Makalah ini disusun dengan mengacu pada beberapa sumber bacaan dan akses
internet. Tulisan ini sebagian besar hanyalah kutipan-kutipan dari beberapa sumber.
Dalam makalah ini yang sederhana ini, kami mengharapkan kritikan dan saran-
saran yang sifatnya membangun.
Penyusun,
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................................ii
Daftar Isi.......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1 Latar
Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan
Masalah.............................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................
..........2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
3.1 Kesimpulan........................................................................................................9
Daftar Pustaka..............................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
Reformasi dipandang sebagai gerakan yang tidak boleh ditawar-tawar lagi dan
karena itu, hampir seluruh rakyat indonesia mendukung sepenuhnya gerakan
Reformasi tersebut. Reformasi merupakan suatu perubahan tatanan
perikehidupan lama dengan perikehidupan baru dan secara hukum
menuju kearah perbaikan. Reformasi merupakan formulasi menuju indonesia baru
dengan tatanan baru. Tatanan gerakan Reformasi pada mulanya disuarakan dari
kalangan kampus yaitu Mahasiswa, dosen maupun rektor. Situasi politik dan
ekonomi indonesia yang demikian terpuruk mendorong kalangan kampus tidak hanya
bersuara melalui mimbar bebas di kampus, namun akhirnya mendorong mahasiswa
turun ke jalan. Latar Belakang Munculnya Reformasi, pemerintahan Orde Baru dinilai
tidak mampu menciptakan kehidupan masyarakat yang adil dalam kemakmuran dan
makmur dalam keadilan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Para pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia telah sepakat utntuk menyusun
sebuah Undang-Undang Dasar sebagai konstitusi tertulis dengan segala arti dan
fungsinya. Sehari setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 17
Agustus 1945, konstitusi Indonesia sebagai sesuatu ”revolusi grondwet” telah
disahkan pada 18 Agustus 1945 oleh panitia persiapan kemerdekaan Indonesia dalam
sebuah naskah yang dinamakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
Dengan demikian, sekalipun Undang-Undang Dasar 1945 itu merupakan konstitusi
yang sangat singkat dan hanya memuat 37 pasal namun ketiga materi muatan
konstitusi yang harus ada menurut ketentuan umum teori konstitusi telah terpenuhi
dalam Undang-Undang Dasar 1945 tersebut.
Pada dasarnya kemungkinan untuk mengadakan perubahan atau penyesuaian itu
memang sudah dilihat oleh para penyusun UUD 1945 itu sendiri, dengan merumuskan
dan melalui pasal 37 UUD 1945 tentang perubahan Undang-Undang Dasar. Dan
apabila MPR bermaksud akan mengubah UUD melalui pasal 37 UUD 1945,
sebelumnya hal itu harus ditanyakan lebih dahulu kepada seluruh Rakyat Indonesia
melalui suatu referendum. (Tap no.1/ MPR/1983 pasal 105-109 jo. Tap
no.IV/MPR/1983 tentang referendum). Perubahan UUD 1945 kemudian dilakukan
secara bertahap dan menjadi salah satu agenda sidang Tahunan MPR dari tahun 1999
hingga perubahan ke empat pada sidang tahunan MPR tahun 2002 bersamaan dengan
kesepakatan dibentuknya komisi konstitusi yang bertugas melakukan pengkajian
secara komperhensif tentang perubahan UUD 1945 berdasarkan ketetapan MPR No.
I/MPR/2002 tentang pembentukan komisi Konstitusi.
Tragedi Trisakti
Peristiwa yang mengawali gerakan reformasi adalah terjadi pada tanggal 12 Mei
1998 di Universitas Trisakti, Jakarta. Saat itu, terjadi bentrok antara aparat keamanan
dan para demonstran, yang menyebabkan empat orang mahasiswa gugur dengan luka
tembakan. Keempat mahasiswa tersebut adalah Elang Mulia Lesmana, Heri Hartanto,
Hendriawan Sie, dan Hafidhin Royan. Peristiwa tersebut memicu gelombang
demonstrasi yang lebih besar pada 13-14 Mei 1998.
Kerusuhan dan Penjarahan Massal
Akibat peristiwa tragedi Trisakti, terjadilah kerusuhan berupa perusakan
pertokoan, rumah, perkantoran, dan kendaraan milik warga. Kerusuhan terjadi di
banyak lokasi di ibu kota. Sasaran utama dari para pelaku kerusuhan adalah aset milik
masyarakat keturunan Tionghoa di Jakarta. Banyak pertokoan, kantor-kantor, bahkan
rumah pribadi yang dianggap milik masyarakat keturunan Tionghoa dibakar,
dihancurkan, dan juga dijarah.
Pendudukan Gedung MPR/DPR
Akibat ketidakstabilan politik dan ekonomi, desakan dari badan legislatif dan
seluruh rakyat Indonesia, suatu peristiwa bersejarah terjadi. Pada 21 Mei 1998,
Presiden Suharto secara resmi mengumumkan untuk meletakkan jabatannya.Ia
kemudian menunjuk wakilnya, B.J.Habibie, untuk menggantikan posisinya sebagai
Presiden RI di Istana Negara. Dengan lengsernya Suharto dan majunya B.J.Habibie
sebagai presiden, maka menandai dimulainya masa reformasi di Republik Indonesia.
Selama ini paling tidak ada tiga faktor yang mempengaruhi untuk memilih atau
tidak memilih dalam Pemilu1, yaitu: Pertama, identitas partai, dimana semakin solid
dan mapan suatu partai politik maka akan memperoleh dukungan yang mantap dari
para pendukungnya. Sebaliknya kondisi partai politik yang buruk akan
mengakibatkan berkurangnya dukungan terhadap partai politik yang bersangkutan.
Begitu pula dalam Pilkada secara langsung, dimana pasangan calon Bupati/Wakil
Bupati yang didukung oleh partai politik yang solid dan mapan akan mendapat
dukungan dari pendukung dan simpatisan partai tersebut. Kedua, kemampuan partai
dalam menjual isu kampanye. Partai yang hegemoni (status quo) biasanya menjual
isu-isu kemapanan dan keberhasilan yang telah mereka raih.
Partai-partai politik baru biasanya menjual isu-isu “menarik” dan partai politik
tersebut, biasanya dianggap “bersih” terutama dari nuansa money politics. Menarik
untuk dicermati, dalam Pilkada secara langsung di Kabupaten Sukabumi, pasangan
calon Bupati dan Wakil Bupati berasal dari kandidat yang hegemoni (status quo) yaitu
sebagian besar pasangan calon tersebut dari PNS (birokrat), dan diperkirakan isu yang
akan dijual adalah isu kemapanan dan keberhasilan yang telah mereka raih. Ketiga,
penampilan kandidat, dimana performa kandidat sangat menentukan keberhasilan
kandidat. Di Indonesia, hal ini sudah dibuktikan dalam Pemilu Presiden/Wakil
Presiden yang dimenangkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono – Jusuf Kalla. Faktor
lain yang turut mempengaruhi perilaku pemilih adalah kondisi sosial ekonomi
masyarakat setempat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Reformasi merupakan suatu perubahan tatanan perikehidupan lama
dengan perikehidupan baru dan secara hukum menuju kearah perbaikan.
Reformasi merupakan formulasi menuju indonesia baru dengan tatanan
baru. kondisi partai politik yang buruk akan mengakibatkan berkurangnya
dukungan terhadap partai politik yang bersangkutan. Begitu pula dalam Pilkada
secara langsung, dimana pasangan calon Bupati/Wakil Bupati yang didukung oleh
partai politik yang solid dan mapan akan mendapat dukungan dari pendukung dan
simpatisan partai tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
https://buguruku.com/latar-belakang-munculnya-reformasi-pada-tahun-1998/
https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=11776
http://dprd.talaudkab.go.id/baca-berita-163-demokrasi-indonesia-periode-reformasi-
1998sekarang--.html
https://www.ruangguru.com/blog/mengenal-masa-reformasi-di-indonesia
https://brainly.co.id/tugas/1655104?
utm_source=android&utm_medium=share&utm_campaign=question
https://tirto.id/amandemen-uud-1945-dilakukan-4-kali-sejarah-perubahan-pasal-f7Cw
https://adoc.pub/queue/perilaku-politik-di-indonesia.html