Anda di halaman 1dari 20

PERIODISASI PEMBERLAKUAN

UUD 1945
PPKN XIF SAINS 1 KELOMPOK 1
PERIODISASI PEMBERLAKUAN UUD 1945

UUD 1945 (18 Agustus 1945 –


27 Desember 1949)

UUD RIS (27 Desember 1949 -


17 Agustus 1950)

UUDS (17 Agustus 1950 – 5


Juli 1959)

UUD NRI 1945 ( 5 Juli –


Sekarang)
UUD NRI TAHUN 1945
( 5 Juli 1959 – Sekarang)
UUD NRI TAHUN 1945
( 5 Juli 1959 – Sekarang)

Pada Sidang Konstituante 1959, banyak kepentingan partai politik sehingga gagal
menghasilkan UUD baru. Pada 5 Juli 1959, Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit
atau sebuah keputusan (ketetapan) presiden yang berisi memberlakukan kembali
Undang-Undang Dasar tahun 1945.
Latar belakang dikeluarkannya dekrit ini adalah kegagalan dari Banda Konstituante
dalam menetapkan UUD baru sebagai pengganti dari UUD Sementara atau UUDS
pada tahun 1950. Satu dari beberapa alasan mengapa Undang-Undang Dasar
(UUDS) 1950 perlu diganti adalah karena sering terjadi pergantian kabinet
pemerintah yang menyebabkan ketidakstabilan dalam politik.
Pada tanggal 10 November 1956, anggota konstituante mulai berkumpul untuk
menetapkan UUDS baru, namun dua tahun berselang, tidak ada UUDS yang
berhasil ditetapkan sebagai pengganti.
PERIODISASI PEMBERLAKUAN UUD 1945
UUD TAHUN 1945 ( 5 Juli 1959 – Sekarang)
PENGERTIAN
PENGERTIAN

Amandemen adalah istilah yang digunakan untuk secara resmi mengubah dokumen untuk
perbaikan. Perubahan ini dapat berupa penambahan atau penghapusan catatan yang ada
karena kesalahan atau inkonsistensi dengan persyaratan saat ini.
Amandemen UUD 1945 adalah perubahan atau penyempurnaan terhadap Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang merupakan hukum dasar tertulis dan
tertinggi di Indonesia. Amandemen dilakukan untuk merevisi bagian yang sudah ada dan
menyempurnakan isi dari bagian undang-undang tersebut.
TUJUAN
TUJUAN

Menyempurnakan aturan dasar mengenai kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan
perkembangan zaman dan sesuai kebutuhan berbangsa dan bernegara.

Memperjelas hukum-hukum yang terkandung di dalam UUD 1945


Membentuk hukum yang belum dijelaskan sebagai penyempurna UUD 1945
Menyelaraskan UUD 1945 dengan kondisi sosial, politik, ekonomi, budaya, dan teknologi saat ini
Menyempurnakan aturan mengenai tatanan negara, kedaulatan rakyat, pembagian kekuasaan, hak
asasi manusia, dan lainnya
Meningkatkan kualitas demokrasi, konstitusionalisme, dan supremasi hukum di Indonesia 34
LATAR
BELAKANG
LATAR BELAKANG

Amandemen pertama dilakukan karena adanya desakan kuat selama masa ‘hiruk-pikuk’ dunia
perpolitikan dan krisis kepercayaan pada krisis moneter 1997.
Meledaknya keinginan masyarakat mewujudkan struktur dan sistem bernegara yang lebih
andal.

Sistem konstitusi masih bersifat sarat eksekutif atau executive heavy, yaitu kekuasaan yang
bertumbuk di pemerintahan/ kepala negara.

Kekuasaan terpusat pada presiden menyebabkan banyak pelanggaran hak asasi manusia.
LATAR BELAKANG

Masa jabatan presiden yang tidak terbatas memunculkan otoriterisme.Tidak ada check
and balances.

Memuat peraturan yang diskriminatif.

Mendelegasikan terlalu banyak aturan konstitusional ke level undang-undang.

Terdapat sejumlah pasal yang bermakna ganda atau multitafsir.


LATAR BELAKANG

Terlalu banyak bergantung pada keinginan politis dan integritas politisi.

Amandemen pertama merupakan salah satu agenda reformasi pasca jatuhnya


pemerintahan orde baru di mana fungsi kekuasaan legislatif dipegang oleh presiden.
Tujuannya adalah memberi payung hukum bagi reformasi dan berbagai perubahan yang
akan terjadi.
PROSES
AMANDEMEN
PROSES AMANDEMEN
Mengacu pada Pasal 37 UUD 1945, tata cara perubahan UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 yang benar adalah:

1.Usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar dapat diagendakan dalam sidang


Majelis Permusyawaratan Rakyat apabila diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah
anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat.
2.Setiap usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar diajukan secara tertulis dan
ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta alasannya.
3.Untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar, sidang Majelis Permusyawaratan
Rakyat dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota Majelis Permusyawaratan
Rakyat.
4.Putusan untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar dilakukan dengan persetujuan
sekurang-kurangnya lima puluh persen ditambah satu anggota dari seluruh anggota Majelis
Permusyawaratan Rakyat.
5.Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan
perubahan.
PROSES AMANDEMEN

Berdasarkan bunyi pasal tersebut dapat diketahui bahwa prosedur


perubahan UUD 1945 yang pertama adalah adanya kehendak mayoritas
anggota MPR terhadap ide perubahan UUD 1945.[2] Dalam hal ini, usulan
perubahan UUD 1945 dapat diagendakan dalam sidang MPR apabila
minimal 1/3 anggota MPR mengajukan usulan perubahan UUD 1945.
PERUBAHAN
PERUBAHAN

Pasal 5 ayat 1: Presiden berhak mengajukan Rancangan Undang-Undang kepada DPR.


Pasal 7: Pembatasan masa jabatan presiden dan wakil presiden selama lima tahun dan dapat dipilih
kembali sesudahnya hanya untuk satu kali masa jabatan.
Pasal 9 ayat 1 dan 2: Sumpah presiden dan wakil presiden.
Pasal 13 ayat 2 dan 3: Pengangkatan dan penempatan duta oleh presiden memperhatikan pertimbangan
DPR.
Pasal 14 ayat 1: Pemberian grasi dan rehabilitasi oleh presiden memperhatikan pertimbangan mahkamah
agung.
PERUBAHAN

Pasal 14 ayat 2: Pemberian amnesti dan abolisi oleh presiden memperhatikan pertimbangan DPR.
Pasal 15: Pemberian gelar, tanda jasa, dan kehormatan lain diatur dengan undang-undang.
Pasal 17 ayat 2 dan 3: Menteri diangkat oleh presiden dan membidangi urusan tertentu dalam
pemerintahan.
Pasal 20 ayat 1 - 4: DPR memegang kekuasaan membentuk rancangan undang-undang atau RUU untuk
disetujui bersama. Jika RUU tidak mendapat persetujuan bersama, maka tidak boleh diajukan lagi dalam
masa itu. Jika disetujui, maka presiden mengesahkan RUU menjadi UU.Pasal 21: Anggota DPR berhak
mengajukan usul rancangan undang-undang.
PERIODISASI PEMBERLAKUAN
UUD 1945
PPKN XIF SAINS 1
KELOMPOK 1

Anda mungkin juga menyukai