Anda di halaman 1dari 18

FESSOSPOL

UNIVERSITAS SAINS DAN TEKNOLOGI JAYAiURA 2021

NAMA : YEMIMA GEBZE TAPYOR


NPM : 21 811 001
JURUSAN : ILMU PEMERINTAHAN
TUGAS : PENGANTAR ILMU POLITIK
PERUBAHAN AMADEMEN UUD 1945

Sejarah mencatat, Amandemen UUD 1945 sudah


dilakukan sebanyak 4 kali sejak Reformasi 1998.
Sejak pertama kali dicetuskan pada 1945 hingga
berakhirnya Orde Lama pimpinan Presiden
Sukarno, kemudian berlanjut masa Orde Baru
yang dikendalikan Presiden Soeharto selama 32
tahun, UUD 1945 sama sekali belum pernah
diamandemen.

Baru setelah Soeharto tumbang akibat gelombang


Reformasi 1998, dilakukan perubahan besar-
besaran dalam sistem perpolitikan di Indonesia,
termasuk dengan melakukan amandemen
terhadap UUD 1945 yang berdampak siginifikan
terhadap perpolitikan dan tata kelola negara RI di
kemudian hari.
Hingga saat ini, Amandemen UUD 1945 telah
dilakukan sebanyak 4 kali yang berlangsung
selama 4 tahun berturut-turut, yakni pada 1999,
2000, 2001,
Mmmmm
Mmmmm

Mtm
M
Mm
mmi
B

2002. Berikut ini adalah isi perubahan


Amandemen UUD 1945 yang pertama:

Amandemen UUD yuujuuujelis Permusyawaratan


Rakyat (MPR) yang diselenggarakan pada 14-21
Oktober 1999. Amandemen ini diterapkan
terhadap 9 pasal, yakni Pasal 5, Pasal 7, Pasal 9,
Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15, Pasal 17, Pasal 20,
dan Pasal 21.
Sejarah kollimencatat, pAmandemen UUD 1945
sudah dilakukan sebanyak 4 Il
Sejak pertama kali dicetuskan pada 1945 hingga
berakhirnya Orde Lama pimpinan Presiden
Sukarno, kemudian berlanjut masa Orde Baru
yang dikendalikan Presiden Soeharto selama 32
tahun, UUD 1945 sama sekali belum pernah
diamandemen.
Baru setelah Soeharto tumbang akibat gelombang
Reformasi 1998, dilakukan perubahan besar-
besaran dalam sistem perpolitikan di Indonesia,
termasuk dengan melakukan amandemen
terhadap UUD 1945 yang berdampak siginifikan
terhadap perpolitikan dan tata kelola negara RI di
kemudian hari.

Hingga saat ini, Amandemen UUD 1945 telah


dilakukan sebanyak 4 kali yang berlangsung
selama 4 tahun berturut-turut, yakni pada 1999,
2000, 2001, dan 2002. Berikut ini adalah isi
perubahan Amandemen UUD 1945 yang pertama:

Amandemen UUD 1945 Pertama


Amandemen UUD 1945 pertamakali dilakukan
dalam Sidang Umum Majelis Permusyawaratan
Rakyat (MPR) yang diselenggarakan pada 14-21
Oktober 1999. Amandemen ini diterapkan
terhadap 9 pasal, yakni Pasal 5, Pasal 7, Pasal 9,
Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15, Pasal 17, Pasal 20,
dan Pasal 21.

Isi dan perubahan Amandemen UUD 1945


pertama antara lain:

PASAL 5

(1) Presiden memegang kekuasaan


membentuk undang-undang dengan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.

Diubah menjadi:
(1) Presiden berhak mengajukan rancangan
undang-undang kepada Dewan Perwakilan
Rakyat.

PASAL 7
Presiden dan Wakil Presiden memegang
jabatannya selama masa lima tahun, dan
sebelumnya dapat dipilih kembali.

Diubah menjadi:

Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan


selama lima tahun, dan sebelumnya dapat dipilih
kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk
satu kali masa jabatan. “

PASAL 9
(1) Sebelum memangku jabatannya, Presiden
dan Wakil Presiden bersumpah menurut
agama, atau dengan sungguh-sungguh di
hadapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
atau Dewan Perwakilan Rakyat sebagai
berikut:

Sumpah Presiden (Wakil Presiden):

Demi Allah, saya bersumpah akan memenuhi


kewajiban Presiden Republik Indonesia (Wakil
Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-
baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh
Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala
undang-undang dan peraturannya dengan
selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan
Bangsa.”

Janji Presiden (Wakil Presiden):


Saya berjanji dengan sungguh-sungguh akan
memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia
(Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan
sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang
teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan
segala undang-undang dan peraturannya dengan
selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan
Bangsa”. “

Diubah menjadi:

(1) Sebelum memangku jabatannya, Presiden


dan Wakil Presiden bersumpah menurut
agama, atau dengan sungguh-sungguh di
hadapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
atau Dewan Perwakilan Rakyat sebagai
berikut:
Sumpah Presiden (Wakil Presiden):

Demi Allah, saya bersumpah akan memenuhi


kewajiban Presiden Republik Indonesia (Wakil
Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-
baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh
Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala
undang-undang dan peraturannya dengan
selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan
Bangsa.”

Janji Presiden (Wakil Presiden):

Saya berjanji dengan sungguh-sungguh akan


memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia
(Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan
sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang
teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan
segala undang-undang dan peraturannya dengan
selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan
Bangsa”.

(2) Jika Majelis Permusyawaratan Rakyat


tidak dapat mengadakan sidang, Presiden dan
Wakil Presiden bersumpah menurut agama,
atau berjanji dengan sungguh-sungguh di
hadapan pimpinan Majelis Permusyawaratan
Rakyat dengan disaksikan oleh Pimpinan
Mahkamah Agung.
Seri Amandemen UUD 1945:
- Perubahan Amandemen UUD 1945 Pertama
Tahun 1999
- Isi Perubahan Amandemen UUD 1945 Kedua
Tahun 2000
- Isi Perubahan Amandemen UUD 1945 Ketiga
Tahun 2001
- Isi Perubahan Amandemen UUD 1945 Keempat
Tahun 2002
PASAR 13

(1) Presiden mengangkat duta dan konsul.

(2) Presiden menerima duta negara lain.

Diubah menjadi:
(1) Presiden mengangkat duta dan konsul.

(2) Dalam hal mengangkat duta, Presiden


memperhatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Rakyat.

(3) Presiden menerima penempatan duta


negara lain dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.

PASAL 14

Presiden memberi grasi, amnesti, abolisi, dan


rehabilitasi.

Diubah menjadi:
(1) Presiden memberi grasi dan rehabilitasi
dengan memperhatikan pertimbangan
Mahkamah Agung.

(2) Presiden memberi amnesti dan abolisi


dengan memperhatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Rakyat.

PASAL 15

President memberi gelaran, tanda jasa dan lain-


lain tanda kehormatan.

Diubah menjadi:

President memberi gelar tanda jasa, dan lain-lain


tanda kehormatan yang diatur dengan undang-
undang.
PASAL 17

(3) Menteri-menteri itu diangkat dan


diberhentikan oleh Presiden.

(4) Menteri-menteri itu memimpin


Departemen Pemerintahan.

Diubah menjadi:

(3) Menteri-menteri itu diangkat dan


diberhentikan oleh Presiden.
(4) Setiap menteri yang membidangi urusan
tertentu dalam pemerintahan.

PASAL 20

(1) Tiap-tiap undang-undang menyetujui


persetujuan Dewan Perwakilan rakyat.
(2) Jika sesuatu rancangan undang-undang
tidak mendapat persetujuan Dewan
Perwakilan rakyat, maka rancangan tadi tidak
boleh diajukan lagi dalam persidangan Dewan
Perwakilan rakyat masa itu.

Diubah menjadi:

(1) Dewan Perwakilan Rakyat memegang


kekuasaan membentuk undang-undang.

(2) Setiap rancangan undang-undang dibahas


oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden
untuk mendapat persetujuan bersama.

(3) Jika rancangan undang-undang itu tidak


mendapat persetujuan bersama, rancangan
undang-undang itu tidak boleh dimajukan lagi
dalam Dewan Perwakilan Rakyat masa itu.

(4) Presiden mengesahkan rancangan


undang-undang yang disetujui bersama untuk
menjadi undang-undang.

PASAL 21

(1) Anggota-anggota Dewan Perwakilan


rakyat berhak memajukan rancangan undang-
undang.

(2) Jika rancangan itu, meskipun disetujui


oleh Dewan Perwakilan Rakyat, tidak disetujui
oleh Presiden, maka rancangan tadi tidak
boleh diajukan lagi dalam persidangan Dewan
Perwakilan Rakyat masa itu.
Diubah menjadi:Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat berhak mengajukan usul rancangan
undang-undang.

Anda mungkin juga menyukai