Anda di halaman 1dari 15

AMANDEMEN UUD 1945

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata kuliah Pendidikan
Pancasila

Disusun oleh :

Fauzi Akbar Salim 135020083

Ajeng Pryscilla Septiani 135020087

Elvia Maulianugrah 135020077

Ulfah Fadhilatunnisa 135020084

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG

2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami mampu menyelesaikan makalah
yang berjudul“ AMANDEMEN UUD 1945 DI INDONESIA” tanpa suatu
halangan yang berarti.
Makalah yang berjudul “AMANDEMEN UUD 1945 DI INDONESIA” ini
disusun dengan tujuan supaya mahasiswa mampu memahami dengan benar
tentang makna amandemen UUD 1945 dan akibat perubahan – perubahan tersebut
bagi bangsa indonesia.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan masih
jauh dari kata sempurna, untuk itu segala saran dan kritik yang membangun akan
penyusun terima dengan senang hati.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua
pihak yang memerlukannya.

Bandung, 5 Desember 2013

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebuah Negara dikatakan maju atau berkembang jika memiliki sebuah


instrument untuk mengatur organisasi negara tersebut, dan instrument itu
bentuknya dimungkinkan akan bermacam-macam tergantung sistem apa yang
digunakan di dalam negara tersebut. Dalam Pasal 1 ayat (3) UUD 1945
menyatakan, “Negara indonesia adalah negara hukum”. Berdasarkan bunyi Pasal
tersebut, telah jelas bahwa negara Indonesia digolongkan ke dalam negara yang
berdasarkan hukum (rechtstaat), dengan demikian instrument yang mengatur
negara Indonesia adalah hukum, dalam hal ini hukum tata negara yang dalam
pengaplikasiannya bertujuan untuk mengatur segala bentuk urusan negara.
Terlepas dari itu, sebuah negara hukum juga tentunya harus mempunyai
konstitusi atau hukum dasar berupa UUD, adapun di Indonesia sendiri
diberlakukan UUD 1945 yang pertama kali diresmikan pada tanggal 18 agustus
1945 oleh PPKI. Sejak saat itu UUD 1945 mengalami pasang surut, di mana
terjadi banyak peristiwa penting yang menyebabkan UUD 1945 mengalami
amandemen sebanyak empat kali selama perkembangannya.
Berdasarkan latar belakang inilah penulis mencoba membahas mengenai
hukum tata negara serta perkembangan amandemen konstitusi di Indonesia, untuk
itu penulis mengangkatnya ke dalam sebuah makalah yang akan membahas teori-
teori tentang hukum tata negara, serta menguraikan perkembangan amandemen
konstitusi (UUD 1945).
1.2 Perumusan Masalah
1. Arti penting amandemen UUD 1945.
2. Alasan dan Kesepakatan Amandemen UUD 1945.
3. Bagaimana sejarah Amandemen UUD 1945.
4. Tujuan Amandemen UUD 1945.

1.3Tujuan Penulisan

1. Agar dapat mengetahui arti penting amandemen.


2. Agar dapat mengetahui alasan dan kesepakatan amandemen.
3. Agar mengetahui sejarah amandemen.
4. Agar mengetahui tujuan amandemen.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Arti Penting Amandemen UUD 1945

Secara etimologis, amandemen berasal dari Bahasa Inggris : ” TO


AMEND” diartikan sebagai TO MAKE BETTER, TO REMOVE THE
FAULTS. Selanjutnya amandement diartikan sebagai A CHANGE FOR
THE BETTER, A CORRECTION OF ERROR.
Sementara itu, dalam istilah pengertian ketatanegaraan (US
Convention) amendment adalah an addition to, or a change of a constitution
or an organic act which is a pendent to the document rather than
intercalated in the text (Smith and Zurcher 1966:14).
Menurut Sujatmiko, amandemen yang pokok itu tidak serampangan dan
merupakan hal yang serius. Konstitusi itu merupakan aturan tertinggi
bernegara. Beliau berpendapat bahwa konstitusi di negara kita belum
sepenuhnya sempurna. Jika ingin menyempurnakan konstitusi satu-satunya
pilihan ialah amandemen. Dari beberapa referensi di atas amandemen
haruslah dipahami sebagai penambahan, atau perubahan pada sebuah
konstitusi yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari naskah aslinya, dan
diletakkan pada dokumen yang bersangkutan. Pemahaman lebih lanjut adalah
amandemen bukan sekedar menyisipkan kata-kata atau perihal baru dalam
teks. Di sisi lain, amandemen bukan pula penggantian. Mengganti berarti
melakukan perubahan total dengan merumuskan konstitusi baru mencakup
hal-hal mendasar seperti mengganti bentuk negara, dasar negara, maupun
bentuk pemerintahan. Dalam amandemen UUD 1945 kiranya jelas bahwa
tidak ada maksud-maksud mengganti dasar negara Pancasila, bentuk negara
kesatuan, maupun bentuk pemerintahan presidensiil. Salah satu bentuk
komitmen untuk tidak melakukan perubahan terhadap hal-hal mendasar diatas
adalah kesepakatan untuk tidak melakukan perubahan atas Pembukaan UUD
1945. Dari penjelasan tersebut jelas bahwa yang harus mendasari
Amandemen UUD 1945 adalah semangat menyempurnakan, memperjelas,
memperbaiki kesalahan, dan melakukan koreksi terhadap pasal-pasal yang
ada, tanpa harus melakukan perubahan terhadap hal-hal yang mendasar dalam
UUD 1945 itu sendiri.

2.2 Alasan dan Kesepakatan Amandemen UUD 1945

Dalam suatu rancangan Undang-Undang yang dimajukan oleh

pemerintah, tidak etisapabila tidak disertai dengan alasan-alasan yang jelas.

Dalam hal ini kita berbicara mengenai amandemen UUD 1945 sebagai

sebuah landasan yang menyangkut seluruh kehidupan masyarakat. Ada

beberapa alasan dalam melakukan amandemen yaitu:

 Dari segi historis

Sejarah pembuatan UUD 1995 didesain oleh para pendiri negara ditetapkan

dalam suasana yang tergesa-gesa.

 Dari segi substansi dan isi UUD 1945

Dari segi ini,UUD 1945 memiliki keterbatasan dan kelemahan yang tidak

dpat dipakai sebagai rujukan konstitusional yang memadai.

 Dari segi sosiologis


Pada kenyataannya desakan agar UUD 1945 diamandemen begitu gencar

dengan kata lain ada amanat dari rakyat untuk melakukan amandemen

UUD1945

Selain adanya alasan, dalam melakukan amandemen diperlkukan adanya

suatu kesepakatan. Kesepakatan ini dilakukan antar fraksi MPR karena yang

berwenang dan menetapkan UUD adalah MPR. Kesepakatan antar fraksi ini

terdiri dari pembukaan dan batang tubuh mempunyai kedudukan yang berlainan,

namun terjalin dalam hubungan yang bersifat kausal organis. Perubahan pasal-

pasal dalam UUD 1945 mensyaratkan adanya persetujuan MPR. Berikut beberapa

kesepakatan antara fraksi MPR dalam amandemen UUD 1945, antara lain :

1. Tidak mengubah pembukaan UUD 1945,

2. Tetap mempertahankan NKRI,

3. Tetap mempertahankan sistem presidensial,

4. Bagian penjelasan UUD 1945 yang normatif,dimasukan dalam batang tubuh,

5. Perubahan addendum : satu kesatuan antara bagian yang diubah dengan yang

tidak diubah.

Dengan adanya alasan dan kesepakatan antara fraksi MPR dalam amandemen

UUD 1945, dimaksudkan supaya amandemen tersebut dapat lebih baik lagi atau

maksimal dalam usaha menciptakan kesejahteraan masyarakat di berbagai bidang


kehidupan. Selain itu, Undang-undang Dasar yang telah dibuat dapat sesuai

dengan situasi dan kondisi masyarakat Indonesia saat ini.

2.3 Proses Amandemen UUD 1945

Amandemen I

Amandemen yang pertama kali ini disahkan pada tanggal 19 Oktober 1999
atas dasar SU MPR 14-21 Oktober 1999. Amandemen yang dilakukan terdiri dari
9 pasal, yakni:
Pasal 5, pasal 7, pasal 9, pasal 13, pasal 14, pasal 15, pasal 17, pasal 20, pasal 21.
Inti dari amandemen pertama ini adalah pergeseran kekuasaan Presiden yang
dipandang terlalu kuat (executive heavy).

Amandemen II

Amandemen yang kedua disahkan pada tanggal 18 Agustus 2000 dan


disahkan melalui sidang umum MPR 7-8 Agustus 2000. Amandemen dilakukan
pada 5 Bab dan 25 pasal. Berikut ini rincian perubahan yang dilakukan pada
amandemen kedua.
Pasal 18, pasal 18A, pasal 18B, pasal 19, pasal 20, pasal 20A, pasal 22A,
pasal 22B, pasal 25E, pasal 26, pasal 27, pasal 28A, pasal 28B, pasal 28C, pasal
28D, pasal 28E, pasal 28F, pasal 28G, pasal 28H, pasal 28I, pasal 28J,
pasal 30, pasal 36B, pasal 36C.
Bab IXA, Bab X, Bab XA, Bab XII, Bab XV, Ps. 36A ;
Inti dari amandemen kedua ini adalah Pemerintah Daerah, DPR
dan Kewenangannya, Hak Asasi Manusia, Lambang Negara dan Lagu
Kebangsaan.
Amandemen III

Amandemen ketiga disahkan pada tanggal 10 November 2001 dan


disahkan melalui ST MPR 1-9 November 2001. Perubahan yang terjadi dalam
amandemen ketiga ini terdiri dari 3 Bab dan 22 Pasal. Berikut ini detil dari
amandemen ketiga.
Pasal 1, pasal 3, pasal 6, pasal 6A, pasal 7A, pasal 7B, pasal 7C, pasal 8, pasal 11,
pasal 17,
pasal 22C, pasal 22D, pasal 22E, pasal 23, pasal 23A, pasal23C, pasal 23E, pasal
23F, pasal 23G, pasal 24, pasal 24A, pasal24B, pasal24C.
Bab VIIA, Bab VIIB, Bab VIIIA.
Inti perubahan yang dilakukan pada amandemen ketiga ini adalah Bentuk dan
Kedaulatan Negara, Kewenangan MPR, Kepresidenan, Impeachment, Keuangan
Negara, Kekuasaan Kehakiman.

Amandemen IV

Sejarah amandemen UUD 1945 yang terakhir ini disahkan pada tanggal 10
Agustus 2002 melalui ST MPR 1-11 Agustus 2002. Perubahan yang terjadi pada
amandemen ke-4 ini terdiri dari 2 Bab dan 13 Pasal.
Pasal 2, pasal 6A, pasal 8, pasal 11, pasal16, pasal 23B, pasal 23D, pasal 24, pasal
31, pasal 32, pasal 33, pasal 34, pasal 37.
BAB XIII, Bab XIV.
Inti Perubahan: DPD sebagai bagian MPR, Penggantian Presiden, pernyataan
perang, perdamaian dan perjanjian, mata uang, bank sentral, pendidikan dan
kebudayaan, perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial, perubahan UUD.

2.4 Tujuan Amandemen UUD 1945

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari


amandemen UUD 1945 ialah untuk menyempurnakan UUD yang sudah ada agar
tetap sesuai dengan perkembangan zaman. Adapun amandemen yang
dilakukanMem bertujuan untuk membawa bangsa ini menuju perubahan yang
lebih baik di berbagai bidang dengan senantiasa selalu memperhatikan
kepentingan rakyat.
Tujuan amandemen UUD 1945 menurut Husnie Thamrien, adalah sebagai
berikut:
1. Untuk menyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan negara agar dapat lebih
mantap dalam mencapai tujuan nasional serta menyempurnakan aturan dasar
mengenai jaminan dan pelaksanaan kekuatan rakyat,
2. Memperluas partisipasi rakyat agar sesuai dengan perkembangan paham
demokrasi,
3. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan perlindungan hak agar
sesuai dengan perkembangan HAM dan peradaban umat manusia yang menjadi
syarat negara hukum,
4. Menyempurnakan aturan dasar penyelenggaraan negara secara demokratis dan
modern melalui pembagian kekuasan secara tegas sistem check and balances yang
lebih ketat dan transparan dan pembentukan lembaga-lembaga negara yang baru
untuk mengakomodasi perkembangan kebutuhan bangsa dan tantangan jaman,
5. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan konstitusional dan kewajiban
negara memwujudkan kesejahteraan sosial mencerdaskan kehidupan bangsa,
menegakkan etika dan moral serta solidaritas dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan dalam
perjuangan mewujudkan negara kesejahteraan,
6. Melengkapi aturan dasar dalam penyelenggaraan negara yang sangat penting bagi
eksistensi negara dan perjuangan negara mewujudkan demokrasi,
7. Menyempurnakan aturan dasar mengenai kehidupan bernegara dan berbangsa
sesuai dengan perkembangan aspirasi kebutuhan dan kepentingan bangsa dan
negara Indonesia ini sekaligus mengakomodasi kecenderungannya untuk kurun
waktu yang akan datang.
2.5 Hasil-hasil mandemen UUD 1945

Undang-Undang Dasar 1945 bukanlah konstitusi yang rigit atau kaku,tetapi


sebaliknya sebagai konstitusi yag luwes atau feksibel. Artinya UUD
1945mempunyai prosedur yang mudah untuk mengubahnya. Hal ini dapat dilihat
dalam pasal 37 UUD 1945, yqang mengatur mekanisme yang harus dilewati untuk
mengubah UUD 1945. Ada dua pola untuk mengubah UUD 1945, yaitu pola
pertama mengubah dalam arti mengganti UUD 1945 dengan UUD baru sama
sekali. Dan pola yang kedua yaitu mengubah dalam arti mengamandemen UUD
1945. Melalui pola yang kedua ini akan terjadi beberapa perubahan dan
penyempurnaan UUD 1945, akan tetapi tidak sampai menghilangkan kerangka
dasarnya, serta nilai-nilai kesejarahannya. Apabila kita cermati dalam UUD 1945
pasal 3 disebutkan “Majeli Permusyawaratan Rakyat berwenang mengubah dan
menetapkan Undang-Undang Dasar”, dan pasal 37 dalam UUD 1945 mengatakan
“usul perubahan pasal Undang-Undang Dasar dapat diagendakan dalam sidang
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) apabila diajukan olah sekurang-
kurangnya 1/3 dari jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat”.

Pasal 3 UUD 1945 memberikan kewenangan dan tanggung jawab kepada


MPR untuk mengubah (mengamandemen) UUD. Amandemen UUD diberikan
untuk memberikan pemahaman yng lebih mudah dan komprehensif kepada
penyelengara Negara dan masyarakat, sehingga tidak menimbulkan penafsiran
yang berbeda-beda. Disamping itu, amandemen UUD 1945 akan memungkinkan
untuk memasukan materi-materi yang belum dijumpai dalam UUD. Materi-materi
tersebut sudah menjadi tuntutan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,dan
bernegara.

Sedangkan pasal 37 UUD 1945 memberikan arah atu prosedur untuk


mengubah UUD 1945,pelaksanaan perubahan UUD yang dilakukan MPR dari
tahun 1999 hingga 2001 melalui empat kali sidang majelis. Perubahan pertama
UUD 1945 merupakan hasil Sidang Umum MPR tahun 1999. Perubahan kedua
UUD 1945 merupakan hasil Sidang Tahunan MPR tahun 2000. Perubahn ketiga
UUD 1945 merupakan hasil Sidang Tahunan 2001. Perubahan keempat UUD
1945 merupakan hasil Sidang Tahunan MPR tahun2002.

Perubahan yang dilakukan MPR dapat dibagi menjadi empat jenis perubahan,
yaitu:

1. Mengubah rumusan yang sudah ada, contoh pasal 2 ayat 1 sebelum diubah
berbunyi “ Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota DPR
ditambah utusan daerah dan golongan-golongan menurut aturan yang
ditetepkan oleh undang-undang.” Setelah diamandemen menjadi “ Majelis
Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD yang
dipilih melalui pemilu yang diatur lebih lanjut dengan undang-undang.”
2. membuat rumusan yang baru sama sekali, contoh pasal 6a ayat 1
berbunyi “Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan
secara langsung oleh rakyat”.
3. menghapus atau menghilangkan yang ada, misalnya ketentuan dalam
Bab IV UUD 1945 tentang Dewan Pertimbangan Agung dihilangkan.
4. memindahkan rumusan pasal ke dalam rumusan ayat atau sebaliknya,
contohnya: pasal 34 yang sebelum diamandemen jumlah
pasalnya hanya satu, setelah diamandemen menjadi empat pasa.
Dalam sidang umum MPR 1999 telah disepakati untuk mengamandemen
UUD 1945 sebatas batang tubuhnya saja. Sementara Pembukaan
UUD 1945 tetap dipertahankan untuk tidak diubah, sebab di dalam
pembukaan
tersebut terdapat prinsip-prinsip falsafah negara yang paling.
mendasar dan memuat kaidah pokok negara yang fundamental.
Adapun hasil-hasil amandemen UUD 1945 secara umum dari perubahaan
pertama sampai perubahan yang keempat adalah sebagai berikut:

1. Kedaulatan rakyat yang semula dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR,


dikembalikan lagi kepada rakyat. (Pasal 1 ayat 2)
2. Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas DPR dan DPD yang
dipilih melalui pemilu. Hal ini menunjukkan bahwa rakyat mempunyai
wewenang untuk menentukan pilihannya sesuai hati nuraninya secara
langsung, sehingga tidak ada penjatahan anggota MPR.(Pasal 2)
3. Tugas dan wewenang MPR semakin diperkecil, karena tugas-tugas
MPR seperti memilih Presiden dan Wakil Presiden diserahkan secara
penuh kepada pilihan rakyat , serta GBHN tidak ditentukan oleh
MPR tetapi diserahkan kepada Presiden sesuai dengan misi dan visi
pemerintahannya. (Pasal 3)
4. Presiden dan Wakil Presiden dipilih rakyat secara langsung, dengan
masa jabatan paling lama dua periode masa jabatan.
5. Pemberlakuan otonomi daerah berdasarkan alas desentralisasi.
6. Peranan DPR semakin ditingkatkan dengan memberdayakan fungsi
DPR baik fungsi legislasi, fungsi anggaran maupun fungsi pengawasan
sehingga terjadi check and balance.
7. Anggota DPR diplih langsung oleh rakyat.
8. DPD (Dewan Perwakilan Daerah), berfungsi sebagai mediator
antara pemerintahan daerah dengan pemerintahan pusat.
9. Adanya lembaga baru yang memegang kekuasaan yudikatif, yaitu
Mahkamah Konstitusi dan Komisi Yudisial.
10. Adanya perhatian secara khusus mengenai HAM, terbukti dengan
dimasukkannya HAM secara rinci dalam UUD 1945.
11. Adanya perhatian yang serius dalam bidang pendidikan, dengan
memberikan anggaran pendidikan sebesar 20%.
Dengan menyimak hal-hal tersebut di atas, perubahan terhadap
UUD 1945 yang dilakukan oleh MPR mempunyai tujuan yang mulia
dalam rangka untuk meningkatkan kualitas sistem politik, meningkatkan
kehidupan demokrasi, memberikan kedaulatan yang semakin besar
kepada rakyat dengan memperhatikan aspirasi dan kepentingan
masyarakat sesuai dengan hak-haknya. Dengan demikian kita tidak
perlu khawatir, karena perubahan terhadap UUD merupakan sesuatu
hal yang biasa terjadi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
UUD bukanlah suatu ketentuan yang selamanya sesuai dengan
perkembangan
jaman, tetapi kadang-kadang membutuhkan penyesuaian-penyesuaian
seiring dengan perkembangan global.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

UUD 1945 memiliki keterbatasan dan kelemahan yang tidak dapat


dipakai maka UUD 1945 sebagai landasan konstitusional telah mengalami
beberapa amandemen :
• Amandemen ke I disahkan 19 Oktober 1999
• Amandemen ke II disahkan 18 agustus 2000
• Amandemen ke III disahkan 10 November 2001
• Amandemen ke IV disahkan 10 Agustus 2002
Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menyempurnakan UUD yang sudah
ada agar tetap sesuai dengan perkembangan zaman dan untuk membawa
bangsa ini menuju perubahan yang lebih baik lagi di berbagai bidang dengan
senantiasa selalu memperhatikan kepentingan rakyat.

Anda mungkin juga menyukai