Anda di halaman 1dari 14

TUGAS DAN WEWENANG PRESIDEN

1. TUGAS PRESIDEN

Tugas Presiden Sebagai Kepala Negara

Dalam sistem ketatanegaraan terdapat banyak sekali perangkat negara, oleh karena
itu agar presiden dapat menjalankan tugasnya sebagai kepala negara sesuai porsinya
diperlukan peraturan perundang-undangan dasar. Undang – Undang Dasar ini
lazimnya berfungsi sebagai sebuah pedoman untuk menentukan tugas presiden. Selain
itu undang-undang dasar ini juga berfungsi membatasi tugas presiden agar tidak
melewati tugas perangkat negara lainnya.

Menurut Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, tugas presiden
sebagai kepala negara ialah sebagai berikut ini :

1. Presiden memiliki kekuasaan tertinggi atas Tentara Nasional Indonesia (TNI) mulai
dari Angkatan Laut (AL), Angkatan Udara (AU), dan Angkatan Darat (AD). (menurut
UUD 1945 pasal 10)
2. Dengan memperhatikan suatu pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat, Presiden
bertugas untuk menerima penempatan duta maupun perwakilan Negara lain (menurut
UUD 1945 pasal 13 ayat 3).
3. Negara menjamin kemerdekaan dan kebebasan setiap penduduk Indonesia untuk
memeluk agama dan kepercayaannya masing-masing serta beribadah sesuai agama
dan kepercayaannya masing-masing ( menurut pasal 29 ayat 2)
4. Dengan persetujuan DPR dapat menyatakan perang dengan negara lain, membuat
perjanjian ataupun perdamaian dengan negara lain (menurut UUD 1945 pasal 11 ayat
2)
5. Menyatakan suatu keadaan bahaya (menurut UUD 1945 pasal 12)
6. Dengan memperhatikan pertimbangan dari DPR, Presiden dapat mengangkat duta
atau konsul (menurut UUD 1945 pasal 13 ayat 1 dan 2)
7. Sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) diprioritaskan untuk
anggaran pendidikan dalam rangka melaksanakan penyelenggaraan pendidikan
Nasional. (menurut UUD 1945 pasal 31 ayat 4)
8. Memajukan Kebudayaan nasional pada peradaban dunia dengan jaminan kebebasan
masyarakat Indonesia dalam menjaga dan mengembangkan nilai budaya nasional.
(menurut UUD 1945 pasal 32 ayat 1)
9. Menjamin penjaga penghormatan dan pemeliharaan bahasa daerah sebagai kekayaan
budaya nasional (menurut UUD 1945 pasal 32 ayat 2)
10. Negara memelihara masyarakat fakir miskin dan anak-anak yang terlantar (menurut
UUD 1945 pasal 34 ayat 1)
11. Memastikan negara melakukan pengembangan sistem jaminan sosial seluruh lapisan
masyarakat serta melakukan pemberdayaan masyarakat yang lemah dan kurang
mampu sejalan dengan martabat kemanusiaan. (menurut UUD 1945 ayat 2)
12. Menjamin tanggung jawab negara dalam penyediaan fasilitas kesehatan umum serta
pelayanan kesehatan umum yang layak untuk masyarakat (menurut UUD 1945 pasal
34 ayat 3)

Tugas Presiden sebagai Kepala Pemerintahan

Sama seperti kepala negara, tugas dari kepala pemerintahan sudah diatur dalam
undang-undang dasar sebagai pedoman tertulis yang telah disahkan oleh perwakilan
masyarakat Indonesia. Beberapa tugas presiden sebagai kepala pemerintahan menurut
perundang-undangan ialah sebagai berikut ini :

1. Presiden memegang kekuasaan tertinggi pemerintahan Republik Indonesia (menurut


UUD 1945 pasal 4 ayat 1)
2. Presiden menetapkan peraturan pemerintahan dalam berjalannya penerapan undang-
undang sebagaimana mestinya (menurut UUD 1945 pasal 5 ayat 2)
3. Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri sebagai pembantu tugas presiden.
(menurut UUD 1945 pasal 17 ayat 2)
4. Dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah, undang-undang mengatur
hubungan dan wewenang pemerintahan pusat dengan pemerintahan daerah tingkat
provinsi, tingkat kota, maupun tingkat kabupaten. (menurut UUD 1945 pasal 18b ayat
1)
5. Melakukan pengaturan hubungan pelayanan umum, keuangan, pemanfaatan sumber
daya alam serta sumber daya lainnya antara pemerintahan daerah dengan
pemerintahan pusat secara adil selaras yang didasarkan pada undang-undang.
(menurut UUD 1945 pasal 20 ayat 4)
6. Presiden mengajukan rancangan undang-undang mengenai anggaran pendapatan dan
belanja negara (APBN) untuk kemudian dibahas dengan Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) serta memperhatikan juga pertimbangan dari Dewan Perwakilan Daerah
(DPD) (menurut UUD 1945 pasal 23 ayat 2)
7. Presiden melakukan peresmian anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang
ditentukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang dalam pemilihanya juga
memperhatikan pertimbangan dari Dewan Perwakilan Daerah (DPD) (menurut UUD
1945 ayat pasal 23F ayat 1)
8. Presiden menetapkan Hakim Agung yang calonnya diusulkan oleh Komisi Yudisial
dan disetujui oleh kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) (menurut UUD 1945
pasal 24a ayat 3)
9. Presiden wajib mengangkat dan memberhentikan Anggota Yudisial dengan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). (menurut UUD 1945 pasal 24b ayat 3)
10. Presiden wajib menetapkan sembilan orang anggota hakim Mahkamah Konstitusi
yang diajukan oleh Mahkamah Agung, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan
presiden masing-masing tiga orang.(menurut UUD 1945 pasal 24c ayat 3)
11. Pemerintah yang dipimpin oleh presiden memiliki tanggung jawab melakukan
perlindungan, pemajuan, pemenuhan dan penegakan hak asasi manusia. (menurut
UUD 1945 pasal 28I ayat 4)
12. Pemerintah wajib memastikan setiap warga negara Indonesia (WNI) mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan dasar (menurut UUD 1945 pasal 31 ayat 2)
13. Pemerintah wajib mengusahakan bahkan menyelenggarakan sistem pendidikan
nasional yang meningkatkan suatu keimanan, ketakwaan serta kemuliaan akhlak
dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa negara (menurut UUD 1945 pasal 31
ayat 3)
14. Pemerintah wajib memajukan ilmu pengetahuan serta teknologi dengan menjunjung
tinggi nilai agama dan persatuan bangsa yang bertujuan untuk kemajuan peradaban
bangsa dan kesejahteraan masyarakat. (menurut UUD 1945 pasal 31 ayat 5)

2. WEWENANG PRESIDEN

Selain terdapat tugas atau kewajiban yang harus dilakukan oleh Presiden sebagai
kepala negara dan kepala pemerintahan, terdapat juga wewenang atau hak yang
dimiliki oleh Presiden. Hak dan wewenang ini telah terdapat dalam peraturan
perundang-undangan yang merupakan kesepakatan para wakil bangsa. Wewenang
atau hak presiden diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Presiden memiliki hak untuk mengajukan rancangan undang-undang kepada badan


legislatif Dewan Perwakilan Rakyat (menurut UUD 1945 pasal 5 ayat 1)
2. Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Presiden berhak menyatakan
suatu perang maupun membuat perjanjian dan perdamaian terhadap negara lain
(menurut UUD 1945 pasal 11 ayat 1)
3. Dengan persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat, Presiden memiliki hak untuk
membuat perjanjian internasional yang dapat menimbulkan pengaruh yang luas dan
mendasar pada kehidupan rakyat terkait dengan keuangan negara yang mengharuskan
adanya pembentukan atau perubahan undang-undang (menurut UUD 1945 pasal 11
ayat 2)
4. Presiden memiliki hak untuk menyatakan keadaan bahaya. Syarat-syarat dan akibat
keadaan bahaya itu ditetapkan dengan undang-undang. (menurut UUD 1945 pasal 12)
5. Dengan memerhatikan pertimbangan dari Mahkamah Agung, Presiden memiliki hak
memberikan grasi dan rehabilitasi. (menurut UUD 1945 pasal 14 ayat 1)
6. Dengan memerhatikan pertimbangan dari Dewan Perwakilan Rakyat, Presiden
memiliki hak memberikan amnesti dan abolisi. (menurut UUD 1945 pasal 14 ayat 2)
7. Presiden memiliki hak memberi tanda jasa, gelar, dan tanda kehormatan lainnya yang
telah diatur dalam undang-undang. (menurut UUD 1945 pasal 15)
8. Presiden memiliki hak untuk membentuk suatu dewan pertimbangan dengan tugas
memberi nasihat serta pertimbangan kepada Presiden yang selanjutnya diatur dalam
undang-undang (menurut UUD 1945 pasal 16)
9. Dalam suatu kegentingan yang memaksa, Presiden memiliki hak menetapkan
Peraturan Pemerintah untuk menggantikan undang-undang (menurut UUD 1945 pasal
22 ayat 1)

Apakah syarat agar dapat mencalonkan presiden?

Syarat untuk menjadi presiden salah satunya ialah :

1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.


2. Warga Negara Indonesia sejak kelahirannya serta tidak pernah menerima
kewarganegaraan lain dikarenakan kehendaknya sendiri.
3. Tidak pernah mengkhianati negara dan tidak akan pernah melakukan tindak pidana
korupsi serta tindak pidana berat lainnya.
 Bagaimana sumpah presiden?

Demi Allah saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden Republik


Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik – baiknya serta
seadil – adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar serta menjalankan
segala undang – undang dan peraturannya dengan selurus – lurusnya serta
berbakti kepada Nusa dan Bangsa.

 Bagaimana janji presiden?

Saya berjanji dengan sungguh – sungguh akan memenuhi segala kewajiban


Presiden Republik Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan
sebaik – baiknya dan seadil – adilnya, memegang teguh Undang-Undang
Dasar serta menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan
selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa.

TUGAS DAN WEWENANG LEMBAGA NEGARA


1. TUGAS DAN WEWENANG MPR

Mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar

MPR berwenang mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945. Dalam mengubah Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, anggota MPR tidak dapat mengusulkan pengubahan terhadap
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan bentuk
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Usul pengubahan pasal Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun


1945 diajukan oleh sekurangkurangnya 1/3 (satu pertiga) dari jumlah anggota MPR.
Setiap usul pengubahan diajukan secara tertulis dengan menunjukkan secara jelas pasal
yang diusulkan diubah beserta alasannya.

Usul pengubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945


diajukan kepada pimpinan MPR. Setelah menerima usul pengubahan, pimpinan MPR
memeriksa kelengkapan persyaratannya, yaitu jumlah pengusul dan pasal yang diusulkan
diubah yang disertai alasan pengubahan yang paling lama dilakukan selama 30 (tiga
puluh) hari sejak usul diterima pimpinan MPR. Dalam pemeriksaan, pimpinan MPR
mengadakan rapat dengan pimpinan fraksi dan pimpinan Kelompok Anggota MPR untuk
membahas kelengkapan persyaratan.

Jika usul pengubahan tidak memenuhi kelengkapan persyaratan, pimpinan MPR


memberitahukan penolakan usul pengubahan secara tertulis kepada pihak pengusul
beserta alasannya. Namun, jika pengubahan dinyatakan oleh pimpinan MPR memenuhi
kelengkapan persyaratan, pimpinan MPR wajib menyelenggarakan sidang paripurna
MPR paling lambat 60 (enam puluh) hari. Anggota MPR menerima salinan usul
pengubahan yang telah memenuhi kelengkapan persyaratan paling lambat 14 (empat
belas) hari sebelum dilaksanakan sidang paripurna MPR.

Sidang paripurna MPR dapat memutuskan pengubahan pasal Undang-Undang Dasar


Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dengan persetujuan sekurang-kurangnya 50%
(lima puluh persen) dari jumlah anggota ditambah 1 (satu) anggota.

Melantik Presiden dan Wakil Presiden hasil pemilihan umum

MPR melantik Presiden dan Wakil Presiden hasil pemilihan umum dalam sidang
paripurna MPR. Sebelum reformasi, MPR yang merupakan lembaga tertinggi negara
memiliki kewenangan untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden dengan suara
terbanyak, namun sejak reformasi bergulir, kewenangan itu dicabut sendiri oleh MPR.
Perubahan kewenangan tersebut diputuskan dalam Sidang Paripurna Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia ke-7 (lanjutan 2) tanggal 09 November
2001, yang memutuskan bahwa Presiden dan Wakil Presiden dipilih secara langsung oleh
rakyat, Pasal 6A ayat (1).

Memutuskan usul DPR untuk memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden


dalam masa jabatannya

MPR hanya dapat memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa
jabatannya menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden diusulkan oleh DPR.

MPR wajib menyelenggarakan sidang paripurna MPR untuk memutuskan usul DPR
mengenai pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden pada masa jabatannya paling
lambat 30 (tiga puluh) hari sejak MPR menerima usul. Usul DPR harus dilengkapi
dengan putusan Mahkamah Konstitusi bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden terbukti
melakukan pelanggaran hukum baik berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi,
penyuapan, tindak pidana berat lainnya, maupun perbuatan tercela dan/atau terbukti
bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden
dan/atau Wakil Presiden.

Keputusan MPR terhadap usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden


diambil dalam sidang paripurna MPR yang dihadiri sekurang-kurangnya 3/4 (tiga
perempat) dari jumlah anggota dan disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga)
dari jumlah anggota yang hadir.

Melantik Wakil Presiden menjadi Presiden

Jika Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan


kewajibannya dalam masa jabatannya, ia digantikan oleh Wakil Presiden sampai berakhir
masa jabatannya.

Jika terjadi kekosongan jabatan Presiden, MPR segera menyelenggarakan sidang


paripurna MPR untuk melantik Wakil Presiden menjadi Presiden. Dalam hal MPR tidak
dapat mengadakan sidang, Presiden bersumpah menurut agama atau berjanji dengan
sungguh-sungguh di hadapan rapat paripurna DPR. Dalam hal DPR tidak dapat
mengadakan rapat,Presiden bersumpah menurut agama atau berjanji dengan sungguh-
sungguh di hadapan pimpinan MPR dengan disaksikan oleh pimpinan Mahkamah Agung.

Memilih Wakil Presiden

Dalam hal terjadi kekosongan Wakil Presiden, MPR menyelenggarakan sidang


paripurna dalam waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari untuk memilih Wakil Presiden
dari 2 (dua) calon yang diusulkan oleh Presiden apabila terjadi kekosongan jabatan Wakil
Presiden dalam masa jabatannya.

Memilih Presiden dan Wakil Presiden

Apabila Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak
dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan, MPR
menyelenggarakan sidang paripurna paling lambat 30 (tiga puluh) hari untuk memilih
Presiden dan Wakil Presiden, dari 2 (dua) pasangan calon presiden dan wakil presiden
yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang pasangan calon
Presiden dan Wakil Presidennya meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam
pemilihan umum sebelumnya, sampai berakhir masa jabatannya.

Dalam hal Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak
dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan, pelaksana
tugas kepresidenan adalah Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri
Pertahanan secara bersama-sama.

2. TUGAS DAN WEWENANG DPR

Terkait dengan fungsi legislasi, DPR memiliki tugas dan wewenang:

1. Menyusun Program Legislasi Nasional (Prolegnas)


2. Menyusun dan membahas Rancangan Undang-Undang (RUU)
3. Menerima RUU yang diajukan oleh DPD (terkait otonomi daerah; hubungan pusat
dan daerah; pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah; pengelolaan SDA
dan SDE lainnya; serta perimbangan keuangan pusat dan daerah)
4. Membahas RUU yang diusulkan oleh Presiden ataupun DPD
5. Menetapkan UU bersama dengan Presiden
6. Menyetujui atau tidak menyetujui peraturan pemerintah pengganti UU (yang diajukan
Presiden) untuk ditetapkan menjadi UU

Terkait dengan fungsi anggaran, DPR memiliki tugas dan wewenang:

1. Memberikan persetujuan atas RUU tentang APBN (yang diajukan Presiden)


2. Memperhatikan pertimbangan DPD atas RUU tentang APBN dan RUU terkait pajak,
pendidikan dan agama
3. Menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara yang disampaikan oleh BPK
4. Memberikan persetujuan terhadap pemindahtanganan aset negara maupun terhadap
perjanjian yang berdampak luas bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban
keuangan negara

Terkait dengan fungsi pengawasan, DPR memiliki tugas dan wewenang:

1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN dan kebijakan pemerintah


2. Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang disampaikan oleh DPD
(terkait pelaksanaan UU mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan
penggabungan daerah, pengelolaan SDA dan SDE lainnya, pelaksanaan APBN, pajak,
pendidikan dan agama)
Tugas dan wewenang DPR lainnya, antara lain:

1. Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi rakyat


2. Memberikan persetujuan kepada Presiden untuk:
(1) menyatakan perang ataupun membuat perdamaian dengan Negara lain;
(2) mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial.
3. Memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam hal:
(1) pemberian amnesti dan abolisi;
(2) mengangkat duta besar dan menerima penempatan duta besar lain
4. Memilih Anggota BPK dengan memperhatikan pertimbangan DPD
5. Memberikan persetujuan kepada Komisi Yudisial terkait calon hakim agung yang
akan ditetapkan menjadi hakim agung oleh Presiden
6. Memilih 3 (tiga) orang hakim konstitusi untuk selanjutnya diajukan ke Presiden

3. Tugas Dan Wewenang DPD

Tugas dan wewenang DPD sesuai dengan UU No. 27 Tahun 2009, antara lain :

1. dapat mengajukan kepada DPR rancangan undangundang yang berkaitan dengan


otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi
lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah;
2. ikut membahas bersama DPR dan Presiden rancangan undang-undang yang berkaitan
dengan hal sebagaimana dimaksud dalam huruf a;
3. ikut membahas bersama DPR dan Presiden rancangan undang-undang yang diajukan
oleh Presiden atau DPR, yang berkaitan dengan hal sebagaimana dimaksud dalam
huruf a;
4. memberikan pertimbangan kepada DPR atas rancangan undang-undang tentang
APBN dan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan
agama;
5. dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi
daerah, pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan
daerah, pengelolaan sumber daya alam, dan sumber daya ekonomi lainnya,
pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, dan agama;
6. menyampaikan hasil pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi
daerah, pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan
daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,
pelaksanaan undang-undang APBN, pajak, pendidikan, dan agama kepada DPR
sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti;
7. menerima hasil pemeriksaan atas keuangan negara dari BPK sebagai bahan membuat
pertimbangan kepada DPR tentang rancangan undang-undang yang berkaitan dengan
APBN;
8. memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan anggota BPK; dan
9. ikut serta dalam penyusunan program legislasi nasional yang berkaitan dengan
otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi
lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah.

Tugas dan wewenang DPD tersebut secara rinci, diatur lebih lanjut di dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan
DPRD.

Fungsi dan Wewenang DPD

Berdasarkan Pasal 223 UU No. 27 Tahun 2009 tentang Parlemen, fungsi DPD adalah
sbb:

1. Pengajuan usul kepada DPR mengenai rancangan undang-undang yang berkaitan


dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran
serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi
lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah;
2. Ikut dalam pembahasan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi
daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan
daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta
perimbangan keuangan pusat dan daerah;
3. Pemberian pertimbangan kepada DPR atas rancangan undang-undang tentang
anggaran pendapatan dan belanja negara dan rancangan undang-undang yang
berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama; dan
4. Pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi daerah,
pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah,
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan
APBN, pajak, pendidikan, dan agama.

4. Tugas Mahkamah Agung (MA)

Apa saja tugas dan wewenang MA? Berikut ini adalah tugas dan wewenang MA
menurut undang-undang, sesuai yang diatur dalam UUD 1945 pasal 24C ayat 1 dan 2.

1. Mengadili pada Tingkat Kasasi

Tugas Mahkamah Agung yang utama adalah mengadili pada tingkat kasasi.
Mahkamah Agung bertugas untuk memutus permohonan kasasi terhadap putusan
pengadilan tingkat banding maupun tingkat akhir dari semua lingkungan peradilan.
2. Menguji Peraturan Perundang-Undangan di Bawah Undang-Undang terhadap
Undang-Undang

Mahkamah Agung juga berwenang menguji peraturan perundang-undangan.


Maksudnya bahwa lembaga MA memiliki tugas untuk menguji peraturan secara
materil terhadap perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-
undang.

3. Menjadi Pengawas Tertinggi Penyelenggaraan Peradilan

Tugas MA lainnya adalah berwenang menjadi pengawas tertinggi terhadap


penyelenggaraan peradilan di semua lingkungan peradilan. Hal ini berkaitan dengn
fungsi Mahkamah Agung itu sendiri sebagai lembaga penyelenggara kekuasaan
kehakiman.

4. Mengawasi Hakim di Semua Lingkungan Peradilan

Mahkamah Agung juga berwenang untuk mengawasi tingkah laku dan perbuatan para
hakim di dalam menjalankan tugasnya. MA harus mengawasi dengan cermat semua
perbuatan para hakim di semua lingkungan peradilan dalam sistem kehakiman di
Indonesia.

5. Memberi Pertimbangan Hukum pada Presiden

Mahkamah Agung juga memiliki wewenang terkait dengan posisi presiden. Tugas
Mahkamah Agung yakni memiliki wewenang untuk memberikan pertimbangan
hukum kepada presiden dalam hal permohonan grasi, rehabilitasi atau keputusan
lainnya.

6. Mempunyai Wewenang Lainnya yang Diberikan oleh Undang-Undang

Dalam UUD 1945 pasal 24C, dijelaskan juga bahwa Mahkamah Agung memiliki
tugas dan wewenang lainnya yang diberikan dalam undang-undang. Untuk
kepentingan negara dan keadilan, Mahkamah Agung memberi peringatan, teguran dan
petunjuk yang dipandang perlu baik dengan surat tersendiri, maupun dengan surat
edaran.

Mahkamah Agung memiliki wewenang:

1. Mahkamah Agung memutus permohonan kasasi terhadap putusan pengadilan


tingkat banding atau tingkat terakhir dari semua lingkungan peradilan
2. Mahkamah Agung menguji peraturan secara materiil terhadap peraturan
perundang-undangan di bawah Undang-undang
3. Melakukan pengawasan tertinggi terhadap penyelenggaraan peradilan di semua
lingkungan peradilan dalam penyelenggaraan kekuasaan kehakiman.

5. Tugas Mahkamah Konstitusi

Di bawah ini akan dibagikan penjelasan mengenai tugas-tugas Mahkamah Konstitusi


beserta fungsi dan wewenang MK selengkapnya.

1. Menguji Undang-Undang

Salah satu tugas MK yang utama adalah menguji undang-undang terhadap Undang-
Undang Dasar. MK bertugas menjelaskan jika ada perbedaan interpretasi atas sebuah
undang-undang yang dibuat berdasarkan Undang-Undang Dasar (UUD).

2. Memutus Sengketa Kewenangan Lembaga Negara

Wewenang MK juga bertugas untuk memutus sengketa kewenangan lembaga negara


yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar. Mahkamah Konstitus
menjadi lembaga yang berhak untuk memutuskan segala konflik dan perselisihan
wewenang dalam lembaga negara.

3. Memutus Pembubaran Partai Politik

Tugas Mahkamah Konstitusi juga penting dalam pengawasan partai politik. MK


memiliki wewenang untuk memutus pembubaran partai politik. Tentu segala prosedur
terkait pembubaran partai politik harus dilakukan sesuai aturan perundang-undangan
yang berlaku.

4. Memutus Perselisihan Tentang Hasil Pemilihan Umum

MK juga memiliki wewenang untuk memutus perselisihan tentang hasil pemilihan


umum atau pemilu. Segala sengketa, konflik atau dugaan kecurangan dalam pemilu bisa
dilaporkan dan diajukan ke Mahkamah Konstitusi, untuk kemudian diputuskan solusinya.

5. Memberi Putusan Mengenai Dugaan Pelanggaran Presiden

Mahkamah Konstitusi juga wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan


Perwakilan Rakyat (DPR) mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil
Presiden menurut Undang-Undang Dasar. DPR berhak mengajukan dugaan pelanggaran
presiden untuk diputuskan oleh MK.
Sementara sesuai ketentuan Undang-Undang Dasar RI 1945, Mahkamah Konstitusi
memiliki kewenangan sebagai berikut:

1. Menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar


2. Memutus sengketa kewenangan kenbaga negara yang kewenangannya diberikan oleh
UUD
3. Memutus pembubaran partai poitik
4. Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum
5. Memutus pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah melakukan
pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak
pidana berat lainnya atau perbuatan tercela
6. Memutus pendapat DPR bahwa Presiden dan atau Wapres telah tidak lagi memenuhi
persyaratan sebagai Presiden dan atau Wakil Presiden

6. Tugas dan wewenang komisi yudisial (ky)

Wewenang

Sesuai Pasal 13 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas


Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial, Komisi Yudisial
mempunyai wewenang:

1. Mengusulkan pengangkatan hakim agung dan hakim ad hoc di Mahkamah Agung


kepada DPR untuk mendapatkan persetujuan;
2. Menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim;
3. Menetapkan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH) bersama-sama
dengan Mahkamah Agung;
4. Menjaga dan menegakkan pelaksanaan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim
(KEPPH).

Tugas

Berdasarkan Pasal 14 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011, dalam melaksanakan


wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf a, yaitu mengusulkan
pengangkatan hakim agung dan hakim ad hoc di Mahkamah Agung kepada DPR untuk
mendapatkan persetujuan, maka Komisi Yudisial mempunyai tugas:

1. Melakukan pendaftaran calon hakim agung;


2. Melakukan seleksi terhadap calon hakim agung;
3. Menetapkan calon hakim agung; dan
4. Mengajukan calon hakim agung ke DPR.

Pasal 20 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 mengatur bahwa:


Dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta
perilaku hakim, Komisi Yudisial mempunyai tugas:

1. Melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap perilaku hakim;


2. Menerima laporan dari masyarakat berkaitan dengan pelanggaran Kode Etik dan
Pedoman Perilaku Hakim;
3. Melakukan verifikasi, klarifikasi, dan investigasi terhadap laporan dugaan
pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim secara tertutup;
4. Memutus benar tidaknya laporan dugaan pelanggaran Kode Etik dan Pedoman
Perilaku Hakim,
5. Mengambil langkah hukum dan/atau langkah lain terhadap orang perseorangan,
kelompok orang, atau badan hukum yang merendahkan kehormatan dan keluhuran
martabat hakim.
6. Selain tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Komisi Yudisial juga mempunyai
tugas mengupayakan peningkatan kapasitas dan kesejahteraan hakim;
7. Dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta
perilaku hakim, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, Komisi Yudisial dapat
meminta bantuan kepada aparat penegak hukum untuk melakukan penyadapan dan
merekam pembicaraan dalam hal adanya dugaan pelanggaran Kode Etik dan/atau
Pedoman Perilaku Hakim oleh Hakim.
8. Aparat penegak hukum wajib menindaklanjuti permintaan Komisi Yudisial
sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

7. TUGAS DAN WEWENANG BADAN KEUANGAN NEGARA(BPK)

Tugas

Tugas dan wewenang Badan Pemeriksa Keuangan disebutkan dalam UU Republik Indonesia
Nomor 15 tahun 2006 secara terpisah, yaitu pada BAB III bagian kesatu dan kedua. Tugas BPK
menurut UU tersebut masuk dalam bagian kesatu, isisnya antara lain adalah sebagai berikut.

1. Pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan yang dilakukan oleh BPK terbatas
pada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Bank Indonesia, Lembaga Negara lainnya,
BUMN, Badan Layanan Umum, BUMD, dan semua lembaga lainnya yang mengelola
keuangan negara.
2. Pelaksanaan pemeriksaan BPK tersebut dilakukan atas dasar undang-undang tentang
pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
3. Pemeriksaan yang dilakukan BPK mencakup pemeriksaan kinerja, keuangan, dan
pemeriksaan dengan adanya maksud tertentu.
4. Hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh BPK harus dibahas sesuai dengan standar
pemeriksaan keuangan negara yang berlaku.
5. Hasil pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara diserahkan kepada
DPD, DPR, dan DPRD. Dan juga menyerahkan hasil pemeriksaan secara tertulis kepada
Presiden, Gubernur, dan Bupati/Walikota.
6. Jika terbukti adanya tindakan pidana, maka BPK wajib melapor pada instansi yang
berwenang paling lambat 1 bulan sejak diketahui adanya tindakan pidana tersebut.

Wewenang

Tugas dan wewenang Badan Pemeriksa Keuangan berdasarkan UU Republik Indonesia Nomor
15 Tahun 2006 BAB III bagian kedua diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Dalam menjalankan tugasnya, BPK memiliki wewenang untuk menentukan objek


pemeriksaan, merencanakan serta melaksanakan pemeriksaan. Penentuan waktu dan
metode pemeriksaan serta menyusun maupun menyajikan laporan juga menjadi wewenang
dari BPK tersebut.
2. Semua data, informasi, berkas dan semua hal yang berkaitan dengan pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara hanya bersifat sebagai alat untuk bahan pemeriksaan.
3. BPK juga berwenang dalam memberikan pendapat kepada DPR, DPD, DPRD, dan semua
lembaga keuangan negara lain yang diperlukan untuk menunjang sifat pekerjaan BPK.
4. BPK berwenang memberi nasihat/pendapat berkaitan dengan pertimbangan penyelesaian
masalah kerugian negara.

Anda mungkin juga menyukai