Anda di halaman 1dari 4

UTS Hukum Acara Mahkamah Konstitusi

Nama : Felik Sukimin

NIM : 02011382025317

Kelas :C

Kampus : Palembang

No. DPNA : 25

PERKARA NOMOR 1/PUU-XX/2022

Perihal :

Pengujian Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum terhadap Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Pemohon :

Musa Darwin Pane

Jenis Sidang :

Menurut video sidang nomor 1/PUU-XX/2022 dapat dilihat bahwa sidang yang dilaksanakan
adalah sidang panel sebagaimana dalam pasal (3) ayat 1 dan 2 peraturan Mahkamah Konstitusi
Nomor 1 Tahun 2018 tentang persidangan Mahkamah Konstitusi. Sidang panel adalah sidang
yang dilaksanakan untuk memeriksa perbaikan permohonan, memeriksa permohonan,
memeriksa pokok permohonan, dan atau pengesahan alat bukti dan dihadirkan paling kurang
3 hakim.

Permohonan :

Pengujian Pasal 21 Ayat 1 huruf B dan Pasal 117 Ayat 1 huruf B UU 7 Tahun 2017 tentang
Pemilihan Umum.

Asas-asas hukum :

1. Asas Terbuka Untuk Umum


Asas terbuka umum dapat dibuktikan pada perkataan Ketua Majelis yaitu :
Ketua : Saldi Isra [00:06]
“Ya, Sidang Pendahuluan Perkara Nomor 1/PUU-XX/2022 dibuka, sidang dinyatakan
terbuka untuk umum.”
2. Asas Peradilan Dilaksanakan Secara Cepat, Sederhana, dan Biaya Ringan
Asas ini dibuktikan dari perkataan Ketua Majelis yang menunjukkan peradilan dapat
dilaksanakan secara cepat, sederhana, dan biaya ringan, yaitu :
Ketua : Saldi Isra [04:34]
“Itu dilewatkan saja, ya. Langsung ke Kewenangan Mahkamah. Silakan!.”
Ketua : Saldi Isra [04:59]
“Jangan dibacakan, disebutkan saja, dijelaskan, dikemukakan pokok-pokoknya saja!
Kalau Anda bacakan, ini bisa lama selesainya. Kalau begitu, pokoknya itu apa
namanya … kita masuk ke Kedudukan Hukum Pemohon, ya. Silakan! Di halaman 4.”
Ketua : Saldi Isra [01:09:17]
Oke. Nah, Anda diberi kesempatan untuk memperbaiki Permohonan selama 14 hari,
mulai dari sekarang. Dan perbaikan Permohonan Saudara itu selambat- lambatnya
sudah disampaikan ke Kepaniteraan Mahkamah pada Selasa, 25 Januari 2022, pukul
13.30 WIB, itu batas terakhirnya. Selasa, 25 Januari 2022, pukul 13.30 WIB. Kalau
sampai pada tanggal itu tidak ada perbaikan, maka Mahkamah menganggap
Permohonan yang disampaikan awal ini, ini adalah Permohonan final. Paham, ya?.”
3. Asas Hakim Aktif dan Juga Pasif Dalam Persidangan
Asas ini dapat dibuktikan dari perkataan ketua majelis, yaitu :
Ketua: Saldi Isra [01:07:35]
“Kami sudah paham. Gini, nanti Anda diskusikan dengan Kuasa Hukum Saudara itu.
Orang yang dapat mengajukan permohonan itu orang yang memiliki legal standing.
Oke? Oleh karena itu harus dijelaskan. Kalau berkait dengan usia 35, 30, usia 25 itu,
Anda sudah memenuhi. Jadi, tidak ada lagi kerugian hak konstitusional Saudara.
Kalau Anda tadi mendalilkan mewakili orang- orang yang itu, nah itu lain lagi
ceritanya. Karena kan tidak ada mereka memberikan kuasa kepada Saudara.”

Legal Standing :

Dalam kasus ini sebagaimana yang tertulis dalam Nomor AHU-0016150.AH.01.04 Tahun
2021 yang bergerak di bidang sosial kemasyarakatan, termasuk pendidikan dan pelatihan
hukum di Indonesia serta kualifikasi pemohon yang telah sesuai dengan Pasal 51 UU 24/2003
dapat dilihat bahwa para pemohon terdiri dari mahasiswa, wiraswasta, dosen, dan guru.
Pemohon secara konstitusional telah dirugikan pemenuhan hak konstitusionalnya untuk
menjunjung tinggi dan menaati hukum yang dipositifkan di dalam undang-undang a quo oleh
karena: Pasal 21 ayat (1) huruf b dan Pasal 117 ayat (1) huruf b Undang Undang Nomor 7
Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum. Dimana dijelaskan bahwa hak konstitusional untuk
memilih dalam pemilihan umum, anggapan dan kerugiannya adalah tidak dapat memilih kepala
daerah secara langsung dan tidak diketahui integritas calon kepala daerah yang akan dipilih,
seolah olah para pemilih dipaksakan untuk menerima pejabat atau kepala daerah, yang
dipersoalkan adalah bukan hanya di provinsi tetapi di kota manapun.

Petitum :

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, kami memohon kepada Majelis Hakim, kepada
Mahkamah Konstitusi untuk memeriksa dan memutus permohonan uji materiil sebagai berikut.

1. Mengabulkan seluruh Permohonan Pengujian Undang-unang yang diajukan Pemohon.


2. Menyatakan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia berwenang menguji
Permohonan a quo.
3. Menyatakan Pemohon memiliki kedudukan hukum atau legal standing untuk
mengajukan permohonan uji materiil (judicial review) ke Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia terhadap ketentuan Pasal 21 ayat (1) huruf b dan Pasal 117 ayat (1)
huruf b Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, Lembaran
Negara Nomor 182 Tahun 2017.
4. Menyatakan Pasal 21 ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Pemilihan Umum, Lembaran Negara Nomor 182 Tahun 2017 sepanjang frasa pada saat
pendaftaran berusia paling rendah 40 tahun untuk calon anggota KPU, berusia paling
rendah 35 tahun untuk calon anggota KPU provinsi, dan berusia paling rendah 30 tahun
untuk calon anggota KPU kabupaten/kota bertentangan dengan Undang-Undang Dasar
Indonesia Tahun 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak
dimaknai ‘pada saat pendaftaran berusia paling rendah 25 tahun untuk calon anggota
KPU, berusia paling rendah 30 tahun untuk calon anggota KPU provinsi, berusia paling
rendah 30 tahun untuk calon anggota KPU kabupaten/kota’.
5. Menyatakan Pasal 117 ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Pemilihan Umum, Lembaran Negara Nomor 182 Tahun 2017, sepanjang frasa pada
saat pendaftaran berusia paling rendah 40 tahun untuk calon anggota Bawaslu, berusia
paling rendah 35 tahun untuk calon anggota Bawaslu provinsi, dan berusia paling
rendah 30 tahun untuk calon anggota Bawaslu kabupaten/kota, dan paling rendah 25
tahun untuk calon panwaslu kecamatan, panwaslu kelurahan atau desa, dan pengawas
TPS bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai ‘pada
saat pendaftaran berusia paling rendah 35 tahun untuk calon anggota Bawaslu, berusia
paling rendah 30 tahun untuk calon anggota Bawaslu provinsi, dan berusia paling
rendah 25 tahun untuk calon anggota Bawaslu kabupaten/kota, dan paling rendah
20tahun untuk calon panwaslu kecamatan, panwaslu kelurahan atau desa, dan
pengawas TPS’.

Anda mungkin juga menyukai