Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

DINAMIKA DAN TANTANGAN KONSTITUSI DALAM KEHIDUPAN


BERBANGSA DAN BERNEGARA DI INDONESIA

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2

Aditya Raffi Nugraha (221010501984)


Andieni Laila Lestari (221010501933)
Fery Herdyana (221010501965)
Intan Ramadhania (221010501964)
Juliana Sari (221010501992)
Layla Afriani (221010501976)

Dosen : Devi Fitria Wilandari, S.H.,M.H

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
UNIVERSITAS PAMULANG
Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang Bar., Kec. Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 1541
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT tuhan semata alam atas segala karunia nikmat nya sehingga kami
dapat menyusun makalah ini dengan sebaik baik nya. Makalah yang berjudul “Dinamika Dan
Tantangan Konstitusi Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara Indonesia” disusun dalam
rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kewarganegaraan yang diampu oleh Ibu Devi
Fitria Wilandari, S.H.,M.H

Makalah ini berisi tentang “Dinamika Dan Tantangan Konstitusi Dalam Kehidupan
Berbangsa Dan Bernegara Indonesia”. Dalam penyusunan nya melibatkan berbagai pihak,
oleh sebab itu kami mengucapkan banyak terimakasih atas segala kontribusi nya dalam
membantu penyusunan makalah ini.

Meski telah disusun secara maksimal, namun penulis sebagai manusia biasa menyadari
bahwa makalah masih jauh dari sempurna. Karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca sekalian.

Besar harapan kami makalah ini dapat menjadi sarana membantu mahasiswa dalam
memahami Dinamika dan Tantangan Konstitusi Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Indonesia.

Demikian apa yang bisa kami sampaikan, semoga pembaca dapat mengambil manfaat dari
karya ini.

Tangerang Selatan, 21 September 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................4
1.2 Tujuan....................................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
2.1 Pengertian Dinamika............................................................................................................6
2.2 Pengertian Tantangan..........................................................................................................6
2.3 Pengertian dan Konsep Dasar Konstitusi............................................................................7
2.4 Tujuan Konstitusi :..............................................................................................................9
2.5 Hal-hal yang dimuat dalam konstitusi atau UUD :...............................................................9
2.6 Hakikat dan fungsi konstitusi.............................................................................................10
2.7 Secara teoretis konstitusi dibedakan menjadi 2, yaitu:......................................................10
2.8 Secara umum negara dibagi menjadi 2 yaitu:.....................................................................11
2.9 Dinamika dan Tantangan Konstitusi..................................................................................12
2.10 Dinamika Pelaksanaan UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara Indonesia.........................13
BAB III................................................................................................................................................15
PENUTUP...........................................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................15
3.2 Kritik dan Saran.................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konstitusi merupakan hukum dasar suatu negara. Setiap negara pasti memiliki
konstitusi. Karena tanpa adanya konstitusi negara tidak mungkin terbentuk. Sebagai
hukum dasar negara, konstitusi berisi aturan dan ketentuan tentang hal-hal yang
mendasar dalam kehidupan suatu negara. Jadi, segala praktik-praktik dalam
penyelenggaraan negara harus didasarkan pada konstitusi dan tidak boleh
bertentangan dengan konstitusi tersebut.
Seperti hal nya praktik penyelenggaraan bernegara di Indonesia pun juga di
dasar kan pada konstitusi. Hal ini, dapat dicermati dalam kalimat pembukaan UUD
1945 Alinea ke-4 yang berbunyi : “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu
pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum ,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang – Undang Dasar Negara
Indonesia”. Dari pernyataan ini jelas bahwa Indonesia memiliki UUD sebagai
konstitusi yang menjadi hukum dasar tertulis.
Pada umumnya, konstitusi memang sering disamakan dengan UUD sebagai
hukum dasar tertulis. Tetapi, konstitusi memiliki pengertian yang lebih luas lagi.
Konstitusi tidak hanya meliputi peraturan yang tertulis saja yaitu UUD, tetapi
peraturan yang tidak tertulis, yaitu aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara
dalam praktik penyelenggaraan negara atas yang disebut dengan konvensi.
Di Indonesia telah berlaku 3 macam UUD dalam 4 periode yaitu : UUD 1945
(1945-1949), UUD RIS (1949-1950), UUDS (1950-1959), dan Kembali ke UUD
1945 (1959-sekarang). Sebagai hukum dasar negara Indonesia, UUD 1945 tentu
memiliki kedudukan peran dan fungsi yang sangat urgent jika dilihat dari
sejarahnya,UUD 1945 merupakan hasil perjuangan politik bangsa Indonesia waktu itu
dan sekaligus merupakan pandangan tokoh-tokoh bangsa (founding fathers) yang
hendak di wujudkan baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang.

4
5

Sehingga, UUD 1945 harus dijadikan sebagai landasan dalam pelaksanaa


pemerintahan Republik Indonesia.
Dalam pelaksanaannya, UUD 1945 mengalami dinamika yang mengikuti
perubahan system politik negara Indonesia. UUD 1945 mengalami 4 kali proses
amandemen yang dilakukan oleh MPR, yaitu tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002.
Perubahan tersebut meliputi hampir kesuluruhan materi muatan UUD 1945, kecuali
pembukaan dan prinsip-prinsip bernegara yang telah disepakati untuk tidak diubah.
Proses amandemen ini dianggap perlu, mengingat adanya perubahan kehidupan
manusia, baik secara internal maupun secara eksternal. Sehingga, konstitusi sebagai
landasan kehidupan bernegara harus senantiasa menyesuaikan dengan perkembangan
yang terjadi di masyarakat. Jangan sampai konstitusi ketinggalan zaman dan tidak
mampu lagi berfungsi sebagai dasar negara. Oleh karena itu, dengan adanya
amandemen ini diharapkan dapat membawa kemajuan dalam kehidupan
ketatanegaraan di Indonesia.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dan konsep dasar dari konstitusi.
2. Untuk mengetahui dan memahami hakikat dan fungsi konstitusi
3. Untuk mngetahui sejarah lahirnya UUD 1945 sebagai konstitusi negara Indonesia.
4. Untuk mengetahui perkwmbangan pelaksanaan UUD 1945 sebagi konstitusi
negara Indonesia.
5. Untuk memahami penyebab dilakukannya amandemen UUD 1945 serta
mengetahui hasil amandemen.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dinamika


Pengertian Dinamika secara harfiah merupakan bagian dari ilmu fisika tentang
benda-benda yang bergerak dan tenaga yang menggerakkannya. Dinamika berasal dari
istilah Dinamis yang berarti sifat atau tabiat yang bertenaga atau berkemampuan, serta
selalu bergerak dan berubah-ubah, (Idrus 1996:144).

Sedangkan menurut Slamet Santoso (2009:5), Dinamika berarti tingkah laku warga
yang satu secara langsung memengaruhi warga yang lain secara timbal balik, jadi
dinamika berarti adanya interaksi dan interdepensi antara anggota kelompok yang satu
dengan anggota kelompok yang lain secara timbal balik dan anatara anggota dengan
kelompok kesuluruhan.

Menurut Munir (2001:6), Dinamika adalah suatu sistem ikatan yang saling
berhubungan dan saling mempengaruhi antara unsur-unsur tersbut.

Jadi, dinamika bisa dikatakan gerak atau kekuatan yang dimiliki sekumpulan orang di
dalam masyarakat yang dapat menimbulkan perubahan ditata hidup masyarakat yang
bersangkutan.

2.2 Pengertian Tantangan


Tantangan adalah usaha-usaha yang bertujuan untuk mengunggah kemampuan suatu
bangsa atau negara. Tantangan suatu negara yaitu usaha-usaha yang dilakukan oleh suatu
negara untuk mengunggah masyarakat atau warganya untuk menjadi lebih baik dari
tahun-tahun sebelmunya.

Tantangan bukanlah menjadi suatu hambatan atau batu sandungan bagi suatu negara,
tetapi menjadi suatu hal menuju proses untuk menjadi lebih baik. Suatu negara tidak
hanya memiliki tantangan tetapi ada ancaman dan hambatan juga.

6
7

2.3 Pengertian dan Konsep Dasar Konstitusi


Istilah Konstitusi berasal dari bahasa Prancis (Constituer) yang berarti membentuk.
Pemakaian istilah Konstitusi yang dimaksud adalah pembentukan suatu negara atau
menyusun dan menyatakan aturan suatu negara (Srijanti dkk, 2008). Kontitusi bisa
dipersamakan dengan hukum dasar atau undang undang dasar. Undang undang dasar
ialah hukum dasar yang tertulis. Dalam bahasa Belanda istilah konstitusi dikenal dengan
istilah “ground wet” yang diterjemahkan sebagai undang undang dasar. Dalam bahasa
Indonesia, wet diterjemahkan sebagai undang undang, dan ground yang berarti tanah. Di
negara negara yang menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa nasional, digunakan
istilah constitution yang diartikan kedalam bahasa Indonesia menjadi konstitusi.
Pengertian konstitusi dalam praktik mempunyai pengertian lebih luas dari undang
undang dasar.

Dalam ilmu politik, constitution merupakan suatu yang lebih luas, yaitu keseluruhan
dari peraturan peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara
mengikat cara cara bagaimana sesuatu pemerintahan diselanggarakan dalam masyarakat.
Di Jerman istilah konstitusi juga dikenal dengan istilah grundgesetz, yang juga berarti
undang undang dasar. Grund diartikan sebagai dasar dan gesetz diartikan undang
undang. Sedangkan kata konstitusi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan
sebagai segala ketentuan dan aturan mengenai ketatanegaraan dan juga diartikan sebagai
undang undang dasar suau negara

Istilah konstitusi menurut Chairul Anwar adalah fundamental laws tentang


pemerintahan suatu negara dan nilai nilai fundamental nya. Sedangkan menurut Sri
Soemantri, konstitusi berarti suatu naskah yang membuat suatu bangunan negara dan
sendi sendi sistem pemerintahan negara. Dari kedua penegertian tersebut dapat dikatakan
bahwa konstitusi memuat aturan aturan pokok (fundamental) mengenai sendi sendi yang
diperlukan untuk berdirinya suatu negara. E. C. S. Wade mengatakan bahwa yang
dimaksud konstitusi adalah “a document having a special legal sansctity which set out
the framework end the principle function the organ of goverment of a state end declares
the principles goverming the operation of those organs” yang diartikan sebagai naskah
yang memaparkan rangka dan tugas tugas pokok dari badan badan pemerintahan suatu
negara dan menentukan pokok cara kerja badan tersebut. Apabila negara dipandang
sebagai kekuasaan atau organisasi kekuasaan,
8

Maka undang undang dasar dapat dipandang sebagai lembaga atau kumpulan asas
yang menetapkan bagaimana kekuasaan dibagi antara beberapa lembaga kenegaraan,
misalnya antara badan legislative, eksekutif, dan yudikatif. Undang undang dasar
menetapkan cara cara bagaimana pusat pusat kekuasaan ini bekerja sama dan
menyesuaikan diri satu sama lain, merekam hubungan hubungan kekuasaan dalam suatu
negara.

Dalam bahasa latin, kata konstitusi merupakan gabungan dari dua kata, yaitu Cume
dan statuere. Cume adalah sebuah preposisi yang berarti “bersama sama dengan ....”
sedangkan statuere mempunyai arti berdiri. Dari dasar itulah kata Cume Statuere
memunyai arti “membuat sesuatu agar berdiri atau mendirikan/menetapkan. “Dengan
demikian bentuk tunggal dari konstitusi adalah menetapkan sesuatu secara bersama sama
dan bentuk jamak dari konstitusi adalah segala yang ditetapkan. Selain itu juga berlaku
hukum dasar yang tidak tertulis, yaitu aturan aturan dasar yang timbul dan terpelihara
dalam praktik praktik penyelenggaraan negara, yang disebut dengan konvensi.

Terdapat pandangan beberapa ahli mengenai pengertian konstitusi, yaitu:

1. E.C. Wade
Konstitusi adalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas pokok dari badan
pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan
tersebut.

2. KC. Wheare
Konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara yang berupa
kumpulan peraturan yang membentuk an mengatur pemerintahan negara.

3. Herman Heller, membagi pengertian konstitusi menjadi tiga, yaitu:


a. Konstitusi yang bersifat politik sosiologis, yaitu konstitusi mencerminkan
kehidupan politik di dalam masyarakat sebagai suatu kenyataan.
b. Konstitusi yang bersifat yuris, yaitu konstitusi merupakan satu kesatuan kaidah
yang hidup dalam masyarakat yang selanjutnya dijadikan satu kesatuan kaidah
hukum. Konstitusi dalam hal ini sudah mengandung pengertian yuridis.
9

c. Konstitusi yang bersifat politis, yaitu konstitusi yang ditulis dalam suatu
naskah sebagai undang-undang yang tinggi yang berlaku dalam suatu negara.
Menurutnya pengertian konstitusi lebih luas dari undang-undnag dasar.

Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada dua
pengertian konstitusi, yaitu:
1. Dalam arti luas, merupakan suatu keseluruhan aturan dan ketentuan dasar
(hukum dasar yang meliputi hukum dasar tertulis dan hukum dasar tidak tertulis
yang mengatur mengenai suatu pemerintahan yang diselenggarakan di dalam
suatu negara.
2. Dalam arti sempit, merupakan undang-undang dasar, yaitu suatu dokumen yang
berisi aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang bersifat pokok dari
ketatanegaran suatu negara

Konstitusi dapat diartikan sebagai peraturan dasar yang memuat ketentuan-


ketentuan pokok serta menjadi sumber dalam pembuatan perundang-undangan lain.

2.4 Tujuan Konstitusi :


 Membatasi kekuasan penguasa agar tidak bertindak sewenang-wenang.
 Melindungi HAM.
 Pedoman penyelenggaraan negara.

2.5 Hal-hal yang dimuat dalam konstitusi atau UUD :


 Organisasi negara.
 Hak-hak asasi manusia.
 Prosedur mengubah UUD.
 Ada kalanya memuat larangan guna mengubah sifat tertentu dari UUD.
 Memuat cita-cita rakyat dan asas-asas ideologi negara.
10

2.6 Hakikat dan fungsi konstitusi


Pada hakikatnya sebuah konstitusi harus memuat secara ketat materi materi yang
secara substansial harus ada pada sebuah konstitusi. Menurut Miriam budiharjo, setiap
undang undang dasar memuat ketentuan ketentuan mengenaihal hal sebagai berikut:
1. Organisasi negara, misalnya pembagian kekuasaan antara badan lesgislatif,
eksekutif, dan yudikatif, pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dan
pemerintah negara bagian , prosedur menyelesaikan masalah pelanggaran
yurisdiksi oleh salah satu badan pemerintah dsb.
2. Hak hak asasi manusia
3. Prosedur pengubah undang undang dasar.
4. Ada kalanya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari undang undang
dasar.

Konstitusi menempati kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan


ketatanegaraan suatu negara karena konstitusi menjadi barometer kehidupan
bernegara dan berbangsa yang sarat dengan bukti sejarah perjuangan para pendahulu.
Meskipun konstitusi yang ada didunia ini beda beda baik dalam hal tujuan, bentuk
dan isinya, tetapi umumnya ,mereka mempunyai kedudukan formal yang sama, yaitu
sebagai :
 Konstitusi sebagai hukum dasar, karena ia berisi aturan dan ketentuan tentang hal
hal yang mendasar dalam kehidupan suatu negara.
 Konstitusi seebagai hukum tertinggi, artinya bahwa aturan aturan yang terdapat
dalam konstitusi, secara hirarki mempunyai kedudukan lebih tinggi terhadap
aturan aturan lainya, sehingga aturan aturan yang lain harus sesuai dengan undang
undang dasar.

2.7 Secara teoretis konstitusi dibedakan menjadi 2, yaitu:

1. Konstitusi Politik

Konstitusi politik adalah berisi tentang norma-norma dalam penyelenggaraan


negara. Hubungan rakyat dengan pemerintah, hubungan rakyat dengan pemerintah,
hubungan antar Lembaga negara.
11

2. Konstitusi Sosial

Konstitusi Sosial adalah konstitusi yang mengandung cita-cita sosial bangsa.


Rumusan filosofi negara, sistem sosial, sistem ekonomi, dan sistem politik yang
ingin dikembangkan bangsa itu.

Menurut Jimly Asshiddiqie dalam Wirnano 2008, konstitusi memiliki


beberapa fungsi sebagai berikut:

1. Fungsi penentu atau pembatas kekuasaan negara.


2. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antara organ negara.
3. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antara organ dengan warga negara.
4. Fungsi pemberi/sumber legitimasi terhadap kekuasaan negara ataupun kegiatan
penyelenggaraan kekuasaan negara.
5. Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari kekuasaan yang asli (dalam
demokrasi adalah rakyat) kepada organ negara.
6. Fungsi simbolik yaitu sebagai sarana pemersatu (symbol of unity), sebagai
rujukan identitas dan keagungan kebangsaan (identity of nation) serta sebagai
center of ceremony.
7. Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat (sosial control), baik dalam arti
sempit yaitu bidang politik dan dalam arti luas mencakup bidang sosial ekonomi
8. Fungsi sebagai sarana perekayasaan dan pembaruan masyarakat.

2.8 Secara umum negara dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Negara absolut

Negara yang tidak terpaku dengan konstitusi tetapi berdasarkan kekuasaan penguasa
yang biasanya bersifat dictator yang berbentuk monarki yang berprinsip seorang
raja mempunyai kuasa penuh untuk memerintah negaranya. 

2. Negara konstitusional
Suatu negara yang melindungi dan menjamin terselenggaranya hak-hak asasi
manusia dan hak-hak sipil lainnya serta membatasi kekuasaan pemerintahannya
secara berimbang antara kepentingan penyelenggara negara dan warga
negaranya.
12

2.9 Dinamika dan Tantangan Konstitusi


Konstituti di Indonesia yang berlaku hingga saat ini adalah Undang-Undang
Dasar 1945 yang berlaku mulai dari 5 Juli 1959, di mana konstitusi ini termasuk
dalam konstitusi tertulis. Pada paragraf sebelumnya dikatakan bahwa konstitusi
Indonesia telah mengalami beberapa perubahan dalam perkembangannya. Perubahan
konstitusi ini dilakukan pasti bukan tanpa sebab yang tidak jelas, karena itu dalam
pembahasan tentang alas an mengapa konstitusi di Indonesia beberapa kali mengalami
perubahan. Sepanjang sejarah, Indonesia tercatat mengalami 4 kali perubahan
konstitusi dalam kurun waktu yang cukup singkat.

Konstitusi Masa Berlakunya


UUD NRI 1945 18 Agustus 1945 sampai dengan
(Masa Kemerdekaan) Agusutus 1950, dengan catatan mulai
dari 27 Desember 1949 sampai dengan
17 Agusutus hanya berlaku di wilayah RI
Proklamasi
Konstitusi RIS 1949 27 Desember 1949 sampai dengan 17
Agustus 1950
UUD NRI 1945 (Orde Lama) 5 Juli 1959 samapi dengan 1965
UUD NRI 1945 (Orde Baru) 1966 sampai dengan 1998

Pada pertengahan 1997, negara kita dilanda krisis ekonomi dan moneter yang
sangat hebat. Krisis ekonomi dan moneter yang melanda Indonesia ketika itu
merupakan suatu tantangan yang sangat berat. Akibat dari krisis tersebut adalah
harga-harga melambung tinggi, sedangkan daya beli masyarakat terus menurun.
Sementara itu, nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing, terutama Dollar Amerika,
semakin merosot. Menyikapi kondisi seperti itu, pemerintah berusaha
menanggulanginnya dengan berbagai kebijakan. Namun kondisi ekonomi tidak
kunjung membaik.
Pada 21 Mei 1998 Presiden Soeharto menyatakan berhenti dari jabatannya.
Berhentinya Presiden Soeharto menjadi awal era reformasi di tanah air. Pada awal
13

Reformasi (pertengahan 1998), muncul berbagai tuntutan reformasi di masyarakat.


Tuntutan tersebut disampaikan oleh berbagai komponen bangsa, terutama oleh
mahasiswa dan pemuda. Beberapa tuntutan reformasi tersebut adalah:
a. Mengamandemen UUD NRI 1945
b. Menghapuskan Doktrin Dwi Fungsi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
c. Menegakkan supremasi hokum, penghormatan hak asasi manusia (HAM), serta
pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN)
d. Melakukan Desentralisasi dan hubungan yang adil antara pusat dan daerah.
e. Mewujudkan kebebasan pers
f. Mewujudkan kebebasan demokrasi

Dalam perkembangannya, tuntutan perubahan UUD NRI 1945 menjadi


kebutuhan bersama bangsa Indonesia. Berdasarkan hal itu MPR hasil Pemilu
1999, sesuai dengan kewenangannya yang diatur dalam Pasal 37 UUD NRI
1945 melakukan perubahan secara bertahap dan sistematis dalam empat kali
perubahan, yakni:
a. Perubahan Pertama, pada Sidang Umum MPR 1999
b. Perubahan Kedua, pada Sidang Tahunan MPR 2000
c. Perubahan Ketiga, pada Sidang Tahunan MPR 2001
d. Perubahan Keempat, pada Sidang Tahunan MPR 2002
Perubahan UUD NRI 1945 yang dilakukan oleh MPR, selain
merupakan perwujudan dari tuntutan reformasi, sebenarnya sejalan dengan
pemikiran pendiri bangsa (Founding father) Indonesia. Ketua panitia Penyusun
UUD NRI 1945, yakni Ir.Sukarno dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia 18 Agustus 1945, di antaranya menyatakan sebagai berikut:
“...bahwa ini adalah sekedar Undang-Undang Dasar Sementara, Undang-Undang
Dasar Kilat, bahwa barang kali boleh dikatakan pula, inilah revolution
grondwet.Nanti kita membuat Undang-Undang Dasar yang lebih sempurna dan
lengkap”.

2.10 Dinamika Pelaksanaan UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara Indonesia


Dalam sejarahnya, sejak proklamasi 17 Agustus 1945 hingga sekarang di
Indonesia telah berlaku tiga macam undang-undang dasar empat periode, yaitu:
14

a. Periode 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949 berlaku UUD 1945. Terdiri dari
bagian pembukaan, batang tubuh (16 bab), 37 pasal, 4 pasal Aturan Peralihan, 2
ayat Aturan Tambahan dan bagian penjelasan.
b. Periode 17 Agustus 1949 – 17 Agustus 1950 berlaku UUD RIS. UUD RIS terdiri
atas 6 baba, 197 pasal dan beberapa bagian.
c. Periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959 berlaku UUDS 1950 yang terdiri atas 6
bab, 146 pasal dan beberapa bagian.
d. Periode 5 juli 1959 – sekarang kembali berlaku UUD 1945.
Khusus untuk periode keempat berlaku UUD 1945dengan pembagian berikut :
UUD 1945 yang belum diamandemen
UUD 1945 yang sudah diamandemen ( tahun 1999, tahun 2000, tahun 2001, dan
tahun 2002). (Winarno,2008)
15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut :
1. Konstitusi adalah sistem ketatanegaraan yang berupa peraturan tertulis maupun
tidak tertulis yang ditetapkan bersama untuk mengatur pemerintahan suatu negara.
2. Hakikat dan fungsi konstitusi adalah adannya pembatasan kekuasaan pemerintah
sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak sewenang-wenang. Dengan demikian
hak-hak warga negara diharapkan terlindungi.
3. Indonesia telah mengalami beberapa perubahan dalam perkembangannya.
Perubahan konstitusi ini dilakukan bukan tanpa sebab melainkan dari tuntutan
masyarakat yang tidak percaya lagi kepada pemerintah, sehingga dalam hal ini
peran pemerintah di butuhkan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi.
Pemerintah diharapkan dapat membuat kebijakan seadil - adilnya sehingga
kebijakan tersebut dapat dirasakan oleh setiap masyarakat Indonesia.

3.2 Kritik dan Saran

Dengan selesainya makalah ini kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua
pihak yang ikut andil dalam penulisan makalah ini. Tak lupa kami menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran
yang membangun selalu kami tunggu dan kami perhatikan untuk perbaikan makalah ini.

16
DAFTAR PUSTAKA

Dini Dwi Puspita. (2020). Makalah Dinamika Dan Tantangan Konstitusi Di Indonesia. Diakses pada 15
September 2022, dari https://pdfcoffee.com/makalah-dinamika-dan-tantangan-konstitusi-di-
indonesia-pdf-free.html

Fakhrul Rozi. (2018). Dinamika Dan Tantangan Konstitusi Dalam Kehidupan Berbangsa Dan
Bernegara Indonesia. Diakses pada 17 September 2022, dari
https://studylibid.com/doc/4346318/dinamika-dan-tantangan-konstitusi-dalam-kehidupan-
berbang

Kesuma Putri Kinasi. (2020). Dinamika Dan Tantangan Konstitusi Di Indonesia. Diakses pada 17
September 2022, dari https://id.scribd.com/presentation/344131358/Dinamika-Dan-
Tantangan-Konstitusi-Di-Indonesia

Taufiqurrohman,S. Pengertian Negara Konstitusional. Diakses pada 21 September 2022, dari


https://pkh.komisiyudisial.go.id/files/Karya%20Tulis-Taufiqurrohman%2003.pdf

Wikipedia. (2022). Pengertian Negara Absolut. Diakses pada 21 September 2022, dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_mutlak

17

Anda mungkin juga menyukai