Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PANCASILA

AMANDEMEN UUD 19945

DisusunOleh :

Riski Saputra

Dosen Pengampu :

Heru Pujo Handoko, SH.MH.CLA

YAYASAN PERGURUAN AGAMA ISLAM AL-KALAM (YPAI)


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STI.TAR)MUARAENIM
TAHUN AKADEMIK 2022 /2023
PERUBAHAN UUD 1945 TANGGAL 19 OKTOBER 1999

UUD 1945 Perubahan Pertama adalah perubahan pertama pada Undang-


Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perubahan ini adalah hasil
Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat Tahun 1999 tanggal 14-21
Oktober 1999. UUD 1945 Perubahan Pertama menyempurnakan Pasal 5, Pasal 7,
Pasal 9, Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15, Pasal 17, Pasal 20 dan Pasal 21.

Apa yang dilakukan pada UUD 1945 Perubahan Pertama, membuka pintu
selanjutnya untuk perubahan berikutnya. Bagaimanapun konstitusi pun harus bisa
mengikuti perkembangan zaman, dan menyesuaikan sesuai perubahan yang
diperlukan.

Perubahan pertama pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia


Tahun 1945 adalah sebagai berikut:

a. Pasal 5

1). Presiden memegang kekuasaan membentuk undang-undang dengan


persetujuan Dewan Perwakilan rakyat.

diubah menjadi:

2). Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang kepada Dewan


Perwakilan Rakyat.

b. Pasal 7

Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatannya selama masa lima


tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali.

MENJADI

Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan
sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk
satu kali masa jabatan.

1
c. Pasal 9

1) Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil Presiden


bersumpah menurut agama, atau berjanji dengan sungguh-sungguh di
hadapan Majelis Permusyawaratan Rakyat atau Dewan Perwakilan
Rakyat sebagai berikut:

Sumpah Presiden (Wakil Presiden):

"Demi Allah, saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden


Republik Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-
baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan
menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-
lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa."

Janji Presiden (Wakil Presiden):

"Saya berjanji dengan sungguh-sungguh akan memenuhi kewajiban


Presiden Republik Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan
sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang
Dasar dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan
selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa".

MENJADI

2) Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil Presiden


bersumpah menurut agama, atau berjanji dengan sungguh-sungguh di
hadapan Majelis Permusyawaratan Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat
sebagai berikut:

Sumpah Presiden (Wakil Presiden):

"Demi Allah, saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden


Republik Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-
baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan
menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-
lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa."

2
Janji Presiden (Wakil Presiden):

"Saya berjanji dengan sungguh-sungguh akan memenuhi kewajiban


Presiden Republik Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan
sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang
Dasar dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan
selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa".

3).Jika Majelis Permusyawaratan Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat


tidak dapat mengadakan sidang, Presiden dan Wakil Presiden bersumpah
menurut agama, atau berjanji dengan sungguh-sungguh di hadapan
pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan disaksikan oleh
Pimpinan Mahkamah Agung.

d. Pasal 13

1) Presiden mengangkat duta dan konsul.


2) Presiden menerima duta Negara lain.

MENJADI

1) Presiden mengangkat duta dan konsul.


2) Dalam hal mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan
Dewan Perwakilan Rakyat.
3) Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan

memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.

e. Pasal 14

Presiden memberi grasi, amnesti, abolisi dan rehabilitasi.

diubah menjadi:

1) Presiden memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan


pertimbangan Mahkamah Agung.
2) Presiden memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.

3
f. Pasal 15

Presiden memberi gelaran, tanda jasa dan lain-lain tanda kehormatan.

berubah menjadi:

Presiden memberi gelar tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang
diatur dengan undang-undang.

g. Pasal 17

1) Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.


2) Menteri-menteri itu memimpin Departemen Pemerintahan.

DIUBAH:

1) Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.


2) Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.

h. Pasal 20

1) Tiap-tiap undang-undang menghendaki persetujuan Dewan Perwakilan


rakyat.
2) Jika sesuatu rantjangan undang-undang tidak mendapat persetujuan
Dewan Perwakilan rakyat, maka rancangan tadi tidak boleh dimajukan
lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan rakyat masa itu.

MENJADI:

1) Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang-


undang.
2) Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh Dewan Perwakilan
Rakyat dan Presiden untuk mendapat persetujuan bersama.Jika
rancangan undang-undang itu tidak mendapat persetujuan bersama,
rancangan undang-undang itu tidak boleh dimajukan lagi dalam
persidangan Dewan Perwakilan Rakyat masa itu.
3) Presiden mengesahkan rancangan undang-undang yang telah disetujui
bersama untuk menjadi undang-undang.

4
4) Dalam hal rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama
tersebut tidak disahkan oleh Presiden dalam waktu tiga puluh hari
semenjak rancangan undang-undang tersebut disetujui, rancangan
undang-undang tersebut sah menjadi undang-undang dan wajib
diundangkan.

i. Pasal 21

1) Anggota-anggota Dewan Perwakilan rakyat berhak memajukan


rancangan undang-undang.
2) Jika rancangan itu, meskipun disetudjui oleh Dewan Perwakilan
rakyat, tidak disahkan oleh Presiden, maka rancangan tadi tidak boleh
dimajukan lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan rakyat masa itu.

BERUBAH MENJADI:

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat berhak mengajukan usul rancangan


undang-undang

PERUBAHAN UUD 1945 TANGGAL 18 AGUSTUS 2000

Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia


Tahun 1945 adalah perubahan (amendemen) kedua terhadap Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.Perubahan kedua disahkan dalam

5
Rapat Paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat ke-9 pada tanggal 18
Agustus 2000, yang merupakan rangkaian dari Sidang Umum (Tahunan) Majelis
Permusyawaratan Rakyat Tahun 2000 yang berlangsung pada tanggal 7–18
Agustus 2000.

Beberapa perubahan tersebut berdasarkan pasal-pasal, yaitu:

 Pasal 18 dirombak secara besar-besaran dan jumlah ayat bertambah dari 1


menjadi 7 ayat. Ayat (1) sampai (7) menjabarkan satuan-satuan wilayah
administratif di Indonesia beserta perangkat pemerintahan daerahnya yang
disebut secara singkat pada Ayat (1) dalam naskah sebelum amendemen,
sementara bagian hak-hak untuk daerah-daerah yang istimewa diatur terpisah
dalam pasal baru (Pasal 18B).

 Pasal 18A ditambahkan dan mencakup dua ayat, terdiri dari Ayat (1) dan (2).
Isi pasal menyebutkan hubungan pemerintah pusat dan pemerintahan daerah.

 Pasal 18B ditambahkan dan mencakup dua ayat, terdiri dari Ayat (1) dan (2).
Isi pasal menyebutkan satuan pemerintahan daerah khusus/istimewa dan
kesatuan masyarakat hukum adat.

 Pada Pasal 19, Ayat (1) dan (2) digeser secara berurutan ke Ayat (2) dan (3),
lalu kata-katanya ditata ulang. Kemudian Ayat (1) ditambahkan dan
menyebutkan bahwa anggota DPR dipilih melalui pemilihan umum (pemilu).

 Pada Pasal 20, Ayat (5) ditambahkan dan berbunyi bahwa meskipun Presiden
tidak mengesahkan UU yang telah disetujui, UU tersebut akan tetap menjadi
sah dalam waktu 30 hari setelah disetujui dan harus diundangkan.

 Pasal 20A ditambahkan dan mencakup empat ayat, terdiri dari (1), (2), (3),
dan (4). Isi pasal menyebutkan fungsi dan hak dalam DPR.

6
 Pasal 22A ditambahkan dan hanya mencakup satu ayat. Isi pasal menyebutkan
ketentuan tata cara pembentukan UU.

 Pasal 22B ditambahkan dan hanya mencakup satu ayat. Isi pasal menyebutkan
bahwa anggota DPR dapat diberhentikan dari jabatannya.

 Pasal 25E[a] ditambahkan dan hanya mencakup satu ayat. Isi pasal


menyebutkan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang
berbentuk kepulauan dan berciri Nusantara, yang batas-batas dan hak-hak
wilayahnya ditetapkan dengan UU.

 Pada Pasal 26, Ayat (2) dipindahkan dan diubah susunan katanya ke Ayat (3),
sementara Ayat (2) tersebut ditambahkan dan memuat pengertian "penduduk".

 Pada Pasal 27, Ayat (3) ditambahkan dan menyebutkan hak dan kewajiban
warga negara untuk ikut serta dalam upaya pembelaan negara.

 Sepuluh pasal mengenai hak-hak asasi manusia, yaitu Pasal 28A hingga Pasal
28J, ditambahkan ke dalam UUD. Pasal 28A dan Pasal 28 F terdiri dari satu
ayat; Pasal 28B, Pasal 28C, Pasal 28G, dan Pasal 28J terdiri dari dua ayat;
Pasal 28E terdiri dari tiga ayat; Pasal 28D dan Pasal 28H terdiri dari empat
ayat; dan terakhir Pasal 28I terdiri dari lima ayat. Penjabaran HAM tiap pasal
dapat dilihat di atas.

 Pasal 30 dirombak secara besar-besaran dan jumlah ayat bertambah dari 2


menjadi 5 ayat. Pada Ayat (1), kata "pembelaan" diganti menjadi frasa
"pertahanan dan keamanan". Ayat (2) dihapus dan diganti dengan Ayat (2)
yang menyebutkan TNI dan Polri sebagai kekuatan utama sistem pertahanan
dan keamanan rakyat semesta (sishankamrata) serta rakyat sebagai kekuatan
pendukung, Ayat (3) yang menyebutkan susunan dan peran TNI, Ayat (4)
yang menyebutkan peran Polri, dan Ayat (5) yang menyebutkan ketentuan-
ketentuan lain mengenai pertahanan dan keamanan negara.

7
 Tiga pasal mengenai identitas-identitas nasional, yaitu Pasal 36A, Pasal 3B,
dan Pasal 36C, ditambahkan ke dalam UUD. Pasal-pasal tersebut secara
berurutan menyebutkan tentang lambang negara; lagu kebangsaan; serta
ketentuan lain mengenai bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu
kebangsaan.

Sedangkan perubahan berdasarkan bab adalah sebagai berikut.

 Bab IXA ditambahkan dan bernama "Wilayah Negara".


 Pada Bab X, penamaan "Warga Negara" diubah menjadi "Warga Negara dan
Penduduk".
 Bab XA ditambahkan dan bernama "Hak Asasi Manusia".
 Pada Bab XII, penamaan "Pertahanan Negara" diubah menjadi "Pertahanan
dan Keamanan Negara".
 Pada Bab XV, penamaan "Bendera dan Bahasa" diubah menjadi "Bendera,
Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan".

PERUBAHAN UUD 1945 TANGGAL 9 NOVEMBER 2001

8
Sidang Tahunan MPR 2001 yang dihelat tanggal 1-9 November 2001
menghasilkan perubahan ketiga UUD 1945. Inti dari Amandemen UUD 1945
ketiga ini mencakup beberapa pasal dan bab mengenai Bentuk dan Kedaulatan
Negara, Kewenangan MPR, Kepresidenan, Impeachment, Keuangan Negara,
Kekuasaan Kehakiman, dan lainnya. Perubahan ketiga Amandemen UUD 1945
menyempurnakan dan menambahkan pasal pasal dan bab-bab berikut ini:
a) Pasal 1

1) Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk Republik.


2) Kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat.
Diubah menjadi
3) Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang
Dasar.

4) Negara Indonesia adalah Negara hukum.

b) Pasal 3

Majelis Permusyawaratan Rakyat menetapkan Undang-Undang Dasar dan garis-


garis besar daripada haluan Negara.

Diubah menjadi

1) Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang mengubah dan menetapkan


Undang-Undang Dasar.
2) Majelis Permusyawaratan Rakyat melantik Presiden dan/atau Wakil
Presiden.
3) Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya dapat memberhentikan Presiden
dan Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut Undang-Undang
Dasar.

c) Pasal 6

9
1) Presiden ialah orang Indonesia asli.
2) Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat
dengan suara yang terbanyak.
Diubah menjadi
1) Calon Presiden dan calon Wakil Presiden harus warga negara Indonesia
sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain
karena kehendaknya sendiri, tidak pernah mengkhianati negara, serta
mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya sebagai Presiden dan Wakil Presiden.
2) Syarat-syarat untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden diatur lebih
lanjut dengan undang - undang.

PERUBAHAN UUD 1945 TANGGAL 10 AGUSTUS 2002

10
Perubahan keempat yang disahkan dalam Sidang Tahunan MPR tanggal 1-
11 Agustus 2002 menjadi Amandemen UUD 1945 terakhir dan belum dilakukan
lagi hingga kini. Sebelumnya, forum MPR sudah melakukan tiga kali
Amandemen UUD 1945 yakn pada 1999, 2000, dan 2002.

a) Pasal 2

Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat


dan anggota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih melalui pemilihan umum dan
diatur lebih lanjut dengan undang-undang.

b) Pasal 6A

Dalam hal tidak ada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih, dua
pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua dalam
pemilihan umum dipilih oleh rakyat secara langsung dan pasangan yang
memperoleh suara rakyat terbanyak dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden.

c) Pasal 8

Jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak
dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan,
pelaksana tugas kepresidenan adalah Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri,
dan Menteri Pertahanan secara bersama-sama. Selambat-lambatnya tiga puluh hari
setelah itu, Majelis Permusyawaratan Rakyat menyelenggarakan sidang untuk
memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua pasangan calon Presiden dan
Wakil Presiden yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik
yang pasangan calon Presiden dan Wakil Presidennya meraih suara terbanyak
pertama dan kedua dalam pemilihan umum sebelumnya, sampai habis masa
jabatannya.

11
d) Pasal 11

Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang,


membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain.

e) Pasal 16

Presiden membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan


nasihat dan pertimbangan kepada Presiden, yang selanjutnya diatur dalam
undang-undang.

f) Pasal 23B

Macam dan harga mata uang ditetapkan dengan undang-undang.

g) Pasal 24
Badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur
dalam undang-undang.
h) Pasal 31
1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah
wajib membiayainya.
3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan
Undang-Undang.
4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua
puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari
anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan pendidikan nasional.
5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan
peradaban serta kesejahteraan umat manusia.

12
i) Pasal 32
1) Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban
dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan
mengembangkan nilai-nilai budayanya.
2) Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan
budaya nasional.

13

Anda mungkin juga menyukai