PENDAHULUAN
1
1945 Dalam Satu Naskah, sebagai Naskah Perbantuan dan Kompilasi Tanpa Ada
Opini.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.1.1 Tujuan Amandemen UUD 1945
4
mengakomodasi kecenderungannya untuk kurun waktu yang akan
datang
5
e. UUD 1945 lah yang mentukan bagian-bagian mana dari kedaulatan rakyat
yang diserahkan pelaksanaannya kepada badan/lembaga yang keberadaan,
wewenang, tugas dan fungsinya ditentukan oleh UUD 1945 itu serta
bagian mana yang langsung dilaksanakan oleh rakyat, artinya tidak
diserahkan kepada badan/ lembaga mana pun, melainkan langsung
dilaksanakan oleh rakyat itu sendiri melalui pemilu.
6
penyalahgunaan kekuasaan. Semakin kuat atau semakin lama memegang
kekuasaan maka semakin kuat pula untuk tidak amanah dan berlaku
sewenang- wenang yang mengarah pada absolutisme dan otoriterisme.
Perubahan Pasal 13 dalam hal Presiden mengangkat duta dengan
pertimbangan DPR dalam rangka menjaga objektifitas terhadap kemampuan
dan kecakapan seseorang pada jabatan tersebut. Selama ini terkesan duta
merupakan pos akomodasi orang-orang tertentu yang berjasa pada pemerintah
atau sebagai pembuangan bagi orang-orang yang kurang loyal pada
pemerintah.
Perubahan Pasal 14 yang berkenaan Presiden dalam memberi grasi dan
rehabilitasi dengan mempertimbangkan Makamah Agung dan dalam
pemberian amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR.
Alasan Presiden harus memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung dalam
pemberian grasi dan rehabilitasi, karena:
a. Grasi dan rehabilitasi adalah proses yudisial dan biasanya diberikan
kepada orang sudah mengalami proses, sedang amnesty dan abolisi lebih
bersifat proses politik.
b. Grasi dan rehabilitasi lebih banyak bersifat perseorangan, sedang amnesty
dan abolisi biasanya bersifat massal. Perubahan Pasal 13 dan 14 tersebut
sebagai pengurangan atas kekuasaan Presiden yang selama ini dipandang
sebagai hak priogratif.
7
Mencermati perubahan terhadap Pasal-Pasal UUD 1945 yang
menyangkut kekuasaan eksekutif selalu diimbangi oleh kekuasaanDPR
bahkan DPR lebih mendominasi dan lebih kuat kedudukannya sehingga
Presiden dalam salah satu Pasalnya tidak bisa menjatuhkan atau membubarkan
DPR. Nampak dalam perubahan pasal kekuasaan eksekutif diarahkan untuk
menempatkan kedudukan antar lembaga negara sederajat sehingga tidak dapat
saling menjatuhkan atau membubarkan.
8
penjelasanUUD 1945 yang menyatakan bahwa Negara Indonesia berdasar atas
hukum tidak berdasar atas kekuasaan belaka. Prinsip lain yang memperkuat
bahwa pemerintahan berdasar atas sistem konstitusi tidak bersifat absolutisme.
Prinsip ini mengandung makna bahwa ada pembagian kekuasaan negara dan
pembatasan kekuasaan. Penegasan prinsip tersebut, maka salah satu prinsip
dari negara hukum adalah jaminan penyelenggaraan kekuasaan kehakiman
yang merdeka, bebas dari pengaruh kekuasaan lainnya untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.
Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh Mahkamah Agung danbadan peradilan
yang berada dibawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan
peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata
usaha negara, dan oleh Mahkamah Konstitusi. Komisi Yudisial dalam struktur
kekuasaan kehakiman Indonesia dimaksudkan agar warga masyarakat di luar
struktur resmi lembaga parlemen dapat dilibatkan dalam proses pengangkatan,
penilaian kinerja dan kemungkinan pemberhentian hakim atau boleh dikatakan
keberadaan Komisi Yudisial ini sebagai pengontrol atau pengawasan
terhadaphakim, disamping berfungsi untuk merekrut hakim agung.
4. Perubahan Hak Asasi Manusia
Intisari dari perubahan UUD 1945 (Pasal 28A– 28I) yang berkenaan
dengan hak asasi manusia adalah untuk mempertegas identitas negara
Indonesia sebagai negara hukum, yang salah satu unsur terpentingnya adalah
adanya pengakuan dan jaminan perlindungan hak-hak asasi manusia.
Perlindungan, pemajuan, penegakkan, dan pemenuhan hak asasi manusia
tersebut adalah menjadi tanggung jawab negara terutama pemerintah yang
diatur, dituangkan dalam peraturan perundang-undangan(Konstitusi). Dengan
adanya Undang-Undang Dasar (konstitusi) yang mengatur HAM akan
memberikan jaminan konstitusional terhadap asas kebebasan dan persamaan.
Hal ini, akan mendukung dan memperkuat pada perubahan UUD 1945 yang
menyangkut kekuasaan legislative, eksekutif dan Yudikatif yang pada
prinsipnya mempertegasadanya pembagian kekuasaan, dalam rangka untuk
menghindari penumpukkan kekuasaan dalamsatu tangan yang sangat
cenderung terjadinya penyalahgunaan kekuasaan, yang akhirnya berakibat
pada pemerkosaan terhadap asas kebebasan dan persamaan yang menjadi ciri
khas darinegara demokrasi.
9
Bertitik tolak dari perubahan-perubahan UUD 1945 baik yang
menyangkut kekuasaan Legislative, kekuasaan Eksekutif, kekuasaan Yudikatif
maupun hak asasi manusia tersebut diatas maka dalam amandemen UUD 1945
Negara Indonesia yang dilakukan di era reformasisecara makro walaupun
banyak kritikan dari kalangan ahli tata negara, tetapi paling tidak (untuktidak
mengatakan “jauh dari sempurna”) hasil amandemen UUD 1945 terjadi
perubahan paradigma:
10
2.2 Analisa tiga artikel yang terkait pokok bahasan memakai teori yang ada.
Itu lah salah satu kutipan dari artikel tersebut yang menjelaskan bahwa
amandemen UUD 1945 telah merubah banyak hal bahkan sistem politik
Indonesia pun semakin mengarah pada demokrasi liberal, tentu saja hal ini
sudak keluar jalur dari demokrasi yang kita anut hingga sekarang. Dalam
waktu singkat yaitu tiga tahun, UUD 1945 telah diamandemen sebanyak
empat kali, tentu saja tujuannya hanya satu yaitu untuk menciptakan peraturan
yang sempurna dan sesuai dengan rakyat Indonesia. Namun, sampai sekarang
hasil dari amandemen tersebut sama sekali belum bisa merubah kehidupan
rakyat Indonesia yang masih banyak membutuhkan bantuan. Banyak pasal
yang diubah dalam amandemen UUD 1945 salah satunya pasal 33. Pasal 33
UUD 1945 hasil amandemen dibuat permisif terhadap kepemilikan swasta dan
dominasi modal asing. Padahal, filosofi pasal 33 UUD 1945 sangatlah
memerangi liberalisme dan anti-kapitalisme. Seakan-akan amandemen UUD
1945 ini hanya untuk kepentingan imperialisme.
11
peraturan yang baru bukan kehidupan rakyat. Selain itu, sejak dihapusnya
Ketetapan MPR nomor IV/MPR/1983 yang mengatakan bahwa “bila MPR
berkehendak mengubah UUD 1945, terlebih dahulu harus minta pendapat
rakyat melalui referendum” pada tahun 1998, amandemen UUD 1945 tidak
memerlukan lagi persetujuan dari rakyat sebagai pemilik kedaulatan. Selain itu
hal ini pun telah melenceng dari tujuan awal amandemen UUD 1945 yang
rata-rata bertujuan untuk mensejahterakan kehidupan bangsa dan negara.
Namun, pada kenyataannya dari amandemen UUD 1945 keempat yaitu tahun
2002 sampai tahun 2014 ini, kehidupan rakyat Indonesia tidak terlalu
mengalami kemajuan bahkan korupsi, kolusi dan nepotisme di Indonesia
semakin marajalela.
12
Amandemen UUD 1945 memang telah banyak membawa perubahan
pada negara ini, salah satunya mengenai kekuasaan eksekutif dan legislatif
(sesuai yang telah dijelaskan pada landasan teoritis persoalan). Dalam hal ini
tidak mengherankan bila amandemen UUD 1945 menghasilkan dampak
positif dan negatif di waktu yang bersamaan.
Dalam hal ini tentu saja timbul kejanggalan karena bagaimana pun
rakyat memiliki peran yang sangat vital dalam hal ini karena rakyak adalah
pemegang tertinggi demokrasi di negara ini, sesuai dengan kalimat dari
rakyat,oleh rakyat dan untuk rakyat. Namun kenyataannya hal ini sama sekali
tidak dilakukan padahal hal ini jelas telah melanggar tujuan dari amandemen
UUD 1945.
13
diri bangsa Indonesia. Bila seperti ini terus, bangsa Indonesia belum dapat
dikatakan sudah reformasi karena pada kenyataannya bangsa Indonesia malah
mengalami deformasi.
14
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Simpulan
a. Tujuan dari amandemen UUD 1945 ialah untuk menyempurnakan UUD yang
sudah ada agar tetap sesuai dengan perkembangan zaman. Adapun amandemen
yang dilakukan bertujuan untuk membawa uju perubahan yang lebih baik di
berbagaibidang dengan senantiasa selalu memperhatikan kepentingan rakyat.
b. Dampak dari amandemen UUD 1945 adalah terjadinya perubahan kekuasaan
darilembaga - lembaga negara, perubahan tersebut antara lain adalah:
1. MPR bukan lagi lembaga tertinggi negara tetapi menjadi lembaga tinggi
negara.
2. Semua lembaga negara (MPR, DPR, Pemerintah, MK dan KY) kini
kedudukannya menjadi sederajat yaitu lembaga tinggi negara.
3. Masa jabatan presiden dibatasi menjadi 2 periode saja. Dampak lainya dari
amandemen UUD 1945 adalah lebih ditegakkan dan diakuinyaHAM.
c. Banyak anggapan bahwa amandemen UUD 1945 telah melenceng dan lebih
kearah model demokrasi liberal dan sistem pemerintahan semakin kearah
parlementer.
d. Rakyat tidak diikutsertakan dalam amandemen UUD 1945 dari yang pertama
sampai yang keempat
15
3.2.1 Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
17