Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

UUD 1945 HASIL AMANDEMEN PERTAMA

Disusun oleh:
Putri Mayarani (22401241018)
Larasati Setya Wikan Twasti (22401241026)
Muhammad Hafidh Mahfudh (22401244040)

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN HUKUM


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul UUD 1945 Hasil Amandemen Pertama
ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah
Pancasila. Selain itu,makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang UUD 1945
Hasil Amandemen Pertama bagi para pembaca.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof.Dr. Sunarso, M.Si selaku dosen mata kuliah
Pancasila yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang Kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan Kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 09 September 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................................4
A.) Latar Belakang..................................................................................................................4
B.) Rumusan Masalah.............................................................................................................4
C.) Tujuan...............................................................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................................................5
A.) Sejarah Amandemen UUD 1945.......................................................................................5
B.) Isi perubahan amandemen UUD 1945 pertama tahun 1999.............................................5
C.) Pelaksanaan amandemen UUD 1945................................................................................7
BAB 3 PENUTUP...........................................................................................................................8
A.) SIMPULAN...........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................9

3
BAB 1 PENDAHULUAN
A.) Latar Belakang
Amendemen atau Perubahan adalah perubahan resmi,dokumen resmi,atau catatan
tertentu.Perubahan ini dapat berupa penambahan atau penghapusan catatan yang salah
dan tidak sesuai. Kata ini umumnya digunakan untuk merujuk perubahan pada
perundang-undangan sebuah negara.Amandemen UUD 1945 pertama dilakukan
karena adanya desakan kuat selama masa kemelut politik, krisis kepercayaan yang
dipicu oleh krisis moneter tahun 1997,dan meledaknya keinginan masyarakat
mewujudkan struktur dan sistem bernegara yang lebih andal.
Hal-hal pokok yang melatarbelakangi amandemen pertama adalah:
 Sistem konstitusi masih bersifat sarat eksekutif atau executive heavy.
 Kekuasaan terpusat pada presiden menyebabkan banyak pelanggaran hak
asasi manusia.
 Masa jabatan presiden yang tidak terbatas memunculkan otoriterisme.
 Tidak ada check and balances.
 Memuat peraturan yang diskriminatif.
 Mendelegasikan terlalu banyak aturan konstitusional ke level undang-undang.
 Terdapat sejumlah pasal yang bermakna ganda atau multitafsir.
 Terlalu banyak bergantung pada keinginan politis dan integritas politisi.
Amandemen pertama merupakan salah satu agenda reformasi pasca jatuhnya
pemerintahan orde baru di mana fungsi kekuasaan legislatif dipegang oleh presiden.
Tujuannya adalah memberi payung hukum bagi reformasi dan berbagai perubahan
yang akan terjadi.

B.) Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah amandemen UUD 1945?
2. Apa saja isi perubahan amandemen UUD 1945 pertama tahun 1999?
3. Kapan pelaksanaan amandemen UUD 1945?

C.) Tujuan
1. Menjelaskan bagaimana sejarah amandemen UUD 1945 pertama.
2. Memaparkan isi perubahan amandemen UUD 1945 pertama tahun 1999.
3. Dapat mengetahui waktu pelaksanaan amandemen UUD 1945.

4
BAB 2 PEMBAHASAN

A.) Sejarah Amandemen UUD 1945


Sejarah mencatat, Amandemen UUD 1945 sudah dilakukan sebanyak 4 kali sejak
Reformasi 1998. Pasal berapa saja UUD 1945 pertama kali diamandemen? Sejak
pertamakali dicetuskan pada 1945 hingga berakhirnya Orde Lama pimpinan Presiden
Sukarno, kemudian berlanjut masa Orde Baru yang dikendalikan Presiden Soeharto
selama 32 tahun, UUD 1945 sama sekali belum pernah diamandemen. Baru setelah
Soeharto tumbang akibat gelombang Reformasi 1998, dilakukan perubahan besar-
besaran dalam sistem perpolitikan di Indonesia, termasuk dengan melakukan
amandemen terhadap UUD 1945 yang berdampak siginifikan terhadap perpolitikan
dan tata kelola negara RI di kemudian hari. Hingga saat ini, Amandemen UUD 1945
telah dilakukan sebanyak 4 kali yang berlangsung selama 4 tahun berturut-turut, yakni
pada 1999,2000, 2001, dan 2002.

B.) Isi perubahan amandemen UUD 1945 pertama tahun 1999


PASAL 5 (1) Presiden memegang kekuasaan membentuk undang-undang dengan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
Diubah menjadi:
(1) Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang kepada Dewan
Perwakilan Rakyat.
PASAL 7 Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatannya selama masa lima
tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali.
Diubah menjadi:
Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan
sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu
kali masa jabatan.
PASAL 9 (1) Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil Presiden
bersumpah menurut agama, atau berjanji dengan sungguh-sungguh di hadapan
Majelis Permusyawaratan Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat sebagai berikut:
Sumpah Presiden (Wakil Presiden): "Demi Allah, saya bersumpah akan memenuhi
kewajiban Presiden Republik Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia)
dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar

5
dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya
serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa." Janji Presiden (Wakil Presiden): "Saya
berjanji dengan sungguh-sungguh akan memenuhi kewajiban Presiden Republik
Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan seadil-
adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-
undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan
Bangsa".
Diubah menjadi:
(1) Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil Presiden
bersumpah menurut agama, atau berjanji dengan sungguh-sungguh di
hadapan Majelis Permusyawaratan Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat
sebagai berikut: Sumpah Presiden (Wakil Presiden): "Demi Allah, saya
bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia (Wakil
Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya,
memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-
undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa
dan Bangsa." Janji Presiden (Wakil Presiden): "Saya berjanji dengan
sungguh-sungguh akan memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia
(Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan seadil-
adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala
undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti
kepada Nusa dan Bangsa". (2) Jika Majelis Permusyawaratan Rakyat atau
Dewan Perwakilan Rakyat tidak dapat mengadakan sidang, Presiden dan
Wakil Presiden bersumpah menurut agama, atau berjanji dengan sungguh-
sungguh di hadapan pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan
disaksikan oleh Pimpinan Mahkamah Agung.
PASAL 13 (1) Presiden mengangkat duta dan konsul. (2) Presiden menerima duta
negara lain.
Diubah menjadi:
(1.) Presiden mengangkat duta dan konsul. (2) Dalam hal mengangkat
duta,Presiden memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat. (3)
Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.
PASAL 14 Presiden memberi grasi, amnesti, abolisi, dan rehabilitasi.
Diubah menjadi:
(1) Presiden memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan
pertimbangan Mahkamah Agung. (2) Presiden memberi amnesti dan abolisi
dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.

6
PASAL 15 Presiden memberi gelaran, tanda jasa dan lain-lain tanda kehormatan.
Diubah menjadi:
Presiden memberi gelar tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang
diatur dengan undang-undang.
PASAL 17 (2) Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. (3)
Menteri-menteri itu memimpin Departemen Pemerintahan.
Diubah menjadi:
(2) Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
(3) Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.
PASAL 20 (1) Tiap-tiap undang-undang menghendaki persetujuan Dewan
Perwakilan rakyat. (2) Jika sesuatu rancangan undang-undang tidak mendapat
persetujuan Dewan Perwakilan rakyat, maka rancangan tadi tidak boleh diajukan
lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan rakyat masa itu.
Diubah menjadi:
(1) Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk
undang-undang. (2) Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh
Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden untuk mendapat persetujuan
bersama. (3) Jika rancangan undang-undang itu tidak mendapat
persetujuan bersama, rancangan undang-undang itu tidak boleh
dimajukan lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan Rakyat masa itu.
(4) Presiden mengesahkan rancangan undang-undang yang telah
disetujui bersama untuk menjadi undang-undang.
PASAL 21 (1) Anggota-anggota Dewan Perwakilan rakyat berhak memajukan
rancangan undang-undang. (2) Jika rancangan itu, meskipun disetujui oleh Dewan
Perwakilan rakyat, tidak disahkan oleh Presiden, maka rancangan tadi tidak boleh
dimajukan lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan Rakyat masa itu.
Diubah menjadi:
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat berhak mengajukan usul rancangan
undang-undang.

C.) Pelaksanaan amandemen UUD 1945


Amandemen pertama dilakukan pada 14 - 21 Oktober 1999 dalam Sidang Umum MPR
1999.

7
BAB 3 PENUTUP
A.) SIMPULAN
Peristiwa yang terjadi sebelum amandemen pertama ialah peristiwa reformasi. Pada reformasi
1998, isu yang sangat santer di bincangkan adalah adanya rezim Soeharto yang berkuasa terlalu
lama. Salah satu yang akibat yang dituntut dari reformasi 1998 adalah amandemen UUD 1945.
Oleh karena itu, amandemen pertama yang dilakukan adalah untuk mempertegas manakah yang
menjadi wewenang presiden dan yang tidak bisa dilakukan oleh seorang penguasa (dalam hal ini
presiden). Dalam amandemen yang pertama ini, sebagian pasal yang dirubah adalah pasal-pasal
yang selama ini multi tafsir, terutama yang mengatur tentang wewenang seorang presiden. Selain
itu, sistem MPR yang berlaku sebagai pelaksana tertinggi kedaulatan rakyat sudah dapat
dipegang oleh Soeharto. Seharusnya yang terjadi adalah, soeharto sebagai presiden melaporkan
hasil kerjanya kepada MPR karena MPR lebih berwenang daripada presiden.Dari amandemen
pertama UUD 1945, dapat disimpulkan bahwa reformasi yang terjadi `pada 1998 adalah pemicu
dari diamandemennya UUD 1945. Amandemen juga terjadi karena sebab-sebab tertentu yang
menyebabkan perubahan tersebut perlu dilakukan. Sebagai contoh saat Reformasi 1998, keadaan
di Indonesia sudah kacau balau dari sisi ekonomi (krisis moneter) dan dari sisi lainnya yang
terlihat dari penjarahan,pembakaran dll. Amandemen yang dilakukan tentu saja tidak mengubah
namun memperbaiki agar lebih baik dan tidak multi tafsir. Selain itu, untuk melakukan
amandemen diperlukan suatu alasan yang sangat kuat untuk melakukannya dan terdapat alur
yang jelas agar amandemen dapat terjadi.
Inti Perubahan: Pergeseran kekuasaan Presiden yang dipandang terlampau kuat (executive
heavy)

8
DAFTAR PUSTAKA

Tim Grasindo (2017). UUD 1945 dan amandemennya. Diakses dari


(https://amp.kompas.com/nasional/read/2022/02/16/03450051/perubahan-dalam-
amandemen-pertama-uud-1945//tanggal 8 September 2022 jam 10.01)

Iswara N Raditya (2021).Sejarah isi dan perubahan amandemen UUD 1945 Pertama tahun 1999.
Diakses dari
(https://tirto.id/sejarah-isi-perubahan-amandemen-uud-1945-pertama-tahun-1999//tanggal
8 September 2022 jam 10.30)

9
10

Anda mungkin juga menyukai