Anda di halaman 1dari 7

Undang-Undang Dasar 1945 merupakan konstitusi dan sumber hukum tertinggi yang

ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Seluruh peraturan perundang-undangan


yang berlaku bersumber dari UUD 1945 ini.

Kedudukan Undang Undang Dasar 1945


Dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang sumber hukum dan tata
urutan peraturan perundang-undangan, berikut kedudukan Undang Undang Dasar
1945 yang berada di posisi paling atas dari perundang-undangan yang ada:

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945


2. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
3. Peraturan Presiden
4. Peraturan Daerah, terdiri dari:
- Peraturan Daerah provinsi
- Peraturan Daerah kabupaten/kota
- Peraturan Desa atau peraturan yang setingkat

Sifat Undang Undang Dasar 1945


1. Bersifat tertulis dan memiliki rumusan yang jelas. Undang Undang Dasar 1945
adalah hukum positif yang mengikat, baik bagi pemerintah sebagai penyelenggara
negara maupun bagi setiap warga negara.
2. Bersifat singkat dan supel. Undang Undang Dasar 1945 memuat aturan pokok
yang dapat dikembangkan sesuai perubahan zaman dan memuat hak asasi manusia
(HAM).
3. Berisi norma-norma, aturan-aturan, dan ketentuan-ketentuan yang dilaksanakan
secara konstitusional.
4. Dalam tertib hukum Indonesia, Undang Undang Dasar 1945 diartikan sebagai
peraturan hukum positif yang tertinggi. UUD 1945 berfungsi sebagai alat kontrol
terhadap norma hukum positif yang lebih dalam hierarki tertib hukum Indonesia.

Undang Undang Dasar 1945 Mengalami 4 Kali Amandemen.


1. Sebelum amandemen, Undang Undang Dasar 1945 terdiri dari:
a. Pembukaan
b. Batang Tubuh terdiri dari 16 bab, 37 pasal, 65 ayat (16 ayat berasal dari 16 pasal
yang terdiri dari 1 ayat dan 49 ayat berasal dari 21 pasal yang terdiri dari 2 ayat atau
lebih)
c. 4 Pasal aturan Peralihan dan 2 ayat aturan tambahan
d. Penjelasan

2. Setelah 4 kali amandemen, Undang Undang Dasar 1945 memiliki 16 bab, 37 pasal,
194 ayat, 3 pasal Aturan Peralihan dan 2 pasal aturan tambahan.

PERUBAHAN UUD 1945


Salah satu keberhasilan yang dicapai oleh bangsa Indonesia pada masa reformasi
adalah reformasi konstitusional (constitutional reform). Reformasi konstitusi
dipandang merupakan kebutuhan dan agenda yang harus dilakukan karena UUD
1945 sebelum perubahan dinilai tidak cukup untuk mengatur dan mengarahkan
penyelenggaraan negara sesuai harapan rakyat, terbentuknya good governance,
serta mendukung penegakan demokrasi dan hak asasi manusia.
Perubahan UUD 1945 dilakukan secara bertahap dan menjadi salah satu agenda
Sidang MPR dari 1999 hingga 2002 . Perubahan pertama dilakukan dalam Sidang
Umum MPR Tahun 1999. Arah perubahan pertama UUD 1945 adalah membatasi
kekuasaan Presiden dan memperkuat kedudukan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
sebagai lembaga legislatif.

Perubahan kedua dilakukan dalam sidang Tahunan MPR Tahun 2000. Perubahan
kedua menghasilkan rumusan perubahan pasal-pasal yang meliputi masalah wilayah
negara dan pembagian pemerintahan daerah, menyempumakan perubahan pertama
dalam hal memperkuat kedudukan DPR, dan ketentuan¬-ketentuan terperinci
tentang HAM.
Perubahan ketiga ditetapkan pada Sidang Tahunan MPR 2001. Perubahan tahap ini
mengubah dan atau menambah ketentuan-ketentuan pasal tentang asas-asas
landasan bemegara, kelembagaan negara dan hubungan antarlembaga negara, serta
ketentuan-ketentuan tentang Pemilihan Umum. Sedangkan perubahan keempat
dilakukan dalam Sidang Tahunan MPR Tahun 2002. Perubahan Keempat tersebut
meliputi ketentuan tentang kelembagaan negara dan hubungan antarlembaga
negara, penghapusan Dewan Pertimbangan Agung (DPA), pendidikan dan
kebudayaan, perekonomian dan kesejahteraan sosial, dan aturan peralihan serta
aturan tambahan.
Empat tahap perubahan UUD 1945 tersebut meliputi hampir keseluruhan materi
UUD 1945. Naskah asli UUD 1945 berisi 71 butir ketentuan, sedangkan perubahan
yang dilakukan menghasilkan 199 butir ketentuan. Saat ini, dari 199 butir ketentuan
yang ada dalam UUD 1945, hanya 25 (12%) butir ketentuan yang tidak mengalami
perubahan. Selebihnya, sebanyak 174 (88%) butir ketentuan merupakan materi yang
baru atau telah mengalami perubahan.
Dari sisi kualitatif, perubahan UUD 1945 bersifat sangat mendasar karena mengubah
prinsip kedaulatan rakyat yang semula dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR menjadi
dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Hal itu menyebabkan semua lembaga
negara dalam UUD 1945 berkedudukan sederajat dan melaksanakan kedaulatan
rakyat dalam lingkup wewenangnya masing-masing. Perubahan lain adalah dari
kekuasaan Presiden yang sangat besar (concentration of power and responsibility
upon the President) menjadi prinsip saling mengawasi dan mengimbangi (checks and
balances). Prinsip-prinsip tersebut menegaskan cita negara yang hendak dibangun,
yaitu negara hukum yang demokratis.
Setelah berhasil melakukan perubahan konstitusional, tahapan selanjutnya yang
harus dilakukan adalah pelaksanaan UUD 1945 yang telah diubah tersebut.
Pelaksanaan UUD 1945 harus dilakukan mulai dari konsolidasi norma hukum hingga
dalam praktik kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai hukum dasar, UUD 1945
harus menjadi acuan dasar sehingga benar-benar hidup dan berkembang dalam
penyelenggaraan negara dan kehidupan warga negara (the living constitution).
Konstitusi Sebagai Piranti Kehidupan Negara Yang Demokratis
Sebagaimana dijelaskan diawal, bahwa konstitusi berpesan sebagai sebuah aturan
dasar yang mengatur kehidupan dalam bernegara dan berbangsa maka aepatutnya
konstitusi dibuat atas dasar kesepakatan bersama antara negra dan warga Negara .
Kontitusi merupakan bagian dan terciptanya kehidupan yang demokratis bagi
seluruh warga Negara. Jika Negara yang memilih demokrasi, maka konstitusi
demokratis merupakan aturan yang dapat menjamin terwujudnya demokrasi
dinegara tersebut. Setiap konstitusi yang digolongkan sebagai konstitusi demokratis
haruslah memiliki prinsip-prinsip dasar demokrasi itu sendiri.

Tujuan nasional Negara Republik Indonesia tertuang dalam alinea keempat


Pembukaan UUD RI 1945, yang berbunyi: "..melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial..."
Dari alinea tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan nasional berdasarkan
Pancasila, sebagai berikut: 1.Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia
2.Memajukan kesejahteraan umum
3.Mencerdaskan kehidupan bangsa
4.Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial

UUD NR11945 sebagai landasan Konstitusional.


Pada alinea keempat pembukaan UUD NRI 1945 menyatakan
Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan
Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia.
Kalimat diatas merupakan tujuan nasional atau misi bangsa
Indonesia, dengan demikian untuk mencapai tujuan nasional atau
untuk melaksanakan misi bangsa maka disusunlah kemerdekaan
Indonesia kedalam UUD NRI 1945. Membangun generasi muda
merupakan bagian dari membangun bangsa mencapai tujuannya,
sehingga mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila pada generasi
muda sebagai bagian dari pembangunan generasi muda harus
tersusun berdasarkan UUD NR11945.

Makna Pembukaan UUD 1945 alinea pertama yaitu:


1. Keteguhan dan motivasi kuat bangsa Indonesia dalam membela kebenaran dan
keadilan untuk melawan penjajahan.
2. Pernyataan subjektif bangsa Indonesia untuk menentang dan menghapus
penjajahan di atas dunia.
3. Pernyataan objektif bangsa Indonesia bahwa penjajahan tidak sesuai dengan peri
kemanusiaan dan peri keadilan.
4. Pemerintah Indonesia mendukung kemerdekaan bagi setiap bangsa untuk berdiri
sendiri.

Makna Pembukaan UUD 1945 alinea 2 yaitu:


1. Kemerdekaan bangsa Indonesia dicapai melalui perjuangan melawan penjajah.
Jadi, kemerdekaan bukanlah hadiah dari bangsa lain.
2. Adanya momentum yang harus dimanfaatkan bangsa Indonesia untuk
menyatakan kemerdekaannya.
3. Bagi bangsa Indonesia, kemerdekaan bukan akhir perjuangan. Kemerdekaan harus
diisi dengan berbagai hal yang bertujuan untuk mewujudkan negara Indonesia yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur:

- Merdeka, artinya negara yang bebas dari belenggu penjajahan


- Bersatu, artinya keinginan bangsa Indonesia untuk bersatu dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia
- Berdaulat, artinya Indonesia sederajat dengan negara lain yang bebas menentukan
arah dan kebijakan negaranya sendiri tanpa campur tangan dari negara lain
- Adil, artinya negara Indonesia menegakkan keadilan bagi semua warga negara
Indonesia. Negara Indonesia hendak mewujdukan keadilan dlam berbagai aspek
kehidupan yang meliputi politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
- Makmur, artinya bangsa Indonesia bercita-cita memakmurkan dan
menyejahterakan semua warga negara Indonesia, secara material, spiritual, dan
batiniah. Perwujudan kemakmuran tersebut bukan sekadar demi kemakmuran
perorangan atau kelompok, tetapi juga bagi seluruh lapisan masyarakat.

Makna Pembukaan UUD 1945 alinea 3 yaitu:


1. Kemerdekaan dicapai bangsa Indonesia tidak hanya karena faktor material, tetapi
juga karena berkat dan rahmat Tuhan yang Maha Kuasa. Hal ini menjadi motivasi
spiritual yang memperkuat keinginan bangsa Indonesia untuk hidup bebas.
2. Keinginan seluruh bangsa Indonesia pada suatu kehidupan yang
berkesinambungan antara kehidupan material dan spiritual, serta kehidupan dunia
maupun akhirat.
3. Pengukuhan pernyataan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Makna Pembukaan UUD 1945 alinea 4 yaitu:


1. Adanya fungsi sekaligus tujuan negara Indonesia setelah merdeka, yaitu:
- melindungi segenap angsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
- memajukan kesejahteraan umum
- mencerdaskan kehidupan bangsa
- melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial
2. Keberadaan UUD Negara Republik Indonesia juga untuk meneguhkan
kemerdekaan bangsa Indonesia dan tujuannya setelah merdeka sebagai negara.
3. Indonesia berkedaulatan rakyat dengan Pancasila sebagai dasar negara.
1. Pokok Pikiran Pembukaan UUD 1945 Alinea 1
Alinea pertama Pembukaan UUD 1945 menunjukkan keteguhan dan tekad bangsa
Indonesia untuk menegakkan kemerdekaan dan menentang penjajahan. Pernyataan
ini tidak hanya tekad bangsa untuk merdeka, tetapi juga berdiri di barisan paling
depan untuk menghapus penjajahan di muka bumi. Secara umum, alinea ini memuat
2 dalil yakni: objektif dan subjektif. Secara objektif, didalilkan bahwa penjajahan di
atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusian dan
perikeadilan, serta kemerdekaan merupakan hak asasi semua bangsa di dunia. Dalil
itu menjadi alasan bangsa Indonesia untuk berjuang memperoleh dan
mempertahankan kemerdekaan, serta membantu perjuangan bangsa lain yang
masih terjajah untuk memperoleh kemerdekaan. Adapun kandungan dalam dalil
subjektif yaitu aspirasi bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari penjajahan.
Bangsa Indonesia telah berjuang selama ratusan tahun memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia. Perjuangan ini didorong oleh penderitaan rakyat Indonesia
selama penjajahan dan kesadaran akan hak sebagai bangsa untuk merdeka.

2. Pokok Pikiran Pembukaan UUD 1945 Alinea 2


Alinea kedua Pembukaan UUD 1945 menunjukkan penghargaan atas perjuangan
bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan. Ini juga berarti kesadaran bahwa
kemerdekaan dan keadaan sekarang tidak dapat dipisahkan dari keadaan
sebelumnya. Kemerdekaan yang diraih merupakan perjuangan para pendahulu
bangsa Indonesia. Mereka telah berjuang dengan mengorbankan jiwa raga demi
kemerdekaan bangsa dan negara. Selain itu, ada pula kesadaran bahwa
kemerdekaan bukanlah akhir dari perjuangan bangsa Indonesia. Kemerdekaan yang
diraih harus mampu mengantarkan rakyat Indonesia menuju cita-cita nasional, yaitu
negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Negara yang ”merdeka”
berarti negara yang terbebas dari penjajahan bangsa lain. Dan ”Bersatu”, artinya
menghendaki bangsa Indonesia bersatu dalam negara kesatuan bukan bentuk
negara lain.

3. Pokok Pikiran Pembukaan UUD 1945 Alinea 3


Alinea ketiga Pembukaan UUD 1945 memuat makna bahwa kemerdekaan didorong
oleh motivasi spiritual, yaitu kemerdekaan yang dicapai oleh bangsa Indonesia
merupakan berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa. Dengan demikian, hal tersebut
merupakan perwujudan sikap dan keyakinan bangsa Indonesia kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Alinea ketiga juga secara tegas menyatakan kembali kemerdekaan
Indonesia yang telah diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945. Melalui alinea ketiga
ini, bangsa Indonesia menyadari bahwa tanpa rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa,
bangsa Indonesia tidak akan merdeka. Kemerdekaaan yang dicapai tidak semata-
mata hasil jerih payah perjuangan bangsa Indonesia, tetapi juga atas kuasa Tuhan
Yang Maha Esa. Selain itu, alinea ketiga Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 juga memuat motivasi riil dan material, yaitu keinginan luhur bangsa
supaya berkehidupan yang bebas. Kemerdekaan merupakan keinginan dan tekad
seluruh bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang bebas serta merdeka.
Maksudnya: bebas dari segala bentuk penjajahan, bebas dari penindasan, dan bebas
menentukan nasib sendiri.
4. Pokok Pikiran Pembukaan UUD 1945 Alinea 4
Alinea keempat Pembukaan UUD 1945 memuat tujuan pembentukan Negara
Republik Indonesia yang merdeka 17 Agustus 1945. Pembentukan Negara Republik
Indonesia memiliki tujuan yang hendak diwujudkan, sesuai isi alinea 4, yaitu:
"Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial." Selain mencantumkan tujuan bangsa Indonesia setelah
merdeka, dalam alinea keempat juga terdapat ketentuan diadakannya Undang-
Undang Dasar; bentuk negara—yaitu bentuk republik yang berkedaulatan rakyat;
dan dasar negara—yakni Pancasila. Terkait dasar negara, secara jelas pada alinea
keempat tertulis rumusan Pancasila. Dengan demikian, secara yuridis-konstitusional
dasar negara ini adalah sah, berlaku, dan mengikat seluruh lembaga negara, lembaga
masyarakat, dan setiap warga negara di Republik Indonesia.

Berikut pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945:


1. Pokok Pikiran Pertama: Persatuan (sesuai dengan sila ketiga Pancasila). Negara
dan seluruh warga negara Indonesia wajib mengutamakan kepentingan negara di
atas kepentingan golongan atau peorangan.
2. Pokok Pikiran Kedua: Keadilan sosial (seusai dengan sila kelima Pancasila).
Manusia mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan
sosial dalam kehidupan masyarakat.
3. Pokok Pikiran Ketiga: Kedaulatan rakyat (sesuai dengan sila keempat Pancasila).
Sistem negara yang terbentuk dalam UUD harus berlandaskan atas kedaulatan
rakyat dan permusywaratan/ perwakilan.
4. Pokok Pikiran Keempat: Ketuhanan Yang Maha Esa (sesuai dengan sila pertama
Pancasila) dan kemanusiaan yang adil dan beradab (sesuai dengan sila kedua
Pancasila). UUD harus mengandung isis yang mewajibkan pemerintah memelihara
budi pekeri luhur, ketakwaan kepada Tuhan, dan menjunjung tinggi harkat dan
masrtabat manusia.

HUBUNGAN PEMBUKAAN UUD 1945 DENGAN BATANG TUBUH (PASAL-PASAL)


UUD 1945
Pembukaan UUD 1945 meliputi suasana kebatinan yang diwujudkan dalam pasal-
pasal dalam UUD. Dengan kata lain, suasana kebatinan UUD 1945 dijiwai dan
bersumber dari dasar filsafat negara yaitu Pancasila. Hubungan langsung antara
pembukaan UUD 1945 dengan batang tubuhnya bersifat kausal organis karena isi
dalam pembukaan dijabarkan ke dalam pasal-pasal UUD 1945. Sehingga, pembukaan
UUD 1945 yang memuat dasar filsafat negara dan UUD merupakan satu kesatuan.
Meskipun dapat dipisahkan, tetapi tetap merupakan rangkaian kesatuan nilai dan
norma yang terpadu. Pembukaan UUD 1945 mengandung pokok-pokok pikiran
persatuan Indonesia, keadilan sosial, kedaulatan rakyat, berdasarkan atas
permusyawaratan, perwakilan, dan ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab. Intisari dalam pembukaan UUD 1945
merupakan penjelmaan dari dasar negara Pancasila. Pancasila itu sendiri
memancarkan nilai-nilai luhur yang telah mampu memberikan semangat kepada
UUD 1945. Dengan kata lain, UUD 1945 sebagai konstitusi negara merupakan uraian
rinci dan rangkaian makna dari nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 yang bersumber
dan dijiwai oleh Pancasila.

Rangakaian makna yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 adalah:


1. Alinea I, II, dan III: Rangkaian peristiwa yang mendahului terbentuknya negara.
Rumusan dasar pemikiran yang mendorong kemerdekaan kebangsaan Indonesia
hingga terbentuknya negara Indonesia.
2. Alinea IV: Ekspresi dari peristiwa dan keadaan setelah negara Indonesia terbentuk.

Dilihat dari rangkaian makna dan peristiwa dalam keempat alinea pembukaan UUD
1945 tersebut, dapat ditentukan sifat hubungan antara masing-masing alinea
pembukaan dengan batang tubuh UUD 1945, yaitu:
1. Alinea I, II, dan III tidak memiliki hubungan kausal organis dengan batang tubuh
UUD 1945.
2. Alinea IV memiliki hubungan yang bersifat kausal organis dengan batang tubuh
UUD 1945.

Hubungan kausal organis alinea IV dengan batang tubuh UUD 1945 mencakup
beberapa segi, yaitu: Undang-Undang Dasar akan ditentukan. Yang diatur dalam
UUD adalah pembentukan pemerintahan negara yang memenuhi syarat dan
meliputi segala aspek penyelenggaraan negara. Negara Indonesia berbentuk
Republik yang berkedaulatan rakyat. Ditetapkannya dasar kerohanian negara (dasar
filsafat negara Pancasila). Oleh karena itu, dalam hubungannya dengan batang tubuh
UUD 1945, pembukaan UUD 1945 alinea IV ditempatkan pada kedudukan yang
sangat penting.

Anda mungkin juga menyukai