1. TUGAS PRESIDEN
Dalam sistem ketatanegaraan terdapat banyak sekali perangkat negara, oleh karena
itu agar presiden dapat menjalankan tugasnya sebagai kepala negara sesuai porsinya
diperlukan peraturan perundang-undangan dasar. Undang – Undang Dasar ini
lazimnya berfungsi sebagai sebuah pedoman untuk menentukan tugas presiden. Selain
itu undang-undang dasar ini juga berfungsi membatasi tugas presiden agar tidak
melewati tugas perangkat negara lainnya.
Menurut Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, tugas presiden
sebagai kepala negara ialah sebagai berikut ini :
1. Presiden memiliki kekuasaan tertinggi atas Tentara Nasional Indonesia (TNI) mulai
dari Angkatan Laut (AL), Angkatan Udara (AU), dan Angkatan Darat (AD). (menurut
UUD 1945 pasal 10)
2. Dengan memperhatikan suatu pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat, Presiden
bertugas untuk menerima penempatan duta maupun perwakilan Negara lain (menurut
UUD 1945 pasal 13 ayat 3).
3. Negara menjamin kemerdekaan dan kebebasan setiap penduduk Indonesia untuk
memeluk agama dan kepercayaannya masing-masing serta beribadah sesuai agama
dan kepercayaannya masing-masing ( menurut pasal 29 ayat 2)
4. Dengan persetujuan DPR dapat menyatakan perang dengan negara lain, membuat
perjanjian ataupun perdamaian dengan negara lain (menurut UUD 1945 pasal 11 ayat
2)
5. Menyatakan suatu keadaan bahaya (menurut UUD 1945 pasal 12)
6. Dengan memperhatikan pertimbangan dari DPR, Presiden dapat mengangkat duta
atau konsul (menurut UUD 1945 pasal 13 ayat 1 dan 2)
7. Sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) diprioritaskan untuk
anggaran pendidikan dalam rangka melaksanakan penyelenggaraan pendidikan
Nasional. (menurut UUD 1945 pasal 31 ayat 4)
8. Memajukan Kebudayaan nasional pada peradaban dunia dengan jaminan kebebasan
masyarakat Indonesia dalam menjaga dan mengembangkan nilai budaya nasional.
(menurut UUD 1945 pasal 32 ayat 1)
9. Menjamin penjaga penghormatan dan pemeliharaan bahasa daerah sebagai kekayaan
budaya nasional (menurut UUD 1945 pasal 32 ayat 2)
10. Negara memelihara masyarakat fakir miskin dan anak-anak yang terlantar (menurut
UUD 1945 pasal 34 ayat 1)
11. Memastikan negara melakukan pengembangan sistem jaminan sosial seluruh lapisan
masyarakat serta melakukan pemberdayaan masyarakat yang lemah dan kurang
mampu sejalan dengan martabat kemanusiaan. (menurut UUD 1945 ayat 2)
12. Menjamin tanggung jawab negara dalam penyediaan fasilitas kesehatan umum serta
pelayanan kesehatan umum yang layak untuk masyarakat (menurut UUD 1945 pasal
34 ayat 3)
Sama seperti kepala negara, tugas dari kepala pemerintahan sudah diatur dalam
undang-undang dasar sebagai pedoman tertulis yang telah disahkan oleh perwakilan
masyarakat Indonesia. Beberapa tugas presiden sebagai kepala pemerintahan menurut
perundang-undangan ialah sebagai berikut ini :
2. WEWENANG PRESIDEN
Selain terdapat tugas atau kewajiban yang harus dilakukan oleh Presiden sebagai
kepala negara dan kepala pemerintahan, terdapat juga wewenang atau hak yang
dimiliki oleh Presiden. Hak dan wewenang ini telah terdapat dalam peraturan
perundang-undangan yang merupakan kesepakatan para wakil bangsa. Wewenang
atau hak presiden diantaranya adalah sebagai berikut:
MPR melantik Presiden dan Wakil Presiden hasil pemilihan umum dalam sidang
paripurna MPR. Sebelum reformasi, MPR yang merupakan lembaga tertinggi negara
memiliki kewenangan untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden dengan suara
terbanyak, namun sejak reformasi bergulir, kewenangan itu dicabut sendiri oleh MPR.
Perubahan kewenangan tersebut diputuskan dalam Sidang Paripurna Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia ke-7 (lanjutan 2) tanggal 09 November
2001, yang memutuskan bahwa Presiden dan Wakil Presiden dipilih secara langsung oleh
rakyat, Pasal 6A ayat (1).
MPR hanya dapat memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa
jabatannya menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden diusulkan oleh DPR.
MPR wajib menyelenggarakan sidang paripurna MPR untuk memutuskan usul DPR
mengenai pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden pada masa jabatannya paling
lambat 30 (tiga puluh) hari sejak MPR menerima usul. Usul DPR harus dilengkapi
dengan putusan Mahkamah Konstitusi bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden terbukti
melakukan pelanggaran hukum baik berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi,
penyuapan, tindak pidana berat lainnya, maupun perbuatan tercela dan/atau terbukti
bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden
dan/atau Wakil Presiden.
Apabila Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak
dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan, MPR
menyelenggarakan sidang paripurna paling lambat 30 (tiga puluh) hari untuk memilih
Presiden dan Wakil Presiden, dari 2 (dua) pasangan calon presiden dan wakil presiden
yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang pasangan calon
Presiden dan Wakil Presidennya meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam
pemilihan umum sebelumnya, sampai berakhir masa jabatannya.
Dalam hal Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak
dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan, pelaksana
tugas kepresidenan adalah Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri
Pertahanan secara bersama-sama.
Tugas dan wewenang DPD sesuai dengan UU No. 27 Tahun 2009, antara lain :
Tugas dan wewenang DPD tersebut secara rinci, diatur lebih lanjut di dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan
DPRD.
Berdasarkan Pasal 223 UU No. 27 Tahun 2009 tentang Parlemen, fungsi DPD adalah
sbb:
Apa saja tugas dan wewenang MA? Berikut ini adalah tugas dan wewenang MA
menurut undang-undang, sesuai yang diatur dalam UUD 1945 pasal 24C ayat 1 dan 2.
Tugas Mahkamah Agung yang utama adalah mengadili pada tingkat kasasi.
Mahkamah Agung bertugas untuk memutus permohonan kasasi terhadap putusan
pengadilan tingkat banding maupun tingkat akhir dari semua lingkungan peradilan.
2. Menguji Peraturan Perundang-Undangan di Bawah Undang-Undang terhadap
Undang-Undang
Mahkamah Agung juga berwenang untuk mengawasi tingkah laku dan perbuatan para
hakim di dalam menjalankan tugasnya. MA harus mengawasi dengan cermat semua
perbuatan para hakim di semua lingkungan peradilan dalam sistem kehakiman di
Indonesia.
Mahkamah Agung juga memiliki wewenang terkait dengan posisi presiden. Tugas
Mahkamah Agung yakni memiliki wewenang untuk memberikan pertimbangan
hukum kepada presiden dalam hal permohonan grasi, rehabilitasi atau keputusan
lainnya.
Dalam UUD 1945 pasal 24C, dijelaskan juga bahwa Mahkamah Agung memiliki
tugas dan wewenang lainnya yang diberikan dalam undang-undang. Untuk
kepentingan negara dan keadilan, Mahkamah Agung memberi peringatan, teguran dan
petunjuk yang dipandang perlu baik dengan surat tersendiri, maupun dengan surat
edaran.
1. Menguji Undang-Undang
Salah satu tugas MK yang utama adalah menguji undang-undang terhadap Undang-
Undang Dasar. MK bertugas menjelaskan jika ada perbedaan interpretasi atas sebuah
undang-undang yang dibuat berdasarkan Undang-Undang Dasar (UUD).
Wewenang
Tugas
Tugas
Tugas dan wewenang Badan Pemeriksa Keuangan disebutkan dalam UU Republik Indonesia
Nomor 15 tahun 2006 secara terpisah, yaitu pada BAB III bagian kesatu dan kedua. Tugas BPK
menurut UU tersebut masuk dalam bagian kesatu, isisnya antara lain adalah sebagai berikut.
1. Pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan yang dilakukan oleh BPK terbatas
pada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Bank Indonesia, Lembaga Negara lainnya,
BUMN, Badan Layanan Umum, BUMD, dan semua lembaga lainnya yang mengelola
keuangan negara.
2. Pelaksanaan pemeriksaan BPK tersebut dilakukan atas dasar undang-undang tentang
pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
3. Pemeriksaan yang dilakukan BPK mencakup pemeriksaan kinerja, keuangan, dan
pemeriksaan dengan adanya maksud tertentu.
4. Hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh BPK harus dibahas sesuai dengan standar
pemeriksaan keuangan negara yang berlaku.
5. Hasil pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara diserahkan kepada
DPD, DPR, dan DPRD. Dan juga menyerahkan hasil pemeriksaan secara tertulis kepada
Presiden, Gubernur, dan Bupati/Walikota.
6. Jika terbukti adanya tindakan pidana, maka BPK wajib melapor pada instansi yang
berwenang paling lambat 1 bulan sejak diketahui adanya tindakan pidana tersebut.
Wewenang
Tugas dan wewenang Badan Pemeriksa Keuangan berdasarkan UU Republik Indonesia Nomor
15 Tahun 2006 BAB III bagian kedua diantaranya adalah sebagai berikut.