Anda di halaman 1dari 13

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Periode 1998 - sekarang

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4:

1. Fajri Abi Ambiyah (2021510012)


2. Sulthan Faza (2021510034)
3. Wahyu Riski P (2021510062)
4. Aliyas Pikal (2021510133)
5. Rina Dwi Yanti (2021510146)
6. Nur fariha badriyah (2021510131)
7. Ananda Putri A (2021510117)
8. Venny Anggarda Calvin (2021510061)
9. Putri Natasya (2021510028)
10. Enjellah (2021510010)

UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI

TAHUN AJARAN 2022-2023


KATA PENGANTAR
Alhamdullillah, segala puji bagi Allah S.W.T., Tuhan yang maha esa, pada
akhirnya makalah yang penulis susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang berjudul :”PERIODE
1998 – SEKARANG” telah dapat diselesaikan.

Makalah ini disusun dengan mengacu pada beberapa sumber bacaan dan akses
internet. Tulisan ini sebagian besar hanyalah kutipan-kutipan dari beberapa sumber.

Alhamdulillah makalah yang berjudul Periode 1998 – sekarang dapat diselesaikan


dengan baik. Banyak sekali kekurangan kami sebagai penyusun makalah ini, baik
menyangkut isi atau yang lainnya. Mudah-mudahan semua itu dapat menjadikan
pembelajaran bagi kami agar lebih meningkatkan kualitas makalah ini di masa yang
akan datang.

Dalam makalah ini yang sederhana ini, kami mengharapkan kritikan dan saran-
saran yang sifatnya membangun.

Palembang, 19 April 2022

Penyusun,
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................................ii

Daftar Isi.......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1

1.1 Latar
Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan
Masalah.............................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................
..........2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3

2.1 Perkembangan Konstitusi di Indonesia.............................................................3


2.2 Periode 1998 – Sekarang...................................................................................3
2.3 Masa Reformasi Periode 1998 – Sekarang........................................................4
2.4 Tujuan Reformasi..............................................................................................6
2.5 UU Yang di Amandemen..................................................................................6
2.6 Pola Perilaku Politik di Indonesia Sistem Pemilu dan Kedudukan DPR..........7

BAB III PENUTUPAN..................................................................................................9

3.1 Kesimpulan........................................................................................................9
Daftar Pustaka..............................................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Latar Belakang Munculnya Reformasi pada tahun 1998, Reformasi adalah suatu


perubahan tatanan perikehidupan lama dengan tatanan perikehidupan yang baru dan
secara hukum menuju ke arah perbaikan. Gerakan Reformasi yang terjadi di Indonesia
pada ttahun 1998 merupakan suatu gerakan untuk mengadakan pembaharuan dan
perubahan terutama perbaikan dalam bidang politik, sosial, ekonomi dan
hukum. Reformasi merupakan suatu gerakan yang menghendaki adanya perubahan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara ke arah yang lebih baik secara
konstitusional. Artinya, adanya perubahan kehidupan dalam bidang politik,
ekonomi, hukum,sosial dan budaya yang lebih baik, demokratis berdasarkan prinsip
kebebasan, persamaan dan persaudaraan. Gerakan Reformasi lahir sebagai jawaban
atas krisis yang melanda berbagai segi kehidupan. Krisis politik, ekonomi, hukum dan
krisis sosial merupakan faktor-faktor yang mendorong lahirnya gerakan Reformasi.
Bahkan krisis kepercayaan telah menjadi salah satu indikator yang menentukan.

Reformasi dipandang sebagai gerakan yang tidak boleh ditawar-tawar lagi dan
karena itu, hampir seluruh rakyat indonesia mendukung sepenuhnya gerakan
Reformasi tersebut. Reformasi merupakan suatu perubahan tatanan
perikehidupan lama dengan perikehidupan baru dan secara hukum
menuju kearah perbaikan. Reformasi merupakan formulasi menuju indonesia baru
dengan tatanan baru. Tatanan gerakan Reformasi pada mulanya disuarakan dari
kalangan kampus yaitu Mahasiswa, dosen maupun rektor.  Situasi politik dan
ekonomi indonesia yang demikian terpuruk mendorong kalangan kampus tidak hanya
bersuara melalui mimbar bebas di kampus, namun akhirnya mendorong mahasiswa
turun ke jalan. Latar Belakang Munculnya Reformasi, pemerintahan Orde Baru dinilai
tidak mampu menciptakan kehidupan masyarakat yang adil dalam kemakmuran dan
makmur dalam keadilan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. 
1.2 Rumusan Masalah

A. Bagaimana perkembangan konstitusi di Indonesia?


B. Bagaima sejarah periode 1998 – sekarang?
C. Bagaima Reformasi periode 1998 – sekarang?
D. Apa tujuan dari Reformasi?
E. Uu apa saja yang dimandemen?
F. Seperti apa pola prilaku politik di indonesia dengan sistem pemilu dan
kedudukan DPR dll?

1.3 Tujuan

A. Untuk mengetahui perkembangan konstitusi di indonesia.


B. Untuk mengetahui sejerah periode 1998 – sekarang.
C. Untuk mengetahui reformasi periode 1998 – sekarang.
D. Untuk mengetahui tujuan Reformasi.
E. Untuk mengetahui UU yang dimandemen.
F. Untuk mengetahui pola prilaku politik indonesia dengan sistem pemilu dan
kedudukan DPR dll.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Konstitusi di Indonesia

Para pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia telah sepakat utntuk menyusun
sebuah Undang-Undang Dasar sebagai konstitusi tertulis dengan segala arti dan
fungsinya. Sehari setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 17
Agustus 1945, konstitusi Indonesia sebagai sesuatu ”revolusi grondwet” telah
disahkan pada 18 Agustus 1945 oleh panitia persiapan kemerdekaan Indonesia dalam
sebuah naskah yang dinamakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
Dengan demikian, sekalipun Undang-Undang Dasar 1945 itu merupakan konstitusi
yang sangat singkat dan hanya memuat 37 pasal namun ketiga materi muatan
konstitusi yang harus ada menurut ketentuan umum teori konstitusi telah terpenuhi
dalam Undang-Undang Dasar 1945 tersebut.
Pada dasarnya kemungkinan untuk mengadakan perubahan atau penyesuaian itu
memang sudah dilihat oleh para penyusun UUD 1945 itu sendiri, dengan merumuskan
dan melalui pasal 37 UUD 1945 tentang perubahan Undang-Undang Dasar. Dan
apabila MPR bermaksud akan mengubah UUD melalui pasal 37 UUD 1945,
sebelumnya hal itu harus ditanyakan lebih dahulu kepada seluruh Rakyat Indonesia
melalui suatu referendum. (Tap no.1/ MPR/1983 pasal 105-109 jo. Tap
no.IV/MPR/1983 tentang referendum). Perubahan UUD 1945 kemudian dilakukan
secara bertahap dan menjadi salah satu agenda sidang Tahunan MPR dari tahun 1999
hingga perubahan ke empat pada sidang tahunan MPR tahun 2002 bersamaan dengan
kesepakatan dibentuknya komisi konstitusi yang bertugas melakukan pengkajian
secara komperhensif tentang perubahan UUD 1945 berdasarkan ketetapan MPR No.
I/MPR/2002 tentang pembentukan komisi Konstitusi.

2.2 Periode 1998 - Sekarang

Indonesia pada masa reformasi (1998-sekarang) Bukti Normatif dan Empirik


Indonesia Negara Demokrasi Demokrasi Indonesia periode reformasi (1998-sekarang)
Soeharto terpilih kembali sebagai Presiden pada Sidang Umum MPR pada Maret
1998. Tetapi penyimpangan-penyimpangan pada masa pemerintahan Orde Baru
membawa Indonesia pada krisis multidimensi, diawali krisis moneter yang tidak
kunjung reda. Krisis moneter membawa akibat terjadinya krisis politik, di mana
tingkat kepercayaan rakyat terhadap pemerintah begitu kecil. Kerusuhan-kerusuhan
terjadi hampir di setiap daerah di Indonesia. Akibatnya pemerintahan orde baru di
bawah pimpinan Presiden Soeharto terperosok ke dalam kondisi yang diliputi
berbagai tekanan politik baik dari luar maupun dalam negeri. Dari dunia internasional,
terutama Amerika Serikat, secara terbuka meminta Soeharto mundur dari jabatannya
sebagai Presiden. Dari dalam negeri, timbul gerakan massa yang dimotori oleh
mahasiswa turun ke jalan menuntut Soeharto lengser dari jabatannya.

2.3 Masa Reformasi 1998 - Sekarang

Masa Reformasi (1998-Sekarang), Masa reformasi di Indonesia adalah masa


setelah berakhirnya pemerintahan Orde Baru. Masa reformasi dimulai pada tanggal 21
Mei 1988 saat Presiden Soeharto mengundurkan diri dan digantikan oleh Wakil
Presiden B.J. Habibie. Masa reformasi terus berlanjut hingga saat ini. Masa reformasi
di Indonesia terjadi pada Mei 1998. Penyebab peristiwa era reformasi adalah krisis
ekonomi dan menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan Presiden
Suharto. 

Kepercayaan tersebut  menurun karena pemerintah tidak mampu mengatasi krisis


ekonomi yang sedang dialami Indonesia pada 1997. Jadi dua sebab ini saling
berkaitan ya. Kondisi  pemerintahan Indonesia sebelum masa reformasi 1998
didominasi oleh kalangan militer, sehingga demokrasi kurang berjalan dengan baik.
Selain itu, perekonomian juga terpuruk yang disebabkan karena Korupsi Kolusi dan
Nepotisme marak terjadi dan bergantungnya ekonomi Indonesia pada bantuan modal
asing.
Karena serangkaian kondisi tersebut dan banyaknya kerugian lain yang dialami
masyarakat, maka terjadilah gerakan era reformasi pada tahun 1998 yang dipelopori
oleh kalangan mahasiswa dan intelektual. Ada enam hal yang dituntut oleh gerakan
reformasi tahun 1998, yaitu: 

 Adili Suharto dan para pengikutnya.


 Amandemen UUD 1945.
 Otonomi daerah seluas-luasnya.
 Tegakkan supremasi hukum.
 Berantas KKN.
 Turunkan Suharto dari kursi pemerintahan.
 Hapuskan dwifungsi ABRI.

Tragedi Trisakti
Peristiwa yang mengawali gerakan reformasi adalah terjadi pada tanggal 12 Mei
1998 di Universitas Trisakti, Jakarta. Saat itu, terjadi bentrok antara aparat keamanan
dan para demonstran, yang menyebabkan empat orang mahasiswa gugur dengan luka
tembakan. Keempat mahasiswa tersebut adalah Elang Mulia Lesmana, Heri Hartanto,
Hendriawan Sie, dan Hafidhin Royan. Peristiwa tersebut memicu gelombang
demonstrasi yang lebih besar pada 13-14 Mei 1998.
Kerusuhan dan Penjarahan Massal
Akibat peristiwa tragedi Trisakti, terjadilah kerusuhan berupa perusakan
pertokoan, rumah, perkantoran, dan kendaraan milik warga. Kerusuhan terjadi di
banyak lokasi di ibu kota. Sasaran utama dari para pelaku kerusuhan adalah aset milik
masyarakat keturunan Tionghoa di Jakarta. Banyak pertokoan, kantor-kantor, bahkan
rumah pribadi yang dianggap milik masyarakat keturunan Tionghoa dibakar,
dihancurkan, dan juga dijarah.
Pendudukan Gedung MPR/DPR

Dengan banyaknya kerusuhan yang terjadi, gugurnya 4 orang mahasiswa Trisakti


juga turut menyulut api amarah dari kalangan mahasiswa. Salah satu unsur terbesar
yang melakukan demonstrasi adalah para mahasiswa.Pada 20 Mei para demonstran
mahasiswa menduduki Gedung MPR/DPR dan mendesak agar Presiden Suharto
lengser dari jabatannya. dan mereka mulai menduduki pos pemerintahan penting
termasuk Gedung MPR/DPR di Senayan.

Akibat ketidakstabilan politik dan ekonomi, desakan dari badan legislatif dan
seluruh rakyat Indonesia, suatu peristiwa bersejarah terjadi. Pada 21 Mei 1998,
Presiden Suharto secara resmi mengumumkan untuk meletakkan jabatannya.Ia
kemudian menunjuk wakilnya, B.J.Habibie, untuk menggantikan posisinya sebagai
Presiden RI  di Istana Negara. Dengan lengsernya Suharto dan majunya B.J.Habibie
sebagai presiden, maka menandai dimulainya masa reformasi di Republik Indonesia.

2.4 Tujuan Reformasi

Tujuan reformasi pada umumnya adalah melakukan perbaikan untuk berbagai


aspek masyarakat untuk dapat menjadi lebih baik. Berikut adalah tujuan reformasi :

 penataan ulang dalam kestrukturan negara, termasuk konstitusi dan


undang-undang yang menyimpang dari tujuan dan cita-cita negara.
 memperbaiki bidang kehidupan masyarakat maupun negara dalam bidang
politik, sosial budaya, ekonomi, pertahanan dan keamanan.
 memperbaiki kebiasaan lama yang tidak sesuai dengan semangat reformasi
seperti KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme).
 memperbaharui seluruh bentuk elemen masyarakat dan nilai-nilai baru
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

2.5 UU yang Diamandemen

Amandemen Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 pertamakali dilakukan pada


1999 atau setelah Orde Baru pimpinan Soeharto berakhir seiring terjadinya reformasi
tahun 1998. penetapan UUD 1945 sebagai konstitusi negara menunjukkan bahwa
Indonesia adalah negara yang menganut konstitusionalisme,konsep negara hukum,
dan prinsip demokrasi. Sepanjang sejarahnya, UUD 1945 telah mengalami 4 (empat)
kali amandemen atau perubahan dalam kurun waktu dari tahun 1999 hingga 2002
yang dilakukan dalam Sidang Umum maupun Sidang Tahunan Majelis
Permusyawaratan Rakyat.
1) Amandemen pertama UUD 1945 dilakukan dalam sidang umur MPR
14 – 21 Oktober 1999
2) Amandemen kedua UUD 1945 dilakukan dalam sidang tahuan MPR 7
– 18 Agustus 2000
3) Amandemen ketiga UUD 1945 dilakukan dalam sidang tahuan MPR 1
– 9 November 2001

4) Amandemen keempat UUD 1945 dilakukan dalam sidang tahuan MPR


1 – 11 Agustus 2002
Amandemen UUD 1945 yang pertama dalam Sidang Umum MPR 1999
diterapkan terhadap 9 pasal dari total 37 Pasal, yakni Pasal 5, Pasal 7, Pasal 9, Pasal
13, Pasal 14, Pasal 15, Pasal 17, Pasal 20, dan Pasal 21. Sedangkan Amandemen
UUD 1945 kedua yang dilakukan dalam Sidang Tahunan MPR 2000 meliputi 5 Bab
dan 25 Pasal. Adapun Amandemen UUD 1945 ketiga dalam Sidang Tahunan MPR
2001 mencakup beberapa pasal dan bab mengenai Bentuk dan Kedaulatan Negara,
Kewenangan MPR, Kepresidenan, Impeachment, Keuangan Negara, Kekuasaan
Kehakiman, dan lainnya. Terakhir, Amandemen UUD 1945 keempat yang dilakukan
dalam Sidang Tahunan MPR 2002 menyempurnakan penyesuaian untuk perubahan-
perubahan sebelumnya termasuk penghapusan atau penambahan pasal/bab.
2.6 Pola Perilaku Politik di Indonesia Sistem Pemilu dan Kedudukan
DPR
Di masa Orde Baru, partisipasi masyarakat dalam Pemilu cukup tinggi, akan
tetapi partisipasi tersebut tidak cukup menggambarkan makna dari partisipasi
masyarakat yang sebenarnya. Rezim Orde Baru yang mendominasi kehidupan politik
saat itu, memobilisasi masyarakat dalam setiap Pemilu dengan intimidasi, kekerasan
dan manipulasi. Dengan kata lain karakteristik partisipasi yang termobilisasi
(mobilized participation) sepanjang sejarah Orde Baru, tidak bisa dikatakan sebagai
partisipasi yang berkualitas, yang demokratis dan otonom (outonomous participation).
Pelaksanaan Pemilu Tahun 2004 berbeda dengan Pemilu Tahun 1999. Pertama,
Pemilu untuk memilih anggota legislatif yang terdiri dari DPR, DPRD Propinsi,
DPRD Kabupaten/Kota dan DPD, dengan menggunakan sistem pemilihan dengan
cara proporsional daftar terbuka; Kedua, memilih Presiden dan Wakil Presiden secara
langsung, dan Ketiga, Pemilihan Kepala Daerah secara langsung (selanjutnya disebut
Pemilukada) baik gubernur, bupati/walikota oleh rakyat di daerah.

Selama ini paling tidak ada tiga faktor yang mempengaruhi untuk memilih atau
tidak memilih dalam Pemilu1, yaitu: Pertama, identitas partai, dimana semakin solid
dan mapan suatu partai politik maka akan memperoleh dukungan yang mantap dari
para pendukungnya. Sebaliknya kondisi partai politik yang buruk akan
mengakibatkan berkurangnya dukungan terhadap partai politik yang bersangkutan.
Begitu pula dalam Pilkada secara langsung, dimana pasangan calon Bupati/Wakil
Bupati yang didukung oleh partai politik yang solid dan mapan akan mendapat
dukungan dari pendukung dan simpatisan partai tersebut. Kedua, kemampuan partai
dalam menjual isu kampanye. Partai yang hegemoni (status quo) biasanya menjual
isu-isu kemapanan dan keberhasilan yang telah mereka raih.
Partai-partai politik baru biasanya menjual isu-isu “menarik” dan partai politik
tersebut, biasanya dianggap “bersih” terutama dari nuansa money politics. Menarik
untuk dicermati, dalam Pilkada secara langsung di Kabupaten Sukabumi, pasangan
calon Bupati dan Wakil Bupati berasal dari kandidat yang hegemoni (status quo) yaitu
sebagian besar pasangan calon tersebut dari PNS (birokrat), dan diperkirakan isu yang
akan dijual adalah isu kemapanan dan keberhasilan yang telah mereka raih. Ketiga,
penampilan kandidat, dimana performa kandidat sangat menentukan keberhasilan
kandidat. Di Indonesia, hal ini sudah dibuktikan dalam Pemilu Presiden/Wakil
Presiden yang dimenangkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono – Jusuf Kalla. Faktor
lain yang turut mempengaruhi perilaku pemilih adalah kondisi sosial ekonomi
masyarakat setempat.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Reformasi merupakan suatu perubahan tatanan perikehidupan lama
dengan perikehidupan baru dan secara hukum menuju kearah perbaikan.
Reformasi merupakan formulasi menuju indonesia baru dengan tatanan
baru. kondisi partai politik yang buruk akan mengakibatkan berkurangnya
dukungan terhadap partai politik yang bersangkutan. Begitu pula dalam Pilkada
secara langsung, dimana pasangan calon Bupati/Wakil Bupati yang didukung oleh
partai politik yang solid dan mapan akan mendapat dukungan dari pendukung dan
simpatisan partai tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
https://buguruku.com/latar-belakang-munculnya-reformasi-pada-tahun-1998/

https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=11776

http://dprd.talaudkab.go.id/baca-berita-163-demokrasi-indonesia-periode-reformasi-
1998sekarang--.html

https://www.ruangguru.com/blog/mengenal-masa-reformasi-di-indonesia

https://brainly.co.id/tugas/1655104?
utm_source=android&utm_medium=share&utm_campaign=question

https://tirto.id/amandemen-uud-1945-dilakukan-4-kali-sejarah-perubahan-pasal-f7Cw

https://adoc.pub/queue/perilaku-politik-di-indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai