kehendak orang yang mendiaminya, hanya dibolehkan dalam hal-hal yang ditetapkan dalam
suatu aturan hukum yang berlaku baginya.
Ketentuan 1 : tidak boleh menginjak dan memasuki rumah seseorang
Ketentuan 1 : pengekecualian dalam hal yang ditetapkan dalam aturan hukum

Pasal 17.
Kemerdekaan dan rahasia dalam perhubungan surat-menyurat tidak boleh diganggu-gugat,
selainnya dari atas perintah hakim atau kekuasaan lain yang telah disahkan untuk itu menurut
peraturan-peraturan undang-undang dalam hal-hal yang diterangkan dalam peraturan itu.
Ketentuan 1 : kemerdekaan dan rahasia perhubungan surat-menyurat tidak boleh diganggu-gugat
selain perintah hakim dan menurut aturang undang-undang

Pasal 18.
Setiap orang berhak atas kebebasan agama, keinsyafan batin dan pikiran.
Ketentuan 1 : [setiap orang] berhak kebebasan agama,keinsyafan batin dan pikiran
Pasal 19.
Setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat.
Ketentuan 1 : [setiap orang] berhak mempunyai dan mengeluarkan pendapat

Pasal 20.
Hak penduduk atas kebebasan berkumpul dan berapat diakui dan diatur dengan undang-undang.
Ketentuan 1 : [Undang-undang] mengatur hak penduduk atas kebebasan berkumpul dan
berpendapat

Pasal 21.
Hak berdemonstrasi dan mogok diakui dan diatur dengan undang-undang.
Ketentuan 1 : hak berdemonstrasi dan mogok diakui dan diatur undang-undang

Pasal 22.
Ayat (1).
Sekalian orang baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama berhak dengan bebas memajukan
pengaduan kepada penguasa, baik dengan lisan ataupun dengan tulisan.
Ketentuan 1 : orang (sendiri maupun bersama) berhak bebas memajukan pengaduan kepada
penguasa (lisan atau tulisan)

Ayat (2).
Sekalian orang baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama berhak memajukan permohonan
kepada penguasa.
Ketentuan 1 : orang (sendiri maupun bersama) berhak memajukan permohonan kepada penguasa

Pasal 23.
Ayat (1).
Setiap warga-negara berhak turut-serta dalam pemerintahan dengan langsung atau dengan
perantaraan wakil-wakil yang dipilih dengan bebas menurut cara yang ditentukan oleh undang-
undang.
Ketentuan 1 : warga Negara berhak dalam pemerintahan langsung atau dengan perantara wakil
yang dipilih menurut yang ditentukan undang-undang

Ayat (2).
Setiap warga-negara dapat diangkat dalam tiap-tiap jabatan pemerintah. Orang asing boleh
diangkat dalam jabatan-jabatan pemerintah menurut aturan-aturan yang ditetapkan oleh undang-
undang.
Ketentuan 1 : warga-negara dapat diangkat dalam jabatab pemerintah.
Ketentuan 2 : orang asing boleh di angkat dalam jabatan pemerintahan menurut aturan undang-
undang
Pasal 24.
Setiap warga-negara berhak dan berkewajiban turut-serta dengan sungguh dalam pertahanan
Negara.
Ketentuan 1 : warga-negara berhak dan berkewajiban mempertahankan Negara

Pasal 25.
Ayat (1).
Penguasa tidak akan mengikatkan keuntungan atau kerugian kepada termasuknya warga-negara
dalam sesuatu golongan rakyat.
Ketentuan 1 : penguasa tidak boleh mengikatkan untung dan rugi kepada warga-negara

Ayat (2).
Perbedaan dalam kebutuhan masyarakat dan kebutuhan hukum golongan rakyat akan
diperhatikan.
Ketentuan 1 : kebutuan masyarkat dan golongan akan diperhatikan

Pasal 26.
Ayat (1).
Setiap orang berhak mempunyai milik, baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain.
Ketentuan 1 : [orang] berhak mempunyai hak milik

Ayat (2).
Seorangpun tidak boleh dirampas miliknya dengan semena-mena.
Ketentuan 1 : [orang] tidak boleh dirampas dengan semena-mena

Ayat (3).
Hak milik itu adalah suatu fungsi sosial.
Ketentuan 1 : hak milik adalah fungsi social

Pasal 27.
Ayat (1).
Pencabutan hak milik untuk kepentingan umum atas sesuatu benda atau hak tidak dibolehkan,
kecuali dengan mengganti kerugian dan menurut aturan-aturan undang-undang.
Ketentuan 1 : pencabutan hak milik untuk kepentingan umum tidak dibolehkan
Ketentuan 2 : pengecualian dengan mengganti kerugian sesuai dengan aturan undang-undang

Ayat (2).
Apabila sesuatu benda harus dibinasakan untuk kepentingan umum, ataupun, baik untuk selama-
lamanya maupun untuk beberapa lama, harus dirusakkan sampai tak terpakai lagi, oleh
kekuasaan umum, maka hal itu dilakukan dengan mengganti kerugian dan menurut aturan-aturan
undang-undang, kecuali jika ditentukan yang sebaliknya oleh aturan aturan itu.
ketentuan 1 : bila suatu benda harus dibinasakan untuk kepentingan umum (selama-lamanya atau
beberapa lama harus dirusakan sampai tak terpakai lagi)
ketentuan 2 : dilakukan dengan mengganti kerugian menurut aturan undang-undang
pengecualian yang di tentukan sebaliknya

Pasal 28.
Ayat (1).
Setiap warga-negara, sesuai dengan kecakapannya, berhak atas pekerjaan, yang layak bagi
kemanusiaan.
Ketentuan 1 : warga-negara berhal atas pekerjaan yang layak

Ayat (2).
Setiap orang berhak dengan bebas memilih pekerjaan dan berhak pula atas syarat-syarat
perburuhan yang adil.
Ketentuan 1 : [orang] berhak bebas memilik pekerjaan dan syarat-syaratnya

Ayat (3).
Setiap orang yang melakukan pekerjaan yang sama dalam hal-hal yang sama, berhak atas
pengupahan yang sama dan atas perjanjian-perjanjian pekerjaan yang sama baiknya.
Ketentuan 1 : [orang] yang melakukan pekerjaan berhak atas pengupahan dan perjanjian
pekerjaan
Ayat (4).
Setiap orang yang melakukan pekerjaan, berhak atas pengupahan adil Yang menjamin
kehidupannya bersama dengan keluarganya, sepadan dengan martabat manusia.
Ketentuan 1 : [orang] yang bekerja berhak atas pengupahan yang menjamin dan sepadan

Pasal 29.
Setiap orang berhak mendirikan serikat-sekerja dan masuk ke dalamnya untuk memperlindungi
dan memperjuangkan kepentingannya.
Ketentuan 1 : [orang] berhak mendirikan serikat-sekerja dan masuk untuk melindungi dan
memperjuangkan kepentingannya

Pasal 30.
Ayat (1).
Tiap-tiap warga-negara berhak mendapat pengajaran.
Ketentuan 1 : warga-negara berhak atas pengajaran

Ayat (2).
Memilih pengajaran yang akan diikuti, adalah bebas.
Ketentuan 1 : bebas memilih pengajaran

Ayat (3).
Mengajar adalah bebas, dengan tidak mengurangi pengawasan penguasa yang dilakukan
terhadap itu menurut peraturan undang-undang.
Ketentuan 1 : bebas dalam mengaja selagi tidak mengurangi pengawasan penguasa sesuai
dengan aturan undang-undang

Pasal 31.
Kebebasan melakukan pekerjaan sosial dan amal, mendirikan organisasi-organisasi untuk itu,
dan juga untuk pengajaran partikelir, dan mencari dan mempunyai harta untuk maksud-maksud
itu, diakui, dengan tidak mengurangi pengawasan penguasa yang dilakukan terhadap itu menurut
peraturan undang-undang.
Ketentuan 1 : bebas untuk melakukan pekerjaan social dan amal,mendirikan organisasi

Pasal 32.
Setiap orang yang ada di daerah Negara harus patuh kepada undang-undang termasuk aturan-
aturan hukum yang tak tertulis, dan kepada penguasa
Kententuan 1 : [orang] yang ada di Negara harus patuh pada undang-undang,aturan hukum tak
tertulis dan pada penguasa

Pasal 33.
Melakukan hak-hak dan kebebasan-kebebasan yang diterangkan dalam bagian ini hanya dapat
dibatasi dengan peraturan-peraturan undang-undang semata mata untuk menjamin pengakuan
dan penghormatan yang tak boleh tiada terhadap hak-hak serta kebebasan-kebebasan orang lain,
dan untuk memenuhi syarat-syarat yang adil untuk ketenteraman, kesusilaan dan kesejahteraan
dalam suatu masyarakat yang demokratis.
Ketentuan 1 : hak-hak dan kebebasan hanya dapat dibatasi dengan peraturan undang-undang
Ketentuan 2 : [undang-undang] untuuk menjamin pengakuan dan penghormatan yang tidak boleh
tidak ada terhadap hak serta kebebasan orang lain dan memenuhi syarat
Ketentuan 3 : [syarat] yang adil untuk ketentraman,kesusilaan dan kesejahteraan masyarakat
yang demokratis

Pasal 34.
Tiada suatu ketentuanpun dalam bagian ini boleh ditafsirkan dengan pengertian, sehingga
sesuatu penguasa, golongan atau orang dapat memetik hak dari padanya untuk mengusahakan
sesuatu apa atau melakukan perbuatan berupa apapun yang bermaksud menghapuskan sesuatu
hak atau kebebasan yang diterangkan dalamnya.
Ketentuan 1 : [ketentuan] tidak boleh ditafsirkan dengan pengertian agar orang dapt memetik hak
untuk menguasakan atau melakukan perbuatan yang dapat menghapsu hak dan kebebasan

BAGIAN VI.
Asas-asas dasar.

Pasal 35.
Kemauan Rakyat adalah dasar kekuasaan penguasa; kemauan itu dinyatakan dalam pemilihan
berkala yang jujur dan yang dilakukan menurut hak-pilih yang bersifat umum dan berkesamaan,
serta dengan pemungutan suara yang rahasia ataupun menurut cara yang juga menjamin
kebebasan mengeluarkan suara.
Ketentuan 1 : kemauan rakyat adalah kemauan pemerintah yang dinyatakan dalam pemilihan
berkala
Ketentuan 2 : [pemilihan] yang jujur dan menurut hak pilih bersifat umum dan berkesamaan
Ketentuan 3 : [pemungutan suara] rahasia yang menjamin kebebasan mengeluarkan suara

Pasal 36.
Penguasa memajukan kepastian dan jaminan sosial, teristimewa pemastian dan penjanjian syarat-
syarat perburuhan dan keadaan-keadaan perburuhan yang baik, pencegahan dan pemberantasan
pengangguran serta penyelenggaraan persediaan untuk hari-tua dan pemeliharan janda-janda dan
anak- yatim-piatu.
Ketentuan 1 : [penguasa] memajukan kepastian dan jaminan sosial, teristimewa pemastian dan
perjanjian syarat perburuan dan keadaan perburuhan yang baik
Ketentuan 2 : pencegahan dan pemberantasan pengangguran serta penyelenggaraan persediaan
hari tua dan pemeliharan (janda dan anak-yatim-piatu)

Pasal 37.
Ayat (1).
Penguasa terus-menerus menyelenggarakan usaha untuk meninggikan kemakmuran rakyat dan
berkewajiban senantiasa menjamin bagi setiap orang derajat hidup yang sesuai dengan martabat
manusia untuk dirinya serta keluarganya.
Ketentuan 1 : [penyelenggara] menyelenggarakan usaha untuk meninggikan kemakmuran rakyat
Ketentuan 2 : menjamin bagi setiap orang memiliki derajat hidup yang sesuai dengan martabat
manusia
Ayat (2).
Dengan tidak mengurangi pembatasan yang ditentukan untuk kepentingan umum dengan
paraturan-peraturan undang-undang, maka kepada sekalian orang diberikan kesempatan menurut
sifat, bakat dan kecakapan masing-masing untuk turut-serta dalam perkembangan sumber-
sumber kemakmuran negeri.
Ketentuan 1 : [orang] tidak mengurangi pembatasan untuk diberian kesempatan *menurut* sifat,
bakat, dan kecakapan untuk turut-serta dalam perkembanan sumber kemakmuran negeri

Ayat (3).
Penguasa mencegah adanya organisasi-organisasi yang bersifat monopoli partikelir yang
merugikan ekonomi nasional menurut peraturan-peraturan yang ditetapkan dengan undang-
undang.
Ketentuan 1 : [penguasa] mencegah organisasi yang bersifat monopoli yang merugikan ekonomi
menurut peraturan yang ditetapkan undang-undang

Pasal 38.
Ayat (1).
Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
Ketentuan 1 : [perekonomian] usaha bersama berdasar asas kekeluargaan

Ayat (2).
Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh Negara.
Ketentuan 1 : [produksi] penting bagi Negara dan dikuasai oleh Negara

Ayat (3).
Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Ketentuan 1 : [kekayaan alam] dikuasi Negara dan dipergunakan untuk kemakmuran rakyat

Pasal 39
Ayat (1).
Keluarga berhak atas perlindungan oleh masyarakat dan Negara.
Ketentuan 1 : [keluarga] berhak atas perlindungan masyarakat dan Negara

Ayat (2).
Fakir-miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh Negara.
Ketentuan 1 : fakir-miskin dan anak-anak terlantar di pelihara oleh Negara

Pasal 40.
Penguasa melindungi kebebasan mengusahakan kebudayaan serta kesenian dan ilmu
pengetahuan. Dengan menjunjung asas ini maka penguasa memajukan sekuat tenaganya
perkembangan kebangsaan dalam kebudayaan serta kesenian dan ilmu pengetahuan.
Ketentuan 1 : [penguasa] melindungi kebebasan,mengusahakan kebudayaan,kesenian dan ilmu
pengetahuan dan memajukan sekuat tenaganya

Pasal 41.
Ayat (1).
Penguasa wajib memajukan perkembangan rakyat baik rohani maupun jasmani.
Ketentuan 1 : [penguasa] wajib memajukan perkembangan rakyat *rohani dan jasmani*

Ayat (2).
Penguasa teristimewa berusaha selekas-lekasnya menghapuskan buta huruf
Ketentuan 1 : [penguasa] selekas-lekasnya menghapus buta huruf

Ayat (3)
Penguasa memenuhi kebutuhan akan pengajaran umum yang diberikan atas dasar memperdalam
keinsyafan kebangsaan, mempererat persatuan Indonesia, membangun dan memperdalam
perasaan peri-kemanusiaan, kesabaran dan penghormatan yang sama terhadap keyakinan agama
setiap orang dengan memberikan kesempatan dalam jam pelajaran untuk mengajarkan pelajaran
agama sesuai dengan keinginan orang-tua murid-murid.
Ketentuan 1 : [penguasa] memenuhi kebutuhan pengajaran umum
Ketentuan 2 : [dasar] memperdalam keinsyafan, mempererat persatuan Indonesia, membangun
dan memperdalam perasaan peri-kemanusiaan, kesabaran dan penghormatan yang sama terhadap
keyakinan agama
Ketentuan 3 : [orang] memberikan kesempatan jam pelajaran agama sesuai dengan keinginan
orang tua

Ayat (4).
Terhadap pengajaran rendah, maka penguasa berusaha melaksanakan dengan lekas kewajiban
belajar yang umum.
Ketentuan 1 : [penguasa] melaksanakan kewajiban belaja yang umu terhadap pengajaran rendah

Ayat (5).
Murid-murid sekolah partikelir yang memenuhi syarat-syarat kebaikan-kebaikan menurut
undang-undang bagi pengajaran umum, sama haknya dengan hak murid-murid sekolah umum.
Ketentuan 1 : [hak] murid sekolah partikelir yang memenuhi syarat kebaikan menurut undang-
undang sama haknya dengan murid sekolah umum

Pasal 42.
Penguasa senantiasa berusaha dengan sungguh-sungguh memajukan kebersihan umum dan
kesehatan rakyat.
Ketentuan 1 : [penguasa] berusaha dengan sungguh memajukan kebersihan umum dan
kesejahteraan rakyat

Pasal 43.
Ayat (1).
Negara berdasar atas Ke-Tuhanan Yang Maha Esa.
Ketentuan 1 : [Negara] berdasar ke-Tuhanan Yang Maha Esa

Ayat (2)
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing
dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
Ketentuan 1 : [Negara] menjamin kemerdekan tiap penduduk untuk memeluk dan beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya

Ayat (3).
Penguasa memberi perlindungan yang sama kepada segala perkumpulan dan persekutuan agama
yang diakui. Pemberian sokongan berupa apapun oleh penguasa kepada penjabat-penjabat agama
dan persekutuan-persekutuan atau perkumpulan-perkumpulan agama dilakukan atas dasar sama
hak.
Ketentuan 1 : [penguasa] member perlindungan yang sama kepada semua perkumpulan dan
pesatuan agama yang diakui
Ketentuan 2 : [dasar dan hak] pemberian sokongan apapun oleh penguasa kepada pejabat dan
persekutuan atau perkumpulan agama

Ayat(4).
Penguasa mengawasi supaya segala persekutuan dan perkumpulan agama patuh-taat kepada
undang-undang termasuk aturan-aturan hukum yang tak tertulis.
Ketentuan 1 : [penguasa] mengawasi segala persekutuan dan perkumpulan agama agar patuh-taat
pada undang-udag termasuk aturan hukum *tak tertulis*
BAB II

ALAT-ALAT PERLENGKAPAN NEGARA

Ketentuanumum

Pasal 44

Alat-alatperlengkapan Negara ialah :

a. Presiden dan wakil Presiden;


b. Menteri-menteri;
c. Dewan Perwakilan Rakyat;
d. Mahkamah Agung;
e. Dewan PengawasKeuangan
Ketetuan1 :alatalatperlengkapan negara ialah : Presiden dan wakil Presiden,Menteri-
menteri;, Dewan Perwakilan Rakyat;,Mahkamah Agung; ,Dewan PengawasKeuangan

BAGIAN I
Pemerintah

Pasal 45
Ayat 1 :
PresidenialahKepala Negara.
Ketentuan1 : [presiden] kepala negara

Ayat 2 :
DalammelakukankewajibannyaPresidendibantuseorangWakilPresiden.
Ketentuan1 :presidendibantu wakil presidendalammelakukankewajibannya

Ayat 3 :
Presiden dan Wakil-Presidendipilihmenurutaturan yang ditetapkandenganundang-
undang.
Ketentuan1 : [ Presiden dan wakil presiden] dipilihmenurutaturan UU

Ayat 4 :
Untukpertama kali Wakil-Presidendiangkat oleh Presidendarianjuran yang dimajukan
oleh Dewan Perwakilan Rakyat.
Ketentuan1 :untukpertama kali wakil presidendiangkat oleh presidenanjuran DPR

Ayat 5 :
Presiden dan Wakil-Presidenharuswarga-negara Indonesia yang telahberusia 30 tahun
dan tidakboleh orang yang tidakdiperkenankansertadalamataumenjalankanhak-
pilihataupun orang yang telahdicabuthaknyauntukdipilih.
Ketentuan1 : [presiden dan wakil-presiden] *harus* WNI , telahberusia 30
tahun,danbukan orang yang tidakdiperkenankansertamenjalankanhakpilih ( dicabut)

Pasal 46

Ayat 1 :
Presiden dan Wakil-Presidenberkedudukan di tempatkedudukanPemerintah.
Ketentuan1 : [presiden dan wakil presiden] di tempatkedudukanpemerintah

Ayat 2 :
Pemerintahberkedudukan di Jakarta,
kecualijikadalamhaldaruratPemerintahmenentukantempat yang lain.
Ketentuan1 : [Pemerintah] di Jakarta
Ketentuan2 :kecualiadahaldaruratpemrintahmenenutukantempat lain

Pasal 47
Presiden dan Wakil-Presidensebelummemangku,jabatan, mengangkatsumpah
(menyatakanketerangan) menurutcaraagamanya di hadapan Dewan Perwakilan Rakyat,
sebagaiberikut

"Saya bersumpah (menerangkan) bahwasaya, untukdipilihmenjadiPresiden (Wakil-


Presiden) Republik Indonesia, langsungataupuntaklangsung,
dengannamaataudengandalihapapun,
tiadamemberikanataumenjanjikanataupunakanmemberikansesuatukepadasiapapun juga.

Saya bersumpah (berjanji)


bahwasayauntukmelakukanatautidakmelakukansesuatudalamjabatanini, tiadasekali-kali
akanmenerimadarisiapapun juga, langsungataupuntaklangsungsesuatujanjiataupemberian.

Saya bersumpah (berjanji)


bahwasayadengansekuattenagaakanmemajukankesejahteraanRepublik Indonesia dan
bahwasayaakanmelindungi dan mempertahankankebebasan-kebebasan dan hak-
hakumum dan khusussekalianpenghuni Negara.

Saya bersumpah (berjanji) setiakepadaUndang-undang Dasar dan


lagibahwasayaakanmemeliharasegalaperaturan yang berlakubagiRepublik Indonesia,
bahwasayaakansetiakepada Nusa dan Bangsa dan
bahwasayadengansetiaakanmemenuhisegalakewajiban yang ditanggungkankepadasaya
oleh jabatanKepala Negara (Wakil Kepala Negara) Republik Indonesia,
sebagaisepantasnyabagiKepala Negara (Wakil Kepala Negara yang baik).

Ketentuan1 : [presiden dan wakil presiden]


sebelummemangkujabatanmengangkatsumpahmenurutcaraagamanya di hadapan DPR
Ketentuan2 :bunyisumpahsesuaidengan yang tertuang di UU
Pasal 48
Jika Presidenmangkat, berhentiatautidakdapatmelakukankewajibannyadalam masa
jabatannya, iadiganti oleh Wakil Presidensampaihabiswaktunya.

Ketentuan1 :Jika presidenmangkat ( berhenti/tidakdapatmelalukankewajiban) =


digantiwakilnyasampaihabiswaktunya

Pasal 49
Yang dapatdiangkatmenjadi Menteri ialahwarga-negara Indonesia yang telahberusia 25
tahun dan yang bukan orang yang tidakdiperkenankansertadalamataumenjalankanhak-
pilihataupun orang yang telahdicabuthaknyauntukdipilih.
Ketentuan1 : [Menteri] ialah WNI yang telahberusia 25 tahun, bukan orang yang tidak di
perkenankandalammenjalankanhak ( dicabuthakpilihnya )

Pasal 50
Presidenmembentuk Kementerian-kementerian.
Ketentuan1 : [ presiden ] membentukkementerian-kementerian

Pasal 51
Ayat 1 :
Presidenmenunjukseorangataubeberapa orang pembentukKabinet.
Ketentuan1 : [presiden] menunjukseseorang/beberapapembentuk cabinet

Ayat 2 :
SesuaidengananjuranpembentukKabinetitu,
Presidenmengangkatseorangdaripadanyamenjadi Perdana Menteri dan
mengangkatMenterimenteri yang lain.
Ketentuan1 :sesuaianjuranpembentuk , presidenmengangkatseorangmenjadiperdana
Menteri dan Menteri Menteri lain.
Ayat 3 :
Sesuaidengananjuranpembentukitu juga, Presidenmenetapkansiapasiapadari Menteri-
menteriitudiwajibkanmemimpin Kementerian masing- masing. Presidenbolehmengangkat
Menteri-menteri yang tidakmemangkusesuatu Kementerian.
Ketentuan 1: sesuaianjuranpembentuk, presidentetapkan

Ayat 4 :
Keputusan-keputusanPresiden yang memuatpengangkatan yang diterangkandalamayat
(2) dan (3) pasaliniditanda-tanganiserta oleh pembentukKabinet.
Ketentuan1 :keputusanpresiden ( memuatpengangkatansesuaiayat (2) (3))
ditandatanganiserta oleh pembentuk

Ayat 5 :
Pengangkatanataupenghentianantara-waktu Menteri-menteribegitu pula
penghentianKabinetdilakukandengan Keputusan Presiden.
Ketentuan1 :pengangktan/penghentianantarawaktu Menteri Menteri
Ketentuan2 :penghentian cabinet dilakukandengankeputusan [presiden]

Pasal 52
Ayat 1 :
Untukmerundingkanbersama-samakepentingan-kepentinganumumRepublik Indonesia,
Menteri-menteribersidangdalam Dewan Menteri yang diketuai oleh Perdana Menteri
ataudalamhal Perdana Menteri berhalangan, oleh salah seorang Menteri yang ditunjuk
oleh Dewan Menteri.
Ketentuan1 :Menteri- Menteri bersidangmerundingkankepentinganumum RI dalam
dewan menteri
Ketentuan2 :diketuaiperdana Menteri atauseorang Menteri ( bilaperdana Menteri
berhalangan)

Ayat 2 :
Dewan Menteri senantiasamemberitahukansegalaurusan yang pentingkepadaPresiden dan
Wakil-Presiden. Masing-masing Menteri berkewajibandemikian juga
berhubungdenganurusan-urusan yang khususmasuktugasnya.
Ketentuan1 : Dewan Menteri *senantiasa* memberitahuansegalaurusan PENTING
kepresiden dan wakil
Ketentuan2 : masing-masing Menteri juga berkewajiban (sesuaitugasnya)

Pasal 53
Sebelummemangkujabatannya, Menteri-menterimengangkatsumpah
(menyatakanketerangan) di hadapanPresidenmenurutcaraagamanya, sebagaiberikut :

"Saya bersumpah (menerangkan) bahwasaya, untukdiangkatmenjadi Menteri,


langsungataupuntaklangsungdengannamaataudalihapapun,
tiadamemberikanataumenjanjikanataupunakanmemberikansesuatukepadasiapapun juga.

Saya bersumpah (berjanji) bahwasaya,


untukmelakukanatautidakmelakukansesuatudalamjabatanini, tiadasekali-kali
menerimadarisiapapun juga, langsungataupuntaklangsungsesuatujanjiataupemberian.

Saya bersumpah (berjanji) setiakepadaUndang-undang Dasar,


bahwasayaakanmemeliharasegalaperaturan yang berlakubagiRepublik Indonesia,
bahwasayadengansekuattenagaakanmengusahakankesejahteraanRepublik Indonesia,
bahwasayaakansetiakepada Nusa dan Bangsa dan
bahwasayaakanmemenuhidengansetiasegalakewajiban yang ditanggungkankepadasaya
oleh jabatan Menteri"
Ketentuan1 :sebelummemangkujabatan Menteri Menterimengangkatsumpah di
hadapanpresidensesuai agama
Ketentuan2 :sumpahnyasesuaidengan yang tertulis di UU

Pasal 54
GajiPresiden, gaji Wakil-Presiden dan gaji Menteri-menteri, begitu pula
gantirugiuntukbiayaperjalanan dan biayapenginapan dan, jikaada, ganti- rugi yang lain-
lain, diaturdenganUndang-undang.
Ketentuan1 :gaji, biayaperjalanan, biayapenginapan dan lainyapresiden,wakilpresiden,
Menteri Menteridiatur UU.

Pasal 55
Ayat 1 :
JabatanPresiden, Wakil-Presiden dan Menteri tidakbolehdipangkubersama-
samadenganmenjalankanjabatanumumapapun di dalam dan di luarRepublik Indonesia.
Ayat 2 :
Presiden, Wakil-Presiden dan Menteri-menteritidakboleh, langsungatautaklangsungturut-
sertadalamataupunmenjadipenanggunguntuksesuatu badan perusahaan yang
berdasarkanperjanjianuntukmemperolehlabaatauuntung yang diadakandenganRepublik
Indonesia ataudengansesuatudaerahotonomdari Indonesia.

Ayat 3 :
MerekatidakbolehmempunyaipiutangatastanggunganRepublik Indonesia, kecualisurat-
surat-utang umum.

Ayat 4 :
Yang ditetapkandalamayat (2) dan (3)
pasalinitetapberlakuatasmerekaselamatigatahunsesudahmerekameletakkanjabatannya.
Kententuan1 :ayat (2) dan (3) tetapberlakusampai 3 tahunsetelah masa jabatan
UUD RIS

BAB III

TUGAS ALAT ALAT PERLENGKAPAN NEGARA

BAGIAN 1

PEMERINTAHAN

Pasal 82.

Pemerintahmenyelenggarakankesejahteraan Indonesia dan teristimewaberusahasupayaUndang-


undang Dasar, Undang-undang dan peraturanperaturan lain dijalankan.

Ketentuan1 : [pemerintah] penyelenggarakesejahteraan Indonesia dan teristimewa

Ketentuan2 :pemerintah *berusaha* supayaUndang-undang Dasar, Undang-undang dan


peraturanperaturan lain dijalankan

Pasal 83

1. Presiden dan Wakil Presidentidakdapatdiganggugugat.


Ketentuan1 : [presiden dan wakil presiden] tidakdapatdiganggugugat

2. Menteri-menteribertanggungjawabatasseluruhkebijaksanaanPemerintah, baikbersama-
samauntukseluruhnya, maupunmasingmasinguntukbagiannyasendiri-sendiri.
Ketentuan1 : [Menteri-meteri] bertanggungjawabatasseluruhkebijaksaanpemerintah
Ketentuan2 :tanggungjawab = seluruhnya , masing masinguntukbagiansendiri

Pasal 84
Presidenberhakmembubarkan Dewan Perwakilan Rakyat. Keputusan Presiden yang
menyatakanpembubaranitu, memerintahkan pula untukmengadakanpemilihan Dewan
Perwakilan Rakyat barudalam 30 hari
Ketentuan1 : [presiden] *hak* membubarkan DPR
Ketentuan2 : [keputusanpembubaran] memerintahkanmengadakanpemilihan DPR barudalam
30 hari

Pasal 85
SekaliankeputusanPresiden juga yang mengenaikekuasaannyaatas Angkatan PerangRepublik
Indonesia, ditandatanganiserta oleh Menteri (Menteri-menteri) yang bersangkutan, kecuali
yang ditetapkandalamPasal 45 ayatkeempat dan Pasal 51 ayatkeempat.
Ketentuan1 : [keputusanpresidenmengenaikekuasaanatas Angkatan perang RI]
*ditandatangni* Menteri Menteri ( yang bersagkutan )
Ketentuan2 :pengecualianpasal 45 ayat 4 dan pasal 51 ayat 4

Pasal 86
Pegawai-pegawaiRepublik Indonesia diangkatmenurutaturan-aturan yang
ditetapkandenganundang-undang.
Ketentuan1 : [pegawaipegawai RI] diangkatmenurutaturanaturan di UU

Pasal 87
Presidenmemberikantanda-tandakehormatan yang diadakandenganundangundang.
Ketentuan1 : [presiden] *memberikan* tanda- tandakemoharmatanygdiadakandengan UU

Pasal 88
PeraturanPerundang-undanganPeraturanpokokmengenaiperhubungan di darat, laut dan
udaraditetapkandenganundang-undang.
Ketentuan1 : [PeraturanPerundang-undanganPeraturanpokok] perhunungan di daratlaut dan
udaraditetapkandengan UU
BAGIAN II
Perundang-undangan

Pasal 89
Kecualiapa yang ditentukandalamPasal 140 makakekuasaanperundangundangan,
sesuaidenganketentuan-ketentuanbagianini, dilakukan oleh Pemerintahbersama-samadengan
Dewan Perwakilan Rakyat.
Ketentuan1 :pengecualiandalampasal 140 =
kekuasaanperundangundangansesuaidenganketentuan-ketentuanbagianini
Ketentuan2 :dilakukanpemerintahbersama DPR

Pasal 90
1. UsulPemerintahtentangundang-undangdisampaikankepada Dewan Perwakilan Rakyat
denganamanatPresiden.
Ketentuan1 : [UsulPemerintahtentangundang-undang] disampaikanke DPR
denganamanatpresiden
2. Dewan Perwakilan Rakyat berhakmemajukanusulundang-undangkepadaPemerintah.
Ketentuan1 : [DPR] *berhak* memajukanusul UU kepadaPemerintah

Pasal 91
Dewan Perwakilan Rakyat berhakmengadakanperubahan-perubahandalamusulundang-
undang yang dimajukan oleh Pemerintahkepadanya.
Ketentuan1 :[DPR] *berhak* adakanperubahan-perubahandalamusul UU yang dimajukan
(oleh) Pemerintah

Pasal 92
1. Apabila Dewan Perwakilan Rakyat menerimausulundang-
undangPemerintahdenganmengubahnyaataupuntidak,
makausulitudikirimkannyadenganmemberitahukanhalitu, kepadaPresiden.
Ketentuan1 : Dewan Perwakilan Rakyat menerimausulundang-
undangPemerintahdenganmengubahnyaataupuntidak = diberitahukankepadapresiden
2. Apabila Dewan Perwakilan Rakyat menolakusulundang-undangPemerintah,
makahalitudiberitahukannyakepadaPresiden.
Ketentuan1 : Dewan Perwakilan Rakyat menolakusulundang-undangPemerintah =
diberitahukannyakepadaPresiden

Pasal 93
Dewan Perwakilan Rakyat, apabilamemutuskanakanmemajukanusulundangundang,
mengirimkanusulituuntukdisahkan oleh PemerintahkepadaPresiden
Ketentuan1 : DPR memutuskanakanmemajukanusulundangundang =
mengirimkanusulituuntukdisahkan oleh Pemerintah (kepadaPresiden)

Pasal 94
1. Selamasuatuusulundang-undangbelumditerima oleh Dewan Perwakilan Rakyat
sesuaidenganketentuan-ketentuan yang laludalambagianini, makausulitudapatditarikkembali
oleh Pemerintah.
Ketentuan1 :suatuusulundang-undangbelumditerima oleh DPR(sesuaidenganketentuan-
ketentuan yang laludalambagianini )= makausulitudapatditarikkembali oleh Pemerintah.

2. Pemerintahharusmengesahkanusulundang-undang yang sudahditerima,


kecualijikaiadalamsatubulansesudahusulitudisampaikankepadanyauntukdisahkan,
menyatakankeberatannya yang takdapatdihindarkan.
Ketentuan1 : [pemerintah] *harus* mengesahkanusulundang-undang yang sudahditerima
Ketentuan2 :pengecualiansetelah 1 bulaniamenyatakankeberatan ( yang takdapatdihindarkan)
3. Pengesahan oleh Pemerintah, ataupunkeberatanPemerintahsebagaidimaksuddalamayat yang
lalu, diberitahukankepada Dewan Perwakilan Rakyat denganamanatPresiden
Ketentuan1 :pengesahanpemerintah / keberatanpemerintah ( dalamayat yang lalu )
>diberitahukankepada DPR (denganamanatPresiden)

Pasal 95
1. Sekalianusulundang-undang yang telahditerima oleh Dewan Perwakilan Rakyat
memperolehkekuatanundang-undang, apabilasudahdisahkan oleh Pemerintah.
Ketentuan1 :[ usulundang-undang] telahditerima Dewan DPR memperolehkekuatanundang-
undang
Ketentuan2 :*apabila* sudahdisahkanpemerintah

2. Undang-undangtidakdapatdiganggugugat.
Ketentun1 : [Undang-undang] tidakdapatdiganggugugat

Pasal 96
1. Pemerintahberhakataskuasa dan tanggungjawabsendirimenetapkanundang-
undangdaruratuntukmengaturhal-halpenyelenggaraanpemerintahan yang karenakeadaan-
keadaan yang mendesakperludiaturdengansegera.
Ketentuan1 :[pemerintah] *berhak* ataskuasa dan tanggungjawabsendiritetapkan UU darurat
Ketentuan2 : KARENA keadaan-keadaan yang mendesakperludiaturdengansegera.

2. Undang-undangdaruratmempunyaikekuasaan dan derajatundangundang;


ketentuaninitidakmengurangi yang ditetapkandalampasal yang berikut.
Ketentuan1 : UU darurat = UU, tidakmengurangi yang di tetapkan ( dalampasal )

Pasal 97

1. Peraturan-peraturan yang termaktubdalamundang-undangdarurat, sesudahditetapkan,


disampaikankepada Dewan Perwakilan Rakyat selambat- lambatnya pada sidang yang
berikut yang merundingkanperaturaninimenurut yang
ditentukantentangmerundingkanusulundang-undangPemerintah.
Ketentuan1 :[peraturan- peraturan] termaktub (tertulis) dalam UU
daruratsudahdisampakaikankepada DPR
Ketentuan2 :selambatlambatnyasidangberikutnyamerundingkanusulundang-
undangPemerintah
2. Jika suatuperaturan yang dimaksuddalamayat yang lalu,
waktudirundingkansesuaidenganketentuan-ketentuanbagianini, ditolak oleh Dewan
Perwakilan Rakyat, makaperaturanitutidakberlakulagikarenahukum.
Ketentuan1:jikaperaturanayat yang lalu,waktudirundingkansesuai, ditolak DPR =
peraturanitutidakberlakulagikarenahukum

3. Jika undang-undangdarurat yang menurutayat yang lalutidakberlakulagi,


tidakmengatursegalaakibat yang timbuldariperaturannyabaik yang
dapatdipulihkanmaupun yang tidakmakaundang-undangmengadakantindakan-tindakan
yang perlutentangitu.
Ketentuan1 :UU darurattidakberlakulagi,tidakmengatursegalaakibat yang
timbuldariperaturannya (timbul, maupuntidak) = UU mengadakantindakan-tindakan yang
perlutentangitu.

4. Jika peraturan yang termaktubdalamundang-undangdaruratitudiubah dan


ditetapkansebagaiundang-undang, makaakibat-akibatperubahannyadiatur pula
sesuaidengan yang ditetapkandalamayat yang lalu.
Ketentuan1 : [peraturan] UU daruratdiubah dan ditetapkansebagai UU =
perubahannyadiatursesuaidengan yang ditetapkandalamayat yang lalu.

Pasal 98.
1. Peraturan-peraturanpenyelenggaraundang-undangditetapkan oleh Pemerintah. Nama
ialahPeraturanPemerintah.
Ketentuan1 :[peraturan-peraturan] penyelanggara UU ditetapkanpemerintah
( peraturanpemerinatah)
2. PeraturanPemerintahdapatmengancamkanhukuman-hukumanataspelanggaranaturan-
aturannya. Batas-batashukuman yang akanditetapkandiaturdenganundangundang.
Ketentuan1 : [peruraturanpemerintah] *dapat* mengancamkanhukuman-
hukumanataspelanggaranaturan-aturannya
Ketentuan2 : Batas-batasditetapkandiatur UU
Pasal 99
1. Undang-undang dan PeraturanPemerintahdapatmemerintahkankepadaalat-
alatperlengkapan lain dalamRepublik Indonesia mengaturselanjutnyapokok-pokok yang
tertentu yang diterangkandalamketentuan-ketentuanundang-undang dan peraturanitu.
Ketentuan1 : [UU dan peraturanpemerintah] dapatmemerintahalatalatperlengkapan RI
Ketentuan2 :pokok-pokok yang tertetuditerangkangkan UU dan peraturan.

2. Undang-undang dan PeraturanPemerintah yang bersangkutanmemberikanaturan-


aturantentangpengundanganperaturan-peraturandemikian.
Ketentuan1 : [UU dan peraturanpemerintah] *memberikan* aturan-
aturantentangpengundangan.

Pasal 100
1. Undang-undangmengadakanaturan-aturantentangmembentuk, mengundangkan dan
mulaiberlakunyaundang-undang dan PeraturanperaturanPemerintah.
Ketentuan1 : UU adakanaturanaturan (membentuk, mengundangkan dan mulaiberlakukan
UU dan peraturanpemerintah)

2. Pengundangan, terjadidalambentukmenurutundang-undang,
adalahsyarattunggaluntukkekuatanmengikat
Ketentuan1 :Syaratkekuatanmengikat = Pengundanganterjadidalambentukmenurutundang-
undang

BAGIAN III
Pengadilan

Pasal 101
1. Perkaraperdata, perkarapidanasipil dan perkarapidanamilitersematamatamasukperkara
yang diadili oleh pengadilan-pengadilan yang diadakanataudiakuidenganundang-
undangatauataskuasaundangundang.
Ketentuan1 :perkara (perdata,pidanasipil, pidanamiliter) masukperkara yang diadili
oleh pengadilan
Ketentuan2 : *diadakan dan diakui* UU / kuasaundang-undang

2. Mengangkatdalamjabatanpengadilan yang
diadakandenganundangundangatauataskuasaundang-undang, didasarkansemata-mata
pada syaratkepandaian, kecakapan dan kelakuantakbercela yang
ditetapkandenganundang-undang. Memberhentikan, memecatuntuksementara dan
memecatdarijabatan yang demikianhanyabolehdalamhal-hal yang
ditentukandenganundang-undang.
Ketentuan1 :mengangkatdalamjabatanpengadilandiadakan UU/ kuasa UU
Ketentun2 : [syarat] kepandaian, kecakapan dan kelakuantakbercela, yang ditetapkan
UU, demkian juga memecat.

Pasal 102
Hukum perdata dan hukumdagang, hukumpidanasipilmaupunhukumanpidanamiliter,
hukum acara perdata dan hukum acara pidana, susunan dan
kekuasaanpengadilandiaturdenganundang-undangdalam kitab-kitab
hukumkecualijikapengundang-
undangmenganggapperluuntukmengaturbeberapahaldalamundang-undangtersendiri.
Ketentuan1 :hukum ( perdata, dagang, pidanasipil, pidanamiliter, acara perdata,
acaarapidana) diataur UU dalam kitab-kitab hukum
Ketentuan2 :pengecualianjikapengundang-
undangmenganggapperluuntukmengaturbeberapahaldalam UU tersendiri

Pasal 103
Segalacampurtangandalamurusanpengadilan oleh alat-alatperlengkapan yang
bukanperlengkapanpengadilan, dilarang, kecualijikadiizinkan oleh undang-undang.
Ketentuan1 :campurtangan oleh bukanperlengkapanpengadilan DILARANG
Ketentuan2 :pengecualianjikadiizinkan UU

Pasal 104
1. Segalakeputusanpengadilanharusberisialasan-alasannya dan
dalamperkarahukumanmenyebutaturan-aturanundang-undang dan
aturanaturanhukumadat yang dijadikandasarhukumanitu.
Ketentuan1 :keputusanharusberisialasan-alasan
Ketentuan2 :dalamperkaramenyebutaturan UU dan aturan-aturanhukumadat
( sebagaidasarhukuman)

2. Lain dari pada pengecualian-pengecualian yang ditetapkan oleh undangundang,


sidangpengadilanterbukauntukumum. Untukketertiban dan kesusilaanumum, hakim
bolehmenyimpangdariperaturanini.
Ketentuan1 : siding pengadilanterbukauntukumum ( untukketertiban dan
kesusilaanumum)
Ketentuan2 : hakim bolehmenyimpangdariperaturanini

3. Keputusan senantiasadinyatakandenganpintuterbuka.
Ketentuan1 : [keputusan] dinyatakandenganpintuterbuka

Pasal 105

1. Mahkamah Agung ialahPengadilan Negara Tertinggi.


Ketentuan1 : [mahkamah agung] pengadilan negara tertinggi

2. Mahkamah Agung melakukanpengawasantertinggiatasperbuatanpengadilan-pengadilan


yang lain, menurutaturan-aturan yang ditetapkandenganundang-undang.
Ketentuan1 : [mahkamah agung]
melakukanpengawasantertinggiatasperbuatanpengadilan-pengadilan , menurutditetapkan
UU

3. Dalamhal-hal yang ditunjukdenganundang-undang, terhadapkeputusan-keputusan yang


diberikantingkattertinggi oleh pengadilanpengadilan lain dari pada Mahkamah Agung,
kasasidapatdimintakepadaMahkamah Agung.
Ketentuan1 :hal-hal yang ditunjuk UU terhadapkeputusanpengadilan-pengadilan lain
dari MA, kasasidapatdimintakepada MA

Pasal 106
1. Presiden, Wakil Presiden, Menteri-menteri, Ketua, Wakil Ketua dan Anggota, Dewan
Perwakilan Rakyat, Ketua, Wakil Ketua dan AnggotaMahkamah Agung, Jaksa Agung
pada Mahkamah Agung, Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Dewan PengawasKeuangan,
Presiden Bank Sirkulasi dan juga pegawai-pegawai, anggota-anggotaMajelis-
majelistinggi dan pejabat-pejabat lain yang ditunjukdenganundang-undang,
diadilidalamtingkatpertama dan tertinggi juga oleh Mahkamah Agung, pun
sesudahmerekaberhenti, berhubungdengankejahatan dan
pelanggaranjabatansertakejahatan dan pelanggaran lain yang
ditentukandenganundangundang dan yang dilakukannyadalam masa pekerjaannya,
kecualijikaditetapkan lain denganundang-undang.
Ketentuan1 :alat- alatperlengakapan negara , beserta wakil, anggota dan juga pegawai-
pegawai yang ditunjuk UU , diadilidalamtingkattertinggi dan pertama oleh
MAwalaupunmerekasudahberhenti , melalukanpelanggaran yang ditentukan UU pada
masa perkerjaannya .
Ketentuan2 :pengucalianditetapkan lain oleh UU
2. Denganundang-undangdapatditetapkanbahwaperkaraperdata dan
perkarapidanasipilterhadapgolongan-golongan orang dan badan yang
tertentuhanyabolehdiadili oleh pengadilan yang ditunjukdenganundang-undangitu.
Ketentuan1 :dengan UU dapatditetapkanbahwaperkara (perdata dan pidanasipil)
terhadapgolongan dan badan tertentuhanyabolehdiadilipengadilansesuai UU

3. Denganundang-undangdapatditetapkanbahwaperkaraperdata yang mengenai


peraturan-peraturan yang diadakandenganatauataskuasaundang-undanghanyabolehdiadili
oleh pengadilan yang ditunjukdenganundang-undangitu.
Ketentuan1 :dengan UU dapatditetapkanbahwaperkaraperdata ( mengenaiperaturan yang
diadakandengan/ atas UU hanyabolehdiadilipengadilansesuai UU

Pasal 107
1. Presidenmempunyaihakmemberigrasidarihukuman-hukuman yang dijatuhkan oleh
keputusanpengadilan. HakitudilakukannyasesudahmemintanasehatdariMahkamah
Agung, sekadardenganundang-undangtidakditunjukpengadilan yang
untukmemberinasehat.
Ketentuan1 :presiden punya hakmemberigrasidarihukuman yang
dijatuhkanpengadilan
Ketentuan 2:hakdilakukansesudahmemintanasehatdari MA

2. Jika hukumanmatidijatuhkan, makakeputusanpengadilanitutidakdapatdijalankan,


melainkansesudahPresiden, menurutaturan-aturan yang ditetapkandenganundang-
undang, diberikankesempatanuntukmemberigrasi.
Ketentuan1 :hukumanmatitidakdapatdijalankan, melainkansesudahpresiden.
Ketentuan2 :menurutaturan-aturan UU dapatmemberigrasi

3. Amnesti dan abolisihanyadapatdiberikandenganundang-


undangataupunataskuasaundang-undang, oleh
PresidensesudahmemintanasehatdariMahkamah Agung.
Ketentuan1 :amnesti dan abolisihanyadapatdiberikandengan UU/ kuasa UU oleh
presidensusahmemintanasehat MA

Pasal 108
Pemutusantentangsengketa yang mengenaihukum tata
usahadiserahkankepadapengadilan yang mengadiliperkaraperdataataupunkepadaalat-
alatperlengkapanlain, tetapijikademikianseboleh-bolehnyadenganjaminan yang
serupatentangkeadilan dan kebenaran.
Ketentuan1 :pemutusansengketamenganaihukum tata usahadiserahlankepengadilan
yang mengadili/ kealatalatperkengkapan lain
Ketentuan2 :jikademikianbolehdenganjaminan yang serupa ( tentangkeadilan dan
kebenaran)

BAGIAN IV
Keuangan

Babakan 1
Hal uang

Pasal 109
1. Di seluruhdaerahRepublik Indonesia hanyadiakuisahalat-alatpembayar yang aturan-
aturanpengeluarannyaditetapkandenganundang-undang.
Ketentuan1 : RI hanyamengakuialatpembayaransesuai UU

2. Satuanhitunguntukmenyatakan yang alat-


alatpembayarsahituditetapkandenganundang-undang.
Ketentuan1 :satuanhitungditetapkandengan UU

3. Undang-undangmengakuisahalat-alatpembayarbaikhinggajumlah yang
takterbatasmaupunhinggajumlahterbatas yang ditentukanuntukitu.
Kenentuan1 : UU mengakuisahalatalatpembayar ( jumlahterbatas dan taktebatas)
yang ditentukan
4. Pengeluaranalat-alatpembayar yang sahdilakukan oleh
atauatasnamaPemerintahRepublik Indonesia ataupun oleh Bank Sirkulasi.
Ketentuan1 :pengeluaranalatpembayar yang sahdilakuaknpemerintah RI/ bank
sirkulasi

Pasal 110
1. Untuk Indonesia adasatu Bank Sirkulasi
Ketentuan1 :
2. Penunjukansebagai Bank Sirkulasi dan Pengaturantataan dan
kekuasaannyadilakukandenganundang-undang.
UUD RIS

BAB I

NEGARA REPUBLIK INDONESIA SERIKAT

Bagian 1

Bentuk Negara dan Kedaulatan.

Pasal 1

Ayat 1. Republik Indonesia Serikat jang merdeka dan berdaulat jalah suatu negara-hukum jang
demokrasi dan berbentuk federasi.

Ketentuan1 : RIS jang merdeka ialah jang demokrasi dan berbentuk federasi.

Ayat2. Kekuasaan berkedaulatan Republik Indonesia Serikat dilakukan oleh Pemerintah


bersamasama dengan Dewan Perwakilan Rakjat dan Senat.

Ketentuan2 :Kekuasaan RIS dilakukan oleh pemerintah bersama dengan Dewan Perwakilan
Rakjat dan Senat.

Bagian 2

Daerah Negara.

Pasal 2

Republik Indonesia Serikat meliputi seluruh daerah Indonesia, jaitu daerah bersama:

a. Negara Republik Indonesia, dengan daerah menurut status quo seperti tersebut dalam
persetudjuan Renville tanggal 17 Djanuari tahun 1948; Negara Indonesia Timur; Negara
Pasundan, termasuk Distrik Federal Djakarta; Negara Djawa Timur; Negara Madura; Negara
Sumatera Timur, dengan pengertian, bahwa status quo Asahan Selatan dan Labuhan Batu
berhubungan dengan Negara Sumatera Timur tetap berlaku; Negara Sumatera Selatan;

b. Satuan² kenegaraan jang tegak sendiri;Djawa Tengah;Bangka;Belitung;Riau;Kalimantan Barat


(Daerah istimewa);Dajak Besar;Daerah Bandjar;Kalimantan Tenggara; danKalimantan Timur; a.
dan b. jalah daerah bagian jang dengan kemerdekaanmenentukan nasib sendiri bersatu dalam
ikatan federasiRepublik Indonesia Serikat, berdasarkan jang ditetapkandalam Konstitusi ini dan
lagi c. daerah Indonesia selebihnja jang bukan daerah²-bagian.

Ketentuan3 : RIS meliputi seluruh daerah Indonesia.

Bagian 3

Lambang dan Bahasa Negara.

Pasal 3

Ayat1. Bendera kebangsaan Republik Indonesia Serikat jalah bendera Sang Merah Putih.

Ketentuan4 : Bendera RIS ialah bendera Sang Merah Putih

Ayat2. Lagu kebangsaan jalah lagu "Indonesia Raja".

Ketentuan5 : Lagu kebangsaan jalah lagu Indonesia Raja.

Ayat3. Pemerintah menetapkan meterai dan lambang negara.

Ketentuan6 : Pemerintah membuat meterai dan lambang negara.

Pasal 4

Bahasa resmi Negara Republik Indonesia Serikat jalah Bahasa Indonesia.

Ketentuan7 : Bahasa resmi jalah Bahasa Indonesia.

Bagian 4

Kewarga-Negaraan dan Penduduk Negara

Pasal 5

Ayat1. Kewarga-negaraan Republik Indonesia Serikat diatur

oleh undang-undang federal.

Ketentuan8 : Kewarganegaraan diatur oleh undang- undang federal.


Ayat2. Pewarga-negaraan (naturalisasi) dilakukan oleh atau

dengan kuasa undang-undang federal.

Ketentuan9 : Naturalisaasi dilakukan dengan kuasa undang-undang federal.

Undang-undang federal mengatur akibat pewarganegaraan terhadap isteri orang jang telah
diwarga-negarakan dan anak²nja jang belum dewasa.

Pasal 6

Penduduk Negara jalah mereka jang diam di Indonesia menurut aturan² jang ditetapkan dengan
undang-undang federal.

Ketentuan10 : Penduduk negara ialah jang diam di Indonesia ditetapkan dalam undang-undang.

Bagian 5

Hak dan Kebebasan Dasar Manusia

Pasal 7

Ayat1. Setiap orang diakui sebagai manusia pribadi terhadap Undang-undang.

Ketentuan11 : Orang diakui terhadap undang-undang.

Ayat2. Segala orang berhak menuntut perlakuan dan perlindungan jang sama oleh Undang-
undang.

Ketentuan12 : Orang berhak menuntut perlakukan oleh undang-undang.

Ayat3. Segala orang berhak menuntut perlindungan jang samaterhadap tiap pembelakangan dan
terhadap tiap2penghasutan untuk melakukan pembelakangandemikian.

Ketentuan13 : Orang berhak menuntut perlindungan.

Ayat4. Setiap orang berhak mendapat bantuan-hukum jang sungguh dari hakim2 jang ditentukan
untuk itu, melawan perbuatan2 jang berlawanan dengan hak2 dasar jang diperkenankan
kepadanja menurut hukum.
Ketentuan14 : Setiap orang berhak mendapat bantuan hukum dari hakim.

Pasal 8

Sekalian orang jang ada didaerah Negara sama berhak menuntut perlindungan untuk diri dan
harta-bendanja.

Ketentuan15 : Sekalian orang berhak menuntut perlindungan untuk diri dan harta-bendanja.

Pasal 9

Ayat1. Setiap orang berhak dengan bebas bergerak dan tinggal dalam perbatasan Negara.

Ketentuan16 : Orang berhak bebas bergerak dan tinggal dalam perbatasan Negara.

Ayat2. Setiap orang berhak meninggalkan negeri dan–djika iawarga-negara atau penduduk–
kembali kesitu.

Ketentuan17 :Setiap orang berhak meninggalkan negeri dan kembali kesitu.

Pasal 10

Tiada seorang pun boleh diperbudak, diperulur atau diperhamba. Perbudakan, perdagangan-
budak dan perhambaan dan segala perbuatan berupa apapun jang tudjuannja kepada itu,
terlarang.

Ketentuan18 : seorang pun tiada boleh diperbudak, diperulur atau Diperhamba

Pasal 11

Tiada seorang djuapun akan disiksa ataupun diperlakukanatau dihukum setjara ganas, tidak
mengenalperikemanusiaan atau menghina.

Ketentuan19 :Tiada seorang djuapun akan disiksa ataupun diperlakukan dengan tidak mengenal
perikemanusiaan atau menghina.

Pasal 12
Tiada seorang djuapun boleh ditangkap atau ditahan, selainnja atas perintah untuk itu oleh
kekuasaan jang sah menurut aturan² undang-undang dalam hal² dan menurut tjara jang
diterangkan dalamnja.

Ketentuan20 :Tiada seorang djuapun boleh ditangkapselainnja atas perintah.

Pasal 13

Ayat1. Setiap orang berhak, dalam persamaan jang sepenuhnja, mendapat perlakuan djudjur
dalam perkaranja oleh hakim jang tak memihak, dalam hal menetapkan hak² dan kewadjiban²nja
dan dalam hal menetapkan apakah suatu tuntutan hukuman jang dimadjukan terhadapnja
beralasan atau tidak.

Ketentuan21 : Setiap orang berhak dalam persamaan dan melakukan perlakuan djudjur.

Ayat2. Bertentangan dengan kemauannja tiada seorang djuapun dapat dipisahkan dari pada
hakim, jang diberikan kepadanja oleh aturan hukum jang berlaku.

Ketentuan22 : Tiada seorang djuapun dapat dipisahkan dari pada hakim.

Pasal 14

Ayat1. Setiap orang jang dituntut karena disangka melakukan sesuatu peristiwa pidana berhak
dianggap tak bersalah, sampai dibuktikan kesalahannja dalam suatu sidang pengadilan, menurut
aturan2 hukum jang berlaku, dan ia dalam sidang itu diberikan segala djaminan jang telah
ditentukan dan jang perlu untuk pembelaan.

Ketentuan23 : Setiap orang diberikan segala djaminan jang telah ditentukan dan jang perlu untuk
pembelaan.

Ayat2. Tiada seorang djuapun boleh dituntut untuk dihukum atau didjatuhkan hukuman, ketjuali
karena suatu aturan hukum jang sudah ada dan berlaku terhadapnja.

Ketentuan24 :Tiada seorang djuapun boleh dituntut untuk dihukum ketjuali karena suatu aturan.

Ayat3. Apabila ada perubahan dalam aturan hukum seperti tersebut dalam ajat diatas, maka
dipakailah ketentuan jang lebih baik bagi sitersangka.
Ketentuan25 :Apabila ada perubahan maka dipakailah ketentuan jang lebih baik bagi sitersangka.

Pasal 15

Ayat1. Tiada suatu pelanggaran kedjahatanpun boleh diantjamkan hukuman berupa rampasan
semua barang kepunjaan jang bersalah.

Ketentuan26 :Tiada suatu pelanggaran kedjahatanpun boleh diantjamkan hukuman berupa


rampasan semua barang

Ayat2. Tidak suatu hukumanpun mengakibatkan kematian perdata atau kehilangan segala hak2
kewargaan.

Ketentuan27 :Tidak suatu hukumanpun mengakibatkan kematian perdata.

Pasal 16

Ayat1. Tempat kediaman siapapun tidak boleh diganggu-gugat.

K 28 : Kediaman tidak boleh diganggu gugat.

Ayat2. Mengindjak suatu pekarangan tempat kediaman atau memasuki suatu rumah bertentangan
dengan kehendak orang jang mendiaminja, hanja dibolehkan dalam hal2 jang ditetapkan dalam
suatu aturan hukum jang berlaku baginja.

Ketentuan29 :Mengindjak suatu pekarangan tempat kediamanhanja dibolehkan dalam hal2 jang
ditetapkan dalam suatu aturan hukum.

Pasal 17

Kemerdekaan dan rahasia dalam perhubungan surat-menjurat tidak boleh diganggu-gugat,


selainnja dari pada atas perintah hakim atau kekuasaan lain jang telah disahkan untuk itu
menurut peraturan2 undang-undang dalam hal2 jang diterangkan dalam peraturan itu.

Ketentuan30 : Rahasia dalam perhubungan surat-menjurat tidak boleh diganggu-gugat.


Pasal 18

Setiap orang berhak atas kebebasan pikiran keinsjafan batin dan agama; hak ini meliputi pula
kebebasan bertukar agama atau kejakinan, begitu pula kebebasan menganut agamanja atau
kejakinannja, baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain, baik dimuka umum maupun
dalamlingkungannja sendiri dengan djalan mengadjarkan,mengamalkan, beribadat, mentaati
perintah dan aturan2agama, serta dengan djalan mendidik anak2 dalam iman dankejakinan orang
tua mereka.

Ketentuan31 :Setiap orang berhak atas kebebasan pikiran.

Pasal 19

Setiap orang berhak atas kebebasan mempunjai dan mengeluarkan pendapat.

Ketentuan32 : Orang berhak atas kebebasan mengeluarkan pendapat.

Pasal 20

Hak penduduk atas kebebasan berkumpul dan berapat setjara damai diakui dan sekadar perlu
didjamin dalam peraturan² undang-undang.

Ketentuan33 : Kebebasan berkumpul dan berapat didjamin dalam peraturan undang-undang.

Pasal 21

Ayat1. Setiap orang berhak dengan bebas memadjukan pengaduan kepada penguasa, baik
dengan lisan ataupun dengan tertulis.

Ketentuan34 : Setiap orang bebas memadjukan pengaduan kepada penguasa.

Ayat2. Setiap orang berhak memadjukan permohonan kepada penguasa jang sah.

Ketentuan35 : Orang berhak memadjukan permohonan kepada penguasa.


UUD 1945 PASCA PERUBAHAN

KETENTUAN KONSTITUSI

(Norma Ketatanegaraan RI)

Pasal 1

Ayat (1) Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik.

Ketentuan 1 : Indonesia negara kesatuan.

Ketentuan 2 : Negara Republik.

Ayat (2) Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang Undang
Dasar.

Ketentuan 3 : Menganut paham kedaulatan rakyat

Ketentuan 4 : Diatur sepenuhnya menurut Undang-undang dasar.

Ayat (3) Negara Indonesia adalah negara hukum.

Ketentuan 5 : Indonesia negara hukum.

Pasal 2

Ayat (1) Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota Dewan Perwakilan

Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih melalui pemilihan

umum dan diatur lebih lanjut dengan undangundang.

Ketentuan 6 : MPR terdiri dari DPR dan DPD.

Ketentuan 7 : Dipilih melalui pemilu.

Ketentuan 8 : Diatur oleh undang-undang.


Ayat (2) Majelis Permusyawaratan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam lima

tahun di ibu kota negara.

Ketentuan 9 : MPR bersidang minimal sekali.

Ketentuan 10 : MPR bersidang di ibu kota.

Ayat (3) Segala putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat ditetapkan dengan suara

yang terbanyak.

Ketentuan 11 :Putusan diambil dengan voting.

Ketentuan 12 : Suara terbanyak menang.

Pasal 3

Ayat (1) Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang mengubah dan menetapkan

UndangUndang Dasar.

Ketentuan 13 : Undang-undang dasar diubah MPR.

Ketentuan 14 : Undang-undang dasar ditetapkan MPR.

Ayat (2) Majelis Permusyawaratan  Rakyat  melantik  Presiden dan/atau  Wakil  Presiden.

Ketentuan 15 : MPR melantik Presiden

Ayat (3) Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya dapat memberhentikan Presiden

dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut UndangUndang

Dasar.

Ketentuan 16 : Presiden dan wakil presiden diberhentikan MPR

Ketentuan 17 : Pemberhentian dilakukan dalam masa jabatan.


Pasal 4

Ayat (1) Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut

UndangUndang Dasar.

Ketentuan 18 : Presiden memegang kekuasaan pemerintahan.

Ketentuan 19 : Diatur dalam undang-undang dasar.

Ayat (2) Dalam melakukan kewajibannya Presiden dibantu oleh satu orang Wakil

Presiden.

Ketentuan 20 : Presiden dibantu Wakil Presiden.

Pasal 5

Ayat (1) Presiden berhak mengajukan rancangan undangundang kepada Dewan

Perwakilan Rakyat *)

Ketentuan 21 : Rancangan undang-undang.

Ketentuan 22 : Presiden.

Ketentuan 23 : Dewan Perwakilan Rakyat.

Ketentuan 24 : Presiden bisa mengajukan rancangan undang-undang dasar.

Ayat (2) Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang undang
sebagaimana mestinya.

Ketentuan 25 : Peraturan pemerintah

Ketentuan 26 : Peraturan pemerintah ditetapkan Presiden.


Ketentuan 27 : Peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-undang.

Pasal 6

Ayat(1) Calon Presiden dan calon Wakil Presiden harus seorang warga negara

Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan

lain karena kehendaknya sendiri, tidak pernah mengkhianati negara, serta

mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan

kewajiban sebagai Presiden dan Wakil Presiden.

Ketentuan 28 : Calon Presiden dan calon Wakil Presiden harus warga negara Indonesia.

Ayat(2) Syaratsyarat untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden diatur lebih lanjut

dengan undangundang.

Ketentuan 29 : Syarat-syarat diatur undang-undang.

Pasal 6A

(1) Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat. ***)

Ketentuan 30 : Rakyat

Ketentuan 31 : Presiden dan Wakil Presiden dipilih rakyat.

(2) Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan
partai politik peserta pemilihan umum sebelum pelaksanaan pemilihan umum. ***)

Ketentuan 32 : Partai politik.

Ketentuan 33 : Diusulkan oleh partai politik.


(3) Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang mendapatkan suara lebih dari lima puluh
persen dari jumlah suara dalam pemilihan umum dengan sedikitnya dua puluh persen suara di
setiap provinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia, dilantik
menjadi Presiden dan

Wakil Presiden. ***)

Ketentuan 34 : Pasangan yang mendapatkan suara lebih dari lima puluh persen dinyatakan
menang.

(4) Dalam hal tidak ada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih dua pasangan
calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan umum dipilih
oleh rakyat secara langsung dan pasangan yang memperoleh suara rakyat terbanyak dilantik
sebagai Presiden dan

Wakil Presiden. ****)

Ketentuan 35 : Suara terbanyak dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden.

(5) Tata cara pelaksanaan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden lebih lanjut diatur dalam
undangundang. ***)

Ketentuan 36 : Tata cara diatur dalam undang-undang.

Pasal 7

Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih
kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan. *)

Ketentuan 37 : Masa jabatan adalah lima tahun.

Ketentuan 38 : Hanya dapat dua periode.

Pasal 7A
Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat atas usul Dewan Perwakilan Rakyat, baik apabila terbukti telah
melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan,
tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela maupun apabila terbukti tidak lagi
memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden. ***)

Ketentuan 39 : Diberhentikan MPR atas usul DPR.

Ketentuan 40 : Diberhentikan jika melakukan pelanggaran.

Pasal 7B

(1) Usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diajukan oleh Dewan
Perwakilan Rakyat kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya dengan terlebih dahulu
mengajukan permintaan kepada Mahkamah Konstitusi untuk memeriksa, mengadili, dan
memutus pendapat Dewan Perwakilan Rakyat bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah
melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan,
tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela; dan/atau pendapat bahwa Presiden dan/atau
Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden. ***)

Ketentuan 41 : Usul pemberhentian diajukan kepada Mahkamah Konstitusi.

(2) Pendapat Dewan Perwakilan Rakyat bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah
melakukan pelanggaran hukum tersebut ataupun telah tidak lagi memenuhi syarat sebagai
Presiden dan/atau Wakil Presiden adalah dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan Dewan
Perwakilan Rakyat. ***)

Ketentuan 42 : Fungsi pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat.

(3) Pengajuan permintaan Dewan Perwakilan Rakyat kepada Mahkamah Konstitusi hanya
dapat dilakukan dengan dukungan sekurangkurangnya 2/3 dari jumlah anggota Dewan
Perwakilan Rakyat yang hadir dalam sidangparipurna yang dihadiri oleh sekurangkurangnya 2/3
dari jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat. ***)
Ketentuan 43 : Pengajuan diterima apabila 2/3 anggota hadir.

(4) Mahkamah Konstitusi wajib memeriksa, mengadili, dan memutus dengan seadiladilnya
terhadap pendapat Dewan Perwakilan Rakyat tersebut paling lama sembilan puluh hari setelah
permintaan Dewan Perwakilan Rakyat itu diterima oleh Mahkamah Konstitusi. ***)

Ketentuan 44 :Mahkamah Konstitusi memeriksa, mengadili, dan memutus dengan seadiladilnya


pendapat Dewan Perwakilan Rakyat.

Ketentuan 45 : Keputusan paling lama sembilan puluh hari setelah diterima.

(5) Apabila Mahkamah Konstitusi memutuskan bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden
terbukti melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi,
penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela; dan/atau terbukti bahwa
Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau
Wakil Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat menyelenggarakan sidang paripurna untuk
meneruskan usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden kepada Majelis
Permusyawaratan Rakyat. ***)

Ketentuan 46 : Mahkamah konstitusi menyelenggarakan sidang paripurna.

(6) Majelis Permusyawaratan Rakyat wajib menyelenggarakan sidang untuk memutuskan usul
Dewan Perwakilan Rakyat tersebut paling lambat tiga puluh hari sejak Majelis Permusyawaratan
Rakyat menerima usul tersebut. ***)

Ketentuan 47 : MPR wajib menyelenggarakan sidang paling lambat tiga puluh hari.

(7) Keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat atas usul pemberhentian Presiden dan/atau
Wakil Presiden harus diambil dalam rapat paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat yang
dihadiri oleh sekurangkurangnya 3/4 dari jumlah anggota dan disetujui oleh sekurang-
kurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang hadir, setelah Presiden dan/atau Wakil Presiden diberi
kesempatan menyampaikan penjelasan dalam rapat paripurna Majelis Permusyawaratan
Rakyat. ***)

Ketentuan 48 : Keputusan MPR diambil dalam rapat paripurna.


Pasal 7C

Presiden tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat.***)

Ketentuan 49 : Presiden tidak dapat membubarkan DPR.

Ketentuan 50 : Dewan Perwakilan Rakyat.

Pasal 8

(1) Jika Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya
dalam masa jabatannya, ia digantikan oleh Wakil Presiden sampai habis masa jabatannya.***)

Ketentuan 51 : Presiden digantikan Wakil Presiden.

(2) Dalam hal terjadi kekosongan Wakil Presiden, selambatlambatnya dalamwaktu enam
puluh hari, Majelis Permusyawaratan Rakyat menyelenggarakan sidang untuk memilih Wakil
Presiden dari dua calon yang diusulkan oleh Presiden. ***)

Ketentuan 52 : MPR menyelenggarakan sidang untuk memilih wakil presiden.

Ketentuan 53 : Sidang paling lama enam puluh hari.

(3) Jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan atau tidak dapat
melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan, pelaksana tugas
kepresidenan adalah Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Pertahanan
secara bersamasama. Selambatlambatnya tigapuluh hari setelah itu, Majelis Permusyawaratan
Rakyat menyelenggarakan sidang untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua
pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yangdiusulkan oleh partai polotik yang
psangan calon Presiden dan Wakil Presidennya meraih suara terbanyak pertama dan kedua
dalam pemilihan umum sebelumnya, sampai akhir masa jabatannya. ****)

54 :Menteri Luar Negeri


55 :Menteri Dalam Negeri

56 :Menteri Pertahanan.

57 : Pelaksana tugas kepresidenan adalah Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri, dan
Menteri Pertahanan secara bersamasama.

Pasal 9

(1) Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil Presiden bersumpah menurut agama,
atau berjanji dengan sungguhsungguh dihadapan MajelisPermusyawaratan Rakyat atau Dewan
Perwakilan Rakyat sebagai berikut : Sumpah Presiden (Wakil Presiden): “ Demi Allah, saya
bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia (Wakil Presiden Republik
Indonesia) dengan sebaikbaiknya dan seadiladilnya, memegang teguh UndangUndang Dasar dan
menjalankan segala undangundang dan peraturannya dengan seluruslurusnya serta berbakti,
kepada Nusa dan Bangsa”.Janji Presiden (Wakil Presiden) : “Saya berjanji dengan sungguh-
sungguh akan memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia (Wakil Presiden Republik
Indonesia) dengansebaikbaiknya dan seadiladilnya, memegang teguh UndangUndang Dasar dan
menjalankan segala undangundang dan peraturannya dengan seluruslurusnya serta berbakti
kepada Nusa dan Bangsa” . *)

Ketentuan 58 :Presiden dan Wakil Presiden bersumpah menurut agama, atau berjanji dengan
sungguhsungguh dihadapan Majelis Permusyawaratan Rakyat.

(2) Jika Majelis Permusyawaratan Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat tidak dapat
mengadakan sidang, Presiden dan Wakil Presiden bersumpah menurut agama, atau berjanji
dengan sungguhsungguh di hadapan pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan
disaksikan oleh pimpinan Mahkamah Agung. *)

Ketentuan 59 : Sumpah dapat disaksikan oleh pimpinan Mahkamah Agung.

Pasal 10
Presiden memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan
Angkatan Udara.

Ketentuan 60 : Kekuasaan tertinggi dipegang Presiden.

Pasal 11

(1) Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang, membuat
perdamaian dan perjanjian dengan negara lain. ****)

Ketentuan 61 : Tindakan Presiden berdasarkan persetujuan DPR.

(2) Presiden dalam membuat perjanjian internasional lainnya yang menimbulkan akibat yang
luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara, dan/atau
mengharuskan perubahan atau pembentukan undangundang harus dengan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat. ***)

Ketentuan 62 : Perjanjian internasional dibuat Presiden atas persetujuan DPR.

(3) Ketentuan lebih lanjut tentang perjanjian internasional diatur dengan undangundang. ***)

Ketentuan 63 : Ketentuan diatur dengan Undang-undang.

Pasal 12

Presiden menyatakan keadaan bahaya. Syaratsyarat dan akibatnya keadaan bahaya ditetapkan
dengan undangundang.

Ketentuan 64 : Keadaan bahaya ditetapkan dengan undang-undang.

Pasal 13

(1) Presiden mengangkat duta dan konsul.


Ketentuan 65 : Duta dan konsul.

Ketentuan 66 : Presiden.

(2) Dalam hal mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan
Rakyat. *)

Ketentuan 67 : Presiden memperhatikan pertimbangan DPR.

(3) Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan menperhatikan pertimbangan
Dewan Perwakilan Rakyat. *)

Ketentuan 68 : Presiden menerima penempatan duta negara lain.

Ketentuan 69 : Penerimaan berdasarkan pertimbangan DPR.

Pasal 14

(1) Presiden memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah
Agung. *)

Ketentuan 70 : Presiden memberikan grasi dan rehabilitasi.

Ketentuan 71 :Presiden memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung.

(2) Presiden memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Rakyat. *)

Ketentuan 72 : Presiden memberikan amnesti dan abolisi dengan mempertimbangkan DPR.

Pasal 15

Presiden memberi gelar, tanda jasa, dan lainlain tanda kehormatan yang diatur dengan undang-
undang. *)

Ketentuan 73 : Presiden memberi gelar, tanda jasa , dan lain-lain diatur dengan undang-undang.
Pasal 16

Presiden membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan
pertimbangan kepada Presiden, yang selanjutanya diatur dalam undangundang. ****)

Ketentuan 74 :Presiden membentuk dewan pertimbangan yang diatur dalam undang-undang.

BAB IV

DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG

Dihapus. ****)

BAB V

KEMENTERIAN NEGARA

Pasal 17

(1) Presiden dibantu oleh menterimenteri negara.

Ketentuan 75 : Presiden dibantu menteri-menteri negara.

(2) Menterimenteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. *)

Ketentuan 76 : Menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.

(3) Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan. *)

Ketentuan 77 : Menteri memiliki urusan tertentu dalam pemerintahan.

(4) Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara diatur dalam undang-
undang. ***)

Ketentuan 78 :Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementrian diatur dalam undang-


undang.
BAB VI

PEMERINTAH DAERAH

Pasal 18

(1) Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerahdaerah provinsi dan daerah provinsi
itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiaptiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai
pemerintahan daerah, yang diatur dengan undangundang. **)

Ketentuan 79 :Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerahdaerahyang diatur dengan
undangundang.

(2) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. **)

Ketentuan 80 :Pemerintahan daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan


menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.

(3) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah yang anggotaanggotanya dipilih melalui pemilihan umum. **)

Ketentuan 81 :Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah yang dipilih melalui pemilihan umum.

(4) Gubernur, Bupati dan Walikota masingmasing sebagai Kepala PemerintahDaerah Provinsi,
Kabupaten dan Kota dipilih secara demokratis. **)

Ketentuan 82 :Kepala Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota dipilih secara
demokratis.

(5) Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluasluasnya, kecuali urusan pemerintahan


yang oleh undangundang ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat. **)

Ketentuan 83 : Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluasluasnya, kecuali urusan


pemerintahan.
(6) Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturanperaturan lain untuk
melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan. **)

Ketentuan 84 :Pemerintahan daerah menetapkan peraturan daerahuntuk melaksanakan otonomi


dan tugas pembantuan.

(7) Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam undangundang. **)

Ketentuan 85 : Penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam undangundang.

Pasal 18A

(1) Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah provinsi, kabupaten,
dan kota atau antara provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan Undangundang dengan
memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah. **)

Ketentuan 86 :Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerahdiatur


dengan Undangundang.

(2) Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfatan sumber daya alam dan sumber daya
lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil
dan selaras berdasarkan undang undang. **)

Ketentuan 87 : Hubungan pemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur berdasarkan


undang-undang.

Pasal 18B

(1) Negara mengakui dan menghormati satuansatuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus
atau bersifat istimewa yang diatur dengan Undang undang. **)

Ketentuan 88 :Negara mengakui dan menghormatipemerintahan daerah yang bersifat


khususyang diatur dengan Undang undang.
(2) Negara mengakui dan menghormati kesatuankesatuan masyarakat hukum adat serta hakhak
tradisonalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undangundang. **)

Ketentuan 89 :Negara mengakui dan menghormati kesatuankesatuan masyarakat hukum


adatyang diatur dalam undangundang.

BAB VII

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

Pasal 19

(1) Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dipilih melalui pemilihan umum. **)

Ketentuan 90 : [DPR] dipilih melalui pemilihan umum.

(2) Susunan Dewan Perwakilan rakyat diatur dengan undangundang. **)

Ketentuan 91 : Susunan DPR diatur dengan undang-undang.

(3) Dewan Perwakilan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam setahun. **)

Ketentuan 92 : DPR bersidang minimal sekali setahun.

Pasal 20

(1) Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang undang. *)

Ketentuan 93 : DPR membentuk undang-undang.

(2) Setiap rancangan undangundang dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden
untuk mendapat persetujuan bersama. *)

Ketentuan 94 : Rancangan undang undang dibahas DPR dan Presiden.

Anda mungkin juga menyukai