Anda di halaman 1dari 51

MAKALAH

BAB II
UNDANG-UNDANG DASAR 1945

Kelas X-4
Anggota Kelompok :
1. Danella Maribele Angelene (X-4/05)
2. Flavia Bianca Putri Pamungkas (X-4/08)
3. Keizya Hardianto Erlan (X-4/15)
4. Keyrol Samuel Cornelius Gerrutzs (X-4/16)
5. Nando Ronaldo Anggriawan (X-4/19)

SMAK Stella Maris Surabaya


Jl. Indrapura No. 32 Surabaya
Tahun Ajaran 2023/2024
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat-Nya kami masih diberi kesehatan dan kemampuan sehingga kami dapat
menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya. Dalam makalah
ini kelompok kami membahas tentang "Perubahan Undang-Undang Dasar 1945 Pada
Amandemen 1-4". Makalah ini kami buat untuk memenuhi nilai tugas mata pelajaran
PPKn. Selain itu kami membuat makalah ini agar bisa membantu pembaca untuk
menambah wawasan yang lebih luas. Kelompok berharap makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang Undang-Undang Dasar 1945 serta
perubahan-perubahan yang terjadi pada amandemen 1-4. Begitu pula atas limpahan
kesehatan dan kesempatan yang Tuhan karuniai kepada kelompok sehingga makalah ini
dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui media internet.
Kelompok mengucapkan terima kasih kepada Bapak Andhi Krisrahyono
Ferryanto, S.Pd. selaku guru mata pelajaran PPKn yang telah membimbing kami selama
kami berproses membuat makalah.
Kelompok menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penyusunan makalah
ini, baik dari segi kosakata, tata bahasa, etika maupun isi. Maka dari itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca yang kemudian akan
kelompok jadikan sebagai evaluasi.
Demikian semoga malakah ini bisa diterima sebagai ide atau gagasan yang
menambah kekayaan intelektual dalam bidang kajian media. Semoga makalah kami ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan juga untuk penulis sendiri.

Surabaya, 17 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

COVER.......................................................................................................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................
1.1. Latar Belakang.....................................................................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................................................................
1.3. Tujuan..................................................................................................................................................................
1.4. Manfaat................................................................................................................................................................
1.5. Metodologi...........................................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................
2.1. Sejarah.................................................................................................................................................................
2.2. Perubahan Amandemen.......................................................................................................................................
2.3. Pendapat Setiap Anggota Kelompok...................................................................................................................
2.4. Contoh Penerapan 6 Konsep................................................................................................................................

BAB III PENUTUP.........................................................................................................................


3.1. Kesimpulan..........................................................................................................................................................
3.2. Saran....................................................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah
hukum dasar negara Indonesia, yang digunakan sebagai konstitusi pemerintahan
negara. Undang-undang ini disahkan oleh PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) pada tanggal 18 Agustus 1945. UUD 1945 Negara Kesatuan Republik
Indonesia atau sering disingkat UUD 1945 memiliki peran sebagai pedoman dalam
penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara. Keberadaan UUD 1945 juga
menjadi acuan dalam penyusunan peraturan perundang-undangan.

Istilah amandemen sering digunakan dalam perundang-undangan.


Amandemen adalah usul untuk mengubah suatu undang-undang yang telah dibahas
dalam rapat wakil rakyat dengan memperhatikan hak. Secara umum amandemen
merujuk pada perubahan yang terjadi dalam hukum tata negara suatu negara.
Sedangkan konstitusi merupakan asas dalam dasar politik dan hukum yang
meliputi tata cara, struktur kewenangan hak dan kewajiban, sehingga konstitusi ini
erat kaitannya dengan adanya amandemen.

Amandemen sebagai tindakan atau hasil dari perubahan. Amandemen juga


dapat dipahami sebagai penghapusan kesalahan atau reformasi, terutama di bidang
hukum baik secara tertulis maupun yang sedang berlangsung. Amandemen
kemudian juga dapat merujuk pada perubahan yang dibuat pada RUU di hadapan
parlemen.

Tujuan Amandemen UUD 1945 yang paling utama tentunya adalah


untuk memperjelas hukum-hukum yang terkandung di dalamnya. Amandemen
juga bertujuan untuk membentuk hukum yang belum dijelaskan sebagai
penyempurna UUD 1945

Maka dari itu, dalam makalah ini kita akan mengenal dan membahas lebih
dalam mengenai sejarah amandemen, perubahan amandemen, dan sebagainya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perubahan UUD 1945 pada perubahan amandemen 1 sampai
amandemen 4?
2. Apa saja perubahan-perubahan yang terjadi pada amandemen 1 sampai
amandemen 4?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui sejarah terjadinya perubahan UUD 1945 pada perubahan
amandemen 1 sampai amandemen 4.
2. Mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada amandemen 1 sampai
amandemen 4.

1.4 Manfaat
Berikut manfaat penulisan dari makalah ini baik bagi penulis maupun pembaca
adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui sejarah terjadinya perubahan UUD 1945 pada perubahan
amandemen 1 sampai amandemen 4.
2. Dapat mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada amandemen 1 sampai
amandemen 4.

1.5 Metodologi
1. Studi Pustaka : Studi pustaka adalah suatu teknik/cara pengumpulan data atau
informasi yang dilakukan dengan cara membaca internet, buku-buku, laporan-
laporan dan sebagainya yang berhubungan dengan permasalahan terkait.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah
A). Amandemen 1 :
Amandemen UUD 1945 pertamakali dilakukan dalam Sidang Umum Majelis Permusyawaratan
Rakyat (MPR) yang diselenggarakan pada 14-21 Oktober 1999. Amandemen ini diterapkan
terhadap 9 pasal, yakni Pasal 5, Pasal 7, Pasal 9, Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15, Pasal 17, Pasal 20,
dan Pasal 21.

Amandemen pertama dilakukan karena adanya desakan kuat selama masa kemelut politik dan
krisis kepercayaan yang dipicu oleh krisis moneter tahun 1997. Meledaknya keinginan
masyarakat mewujudkan struktur dan sistem bernegara yang lebih andal. Hal-hal pokok yang
melatarbelakangi amandemen pertama adalah :
- Sistem konstitusi masih bersifat sarat eksekutif atau executive heavy.
- Kekuasaan terpusat pada presiden menyebabkan banyak pelanggaran hak asasi manusia.
- Masa jabatan presiden yang tidak terbatas memunculkan otoriterisme.
- Tidak ada check and balances
- Memuat peraturan yang diskriminatif.
- Mendelegasikan terlalu banyak aturan konstitusional ke level undang-undang.
- Terdapat sejumlah pasal yang bermakna ganda atau multitafsir.
- Terlalu banyak bergantung pada keinginan politis dan integritas politisi.

Amandemen pertama merupakan salah satu agenda reformasi pasca jatuhnya pemerintahan orde
baru di mana fungsi kekuasaan legislatif dipegang oleh presiden. Tujuannya adalah memberi
payung hukum bagi reformasi dan berbagai perubahan yang akan terjadi.

B). Amandemen 2 :
Amandemen kedua dalam Sidang Tahunan MPR dilaksanakan pada 7-18 Agustus 2000 yang
meliputi 5 Bab dan 25 Pasal.

Amandemen kedua dilakukan karena beberapa pasal dinilai masih memiliki makna ganda atau
multitafsir. Kekuasaan di beberapa lembaga seperti MPR juga masih terlalu besar, sehingga
dinilai belum demokratis. Hal-hal yang melatarbelakangi amandemen kedua adalah :
- Sistem pemerintahan daerah yang masih bertumpu pada pusat, di mana daerah tidak punya
kekuasaan untuk melaksanakan demokrasi.
- Adanya tuntutan atas fungsi pengawasan terhadap kekuasaan presiden melalui lembaga
perwakilan.
- Pertanyaaan terhadap peran warga negara dalam bela negara.
- Merebaknya kasus terkait hak asasi manusia

C). Amandemen 3 :
Sidang Tahunan MPR 2001 yang dihelat tanggal 1-9 November 2001 menghasilkan perubahan
ketiga UUD 1945. Inti dari Amandemen UUD 1945 ketiga ini mencakup beberapa pasal dan bab
mengenai Bentuk dan Kedaulatan Negara, Kewenangan MPR, Kepresidenan, Impeachment,
Keuangan Negara, Kekuasaan Kehakiman, dan lainnya.
Amandemen ketiga dilatarbelakangi oleh masih adanya kelemahan sistematika dan substansi
undang-undang dasar pasca perubahan, yakni :
- Inkonsistensi dalam penjabaran sejumlah pasal, seperti pasal wewenang lembaga negara
- Kerancuan sistem pemerintahan
- Sistem ketatanegaraan yang belum jelas
- Belum adanya budaya taat berkonstitusi
- Budaya birokrasi yang masih membawa gaya lama atau rumit

Amandemen ketiga menjadi upaya yang lebih serius serta konsisten untuk bergerak dari
perubahan konstitusi ke perubahan budaya masyarakat.

D). Amandemen 4 :
Amandemen keempat dilakukan dalam Sidang Umum MPR pada 1 - 11 Agustus 2002.
Perubahan meliputi 19 Pasal yang terdiri atas 31 butir ketentuan serta satu butir yang
dihapuskan.

Setelah melalui tiga kali amandemen sebelumnya, beberapa hal masih menjadi latar belakang
perlunya amandemen keempat, yaitu:
- Perlunya sistem ketatanegaraan yang lebih demokratis dan
- Perlunya sistem ketatanegaraan berdasarkan hukum yang lebih teratur.
- Perlunya perluasan jaminan hak asasi manusia
- Perlunya desentralisasi yang lebih berorientasi kepada daerah otonom.
- Tidak ada grand design yang jelas dalam tiga amandemen sebelumnya.
- Perlu adanya penguatan peran parlemen dalam hal mewujudkan fungsinya sebagai perwakilan
rakyat.

Amandemen keempat dilandasi pemupukan spirit konstitualisme di berbagai lapisan masyarakat


yang sudah menjadi suatu keharusan di era global dengan keteladanan dari para pemimpin.

2.2 Perubahan Amandemen


A). Amandemen 1
Pasa Sebelum Amandemen Setelah Amandemen
l
5 (1) Presiden memegang kekuasaan (1) Presiden berhak mengajukan rancangan
membentuk undang-undang dengan undang-undang kepada Dewan Perwakilan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. Rakyat.

7 Presiden dan Wakil Presiden memegang Presiden dan Wakil Presiden memegang
jabatannya selama masa lima tahun, dan jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya
sesudahnya dapat dipilih kembali. dapat dipilih kembali dalam jabatan yang
sama, hanya untuk satu kali masa jabatan

9 (1) Sebelum memangku jabatannya, (1) Sebelum memangku jabatannya,


Presiden dan Wakil Presiden bersumpah Presiden dan Wakil Presiden bersumpah
menurut agama, atau berjanji dengan menurut agama, atau berjanji dengan
sungguh-sungguh di hadapan Majelis sungguh-sungguh di hadapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat atau Dewan Permusyawaratan Rakyat atau Dewan
Perwakilan Rakyat sebagai berikut: Perwakilan Rakyat sebagai berikut:

Sumpah Presiden (Wakil Presiden): Sumpah Presiden (Wakil Presiden): "Demi


"Demi Allah, saya bersumpah akan Allah, saya bersumpah akan memenuhi
memenuhi kewajiban Presiden Republik kewajiban Presiden Republik Indonesia
Indonesia (Wakil Presiden Republik (Wakil Presiden Republik Indonesia)
Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya,
seadil-adilnya, memegang teguh Undang- memegang teguh Undang-Undang Dasar
Undang Dasar dan menjalankan segala dan menjalankan segala undang-undang
undang-undang dan peraturannya dengan dan peraturannya dengan selurus-lurusnya
selurus-lurusnya serta berbakti kepada serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa."
Nusa dan Bangsa."
Janji Presiden (Wakil Presiden): "Saya
. berjanji dengan sungguh-sungguh akan
Janji Presiden (Wakil Presiden): "Saya memenuhi kewajiban Presiden Republik
berjanji dengan sungguh-sungguh akan Indonesia (Wakil Presiden Republik
memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan
Indonesia (Wakil Presiden Republik seadil-adilnya, memegang teguh Undang-
Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan Undang Dasar dan menjalankan segala
seadil-adilnya, memegang teguh Undang- undang-undang dan peraturannya dengan
Undang Dasar dan menjalankan segala selurus-lurusnya serta berbakti kepada
undang-undang dan peraturannya dengan Nusa dan Bangsa".
selurus-lurusnya serta berbakti kepada
Nusa dan Bangsa". ” (2) Jika Majelis Permusyawaratan Rakyat
atau Dewan Perwakilan Rakyat tidak dapat
mengadakan sidang, Presiden dan Wakil
Presiden bersumpah menurut agama, atau
berjanji dengan sungguh-sungguh di
hadapan pimpinan Majelis
Permusyawaratan Rakyat dengan
disaksikan oleh Pimpinan Mahkamah
Agung.

13 (1) Presiden mengangkat duta dan (1) Presiden mengangkat duta dan konsul.
konsul.
(2) Dalam hal mengangkat duta, Presiden
(2) Presiden menerima duta negara lain. memperhatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Rakyat.

(3) Presiden menerima penempatan duta


negara lain dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.

14 Presiden memberi grasi, amnesti, abolisi, (1) Presiden memberi grasi dan rehabilitasi
dan rehabilitasi. dengan memperhatikan pertimbangan
Mahkamah Agung. (2) Presiden memberi
amnesti dan abolisi dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.

15 Presiden memberi gelaran, tanda jasa dan Presiden memberi gelar tanda jasa, dan
lain-lain tanda kehormatan. lain-lain tanda kehormatan yang diatur
dengan undang-undang.

17 (2) Menteri-menteri itu diangkat dan (2) Menteri-menteri itu diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden. diberhentikan oleh Presiden.

(3) Menteri-menteri itu memimpin (3) Setiap menteri membidangi urusan


Departemen Pemerintahan. tertentu dalam pemerintahan.

20 (1) Tiap-tiap undang-undang (1) Dewan Perwakilan Rakyat memegang


menghendaki persetujuan Dewan kekuasaan membentuk undang-undang.
Perwakilan rakyat.
(2) Setiap rancangan undang-undang
(2) Jika sesuatu rancangan undang- dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat
undang tidak mendapat persetujuan dan Presiden untuk mendapat persetujuan
Dewan Perwakilan rakyat, maka bersama.
rancangan tadi tidak boleh diajukan lagi
dalam persidangan Dewan Perwakilan (3) Jika rancangan undang-undang itu
rakyat masa itu. tidak mendapat persetujuan bersama,
rancangan undang-undang itu tidak boleh
dimajukan lagi dalam persidangan Dewan
Perwakilan Rakyat masa itu.

(4) Presiden mengesahkan rancangan


undang-undang yang telah disetujui
bersama untuk menjadi undang-undang.

21 (1) Anggota-anggota Dewan Perwakilan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat berhak


rakyat berhak memajukan rancangan mengajukan usul rancangan undang-
undang-undang. undang.

(2) Jika rancangan itu, meskipun disetujui


oleh Dewan Perwakilan rakyat, tidak
disahkan oleh Presiden, maka rancangan
tadi tidak boleh dimajukan lagi dalam
persidangan Dewan Perwakilan Rakyat
masa itu.

B). Amandemen 2
Pasal Sebelum Amandemen Seteah Amandemen
18 Pembagian daerah Indonesia (1) Negara Kesatuan
atas daerah besar dan kecil, Republik Indonesia dibagi
dengan bentuk susunan atas daerah-daerah provinsi
pemerintahannya ditetapkan dan daerah provinsi itu dibagi
dengan undang-undang, atas kabupaten dan kota, yang
dengan memandang dan tiap-tiap provinsi, kabupaten,
mengingati dasar dan kota mempunyai
permusyawaratan dalam pemerintah daerah, yang
sistem pemerintahan negara, diatur dengan undang-
dan hak-hak asal-usul dalam undang.
daerah-daerah yang bersifat
istimewa (2) Pemerintah daerah
provinsi, daerah kabupaten,
dan kota mengatur dan
mengurus sendiri urusan
pemerintahan menurut asas
otonomi dan tugas
pembantuan.

(3) Pemerintahan daerah


provinsi, daerah kabupaten,
dan kota memiliki Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah
yang anggota-anggotanya
dipilih melalui pemilihan
umum.

(4) Gubernur, Bupati, dan


Wali kota masing-masing
sebagai kepala pemerintah
daerah provinsi, kabupaten,
dan kota dipilih secara
demokratis.

(5) Pemerintah daerah


menjalankan otonomi seluas-
luasnya, kecuali urusan
pemerintahan yang oleh
undang-undang ditentukan
sebagai urusan Pemerintah
Pusat.

(6) Pemerintah daerah berhak


menetapkan peraturan daerah
dan peraturan-peraturan lain
untuk melaksanakan otonomi
dan tugas pembantuan.

(7) Susunan dan tata cara


penyelenggaraan
pemerintahan daerah diatur
dalam undang-undang.
18A Tidak ada (1) Hubungan wewenang
antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah provinsi,
kabupaten, dan kota atau
antara provinsi dan kabupaten
dan kota, diatur dengan
undang-undang dengan
memperhatikan kekhususan
dan keragaman daerah.
(2) Hubungan keuangan,
pelayanan umum,
pemanfaatan sumber daya
alam dan sumber daya
lainnya antara pemerintah
pusat dan pemerintahan
daerah diatur dan
dilaksanakan secara adil dan
selaras berdasarkan undang-
undang.
18B (1) Negara mengakui dan
menghormati satuan-satuan
pemerintahan daerah yang
bersifat khusus atau bersifat
istimewa yang diatur dengan
undang-undang.

(2) Negara mengakui dan


menghormati kesatuan-
kesatuan masyarakat hukum
adat beserta hak-hak
tradisionalnya sepanjang
masih hidup dan sesuai
dengan perkembangan
masyarakat dan prinsip
Negara Kesatuan Republik
Indonesia, yang diatur dalam
undang-undang.
19 (1) Susunan Dewan (1) Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat ditetapkan Perwakilan Rakyat dipilih
dengan undang-undang. melalui pemilihan umum.

(2) Dewan Perwakilan Rakyat (2) Susunan Dewan


bersidang sedikitnya sekali Perwakilan Rakyat diatur
dalam setahun. dengan undang-undang.

(3) Dewan Perwakilan Rakyat


bersidang sedikitnya sekali
dalam setahun.
20 (1) Tiap-tiap undang-undang (1) Dewan Perwakilan Rakyat
menghendaki persetujuan memegang kekuasaan
Dewan Perwakilan Rakyat. membentuk undang-undang.

(2) Setiap rancangan undang-


(2) Jika sesuatu rancangan undang dibahas oleh Dewan
undang-undang tidak Perwakilan Rakyat dan
mendapat persetujuan Dewan Presiden untuk mendapat
Perwakilan Rakyat, maka persetujuan bersama.
rancangan tadi tidak boleh
dimajukan lagi dalam (3) Jika rancangan undang-
persidangan Dewan undang itu tidak mendapat
Perwakilan Rakyat masa itu. persetujuan bersama,
rancangan undang-undang itu
tidak boleh diajukan lagi
dalam persidangan Dewan
Perwakilan Rakyat masa itu.

(4) Presiden mengesahkan


rancangan undang-undang
yang telah disetujui bersama
untuk menjadi undang-
undang.

(5) Dalam hal rancangan


undang-undang yang telah
disetujui bersama tersebut
tidak disahkan oleh Presiden
dalam waktu tiga puluh hari
semenjak rancangan undang-
undang tersebut disetujui,
rancangan undang-undang
tersebut sah menjadi undang-
undang dan wajib
diundangkan.
20A (1) Dewan Perwakilan Rakyat
memiliki fungsi legislasi,
fungsi anggaran dan fungsi
pengawasan.

(2) Dalam melaksanakan


fungsinya, selain hak yang
diatur dalam pasal-pasal lain
Undang-undang Dasar ini,
Dewan Perwakilan Rakyat
mempunyai hak interpelasi,
hak angket dan hak
menyatakan pendapat.

(3) Selain hak yang diatur


dalam pasal-pasal lain
Undang-undang Dasar ini,
setiap anggota Dewan
Perwakilan Rakyat
mempunyai hak mengajukan
pertanyaan, menyampaikan
usul dan pendapat, serta hak
imunitas.

(4) Ketentuan lebih lanjut


tentang hak Dewan
Perwakilan Rakyat dan hak
anggota Dewan Perwakilan
Rakyat diatur dalam undang-
undang.
22A Ketentuan lebih lanjut tentang
tata cara pembentukan
undang-undang diatur dengan
undang-undang
22B Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat dapat diberhentikan
dari jabatannya, yang syarat-
syarat dan tata caranya diatur
dalam undang-undang.
25A Negara Kesatuan Republik
Indonesia adalah sebuah
kepulauan yang berciri
Nusantara dengan wilayah
yang batas-batas dan hak-
haknya ditetapkan dengan
undang-undang.
26 (1) Yang menjadi warna (2) Penduduk ialah warga
negara ialah orang-orang negara Indonesia dan orang
bangsa Indonesia asli dan asing yang bertempat tinggal
orang-orang bangsa lain yang di Indonesia.
disahkan dengan undang-
undang sebagai warga negara. (3) Hal-hal mengenai warga
negara dan penduduk diatur
(2) Syarat-syarat yang dengan undang-undang.
mengenai kewarganegaraan
ditetapkan dengan undang-
undang.
27 (1) Segala warga negara (1) Setiap warga negara
bersamaan kedudukannya berhak dan wajib ikut serta
dalam hukum dan dalam upaya pembelaan
pemerintahan dan wajib negara.
menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya.

(2) Tiap-tiap warga negara


berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
28A Tidak ada Setiap orang berhak untuk
hidup serta berhak
mempertahankan hidup dan
kehidupannya.
28B Tidak ada (1) Setiap orang berhak
membentuk keluarga dan
melanjutkan keturunan
melalui perkawinan yang sah.

(2) Setiap anak berhak atas


kelangsungan hidup, tumbuh,
dan berkembang serta berhak
atas perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi.
28C Tidak ada (1) Setiap orang berhak
mengembangkan diri melalui
pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapat
pendidikan dan memperoleh
manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi,
seni dan budaya, demi
meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi
kesejahteraan umat manusia.

(2) Setiap orang berhak untuk


memajukan dirinya dengan
memperjuangkan haknya
secara kolektif untuk
membangun masyarakat,
bangsa dan negaranya.
28D Tidak ada (1) Setiap orang berhak atas
pengakuan, jaminan,
perlindungan, dan kepastian
hukum yang adil serta
perlakuan yang sama di
hadapan hukum.

(2) Setiap orang berhak untuk


bekerja serta mendapat
imbalan dan perlakuan yang
adil dan layak dalam
hubungan kerja.

(3) Setiap warga negara


berhak memperoleh
kesempatan yang sama dalam
pemerintahan.

(4) Setiap orang berhak atas


status kewarganegaraannya
28E Tidak ada (1) Setiap orang bebas
memeluk agama dan
beribadat menurut agamanya,
memilih pendidikan dan
pengajaran, memilih
pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, memilih
tempat tinggal di wilayah
negara dan meninggalkannya,
serta berhak kembali.

(2) Setiap orang berhak atas


kebebasan meyakini
kepercayaan, menyatakan
pikiran dan sikap, sesuai
dengan hati nuraninya.

(3) Setiap orang berhak atas


kebebasan berserikat,
berkumpul, dan
mengeluarkan pendapat.
28F Tidak ada Setiap orang berhak untuk
berkomunikasi dan
memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan
lingkungan sosialnya, serta
berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi
dengan menggunakan segala
jenis saluran yang tersedia.
28G Tidak ada (1) Setiap orang berhak atas
perlindungan diri pribadi,
keluarga, kehormatan,
martabat, dan harta benda
yang di bawah kekuasaannya,
serta berhak atas rasa aman
dan perlindungan dari
ancaman ketakutan untuk
berbuat atau tidak berbuat
sesuatu yang merupakan hak
asasi.

(2) Setiap orang berhak untuk


bebas dari penyiksaan atau
perlakuan yang merendahkan
derajat martabat manusia dan
berhak memperoleh suaka
politik dari negara lain.
28H Tidak ada (1) Setiap orang berhak hidup
sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan
hidup yang baik dan sehat
serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.

(2) Setiap orang berhak


memperoleh kemudahan dan
perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan
manfaat yang sama guna
mencapai persamaan dan
keadilan.

(3) Setiap orang berhak atas


jaminan sosial yang
memungkinkan
pengembangan dirinya secara
utuh sebagai manusia yang
bermartabat.

(4) Setiap orang berhak


mempunyai hak milik pribadi
dan hak milik tersebut tidak
boleh diambil alih secara
sewenang-wenang oleh siapa
pun.
28I Tidak ada (1) Hak untuk hidup, hak
untuk tidak disiksa, hak
kemerdekaan pikiran dan hati
nurani, hak beragama, hak
untuk tidak diperbudak, hak
untuk diakui sebagai pribadi
di hadapan hukum, dan hak
untuk tidak dituntut atas dasar
hukum yang berlaku surut
adalah hak asasi manusia
yang tidak dapat dikurangi
dalam keadaan apa pun.

(2) Setiap orang berhak bebas


dari perlakuan yang bersifat
diskriminatif atas dasar apa
pun dan berhak mendapatkan
perlindungan terhadap
perlakuan yang bersifat
diskriminatif itu.

(3) Identitas budaya dan hak


masyarakat tradisional
dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan
peradaban.

(4) Perlindungan, pemajuan,


penegakan dan pemenuhan
hak asasi manusia adalah
tanggung jawab negara,
terutama pemerintah.

(5) Untuk menegakkan dan


melindungi hak asasi manusia
sesuai dengan prinsip negara
hukum yang demokratis,
maka pelaksanaan hak asasi
manusia dijamin, diatur dan
dituangkan dalam peraturan
perundang-undangan.
28J Tidak ada (1) Setiap orang wajib
menghormati hak asasi
manusia orang lain dalam
tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
(2) Di dalam menjalankan
hak dan kebebasannya, setiap
orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan
dengan undang-undang
dengan maksud semata-mata
untuk menjamin pengakuan
serta penghormatan atas hak
dan kebebasan orang lain dan
untuk memenuhi tuntutan
yang adil sesuai dengan
pertimbangan moral, nilai-
nilai agama, keamanan, dan
ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokratis.
30 (1) Tiap-tiap warga negara (1) Tiap-tiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pembelaan dalam usaha pertahanan dan
negara. keamanan negara.

(2) Syarat-syarat tentang (2) Usaha pertahanan dan


pembelaan diatur dengan keamanan negara
undang-undang dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan
rakyat semesta oleh Tentara
Nasional Indonesia dan
Kepolisian Negara Republik
Indonesia sebagai kekuatan
utama, dan rakyat, sebagai
kekuatan pendukung.

(3) Tentara Nasional


Indonesia terdiri atas
Angkatan Darat, Angkatan
Laut, dan Angkatan Udara,
sebagai alat negara bertugas
mempertahankan,
melindungi, dan memelihara
keutuhan dan kedaulatan
negara.

(4) Kepolisian Negara


Republik Indonesia sebagai
alat negara yang menjaga
keamanan dan ketertiban
masyarakat bertugas
melindungi, mengayomi,
melayani masyarakat serta
menegakkan hukum.

(5) Susunan dan kedudukan


Tentara Nasional Indonesia,
Kepolisian Negara Republik
Indonesia, hubungan
kewenangan Tentara
Nasional Indonesia dan
Kepolisian Negara Republik
Indonesia di dalam
menjalankan tugasnya,
syarat-syarat keikutsertaan
warga negara dalam usaha
pertahanan dan keamanan
negara, serta hal-hal yang
terkait dengan pertahanan dan
keamanan diatur dengan
undang-undang
36A Tidak ada Lagu Kebangsaan ialah
Indonesia Raya
36B Tidak ada Lagu Kebangsaan ialah
Indonesia Raya
36C Tidak ada Ketentuan lebih lanjut
mengenai Bendera, Bahasa,
dan Lambang Negara, serta
Lagu Kebangsaan diatur
dengan undang-undang.

C). Amandemen 3
Pasal Isi Amandemen/perubahan
Pasal 1 (2) Kedaulatan berada di
(1) Negara Indonesia ialah tangan rakyat dan
negara kesatuan yang dilaksanakan menurut
berbentuk Republik. Undang-Undang Dasar.

(2) Kedaulatan adalah di (3) Negara Indonesia adalah


tangan rakyat, dan dilakukan negara hukum
sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat.
Pasal 3 Majelis Permusyawaratan (1) Majelis Permusyawaratan
Rakyat menetapkan Undang- Rakyat berwenang mengubah
Undang Dasar dan garis-garis dan menetapkan Undang-
besar daripada haluan Undang Dasar.
Negara.
(3) Majelis Permusyawaratan
Rakyat melantik Presiden
dan/atau Wakil Presiden.

(4) Majelis Permusyawaratan


Rakyat hanya dapat
memberhentikan Presiden
dan/atau Wakil Presiden
dalam masa jabatannya
menurut Undang-Undang
Dasar.
Pasal 6 (1) Calon Presiden dan calon
(1) Presiden ialah orang Wakil Presiden harus warga
Indonesia asli. negara Indonesia sejak
kelahirannya dan tidak pernah
(2) Presiden dan Wakil menerima kewarganegaraan
Presiden dipilih oleh Majelis lain karena kehendaknya
Permusyawaratan Rakyat sendiri, tidak pernah
dengan suara yang terbanyak. mengkhianati negara, serta
mampu secara rohani dan
jasmani untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya
sebagai Presiden dan Wakil
Presiden.

(2) Syarat-syarat untuk


menjadi Presiden dan Wakil
Presiden diatur lebih lanjut
dengan undang - undang.
Pasal 6A Tidak ada
(1) Presiden dan Wakil
Presiden dipilih dalam satu
pasangan secara langsung
oleh rakyat.

(2) Pasangan calon Presiden


dan Wakil Presiden diusulkan
oleh partai politik atau
gabungan partai politik
peserta pemilihan umum
sebelum pelaksanaan
pemilihan umum.
(3) Pasangan calon Presiden
dan Wakil Presiden yang
mendapatkan suara lebih
lama dari lima puluh presiden
dari jumlah suara dalam
pemilihan umum sebelum
pelaksanaan pemilihan
umum.

(5) Tata cara pelaksanaan


pemilihan Presiden dan Wakil
Presiden lebih lanjut diatur
dalam undang-undang.
Pasal 7A Tidak ada Presiden dan/atau Wakil
Presiden dapat diberhentikan
dalam masa jabatannya oleh
Majelis Permusyawaratan
Rakyat atas usul Dewan
Perwakilan Rakyat, baik
apabila terbukti telah
melakukan pelanggaran
hukum berupa pengkhianatan
terhadap negara, korupsi,
penyuapan, tindak pidana
berat lainnya, atau perbuatan
tercela maupun apabila
terbukti tidak lagi memenuhi
syarat sebagai Presiden
dan/atau Wakil Presiden.
Pasal 7B Tidak ada (1)Usul pemberhentian
Presiden dan/atau Wakil
Presiden dapat diajukan oleh
Dewan Perwakilan Rakyat
kepada Majelis
Permusyawaratan Rakyat
hanya dengan terlebih dahulu
mengajukan permintaan
kepada Mahkamah Konstitusi
untuk memeriksa, mengadili,
dan memutuskan pendapat
Dewan Perwakilan Rakyat
bahwa Presiden dan/atau
Wakil Presiden telah
melakukan pelanggaran
hukum berupa pengkhianatan
terhadap negara, korupsi,
penyuapan, tindak pidana
berat lainnya, atau perbuatan
tercela; dan/atau pendapat
bahwa Presiden dan/atau
Wakil Presiden tidak lagi
memenuhi syarat sebagai
Presiden dan/atau Wakil
Presiden.

(2) Pendapat Dewan


Perwakilan Rakyat bahwa
Presiden dan/atau Wakil
Presiden telah melakukan
pelanggaran hukum tersebut
ataupun telah tidak lagi
memenuhi syarat sebagai
Presiden dan/atau Wakil
Presiden adalah dalam rangka
pelaksanaan fungsi
pengawasan Dewan
Perwakilan Rakyat.

(3) Pengajuan permintaan


Dewan Perwakilan Rakyat
kepada Mahkamah Konstitusi
hanya dapat dilakukan
dengan dukungan sekurang-
kurangnya 2/3 dari jumlah
anggota Dewan Perwakilan
Rakyat yang hadir dalam
sidang paripurna yang
dihadiri oleh
sekurangkurangnya 2/3 dari
jumlah anggota Dewan
Perwakilan Rakyat.

(4) Mahkamah Konstitusi


wajib memeriksa, mengadili,
dan memutuskan dengan
seadil-adilnya terhadap
pendapat Dewan Perwakilan
Rakyat tersebut paling lama
sembilan puluh hari setelah
permintaan Dewan
Perwakilan Rakyat itu
diterima oleh Mahkamah
Konstitusi.

(5) Apabila Mahkamah


Konstitusi memutuskan
bahwa Presiden dan/atau
Wakil Presiden terbukti
melakukan pelanggaran
hukum berupa pengkhianatan
terhadap negara, korupsi,
penyuapan, tindak pidana
berat lainnya, atau perbuatan
tercela; dan/atau terbukti
bahwa Presiden dan/atau
Wakil Presiden, Dewan
Perwakilan Rakyat
menyelenggarakan sidang
paripurna untuk merumuskan
usul pemberhentian Presiden
dan/atau Wakil Presiden
kepada Majelis
Permusyawaratan Rakyat.

(6) Majelis Permusyawaratan


Rakyat wajib
menyelenggarakan sidang
untuk memutuskan usul
Dewan Perwakilan Rakyat
tersebut paling lama tiga
puluh hari sejak Majelis
Permusyawaratan Rakyat
menerima usul tersebut.

(7) Keputusan Majelis


Permusyawaratan Rakyat atas
usul pemberhentian Presiden
dan/atau Wakil Presiden
harus diambil dalam rapat
paripurna Majelis
Permusyawaratan Rakyat
yang dihadiri oleh sekurang-
kurangnya 3/4 dari jumlah
anggota dan disetujui oleh
sekurang-kurangnya 2/3 dari
jumlah anggota yang hadir,
setelah Presiden dan/atau
Wakil Presiden diberi
kesempatan menyampaikan
penjelasan dalam rapat
paripurna Majelis
Permusyawaratan Rakyat.
Pasal 7C Tidak ada Presiden tidak dapat
membekukan dan/atau
membubarkan Dewan
Perwakilan Rakyat.
Pasal 8 Jika Presiden mangkat, (1) Jika Presiden mangkat,
berhenti, atau tidak dapat berhenti, diberhentikan, atau
melakukan kewajibannya tidak dapat melakukan
dalam masa jabatannya, ia kewajibannya dalam masa
diganti oleh Wakil Presiden jabatannya, ia digantikan oleh
sampai habis waktunya. Wakil Presiden sampai masa
jabatannya.

(2) Dalam hal terjadi


kekosongan Wakil Presiden,
selambat-lambatnya dalam
waktu enam puluh hari,
Majelis Permusyawaratan
Rakyat menyelenggarakan
sidang untuk memilih Wakil
Presiden dari dua calon yang
diusulkan oleh Presiden.
Pasal 11 Presiden dengan persetujuan (2) Presiden dalam membuat
Dewan Perwakilan Rakyat perjanjian internasional
menyatakan perang, membuat lainnya yang menimbulkan
perdamaian dan perjanjian akibat yang luas dan
dengan negara lain. mendasar bagi kehidupan
rakyat yang terkait dengan
beban keuangan negara,
dan/atau mengharuskan
perubahan atau pembentukan
undang-undang harus dengan
persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat.

(3) Ketentuan lebih lanjut


tentang perjanjian
internasional diatur dengan
undang-undang.
Pasal 17 (1) Presiden dibantu oleh (4) Pembentukan,
menteri-menteri negara. pengubahan, dan pembubaran
kementrian negara diatur
(2) Menteri-menteri itu dalam undang-undang.
diangkat dan diperhentikan
oleh Presiden.

(3) Menteri-menteri itu


memimpin departemen
pemerintahan.
Pasal 22C Tidak ada (1) Anggota Dewan
Perwakilan Daerah dipilih
dari setiap provinsi melalui
pemilihan umum.

(2) Anggota Dewan


Perwakilan Daerah dari setiap
provinsi jumlahnya sama dan
jumlah Seluruh anggota
Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah itu tidak lebih dari
sepertiga jumlah anggota
Dewan Perwakilan Daerah.

(3) Dewan Perwakilan


Daerah bersidang sedikitnya
sekali dalam setahun.

(4) Susunan dan kedudukan


Dewan Perwakilan Daerah
diatur dengan undang-
undang.
Pasal 22D Tidak ada (1) Dewan Perwakilan
Daerah dapat mengajukan
kepada Dewan Perwakilan
Rakyat Rancangan Undang-
undang yang berkaitan
dengan otonomi daerah,
hubungan pusat dan daerah,
pembentukan dan pemekaran
serta penggabungan daerah,
pengelolaan sumber daya
alam dan sumber daya
ekonomi lainnya, serta yang
berkaitan dengan
perimbangan keuangan pusat
dan daerah.

(2) Dewan Perwakilan


Daerah ikut membahas
Rancangan undang-undang
yang berkaitan dengan
otonomi daerah; hubungan
pusat dan daerah;
pembentukan pemekaran, dan
penggabungan daerah;
pengelolaan sumber daya
alam dan sumber daya
ekonomi lainnya, serta
perimbangan keuangan pusat
dan daerah; serta memberikan
pertimbangan kepada Dewan
Perwakilan Rakyat atas
rancangan undang-undang
anggaran pendapatan dan
belanja negara dan
Rancangan undang-undang
yang berkaitan dengan pajak,
pendidikan, dan agama.

(3) Dewan Perwakilan


Daerah dapat melakukan
pengawasan atas pelaksanaan
undang-undang mengenai:
otonomi daerah,
pembentukan, pemekaran dan
penggabungan daerah,
hubungan pusat dan daerah,
pengelolaan sumber daya
alam dan sumber daya
ekonomi lainnya, pelaksanaan
anggaran pendapatan dan
belanja negara, pajak,
pendidikan, dan agama serta
menyampaikan hasil
pengawasannya itu kepada
Dewan Perwakilan Rakyat
sebagai bahan pertimbangan
untuk ditindaklanjuti.

(4) Anggota Dewan


Perwakilan Daerah dapat
diberhentikan dari
jabatannya, yang syarat-
syarat dan tata caranya diatur
dalam undang-undang.
Pasal 22E Tidak ada (1) Pemilihan umum
dilaksanakan secara langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur,
dan adil setiap lima tahun
sekali.

(2) Pemilihan umum


diselenggarakan untuk
memilih anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, Presiden
dan Wakil Presiden dan
Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah.

(3) Peserta pemilihan umum


untuk memilih anggota
Dewan Perwakilan Rakyat
dan anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah
adalah partai politik.

(4) Peserta pemilihan umum


untuk memilih anggota
Dewan Perwakilan Daerah
adalah perseorangan.

(5) Pemilihan umum


diselenggarakan oleh suatu
komisi pemilihan umum yang
bersifat nasional, tetap dan
mandiri.

(6) Ketentuan lebih lanjut


tentang pemilihan umum
diatur dengan undang-
undang.
Pasal 23 (1) Anggaran pendapatan dan (1) Anggaran pendapatan dan
belanja ditetapkan tiap-tiap belanja negara sebagai wujud
tahun dengan undang-undang. dari pengelolaan keuangan
Apabila Dewan Perwakilan negara ditetapkan setiap
Rakyat tidak menyetujui tahun dengan undang-undang
anggaran yang diusulkan dan dilaksanakan secara
pemerintah, maka pemerintah terbuka dan
menjalankan anggaran tahun bertanggungjawab untuk
yang lalu. sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
(2) Segala pajak untuk
keperluan negara berdasarkan (2) Rancangan undang-
undang-undang. undang anggaran pendapatan
dan belanja negara diajukan
(3) Macam dan harga mata oleh Presiden untuk dibahas
uang ditetapkan dengan bersama Dewan Perwakilan
undang-undang. Rakyat dengan
memperhatikan pertimbangan
(4) Hal keuangan negara Dewan Perwakilan Rakyat
selanjutnya diatur dengan Daerah.
undang-undang.
(3) Apabila Dewan
(5) Untuk memeriksa Perwakilan Rakyat tidak
tanggung jawab tentang menyetujui Rancangan
keuangan negara diadakan anggaran pendapatan dan
suatu Badan Pemeriksa belanja negara yang
Keuangan, yang peraturannya diusulkan oleh Presiden,
ditetapkan dengan undang- Pemerintah menjalankan
undang. Hasil pemeriksaan Anggaran Pendapatan dan
itu diberitahukan kepada Belanja Negara tahun yang
Dewan Perwakilan Rakyat. lalu.
Pasal 23A Tidak ada Pajak dan pungutan lain yang
bersifat memaksa untuk
keperluan negara diatur
dengan undang-undang.
Pasal 23C Tidak ada Hal-hal lain mengenai
keuangan negara diatur
dengan undang-undang.
Pasal 23E Tidak ada (1) Untuk memeriksa
pengelolaan dan tanggung
jawab tentang keuangan
negara diadakan satu badan
Pemeriksa Keuangan yang
bebas dan mandiri.

(2) Hasil pemeriksa keuangan


negara diserahkan kepada
Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah,
dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah,sesuai dengan
kewenangnya.

(3) Hasil pemeriksaan


tersebut ditindaklanjuti oleh
lembaga perwakilan dan/atau
badan sesuai dengan undang-
undang.
Pasal 23F Tidak ada (1) Anggota Badan Pemeriksa
Keuangan dipilih oleh Dewan
Perwakilan Rakyat dengan
memperhatikan pertimbangan
Dewan Perwakilan Daerah
dan diresmikan oleh Presiden.

(2) Pimpinan Badan


Pemeriksa Keuangan dipilih
dari dan oleh anggota.
Pasal 23G Tidak ada (1) Badan Pemeriksa
Keuangan berkedudukan di
Ibu kota negara, dan memiliki
perwakilan di setiap provinsi.

(2) Ketentuan lebih lanjut


mengenai Badan Pemeriksa
Keuangan diatur dengan
undang-undang.
Pasal 24 (1) Kekuasaan Kehakiman (1) Kekuasaan kehakiman
dilakukan oleh sebuah merupakan kekuasaan yang
Mahkamah Agung dan lain- merdeka untuk
lain badan kehakiman menyelenggarakan peradilan
menurut undang-undang. guna menegakkan hukum dan
keadilan.
(2) Susunan dan kekuasaan
badan kehakiman itu diatur (2) Kekuasaan kehakiman
dengan undang-undang. dilakukan oleh sebuah
Mahkamah Agung dan badan
peradilan yang berada di
bawahnya dalam lingkungan
peradilan umum, lingkungan
peradilan agama, lingkungan
peradilan militer, lingkungan
peradilan tata usaha negara,
dan oleh sebuah Mahkamah
Konstitusi
Pasal 24A Tidak ada (1) Mahkamah Agung
berwenang menjadi pada
tingkat kasasi, menguji
peraturan
perundangundangan di bawah
undang-undang terhadap
undang-undang, dan
mempunyai wewenang
lainnya yang diberikan oleh
undang-undang.

(2) Hakim agung harus


memiliki integritas dan
kepribadian yang tidak
tercela, adil, professional, dan
berpengalaman di bidang
hukum.

(3) Calon hakim agung


diusulkan Komisi Yudisial
kepada Dewan Perwakilan
Rakyat untuk mendapatkan
persetujuan dan selanjutnya
ditetapkan sebagai hakim
agung oleh Presiden.

(4) Ketua dan wakil ketua


Mahkamah Agung dipilih
dari dan oleh hakim agung.

(5) Susunan, kedudukan,


keanggotaan, dan hukum
acara Mahkamah Agung serta
badan peradilan dibawahnya
diatur dengan undang-
undang.
Pasal 24B Tidak ada (1) Komisi Yudisial bersifat
mandiri yang berwenang
mengusulkan pengangkatan
hakim agung dan mempunyai
wewenang lain dalam rangka
menjaga dan menegakkan
kehormatan, keluhuran
martabat, serta perilaku
hakim.

(2) Anggota Komisi Yudisial


harus mempunyai
pengetahuan dan pengalaman
dibidang hukum serta
memiliki integritas dan
kepribadian yang tidak
tercela.

(3) Anggota Komisi Yudisial


diangkat dan diberhentikan
oleh Presiden dengan
persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat.

(4) Susunan, kedudukan, dan


keanggotaan Komisi Yudisial
diatur dengan undang-
undang.
Pasal 24C Tidak ada (1) Mahkamah Konstitusi
berwenang mengadili pada
tingkat pertama dan terakhir
yang putusannya bersifat final
untuk menguji undang-
undang terhadap Undang-
Undang Dasar, memutuskan
sengketa kewenangan
lembaga negara yang
kewenangannya diberikan
oleh Undang-Undang Dasar,
memutuskan pembubaran
partai politik, dan
memutuskan perselisihan
tentang hasil pemilihan
umum.

(2) Mahkamah Konstitusi


wajib memberikan putusan
atas pendapat Dewan
Perwakilan Rakyat mengenai
dugaan pelanggaran oleh
Presiden dan/atau Wakil
Presiden menurut Undang-
Undang Dasar.
(3) Mahkamah Konstitusi
mempunyai sembilan orang
anggota hakim konstitusi
yang ditetapkan oleh
Presiden, yang diajukan
masing-masing tiga orang
oleh Mahkamah Agung, tiga
orang oleh Dewan Perwakilan
Rakyat, dan tiga orang oleh
Presiden.

(4) Ketua dan Wakil Ketua


Mahkamah Konstitusi dipilih
dari dan oleh Hakim
konstitusi.

(5) Hakim konstitusi harus


memiliki integritas dan
kepribadian yang tidak
tercela, adil, negarawan yang
menguasai konstitusi dan
ketatanegaraan, serta tidak
merangkap sebagai pejabat
negara.

(6) Pengangkatan dan


pemberhentian hakim
konstitusi, hukum acara serta
ketentuan lainnya tentang
Mahkamah Konstitusi diatur
dengan undang-undang.

D). Amandemen 4
Pasal Isi Amandemen/perubahan
Pasal 2 (1) Majelis (1) Majelis Permusyawaratan
Permusyawaratan Rakyat Rakyat terdiri atas anggota
terdiri atas anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan
Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan
ditambah dengan utusan- Daerah yang dipilih melalui
utusan dari daerah-daerah pemilihan umum dan diatur
dan golongan-golongan, lebih lanjut dengan undang-
menurut aturan yang undang.
ditetapkan dengan undang-
undang.
Pasal 6A (1) Presiden dan Wakil (4) Dalam hal tidak ada
Presiden dipilih dalam satu pasangan calon Presiden dan
pasangan secara langsung Wakil Presiden terpilih, dua
oleh rakyat. pasangan calon yang
memperoleh suara terbanyak
(2) Pasangan calon Presiden pertama dan kedua dalam
dan Wakil Presiden pemilihan umum dipilih oleh
diusulkan oleh partai politik rakyat secara langsung dan
atau gabungan partai politik pasangan yang memperoleh
peserta pemilihan umum suara rakyat terbanyak dilantik
sebelum pelaksanaan sebagai Presiden dan Wakil
pemilihan umum. Presiden.

(3) Pasangan calon Presiden


dan Wakil Presiden yang
mendapatkan suara lebih
lama dari lima puluh
presiden dari jumlah suara
dalam pemilihan umum
sebelum pelaksanaan
pemilihan umum.

(5) Tata cara pelaksanaan


pemilihan Presiden dan
Wakil Presiden lebih lanjut
diatur dalam undang-
undang.
Pasal 8 (1) Jika Presiden mangkat, (3) Jika Presiden dan Wakil
berhenti, diberhentikan, atau Presiden mangkat, berhenti,
tidak dapat melakukan diberhentikan, atau tidak dapat
kewajibannya dalam masa melakukan kewajibannya dalam
jabatannya, ia digantikan masa jabatannya secara
oleh Wakil Presiden sampai bersamaan, pelaksana tugas
masa jabatannya. kepresidenan adalah Menteri
Luar Negeri, Menteri Dalam
(2) Dalam hal terjadi Negeri, dan Menteri Pertahanan
kekosongan Wakil Presiden, secara bersama-sama. Selambat-
selambat-lambatnya dalam lambatnya tiga puluh hari
waktu enam puluh hari, setelah itu, Majelis
Majelis Permusyawaratan Permusyawaratan Rakyat
Rakyat menyelenggarakan menyelenggarakan sidang untuk
sidang untuk memilih Wakil memilih Presiden dan Wakil
Presiden dari dua calon Presiden dari dua pasangan
yang diusulkan oleh calon Presiden dan Wakil
Presiden. Presiden yang diusulkan oleh
partai politik atau gabungan
partai politik yang pasangan
calon Presiden dan Wakil
Presidennya meraih suara
terbanyak pertama dan kedua
dalam pemilihan umum
sebelumnya, sampai habis masa
jabatannya.
Pasal 11 (2) Presiden dalam (1) Presiden dengan persetujuan
membuat perjanjian Dewan Perwakilan Rakyat
internasional lainnya yang menyatakan perang, membuat
menimbulkan akibat yang perdamaian dan perjanjian
luas dan mendasar bagi dengan negara lain.
kehidupan rakyat yang
terkait dengan beban
keuangan negara, dan/atau
mengharuskan perubahan
atau pembentukan undang-
undang harus dengan
persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat.

(3) Ketentuan lebih lanjut


tentang perjanjian
internasional diatur dengan
undang-undang
Pasal 16 (1) Susunan Dewan Presiden membentuk suatu
Pertimbangan Agung dewan pertimbangan yang
ditetapkan dengan undang- bertugas memberikan nasihat
undang. dan pertimbangan kepada
Presiden, yang selanjutnya
(2) Dewan ini berkewajiban diatur dalam undang-undang.
memberi jawab atas
pertanyaan Presiden dan
berhak memajukan usul
kepada pemerintah.
Pasal 16 (Bab IV Dewan (penghapusan Dewan
Pertimbangan Agung) Pertimbangan Agung)
Pasal 23B Tidak ada Macam dan harga mata uang
ditetapkan dengan undang-
undang.
Pasal 23 D Tidak ada Negara memiliki suatu bank
sentral yan susunan, kedudukan,
kewenangan, tanggung jawab,
dan independensinya diatur
dengan undang-undang.
Pasal 24 (1) Kekuasaan kehakiman (3) Badan-badan lain yang
merupakan kekuasaan yang fungsinya berkaitan dengan
merdeka untuk kekuasaan kehakiman diatur
menyelenggarakan dalam undang-undang.
peradilan guna menegakkan
hukum dan keadilan.

(2) Kekuasaan kehakiman


dilakukan oleh sebuah
Mahkamah Agung dan
badan peradilan yang berada
di bawahnya dalam
lingkungan peradilan
umum, lingkungan
peradilan agama,
lingkungan peradilan
militer, lingkungan
peradilan tata usaha negara,
dan oleh sebuah Mahkamah
Konstitusi.
Pasal 31 (1) Tiap-tiap warga negara (1) Setiap warga negara berhak
berhak mendapat mendapat pendidikan.
pengajaran.
(2) Setiap warga negara wajib
(2) Pemerintah mengikuti pendidikan dasar dan
mengusahakan dan pemerintah wajib
menyelenggarakan satu membiayainya.
sistem pengajaran nasional,
yang (3) Pemerintah mengusahakan
diatur dengan undang- dan menyelenggarakan satu
undang. sistem pendidikan nasional,
yang meningkatkan keimanan
dan ketakwaan serta akhlak
mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan
bangsa, yang diatur dengan
Undang-Undang.

(4) Negara memprioritaskan


anggaran pendidikan sekurang-
kurangnya dua puluh persen dari
anggaran pendapatan dan
belanja negara serta dari
anggaran pendapatan dan
belanja daerah untuk memenuhi
kebutuhan penyelenggaraan
pendidikan nasional.
(5) Pemerintah memajukan ilmu
pengetahuan dan teknologi
dengan menjunjung tinggi nilai-
nilai agama dan persatuan
bangsa untuk kemajuan
peradaban serta kesejahteraan
umat manusia.
Pasal 32 Pemerintah memajukan (1) Negara memajukan
kebudayaan nasional kebudayaan nasional Indonesia
Indonesia. di tengah peradaban dunia
dengan menjamin kebebasan
masyarakat dalam memelihara
dan mengembangkan nilai-nilai
budayanya.

(2) Negara menghormati dan


memelihara bahasa daerah
sebagai kekayaan budaya
nasional
Pasal 33 (1) Perekonomian disusun (4) Perekonomian nasional
sebagai usaha bersama diselenggarakan berdasar atas
berdasar atas asas demokrasi ekonomi dengan
kekeluargaan. prinsip kebersamaan, efisiensi
berkeadilan, berkelanjutan,
(2) Cabang-cabang produksi berwawasan lingkungan,
yang penting bagi negara kemandirian, serta dengan
dan yang menguasai hajat menjaga keseimbangan
hidup orang banyak kemajuan dan kesatuan ekonomi
dikuasai oleh negara. nasional.

(3) Bumi dan air dan (5) Ketentuan lebih lanjut


kekayaan alam yang mengenai pelaksanaan pasal ini
terkandung didalamnya diatur dalam undang-undang.
dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-
besar kemakmuran rakyat.
Pasal 34 Fakir miskin dan anak anak (1) Fakir miskin dan anak-anak
yang terlantar dipelihara yang terlantar dipelihara oleh
oleh negara. negara.

(2) Negara mengembangkan


sistem jaminan sosial bagi
seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat
yang lemah dan tidak mampu
sesuai dengan martabat
kemanusiaan.

(3) Negara bertanggung jawab


atas penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan
fasilitas pelayanan umum yang
layak.

(4) Ketentuan lebih lanjut


mengenai pelaksanaan pasal ini
diatur dalam undang-undang.
Pasal 37 (1) Untuk mengubah (1) Usul perubahan pasal-pasal
Undang-Undang Dasar Undang-Undang Dasar dapat
sekurang-kurangnya 2/3 dari diagendakan dalam sidang
pada jumlah anggota Majelis Permusyawaratan
Majelis Permusyawaratan Rakyat apabila diajukan oleh
Rakyat harus hadir. sekurang-kurangnya 1/3 dari
jumlah anggota Majelis
(2) Putusan diambil dengan Permusyawaratan Rakyat.
persetujuan sekurang-
kurangnya 2/3 dari pada (2) Setiap usul perubahan pasal-
jumlah anggota Majelis pasal Undang-Undang Dasar
Permusyawaratan Rakyat diajukan secara tertulis dan
yang hadir. ditunjukkan dengan jelas bagian
yang diusulkan untuk diubah
beserta alasannya.

(3) Untuk mengubah pasal-pasal


Undang-Undang Dasar, Sidang
Majelis Permusyawaratan
Rakyat dihadiri oleh sekurang-
kurangnya 2/3 dari jumlah
anggota Majelis
Permusyawaratan Rakyat.

(4) Putusan untuk mengubah


pasal-pasal Undang-Undang
Dasar dilakukan dengan
persetujuan sekurang-kurangnya
lima puluh persen ditambah satu
anggota dari seluruh anggota
Majelis Permusyawaratan
Rakyat.

(5) Khusus mengenai bentuk


Negara Kesatuan Republik
Indonesia tidak dapat dilakukan
perubahan
Aturan Peralihan (Pasal I) Panitia Persiapan Segala peraturan perundang-
Kemerdekaan Indonesia undangan yang ada masih tetap
mengatur dan berlaku selama belum diadakan
menyelenggarakan yang baru menurut Undang-
kepindahan Undang Dasar ini
pemerintahan kepada
Pemerintah Indonesia
Aturan Peralihan (Pasal II) Segala badan negara dan Semua lembaga negara yang ada
peraturan yang ada masih masih tetap berfungsi sepanjang
langsung berlaku, selama untuk melaksanakan ketentuan
belum diadakan yang baru Undang-Undang Dasar dan
menurut Undang-Undang belum diadakan yang baru
Dasar ini. menurut Undang-Undang Dasar
ini.
Aturan Peralihan (Pasal III) Sebelum Majelis Semua lembaga negara yang ada
Permusyawaratan Rakyat, masih tetap berfungsi sepanjang
Dewan Perwakilan Rakyat, untuk melaksanakan ketentuan
dan Dewan Pertimbangan Undang-Undang Dasar dan
Agung dibentuk menurut belum diadakan yang baru
Undang-Undang Dasar ini, menurut Undang-Undang Dasar
segala kekuasaannya ini.
dijalankan oleh Presiden
dengan bantuan sebuah
komite nasional
Aturan Tambahan (Pasal I) (1) Dalam enam bulan Majelis Permusyawaratan
sesudah akhirnya Rakyat ditugasi untuk
peperangan Asia Timur melakukan peninjauan terhadap
Raya, Presiden Indonesia materi dan status hukum
mengatur dan Ketetapan Majelis
menyelenggarakan segala Permusyawaratan Rakyat
hal yang ditetapkan dalam Sementara dan Ketetapan
Undang-Undang Dasar ini. Majelis Permusyawaratan
Rakyat untuk diambil putusan
(2) Dalam enam bulan pada Sidang Majelis
sesudah Majelis Permusyawaratan Rakyat 2003
Permusyawaratan Rakyat
dibentuk, Majelis itu
bersidang untuk menetapkan
Undang Undang Dasar.
Aturan Tambahan (Pasal II) (1) Dalam enam bulan Dengan ditetapkannya
sesudah akhirnya perubahan Undang-Undang
peperangan Asia Timur Dasar ini, Undang-Undang
Raya, Presiden Indonesia Dasar Negara Republik
mengatur dan Indonesia Tahun 1945 terdiri
menyelenggarakan segala atas Pembukaan dan pasal-pasal
hal yang ditetapkan dalam
Undang-Undang Dasar ini.
(2) Dalam enam bulan
sesudah Majelis
Permusyawaratan Rakyat
dibentuk, Majelis itu
bersidang untuk menetapkan
Undang Undang Dasar.

2.3 Pendapat Setiap Anggota Kelompok


A). Danella Maribelle Angelene
- Menurut pendapat saya amandemen pertama dilakukan karena adanya desakan kuat
selama masa kemelut politik dan krisis kepercayaan yang dipicu oleh krisis moneter
tahun 1997. Lalu juga terjadi Meledaknya keinginan masyarakat mewujudkan struktur
dan sistem bernegara yang lebih andal.

B). Flavia Bianca Putri Pamungkas


- Menurut saya, amandemen dilakukan dengan tujuan untuk menyatukan aturan-aturan
dasar tentang ketertiban negara agar lebih utuh dalam pencapaian tujuan nasional dan
juga menyempurnakan aturan-aturan dasar tentang jaminan atau pelaksanaan kekuasaan
negara kepada rakyat, serta memperluas partisipasi masyarakat. Sehingga setelah terjadi
amandemen, warga negara Indonesia bisa semakin menyatu dan lebih demokratis.

C). Keizya Hardianto Erlan


- Amandemen terhadap Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 oleh lembaga legislatif
biasanya dilakukan untuk memperbaiki sistem pemerintahan dan tatanan negara, menjaga
kemajuan bangsa dan negara, serta menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi pada
peta global dan daerah. Alasan lain dari Amandemen terhadap UUD 1945 juga dapat
dilakukan untuk menyesuaikan kepentingan nasional dengan konteks zaman yang baru.

D). Keyrol Samuel Cornelius Gerritzs


- Yang mendasari Amandemen UUD 1945 adalah semangat menyempurnakan,
memperjelas, memperbaiki kesalahan, dan melakukan koreksi terhadap pasal-pasal yang
ada, tanpa harus melakukan perubahan terhadap hal-hal yang mendasar dalam UUD 1945
itu sendiri.

E). Nando Ronaldo Anggriawan


- Yaitu untuk mengubah atau memperbarui redaksi dan substansi konstitusi (sebagian
atau seluruhnya), agar sesuai dengan kondisi ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya,
serta kondisi pertahanan dan keamanan bangsa sesuai pada zamannya.

2.4 Contoh Penerapan 6 Konsep


Pasal Isi Contoh dari Pasal
27 (1) Segala warga negara Kewajiban warga negara :
bersamaan kedudukannya di -Menaati sistem hukum dan
dalam hukum dan perundang-undangan negara
pemerintahan yang berlaku.
- Mematuhi rambu-rambu
dan wajib menjunjung hukum lalu lintas
dan pemerintahan itu dengan - Menjaga keselamatan dan
tidak ada kecualinya. keamanan
- Menjaga kelestarian alam
(2) Tiap-tiap warga negara - Bersikap sopan
berhak atas pekerjaan dan - Membayar pajak dan
penghidupan yang layak bagi retribusi yang ditetapkan
kemanusiaan. pemerintah baik pusat
maupun daerah.
(3) Setiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan Hak warga negara :
negara. -Mendapat tempat tinggal
yang layak
- Memperoleh pendidikan
dasar
- Memperoleh penghidupan
yang layak
- Mendapat pelayanan
masyarakat
- Mendapat perlindungan
hukum
Pasal 28A Pasal 28A : - Hak untuk bebas berkumpul
Pasal 28B Setiap orang berhak untuk dan berserikat untuk
Pasal 28C hidup serta berhak mengeluarkan pikiran melalui
Pasal 28D mempertahankan hidup dan lisan ataupun tulisan.
Pasal 28E kehidupannya. - Hak untuk tumbuh,
Pasal 28F berkembang dan menjalankan
Pasal 28G kelangsungan hidup.
Pasal 28H Pasal 28B : - Hak untuk memperoleh
Pasal 28I (1) Setiap orang berhak perlindungan dari
Pasal 28J membentuk keluarga dan diskriminasi dan kekerasan.
melanjutkan keturunan - Hak untuk meemperoleh
melalui perkawinan yang sah. hidup yang sejahtera lahir dan
batin
(2) Setiap anak berhak atas - Hak untuk memperoleh
kelangsungan hidup, tumbuh, persamaan dan keadilan di
dan berkembang serta berhak mata hukum
atas perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi.

Pasal 28C :
(1) Setiap orang berhak
mengembangkan diri melalui
pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapat
pendidikan dan memperoleh
manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi,
seni dan budaya, demi
meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi
kesejahteraan umat manusia.

(2) Setiap orang berhak untuk


memajukan dirinya dalam
memperjuangkan haknya
secara kolektif untuk
membangun masyarakat,
bangsa dan negaranya.

Pasal 28D :
(1) Setiap orang berhak atas
pengakuan, jaminan,
perlindungan, dan kepastian
hukum yang adil serta
perlakuan yang sama di
hadapan hukum.
(2) Setiap orang berhak untuk
bekerja serta mendapat
imbalan dan perlakuan yang
adil dan layak dalam
hubungan kerja.

(3) Setiap warga negara


berhak memperoleh
kesempatan yang sama dalam
pemerintahan.

(4) Setiap orang berhak atas


status kewarganegaraan

Pasal 28E :
(1) Setiap orang berhak
memeluk agama dan
beribadat menurut agamanya,
memilih pendidikan dan
pengajaran, memilih
pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, memilih
tempat tinggal di wilayah
negara dan meninggalkannya,
serta berhak kembali.

(2) Setiap orang berhak atas


kebebasan meyakini
kepercayaan, menyatakan
pikiran dan sikap, sesuai
dengan hati nuraninya.

(3) Setiap orang berhak atas


kebebasan berserikat,
berkumpul dan mengeluarkan

pendapat.

Pasal 28F :
Setiap orang berhak untuk
berkomunikasi dan
memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan
lingkungan sosialnya, serta
berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi
dengan menggunakan segala
jenis saluran yang tersedia.

Pasal 28G :
(1) Setiap orang berhak atas
perlindungan diri pribadi,
keluarga, kehormatan,
martabat, dan harta benda
yang di bawah kekuasaannya,
serta berhak atas rasa aman
dan perlindungan dari
ancaman ketakutan untuk
berbuat atau tidak berbuat
sesuatu yang merupakan hak
asasi.

(2) Setiap orang berhak untuk


bebas dari penyiksaan atau
perlakuan yang merendahkan
derajat martabat manusia dan
berhak memperoleh suaka
politik dari negara lain.

Pasal 28H :
(1) Setiap orang berhak hidup
sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan
hidup yang baik dan sehat
serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.

(2) Setiap orang berhak


mendapat kemudahan dan
perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan
manfaat yang sama guna
mencapai persamaan dan
keadilan.

(3) Setiap orang berhak atas


jaminan sosial yang
memungkinkan
pengembangan dirinya secara
utuh sebagai manusia yang
bermartabat.

(4) Setiap orang berhak


mempunyai hak milik pribadi
dan hak milik tersebut tidak
boleh diambil alih secara
sewenang-wenang oleh
siapapun.

Pasal 28I :
(1) Hak untuk hidup, hak
untuk tidak disiksa, hak untuk
kemerdekaan pikiran dan hati
nurani, hak beragama, hak
untuk tidak diperbudak, hak
untuk diakui sebagai
pribadi di hadapan hukum,
dan hak untuk tidak dituntut
atas dasar hukum yang
berlaku surut adalah hak asasi
manusia yang tidak dapat
dikurangi dalam keadaan
apapun.

(2) Setiap orang bebas dari


perlakuan yang bersifat
diskriminatif atas dasar
apapun dan berhak
mendapatkan perlindungan
terhadap perlakuan yang
bersifat diskriminatif itu.

(3) Identitas budaya dan hak


masyarakat tradisional
dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan
peradaban.

(4) Perlindungan, pemajuan,


penegakan, dan pemenuhan
hak asasi manusia adalah
tanggung jawab negara,
terutama pemerintah.

(5) Untuk menegakkan dan


melindungi hak asasi manusia
sesuai dengan prinsip negara
hukum yang demokratis,
maka pelaksanaan hak asasi
manusia dijamin,
diatur, dan dituangkan dalam
peraturan perundang-
undangan.

Pasal 28J :
(1) Setiap orang wajib
menghormati hak asasi
manusia orang lain dalam
tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.

(2) Dalam menjalankan hak


dan kebebasannya, setiap
orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan
dengan undang-undang
dengan maksud semata-mata
untuk menjamin pengakuan
serta penghormatan atas hak
dan kebebasan orang
lain dan untuk memenuhi
tuntutan yang adil sesuai
dengan pertimbangan moral,
nilai-nilai agama, keamanan,
dan ketertiban umum dalam
suatu masyarakat demokratis
Pasal 29 (1) Negara berdasar atas - Menyediakan sarana dan
Ketuhanan Yang Maha Esa. prasarana ibadah bagi semua
agama.
(2) Negara menjamin - Menetapkan hari besar suatu
kemerdekaan tiap-tiap agama sebagai libur nasional,
penduduk untuk memeluk agar umat beragama yang
agamanya masing-masing melaksanakan acara
dan untuk beribadat menurut keagamaannya bisa lebih
agamanya dan fokus menjalaninya.
kepercayaannya itu. - Memiliki sikap
menghormati atau toleransi
terhadap kepercayaan dan
budaya orang
- Melaksanakan ibadah sesuai
dengan kepercayaan masing-
masing
Pasal 30 (1) Tiap-tiap warga negara - Menjaga kerukunan dalam
berhak dan wajib ikut serta keluarga
dalam usaha pertahanan dan - Mematuhi peraturan
keamanan negara setempat
- Menjaga keamanan
lingkungan tempat tinggal
dengan melaksanakan
kegiatan sistem keamanan
lingkungan (siskamling).
Pasal 31 dan 32 Pasal 31: Contoh :
(1) Setiap warga negara - Setiap warga negara berhak
berhak mendapat Pendidikan. mendapatkan pendidikan.
Pendidikan menjadi
(2) Setiap warga negara wajib kewajiban bagi seluruh
mengikuti pendidikan dasar rakyat. Pemerintah daerah
dan pemerintah wajib dan swasta wajib
membiayainya menyediakan dan
meningkatkan fasilitas
(3) Pemerintah pendidikan.
mengusahakan dan - Setiap warga negara berhak
menyelenggarakan satu atas kebudayaan. Negara
sistem pendidikan nasional, wajib melindungi dengan
yang meningkatkan keimanan kemajuan pembangunan
dan ketakwaan serta akhlak nasional. Setiap warga negara
mulia dalam rangka harus mempunyai kedudukan
mencerdaskan kehidupan yang sama dalam kebudayaan
bangsa, yang diatur dengan nasional.
undang-undang.

(4) Negara memprioritaskan


anggaran pendidikan
sekurang-kurangnya dua
puluh persen dari anggaran
pendapatan dan belanja
negara serta dari anggaran
pendapatan dan belanja
daerah untuk memenuhi
kebutuhan penyelenggaraan
pendidikan nasional.
(5) Pemerintah memajukan
ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan menunjang
tinggi nilai-nilai agama dan
persatuan bangsa untuk
kemajuan peradaban serta
kesejahteraan umat manusia.

Pasal 32:
(1) Negara memajukan
kebudayaan nasional
Indonesia di tengah
peradaban dunia

dengan menjamin kebebasan


masyarakat dalam
memelihara dan
mengembangkan nilai-nilai
budayanya.

(2) Negara menghormati dan


memelihara bahasa daerah
sebagai kekayaan budaya
nasional.
Pasal 33 dan 34 Pasal 33: - Memberi kemudahan bagi
(1) Perekonomian disusun masyarakat untuk
sebagai usaha bersama mendapatkan pasokan listrik
berdasar atas asas lewat sarana yang memadai.
kekeluargaan.

(2) Cabang-cabang produksi


yang penting bagi negara dan
yang menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh
negara.

(3) Bumi dan air dan


kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-
besar kemakmuran rakyat.

(4) Perekonomian nasional


diselenggarakan berdasar atas
demokrasi ekonomi dengan
prinsip kebersamaan, eisiensi
berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan
lingkungan, kemandirian,
serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan
kesatuan ekonomi nasional.

(5) Ketentuan lebih lanjut


mengenai pelaksanaan pasal
ini diatur dalam undang-
undang.

Pasal 34:
(1) Fakir miskin dan anak-
anak terlantar dipelihara oleh
negara.

(2) Negara mengembangkan


sistem jaminan sosial bagi
seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat
yang lemah dan tidak mampu
sesuai dengan martabat
kemanusiaan.

(3) Negara bertanggung


jawab atas penyediaan
fasilitas pelayanan kesehatan
dan fasilitas pelayanan umum
yang layak.

(4) Ketentuan lebih lanjut


mengenai pelaksanaan pasal
ini diatur dalam undang-
undang
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Istilah amandemen sering digunakan dalam perundang-undangan.
Amandemen adalah usul untuk mengubah suatu undang-undang yang telah dibahas
dalam rapat wakil rakyat dengan memperhatikan hak. Secara umum amandemen
merujuk pada perubahan yang terjadi dalam hukum tata negara suatu negara.
Sedangkan konstitusi merupakan asas dalam dasar politik dan hukum yang
meliputi tata cara, struktur kewenangan hak dan kewajiban, sehingga konstitusi ini
erat kaitannya dengan adanya amandemen.

Sepanjang sejarahnya, UUD 1945 telah mengalami 4 (empat) kali


amandemen atau perubahan dalam kurun waktu dari tahun 1999 hingga 2002 yang
dilakukan dalam Sidang Umum maupun Sidang Tahunan Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR). Tujuan dilakukannya amandemen
adalah menyempurnakan aturan dasar mengenai kehidupan berbangsa dan
bernegara sesuai dengan perkembangan zaman serta kebutuhan bangsa dan
negara2. Adapun tujuan amandemen secara lebih rinci adalah: Memperjelas
hukum-hukum yang terkandung di dalam UUD 1945.

3.2 Saran
Kelompok kami berharap dengan adanya makalah ini baik pembaca maupun
penulis bisa mengerti akan perubahan amandemen 1 sampai amandemen 4 yang
ada. Selain itu, kelompok kami berharap pembaca dapat mengerti tentang sejarah
dan perubahan-perubahan amandemen yang ada lebih mendalam.
Tulisan hanyalah bersifat pendahuluan. Untuk itu perlu dilakukan
penyempurnaan oleh semua pihak yang berkecimpung dalam bidang akademik.
Demikian pula penyempurnaan dari segala aspek perlu dilakukan demi
kesempurnaan tulisan ini.
DAFTAR PUSAKA

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6900116/apa-saja-hak-dan-kewajiban-warga-negara-
indonesia
https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20230106163500-569-897116/mengenal-hak-dan-
kewajiban-warga-negara-beserta-contohnya
https://www.gramedia.com/literasi/hak-dan-kewajiban-warga-negara/
https://kumparan.com/berita-terkini/makna-pasal-28-ayat-1-uud-1945-dan-penerapannya-dalam-
kehidupan-1whRiH2pMCC
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6441339/pasal-29-ayat-2-uud-1945-bunyi-makna-dan-
contohnya
https://nasional.kompas.com/read/2022/02/16/03450051/perubahan-dalam-amandemen-pertama-
uud-1945
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5723618/amandemen-uud-1945-kapan-jumlah-dan-
hasil-amandemen
https://nasional.kompas.com/read/2022/02/13/00150011/amandemen-kedua-uud-1945--latar-
belakang-dan-perubahannya
https://tirto.id/isi-perubahan-kedua-sejarah-amandemen-uud-1945-tahun-2000-ejFV
https://nasional.kompas.com/read/2022/02/16/03150081/perubahan-dalam-amandemen-ketiga-
uud-1945
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5723618/amandemen-uud-1945-kapan-jumlah-dan-
hasil-amandemen
https://nasional.kompas.com/read/2022/02/16/03000001/perubahan-dalam-amandemen-keempat-
uud-1945
https://tirto.id/amandemen-uud-1945-dilakukan-4-kali-sejarah-perubahan-pasal-f7Cw
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5723618/amandemen-uud-1945-kapan-jumlah-dan-
hasil-amandemen

Anda mungkin juga menyukai