Anda di halaman 1dari 63

ERA REFORMASI

Disusun Oleh :

Cahya Anugrah Gumilang

XII MIA 1

SMA NEGERI 9 PONTIANAK

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PROVINSI KALIMANTAN BARAT

TAHUN AJARAN 2018-2019


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
nikmat keselamatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
mengenai pemerintahan pada era reformasi.

Selama penyusunan tugas, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan


dukungan dari berbagai pihak, untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih banyak terdapat


kekurangan dan kekeliruan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun guna perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.

Pontianak,28 Februari 2019

Penulis,

Cahya Anugrah Gumilang

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………………i
Daftar isi………………………………………………………………………………ii
BAB 1 Pendahuluan
A. Latar belakang……………………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………….2
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………….. 2
BAB 2 Pembahasan
A. Reformasi……………………………………………………………………..3
B. B.J. Habibie……………………………………………………..................... 5
C. K.H. Abdurrahman Wahid……………………………………………………12
D. Megawati Soekarno Putri……………………………………………………. 18
E. Susilo Bambang Yudhoyono………………………………………………… 29
F. Joko Widodo…………………………………………………………………. 52
BAB 3 Penutup
A. Kesimpulan…………………………………………………………………... 59
B. Saran………………………………………………………………………..... 59
Daftar Pustaka………………………………………………………………………...60

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu negara berdiri atas beberapa unsur, misalnya adanya wilayah, rakyat,
diakui Negara lain dan kedaulatan. Namun suatu negara tidak akan berjalan
dengan lancar tanpa adanya suatu sistem yang mengatur gerak atau langkah negara
yang akan mereka majukan. Karena negara akan bersifat pasif dan negatif
jika tidak melakukan gerak– gerik apapun. Dengan adanya sistem, maka rakyat
dapat menjalankan kehidupannya dengan teratur,sistem juga dapat mengontrol
arah kemajuan sebuah negara. Dengan adanya cita-cita sertatujuan negara maka
kerja sistem akan lebih efektif. Sistem yang digunakan sebuah negarauntuk
mengatur gerak langkah perjalanan sebuah negara inilah yang disebut
sistem pemerintahan.Tidak banyak orang yang mengerti tentang sistem
pemerintahan, apalagi tentang macam – macamnya.
Orde Baru adalah tatanan seluruh perikehidupan rakyat, bangsa dan Negara
Republik Indonesia yang diletakkan kepada kemurnian pelaksanaan Pancasila dan
UUD 1945. Orde Baru merupakan suatu reaksi dan koreksi prinsipil terhadap
praktik-praktik penyelewengan yang telah terjadi pada masa lampau, yang lazim
disebut zaman Orde Lama. Pengertian Orde Baru yang terpenting adalah suatu
Orde yang mempunyai sikap dan tekad mental dan itikad baik yang mendalam
untuk mengabdi kepada rakyat, mengabdi kepada kepentingan nasional yang
dilandasi falsafah Pancasila dan yang menjunjung tinggi azas dan Undang-
Undang Dasar 1945. Pemerintahan Orde Baru dimulai sejak tahun 1966 – 1998,
dengan adanya Surat Perintah Sebelas Maret, yang kemudian disalahartikan
sebagai surat pemindahan kekuasaan. Pada tanggal 27 Maret 1968, Soeharto
diangkat sebagai presiden hal ini berdasarkan Ketetapan MPRS No.
XLIV/MPRS/1968, sampai hasil pemilu ditetapkan pada tanggal 10 Maret 1983,
beliau mendapat penghargaan sebagai Bapak Pembangunan Nasional.

1
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini yaitu :
1. Apa itu reformasi ?
2. Bagaimana sistem pemerintahan pada masa reformasi ?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa itu reformasi
2. Untuk mengetahui bagaimana sistem pemerintahan setelah masa reformasi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Reformasi
1. Pengertian Reformasi
Pengertian Reformasi secara umum adalah suatu perubahan
perikehidupan lama dengan tatanan perikehidupan baru yang secara hukum
menuju ke arah perbaikan. Istilah Reformasi secara etimologis berasal dari kata
“reformation” dengan akar kata “reform”.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) pengertian Reformasi
adalah perubahan secara drastis untuk perbaikan (bidang sosial, politik, atau
agama) dl suatu masyarakat atau negara.
Menurut Wikipedia Pengertian Reformasi secara umum berarti perubahan
terhadap suatu sistem yang telah ada pada suatu masa.

3
2. Tujuan Reformasi
Gerakan reformasi secara umum memiliki tujuan untuk memperbarui
tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam bidang
ekonomi, politik, hukum, dan sosial agar sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan
UUD 1945.
Sedangakan jika diartikan secara lebih spesifik tujuan reformasi dapat
dikaitakn dengan beberapa bidang dan memiliki tujuan yang berbeda pula.
Berikut adalah tujuan reformasi secara khusus
Reformasi ekonomi bertujuan meningkatkan tercapainya masyarakat.
Reformasi hukum bertujuan tercapainya keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Reformasi politik bertujuan tercapainya demokratisasi. Reformasi sosial
bertujuan terwujudkan integrasi bangsa Indonesia.
3. Faktor Pendorong Reformasi
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya gerakan
reformasi yakni :
a. Bidang Hukum
b. Bidang Politik
c. Bidang Sosial
d. Bidang Ekonomi

4. Latar Belakang Reformasi


Krisis finansial Asia yang menyebabkan ekonomi Indonesia melemah dan
semakin besarnya ketidak puasan masyarakat Indonesia terhadap pemerintahan
pimpinan Soeharto saat itu menyebabkan terjadinya demonstrasi besar-besaran
yang dilakukan berbagai organ aksi mahasiswa di berbagai wilayah
Indonesia.Pemerintahan Soeharto semakin disorot setelah Tragedi Trisakti pada
12 Mei 1998 yang kemudian memicu Kerusuhan Mei 1998 sehari setelahnya.
Gerakan mahasiswa pun meluas hampir diseluruh Indonesia. Di bawah tekanan

4
yang besar dari dalam maupun luar negeri, Soeharto akhirnya memilih untuk
mengundurkan diri dari jabatannya.
B. B.J HABIBIE

Pelantikan Presiden B.J. Habibie pada tanggal 21 Mei 1998


Habibie mewarisi kondisi keadaan negara kacau balau pasca pengunduran
diri Soeharto pada masa orde baru, sehingga menimbulkan maraknya kerusuhan
dan disintegerasi hampir seluruh wilayah Indonesia. Segera setelah memperoleh
kekuasaan Presiden Habibie segera membentuk sebuah kabinet. Salah satu tugas
pentingnya adalah kembali mendapatkan dukungan dari Dana Moneter
Internasional dan komunitas negara-negara donor untuk program pemulihan
ekonomi. Dia juga membebaskan para tahanan politik dan mengurangi kontrol
pada kebebasan berpendapat dan kegiatan organisasi.
1. Keadaan Politik
Pada era pemerintahannya yang singkat ia berhasil memberikan landasan
kukuh bagi Indonesia, pada eranya dilahirkan UU Anti Monopoli atau UU
Persaingan Sehat, perubahan UU Partai Politik dan yang paling penting adalah
UU otonomi daerah. Melalui penerapan UU otonomi daerah inilah gejolak
disintegrasi yang diwarisi sejak era Orde Baru berhasil diredam dan akhirnya
dituntaskan di era presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tanpa adanya UU
otonomi daerah bisa dipastikan Indonesia akan mengalami nasib sama seperti

5
Uni Soviet dan Yugoslavia. Langkah-langkah yang dilakukan BJ Habibie di
bidang politik adalah:
 Memberi kebebasan pada rakyat untuk menyalurkan aspirasinya sehingga
banyak bermunculan partai-partai politik baru yakni sebanyak 48 partai
politik
 Membebaskan narapidana politik (napol) seperti Sri Bintang Pamungkas
(mantan anggota DPR yang masuk penjara karena mengkritik Presiden
Soeharto) dan Muchtar Pakpahan (pemimpin buruh yang dijatuhi hukuman
karena dituduh memicu kerusuhan di Medan tahun 1994)
 Mencabut larangan berdirinya serikat-serikat buruh independen
 Membentuk tiga undang-undang yang demokratis yaitu :
 UU No. 2 tahun 1999 tentang Partai Politik
 UU No. 3 tahun 1999 tentang Pemilu
 UU No. 4 tahun 1999 tentang Susunan Kedudukan DPR/MPR
 Menetapkan 12 Ketetapan MPR dan ada 4 ketetapan yang mencerminkan
jawaban dari tuntutan reformasi yaitu :
 Tap MPR No. VIII/MPR/1998, tentang pencabutan Tap No. IV/MPR/1983
tentang Referendum
 Tap MPR No. XVIII/MPR/1998, tentang pencabutan Tap MPR No.
II/MPR/1978 tentang Pancasila sebagai asas tunggal
 Tap MPR No. XII/MPR/1998, tentang pencabutan Tap MPR No.
V/MPR/1978 tentang Presiden mendapat mandat dari MPR untuk memiliki
hak-hak dan Kebijakan di luar batas perundang-undangan
 Tap MPR No. XIII/MPR/1998, tentang Pembatasan masa jabatan Presiden
dan Wakil Presiden maksimal hanya dua kali periode.
 12 Ketetapan MPR antara lain :

6
 Tap MPR No. X/MPR/1998, tentang pokok-pokok reformasi pembangunan
dalam rangka penyelematan dan normalisasi kehidupan nasional sebagai
haluan negara
 Tap MPR No. XI/MPR/1998, tentang penyelenggaraan negara yang bersih
dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme
 Tap MPR No. XIII/MPR/1998, tentang pembatasan masa jabatan presiden
dan wakil presiden Republik Indonesia
 Tap MPR No. XV/MPR/1998, tentang penyelenggaraan Otonomi daerah
 Tap MPR No. XVI/MPR/1998, tentang politik ekonomi dalam rangka
demokrasi ekonomi
 Tap MPR No. XVII/MPR/1998, tentang Hak Asasi Manusia (HAM)
 Tap MPR No. VII/MPR/1998, tentang perubahan dan tambahan atas Tap
MPR No. I/MPR/1998 tentang peraturan tata tertib MPR
 Tap MPR No. XIV/MPR/1998, tentang Pemilihan Umum
 Tap MPR No. III/V/MPR/1998, tentang referendum
 Tap MPR No. IX/MPR/1998, tentang GBHN
 Tap MPR No. XII/MPR/1998, tentang pemberian tugas dan wewenang
khusus kepada Presiden/mandataris MPR dalam rangka menyukseskan dan
pengamanan pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila
 Tap MPR No. XVIII/MPR/1998, tentang pencabutan Pedoman Penghayatan
dan Pengamalan Pancasila (P4)
2. Keadaan Ekonomi
Di bidang ekonomi, ia berhasil memotong nilai tukar rupiah terhadap
dollar masih berkisar antara Rp 10.000 – Rp 15.000. Namun pada akhir
pemerintahannya, terutama setelah pertanggungjawabannya ditolak MPR, nilai
tukar rupiah meroket naik pada level Rp 6500 per dolar AS nilai yang tidak
akan pernah dicapai lagi di era pemerintahan selanjutnya. Selain itu, ia juga
memulai menerapkan independensi Bank Indonesia agar lebih fokus mengurusi

7
perekonomian. Untuk menyelesaikan krisis moneter dan perbaikan ekonomi
Indonesia, BJ Habibie melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
 Melakukan restrukturisasi dan rekapitulasi perbankan melalui pembentukan
BPPN dan unit Pengelola Aset Negara
 Melikuidasi beberapa bank yang bermasalah
 Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dolar hingga di bawah Rp. 10.000,00
 Membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian masalah utang luar negeri
 Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang disyaratkan IMF
 Mengesahkan UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan
Persaingan yang Tidak Sehat
 Mengesahkan UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
3. Keadaan Sosial Budaya
Presiden B.J. Habibie adalah presiden pertama di era reformasi. Dalam
periode awal menjabat sebagai presiden, beliau sendiri masih dianggap sebagai
bagian rezim orde baru dan kepanjangan dari tangan Soeharto. Maklum, B.J.
Habibie merupakan salah satu orang yang paling dekat dan di percaya oleh
Soeharto. Setelah pasca orde baru, B.J. Habibie mewarisi kondisi kacau balau
pasca pengunduran diri Soeharto termasuk keadaan ekonomi Indonesia yang
mengalami keterpurukan. Otomatis menyebabkan kesejahteraan rakyat semakin
menurun. Sejak krisis moneter yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun
1997, perusahaan-perusahaan swasta mengalami kerugaian yang tidak sedikit,
bahkan pihak perusahaan mengalami kesulitan memenuhi kewajibannya untuk
membayar gaji dan upah pekerjanya.
Keadaan seperti ini menjadi masalah yang cukup berat. Karena, disatu sisi
perusahaan mengalami kerugian yang cukup besar dan disisi lain para pekerja
menuntut kenaikan gaji. Tuntutan para pekerja untuk menaikkan gaji sangat
sulit dipenuhi oleh pihak perusahaan, akhirnya banyak perusahaan yang
mengambil tindakan untuk mengurangi tenaga kerja dan terjadilah PHK.

8
Kondisi perekonomian pun semakin memburuk. Karena, pada akhir tahun 1997
persediaan sembilan bahan pokok sembako di pasaran mulai menipis. Hal ini
menyebabkan harga-harga barang naik tidak terkendali.
4. Kebijakan dan Dampak nya
Pada masa pemerintahan B.J. Habibie merupakan masa yang tersingkat
bila dibandingkan dengan presiden Indonesia sebelumya, namun pada masa
pemerintahan B.J Habibie ada banyak kebijakan yang dikeluarkan pada era
pemerintahannya. Inilah yang menjadi tolak ukur dimana Habibie memberikan
dampak yang besar bagi perubahan di Indonesia.
Adapun permasalahan yang dikeluarkan B.J Habibie pada masanya
seperti penguatan nilai tukar rupiah dari Rp.17.000 menjadi Rp.6.000. Searah
dengan pemikirannya untuk keluar dari krisis ekonomi dan mewujudkan
perekonomian yang sehat, langkah pertama yang dilakukan Habibie ialah
melakukan pemisahan Bank Indonesia BI dari campur tangan Pemerintah. Hal
ini tidak pernah dilakukan sebelumnya. Ia menghendaki kemandirian BI dan
tidak menghendaki presiden, menteri, atau siapapun ikut campur dalam urusan
Bank Indonesia. Habibie juga terpacu untuk melakukan penataan ulang
mengenai utang swasta domestik dan utang luar negeri serta mempecepat
rekapitalisasi perbankan. Standard and Poor’s Corporation menyatakan bahwa
upaya-upaya yang ditempuh Pemerintah Indonesia dan didukung IMF itu telah
dapat memulihkan disiplin moneter, menstabilkan nilai tukar rupiah, dan
menurunkan inflasi dari 70% pada tahun 1998 menjadi 25% pada maret 1999.
Selain mengatasi krisis ekonomi Habibie juga melakukan reposisi dan
pencabutan dwifungsi ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia)
sekaligus menghapus bisnis-bisnis militer atau biasa disebut sebagai agenda
reformasi TNI yang merupakan tuntutan masyarakat dalam melaksanakan
reformasi. Pada reposisi ABRI dimana kedudukannya dipisah antara Kepolisian
RI yang mana bertugas untuk keamanan dan ketertiban masyakat sedangkan

9
TNI bertugas hanya pada pertahanan negara yang dilaksanakan pada 1 April
1999.
Penghapusan dwinfungsi ABRI dilaksanakan setelah reformasi, peran
ABRI di DPR mulai dikurangi secara bertahap yaitu dari 75 menjadi 38 orang.
Seperti yang telah dinyatakan Jendral TNI Wiranto bahwa secara bertahap akan
mundur dari area politik dan memusatkan perhatian pada pertahanan negara.
Anggota yang masih menduduki jabatan birokrasi diperintahkan untuk memilih
yaitu kembali kesatuan ABRI, atau pensiun dari militer untuk berkarir di sipil.
Dari hal tersebut, keanggotaan ABRI dalam DPR/DPD makin berkurang dan
akhirnya ditiadakan.
Disamping itu bisnis-bisnis militerpun juga ikut dihapuskan. Bisnis-bisnis
militer yang dicabut pada waktu itu seperti, Yayasan Darma Putra Kostrad,
Yamabri, Inkopau, Inkopad, Bank Bahari, Inkopol, bahkan sampai pedesaan
bisnis militer di koperasi dicabut seperti Puskud, dsb.
Dalam rangka mengatasi krisis ekonomi Presiden B.J. Habibie melihat
adanya masalah yang sangat mengganjal yang menjatuhkan kredibilitas
Indonesia di mata international, termasuk melakukan negosiasi dengan lembaga
ekonomi internasional yang mengaitkan dengan masalah HAM (hak asasi
manusia). Hal itu berkaitan dengan masalah Timor-Timur. Isu pelanggaran
HAM di Timor-Timur terus diangkat oleh PBB oleh negara-negara anti
Indonesia.
Indonesia mengambil langkah dalam mengatasi krisis tesebut, kemudian
B.J. Habibie mencari penyelesaian mengenai masalah Timor-Timur. Presiden
B.J. Habibie memberikan kebebasan kepada rakyat Timor-Timur untuk
menentukan nasibnya sendiri, apakah akan bergabung dengan Indonesia atau
memisahkan diri dari Indonesia.
Pada tanggal 30 Agustus 1999 merupakan hari bagi rakyat Timor-Timur
untuk memberikan suara dalam jajak pendapat untuk menentukan akan
bergabung dengan Indonesia ataukah melepaskan diri. Hasil jajak pendapat

10
diumumkan pada 4 September 1999 di Dili dan New York, dari hasil tersebut
diketahui bahwa 78,2% memilh merdeka dan 21,8% memilih tetap bergabung
dengan Indonesia.
Sehubungan dengan hasil jajak pendapat yang menghendaki Timor-Timur
merdeka, pemerintah Indonesia menyatakan menghormati pilihan tersebut.
Selanjutnya kebijakan yang dikeluarkan ialah undang-undang politik sebagai
dasar penyelenggaraan pemilu. Untuk melaksanakan Pemilu 1999, lebih dahulu
dipersiapkan sejumlah undang-undang sebagai landasan baru proses pemilu.
Undang-undang tersebut antara lain memunculkan ratusan partai-partai politik
sebagai wujud demokrasi. Setelah diseleksi dengan persyaratan ketat, jumlah
partai politik yang awalnya ratusan tinggal 48 partai.
Banyak kalangan baik dari dalam maupun luar negeri menilai bahwa
Pemilu 1999 merupakan pemilu paling demokratis pertama setelah tahun 1995.
KPU (Komisi Pemilihan Umum) sebagai penyelenggara pemilu diisi wakil-
wakil semua partai politik dan diketuai oleh Rudini. Bahkan ketika KPU belum
berhasil mengumumkan hasil pemilu, Habibie mengambil alih dan
mengumumkan hasil pemilu. Ia menandatangani suara pemenang pemilu
sebagai kepala negara.
5. Faktor Berakhirnya Pemerintahan
Menurut pihak oposisi, salah satu kesalahan terbesar yang ia lakukan saat
menjabat sebagai Presiden ialah memperbolehkan diadakannya referendum
provinsi Timor Timur (sekarang Timor Leste). Ia mengajukan hal yang cukup
menggemparkan publik saat itu, yaitu mengadakan jajak pendapat bagi warga
Timor Timur untuk memilih merdeka atau masih tetap menjadi bagian dari
Indonesia. Pada masa kepresidenannya, Timor Timur lepas dari Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan menjadi negara terpisah yang berdaulat pada
tanggal 30 Agustus 1999.
Kasus inilah yang mendorong pihak oposisi yang tidak puas dengan latar
belakang Habibie semakin giat menjatuhkannya. Upaya ini akhirnya berhasil

11
saat Sidang Umum 1999, ia memutuskan untuk tidak mencalonkan diri lagi
setelah laporan pertanggungjawabannya ditolak oleh MPR.
C. K.H. Abdurrahman Wahid

Dr.(H.C.) K. H. Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur


(lahir di Jombang, Jawa Timur, 7 September 1940 – meninggal di Jakarta, 30
Desember 2009 pada umur 69 tahun) adalah tokoh Muslim Indonesia dan
pemimpin politik yang menjadi Presiden Indonesia yang keempat dari tahun 1999
hingga 2001. Ia menggantikan Presiden B.J. Habibie setelah dipilih oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat hasil Pemilu 1999. Penyelenggaraan pemerintahannya
dibantu oleh Kabinet Persatuan Nasional. Masa kepresidenan Abdurrahman Wahid
dimulai pada 20 Oktober 1999 dan berakhir pada Sidang Istimewa MPR pada
tahun 2001. Tepat 23 Juli 2001, kepemimpinannya digantikan oleh Megawati
Soekarnoputri setelah mandatnya dicabut oleh MPR. Abdurrahman Wahid adalah
mantan ketua Tanfidziyah (badan eksekutif) Nahdlatul Ulama dan pendiri Partai
Kebangkitan Bangsa (PKB).
1. Keadaan Politik
Pemerintahan Presiden Gus Dur mengelurkan beberapa kebijakan politik,
beberapa di antarnya adalah:
 Departemen Penerangan dibubarkan, dianggap mengganggu kebebasan pers.
 Departemen Sosial dibubarkan, dianggap sebagai sarang korupsi.
 Menyetujui penggantian nama Irian Jaya menjadi Papua pada akhir
Desember 1999.

12
 Masyarakat etnis Tionghoa diperbolehkan untuk beribadah dan merayakan
tahun baru imlek.
 Diumumkannya nama-nama menteri Kabinet Persatuan Nasional yang
terlibat KKN.
 Pencabutan peraturan mengenai larangan terhadap PKI dan penyebaran
Marxisme dan Leninisme.
 Membekukan MPR dan DPR.
2. Keadaan Ekonomi
Rangkuman keadaan sistem ekonomi Indonesia pada masa pemerintahan
Presiden Abdurahman Wahid memiliki karakteristik sebagai berikut:
 Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kondisi perekonomian Indonesia
mulai mengarah pada perbaikan, di antaranya pertumbuhan PDB yang mulai
positif, laju inflasi dan tingkat suku bunga yang rendah, sehingga kondisi
moneter dalam negeri juga sudah mulai stabil.
 Hubungan pemerintah dibawah pimpinan Abdurahman Wahid dengan IMF
juga kurang baik, yang dikarenakan masalah, seperti Amandemen UU No.23
tahun 1999 mengenai bank Indonesia, penerapan otonomi daerah (kebebasan
daerah untuk pinjam uang dari luar negeri) dan revisi APBN 2001 yang terus
tertunda.
 Politik dan sosial yang tidak stabil semakin parah yang membuat investor
asing menjadi enggan untuk menanamkan modal di Indonesia.
 Makin rumitnya persoalan ekonomi ditandai lagi dengan pergerakan Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) yang cenderung negatif, bahkan merosot
hingga 300 poin, dikarenakan lebih banyaknya kegiatan penjualan daripada
kegiatan pembelian dalam perdagangan saham di dalam negeri.
3. Keadaan Sosial & Budaya
Untuk mengatasi masalah disintegrasi dan konflik antarumat beragama, Gus
Dur memberikan kebebasan dalam kehidupan bermasyarakat dan beragama.

13
Hak itu dibuktikan dengan adanya beberapa keputusan presiden yang
dikeluarkan, yaitu :
 Keputusan Presiden No. 6 tahun 2000 mengenai Pemulihan Hak Sipil
Penganut Agama Konghucu. Etnis Cina yang selama Orde Baru dibatasi,
maka dengan adanya Keppres No. 6 dapat memiliki kebebasan dalam
menganut agama maupun menggelar budayanya secara terbuka seperti
misalnya pertunjukan Barongsai.
 Menetapkan Tahun Baru Cina (IMLEK) sebagai hari besar agama, sehingga
menjadi hari libur nasional.
 Disamping pembaharuan-pembaharuan di atas, Gus Dur juga mengeluarkan
berbagai kebijakan yang dinilai Kontroversial dengan MPR dan DPR, yang
dianggap berjalan sendiri, tanpa mau menaati aturan ketatanegaraan,
melainkan diselesaikan sendiri berdasarkan pendapat kerabat dekatnya,
bukan menurut aturan konstitusi negara.
Kebijakan-kebijakan yang menimbulkan kontroversial dari berbagai kalangan
yaitu :
 Pencopotan Kapolri Jenderal Polisi Roesmanhadi yang dianggap Orde Baru.
 Pencopotan Kapuspen Hankam Mayjen TNI Sudradjat, yang
dilatarbelakangi oleh adanya pernyataan bahwa Presiden bukan merupakan
Panglima Tinggi.
 Pencopotan Wiranto sebagai Menkopolkam, yang dilatarbelakangi oleh
hubungan yang tidak harmonis dengan Gus Dur.
 Mengeluarkan pengumuman tentang menteri Kabinet Pembangunan
Nasional yang terlibat KKN sehingga mempengaruhi kinerja kabinet
menjadi merosot.
 Gus Dur menyetujui nama Irian Jaya berubah menjadi Papua dan
mengizinkan pengibaran bendera Bintang Kejora.

14
4. Kebijakan dan Dampak nya
1. Bidang Politik
a. Membubarkan Departemen Penerangan dan Departemen Sosial
Sosok yang baru menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia
selama satu bulan ini langsung mencoba merombak tatanan pemerintahan.
Perombakan itu dilakukan dengan membubarkan dua departemen besar yaitu
Departemen Penerangan dan Departemen Sosial. Padahal kedua departemen
itu sudah berdiri sejak pemerintahan Presiden Soeharto dan Presiden
Habibie.
Pembubaran kedua departemen itu tentunya dilakukan dengan sebuah
alasan yang tak kalah kontroversial pula. Ia menginginkan peran negara yang
dikurangi sebaliknya malah mendorong masyarakat untuk memiliki andil
yang lebih besar dalam membenahi bangsa. Bahkan saat menyampaikan soal
pembubaran dua departemen ujung tombak pada masa orde baru tersebut di
hadapan DPR, Gus Dur malah menyampaikan bahwa DPR tidak berbeda
dengan taman kanak-kanak. Jelas saja akibat hal ini Gus Dur menuai banyak
kecaman.
b. Berkunjung ke Soeharto
Pasca lengsernya penguasa Orde Baru yaitu Presiden Soeharto pada
tahun 1998, Gus Dur malah berkunjung ke kediaman Keluarga Cendana.
Padahal pada saat itu Soeharto dan keluarga sedang santer disoroti oleh
publik. Tapi sebagai seorang presiden baru Gus Dur malah
menyambanginya. Anehnya lagi justru Gus Dur lah yang pertama kali
menggagas bawa Soeharto harus diadili dan hartanya disita, kemudian
dimaafkan.
c. Usul penghapusan TAP MPR tentang PKI
Usul penghapusan TAP MPR ini juga yang termasuk paling
kontroversial dan membuka luka lama bagi bangsa Indonesia. Usul
pencabutan TAP MPRS No. XXV/1966 mengenai pelarangan Partai

15
Komunis Indonesia (PKI) dan pelarangan penyebaran ajaran
Marxisme/Leninisme serta komunisme di Indonesia. Tentu saja usulan ini
ditolak oleh seluruh fraksi MPR. Tidak hanya MPR yang menolak bahkan
aksi protes juga dilakukan oleh para barisan muda Islam di beberapa penjuru
Indonesia.
d. Memecat dua menteri dengan dugaan korupsi
Di bulan April tahun 2000, Gus Dur memecat Jusuf Kalla yang
merupakan seorang Menteri Negara Perindustrian dan Laksamana Sukardi
yang tidak lain adalah seorang Menteri Negara BUMN. Pemecatan kedua
menteri tersebut bukanlah tanpa alasan. Alasan Gus Dur adalah karena kedua
menteri tersebut terlibat kasus korupsi walaupun tidak ada cukup bukti untuk
hal itu. Tidak lama kemudian Hamzah Haz yang merupakan Menteri
Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan
Republik Indonesia mengundurkan diri karena menolak hubungan kedekatan
antara Gus Dur dengan Israel.
e. Mengubah keformalan Istana Kepresidenan
Seperti yang diketahui bahwa Istana Kepresidenan memang sarat akan
suasana yang formal bahkan sakral. Namun di kepemimpinan Gus
Dur, mindset tersebut berubah. Gus Dur sering menerima tamu yang datang
dari berbagai kalangan. Padahal gak semua orang bisa masuk Istana. Selain
itu, ia pernah muncul di teras Istana dengan hanya menggunakan kaos dan
celana pendek sambil melambai ke para pewarta. Selain itu, Gus Dur juga
sering kedatangan tamu hingga larut malam. Tentu saja hal-hal tersebut
mengubah pandangan masyarakat tentang Istana.
f. Ancam membubarkan parlemen
Satu lagi kebijakan Gus Dur yang paling kontroversial sepanjang
sejarah. Beliau mengeluarkan ancaman untuk membubarkan parlemen di
akhir masa jabatannya. Beliau mengancam akan mengeluarkan dekrit yang
berisi :

16
 Membubarkan MPR/DPR,
 Menyelamatkan reformasi dari hambatan Orde Baru dan membekukan
Partai Golkar.
 Dekrit tersebut tidak mendapat dukungan sehingga pada tanggal 23 Juli
2001, MPR resmi memberhentikan Gus Dur dari jabatannya sebagai
presiden dan digantikan oleh Megawati Soekarno Putri.
2. Bidang Sosial Budaya
a) Pengembalian kedaulatan ke tangan rakyat dan mempercepat
penyelenggaraan pemilu dalam tempo satu tahun

5. Faktor Penyebab Berakhirnya Pemerintahan


Puncak jatuhnya Gus dur dari kursi kepresidenan ditandai oleh adanya
Skandal Brunei Gate dan Bulog Gate yang menyebabkan ia terlibat dalam kasus
korupsi, maka pada tanggal 1 Februari 2006 DPR-RI mengeluarkan
memorandum yang pertama sedangkan memorandum yang kedua dikeluarkan
pada tanggal 30 Aril 2001. Gus Dur menanggapi memorandum tersebut dengan
mengeluarkan maklumat atau yang biasa disebut Dekrit Presiden yang berisi
antara lain :
 Membekukan MPR / DPR-RI
 Mengembalikan kedaulatan di tangan rakyat dan mengambil tindakan serta
menyusun badan yang diperlukan untuk pemilu dalam waktu satu tahun.
 Membubarkan Partai Golkar karena dianggap warisan orde baru
Dalam kenyataan, Dekrit tersebut tidk dapat dilaksanakan karena dianggap
bertentangan dengan konstitusi dan tidak memiliki kekuaran hokum, maka
MPR segera mengadakan Sidang Istimewa pada tanggal 23 Juli 2001 dan
Megawati Soekarnoputri terpilih sebagai Presiden RI menggantikan Gus Dur
berdasarkan Tap MPR No. 3 tahun 2001 dengan wakilnya Hamzah Haz.

17
D. Megawati Soekarno Putri

Dr.(H.C.) Hj. Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri atau


umumnya lebih dikenal sebagai Megawati Soekarnoputri atau biasa disapa dengan
panggilan "Mbak Mega" (lahir di Yogyakarta, 23 Januari 1947; umur 72 tahun)
adalah Presiden Indonesia yang kelima yang menjabat sejak 23 Juli 2001 sampai
20 Oktober 2004. Ia merupakan presiden wanita Indonesia pertama dan puteri dari
presiden Indonesia pertama, Soekarno, yang kemudian mengikuti jejak ayahnya
menjadi Presiden Indonesia. Pada 20 September 2004, ia kalah suara dari Susilo
Bambang Yudhoyono dalam Pemilu Presiden 2004 putaran yang kedua.
Ia menjadi presiden setelah MPR mengadakan Sidang Istimewa MPR pada
tahun 2001. Sidang Istimewa MPR ini diadakan dalam menanggapi langkah
Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang membekukan lembaga MPR/DPR
dan Partai Golkar. Ia dilantik pada 23 Juli 2001. Sebelumnya dari tahun 1999–
2001, ia menjabat Wakil Presiden pada pemerintahan Presiden Abdurrahman
Wahid (Gus Dur).
1. Keadaan Politik
Mengadakan pemilu yang bersifat demokratis yang dilaksanakan tahun
2004 dan melalui dua periode yaitu :
 Periode pertama untuk memilih anggota legislatif secara langsung.

18
 Periode kedua untuk memilih presiden dan wakil presiden secara langsung.
Pemilu tahun 2004 merupakan pemilu pertama yang dilaksanakan secara
langsung artinya rakyat langsung memilih pilihannya.
Pemerintahan Megawati berakhir setelah hasil pemilu 2004 menempatkan
pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla sebagai pemenang. Hal
ini merupakan babak baru pemerintahan di Indonesia dimana Presiden dan
Wakil Presiden terpilih dipilih langsung oleh rakyat.
Pada masa pemerintahan Megawati, ada satu kejadian yaitu Pengeboman
Hotel JW Marriot yang menewaskan 3 orang. Menurut Anggota Komisi I DPR
Yuddy Chrisnandi, ada kemungkinan 3 motif dari pengeboman ini : Motif
pertama adalah gerakan laten teroris yang memang sudah direncanakan sejak
lama. Hanya saja pelaku mencari momentum yang tepat sehingga luput dari
deteksi intelijen.
Bisa saja terkait dengan gerakan perorangan atau kelompok baru yang
tidak puas dengan situasi politik pasca Pilpres. Politisi muda Partai Golkar ini
menduga pelaku lapangan dalam kasus bom Marriot dan Ritz Carlton ini cukup
profesional karena berhasil menembus sistem keamanan yang ketat di kedua
hotel tersebut.
Kemungkinan motif ketiga dari aksi pengeboman di kedua tempat
strategis di Jakarta ini karena ada permainan agen asing untuk menciptakan
kekacauan di Indonesia dengan tujuan membuat ketergantungan baru
pemerintah kepada pihak asing.

2. Keadaan Ekonomi
Untuk mengatasi masalah ekonomi yang tidak stabil, ada beberapa
kebijakan yang dikeluarkan Megawati yaitu : Untuk mengatasi utang luar
negeri sebesar 150,80 milyar US$ yang merupakan warisan Orde baru,
dikeluarkan kebijakan yang berupa penundaan pembayaran utang sebesar US$

19
5,8 milyar, sehingga hutang luar negeri dapat berkurang US$ 34,66 milyar.
Untuk mengatasi krisis moneter, Megawati berhasil menaikkan pendapatan per
kapita sebesar US$ 930. Kurs mata uang rupiah dapat diturunkan menjadi Rp
8.500,00.
Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menekan nilai inflasi,
dikeluarkan kebijakan yang berupa privatisasi terhadap BUMN dengan
melakukan penjualan saham Indosat sehingga hutang luar negeri dapat
berkurang. Memperbaiki kinerja ekspor, sehingga ekspor di Indonesia dapat
ditingkatkan. Untuk mengatasi korupsi, dibentuk Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK).
3. Keadaan Sosial Budaya
Pada masa pemerintahan Megawati Soekarno Putri, ia dihadapi dengan
permasalahan konflik yang ada di Aceh. Alhasil, banyak gedung sekolah yang
terbakar akibat konflik tersebut. Departemen Pendidikan Nasional telah
merekrut guru baru sejumlah 4110 orang dengan penempatan di Aceh dan
menyiapkan sekitar 3000 guru aktif dari daerah lain untuk mengajar di daerah
konflik seluruh Aceh. Ada sekitar 506 bangunan sekolah di seluruh NAD yang
terbakar, atau 10% dari total bangunan sekolah di seluruh NAD yang terbakar
akibat konflik. Rehabilitasi fisik sekolah baru dimulai awal 2004 dan
diperkirakan membutuhkan waktu satu tahun serta dana lebih dari Rp. 300
miliar untuk menyelesaikannya.
Pada saat Indonesia dipimpin oleh Presiden Megawati, masyarakat
berpegang pada kebudayaan indonesia. Pada masa pemerintahan Megawati,
pemerintah mencanangkan bahwa tahun 2004 sebagai tahun budaya di Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam. Pencanangan tahun budaya itu dilakukan oleh
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, I Gede Ardika, pada tanggal 23 Februari
2004 di Gedung Prof. Dayan Dawood, Unsyiah, Banda Aceh. Momentum tahun
2004 sebagai tahun kebudayaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
merupakan suatu kesadaran untuk menggali kembali nilai-nilai budaya asli

20
daerah Aceh yang juga budaya nasional serta komitmen untuk menyelesaikan
berbagai persoalan, baik sosial politik dan kesejahteraan atau pembangunan
Aceh melalui pendekatan budaya dan adat yang diyakini dan berlaku secara
turun temurun sekaligus etentitas masyarakat Aceh.
4. Kebijakan dan Dampak nya
1. Bidang Politik
 Memulihkan keamanan dan ketertiban. Ditempuh dengan meningkatkan
kerukunan antar elemen bangsa dan menjaga persatuuan dan kesatuan.
Upaya ini tergangu karena peristiwa Bom Bali yang mengakibatkan
kepercayaan dunia Internasional berkurang.
 Menbangun tatanan politik yang baru. Diwujudkan dengan dikeluarkannya
UU tentang pemilu,susunan dan kedudukan MPR /DPR, dan pemilihan
presiden dan wakil presiden.
 Menjaga keutuhan NKRI. Setiap usaha yang mengancam keutuhan NKRI
ditindak tegas seperti kasus Aceh, Ambon, Papua dan Poso. Hal tersebuut
diberika perhatian khusus karena peritiwa lepasnya Timor Timur dari RI.
 Melanjutkan amandemen UUD 1945. Dilakukan agar lebih sesuai dengan
dinamika dan perkembangan zaman.
 Meluruskan otonomi daerah. Keluarnya UU tentang otonomi daerah
menimbulkan penafsiran yang berbeda tentang pelaksanaan. Karena itu
pelurusan dilakukan dengan pembinaan terhadap daerah – daerah.
 Berbagai kebijakan lainnya pada masa pemerintahan Presiden Megawati
Soekarnoputri
 Mendirikan Lembaga pemberantas korupsi KPK pada tahun 2003,
2. Bidang Ekonomi
 Menghentikan aktivitas pertambangan Freeport di Papua karena dianggap
melanggar aturan Internasional tentang AMDAL (dampak lingkungan).

21
Lantas anehnya kemudian aktivitas Freeport dibuka kembali di masa rezim
SBY-JK.
 Menghentikan kontrak pertambangan minyak Caltex di Blok Natuna Kepri.
kemudian kontrak Natuna disambung kembali oleh SBY-JK diberikan
kepada ExxonMobile.
 Menghentikan kontrak pertambangan Migas Caltex di Riau daratan.
Anehnya, kemudian kontrak migas Riau disambung kembali oleh SBY-JK
dan diberikan kepada Chevron.
 Melakukan privatisasi BUMN
 Megawati membawa Indonesia berhasil keluar dari IMF pada tahun 2003
yang menandakan Indonesia sudah keluar dari krisis 1998 dan Indonesia
yang lebih mandiri. Berani menghentikan hutang baru.
 Menangkap 21 pengemplang BLBI antara lain : David Nusa Wijaya,
Hendrawan, Atang Latief, Uung Bursa, Prayogo Pangestu, Syamsul
Nursalim, Hendra Rahardja, Sudwikatmono, Abdul Latief, dsb… (BLBI
dikucurkan oleh Suharto tahun 1996 sebesar 600 Trilyun).
 Mega mengeluarkan Keppres no 34 Tahun 2004 tentang penertiban bisnis
TNI. Dimana aparat TNI sering dipakai untuk memback-up ilegal logging &
kejahatan lainnya ditindak tegas dengan pemecatan ditambah kurungan
penjara.
 Mendirikan Akademi Intelijen yang pertama di Indonesia.
 Melakukan pembangunan infrastruktur yang vital setelah pembangunan
berhenti sejak 1998. Diantaranya Tol Cipularang (Cikampek-Bandung)
sekaligus dalam rangka peringatan KAA, Jembatan Surabaya Madura
(Suramadu), Tol Cikunir, Rel ganda kereta api. Dimulainya membenahi
sistem transportasi dengan Busway di Jakarta. (selanjutnya Jembatan
Suramadu rampung pembangunannya setelah Mega selesai menjabat).

22
 Untuk mengatasi krisis moneter, Megawati berhasil menaikkan pendapatan
per kapita sebesar US$ 930. Kurs mata uang rupiah dapat diturunkan
menjadi Rp 8.500

Kabinet Gotong Royong

Pada 9 Agustus 2001, Presiden Megawati Soekarnoputri mengumumkan


komposisi kabinetnya yang diberi nama Kabinet Gotong Royong. Seperti kabinet
sebelumnya, komposisi kabinet ini merupakan gabungan dari para tokoh
profesional dan para tokoh partai pendukung pemerintahan koalisi. Program kerja
kabinet tersebut diantaranya adalah sebagai berikut.
 Mewujudkan otonomi yang tangguh.
 Menyehatkan bank.
 Memantapkan fungsi dan peran TNI dan Polri.
 Mewujudkan supremasi hukum.
1. Privatisasi BUMN

23
Privatisasi adalah pengalihan aset yang sebelumnya dikuasai oleh negara
menjadi milik swasta. Pengertian ini sesuai dengan yang termaktub dalam
Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003. Adapun tujuan pelaksanaan privatisasi
sebagaimana tercantum dalam Pasal 74 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003
Tentang BUMN adalah meningkatkan kinerja dan nilai tambah perusahaan
serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam pemilikan saham Persero.
Privatisasi BUMN sudah dilakukan sejak zaman Orde Baru.
Salah satu latarbelakang privatisasi adalah kondisi perekonomian
Indonesia pasca reformasi juga tidak dikesampingkan adanya IMF, pemerintah
dipaksa menjual BUMN-BUMN yang cukup potensial di masa-masa
mendatang hanya untuk menutup defisit APBN.
Alasan dilakukan privatisasi adalah untuk membantu pertumbuhan
ekonomi Indonesia. Presiden Megawati berhasil memprivatisasi aset-aset
strategis negara seperti:
 Telkom,
 Indosat,
 PT BNI,
 PT Batu Bara Bukit
 Kimia Farma,
 Indofarma,
 Indocement Tunggal Prakarsa,
 Tambang Batubara Bukit Asam,
 Angkasa Pura II,
 Wisma Nusantara
2. Pembentukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
Dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK). Pendirian KPK ini didasari karena Megawati melihat institusi kejaksaan

24
dan kepolisian saat itu terlalu kotor, sehingga untuk menangkap koruptor dinilai
tidak mampu. ide awal pembentukan KPK sudah muncul di era Presiden BJ
Habibie yang mengeluarkan UU Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari KKN. Habibie kemudian
mengawalinya dengan membentuk berbagai komisi atau badan baru seperti
KPKPN, KPPU atau lembaga Ombudsman.
Agar lebih serius lagi dalam penanganan pemberantasan korupsi, presiden
berikutnya, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) membentuk Tim Gabungan
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (TGPTPK). Badan ini dibentuk dengan
Keppres di masa Jaksa Agung Marzuki Darusman dan dipimpin Hakim Agung
Andi Andojo. Namun, di tengah semangat menggebu-gebu untuk memberantas
korupsi dari anggota tim, melalui suatu judicial review Mahkamah Agung,
TGPTPK akhirnya dibubarkan.
KPK dipimpin oleh Pimpinan KPK yang terdiri atas lima orang, seorang
ketua merangkap anggota dan empat orang wakil ketua merangkap anggota.
Kelima pimpinan KPK tersebut merupakan pejabat negara, yang berasal dari
unsur pemerintahan dan unsur masyarakat. Pimpinan KPK memegang jabatan
selama empat tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk sekali masa jabatan.
Dalam pengambilan keputusan, pimpinan KPK bersifat kolektif kolegial.
Jajaran Pimpinan KPK yang pertama kali dibentuk yakni:
 Ketua Taufiequrachman Ruki,
 Wakil Ketua Amien Sunaryadi,
 Wakil Ketua Sjahruddin Rasul,
 Wakil Ketua Tumpak H Panggabean,
 Wakil Ketua Erry Riyana Hardjapamekas.

25
3. Kasus Pulau Sipadan dan Ligitan

Sengketa Pulau Sipadan dan Ligitan muncul pertama kali pada


perundingan mengenai batas landas kontinen antara RI dan Malaysia di Kuala
Lumpur (9-12 September 1969). Hasil Kesepakatan: kedua pihak agar menahan
diri untuk tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang menyangkut kedua pulau itu
sampai penyelesaian sengketa.
Proses penyelesaian sengketa Pulau Sipadan dan Ligitan di Mahkamah
Internasional memasuki tahap akhir, yaitu proses argumentasi lisan (“oral
hearing“), yang berlangsung dari tanggal 3-12 Juni 2002. Pada kesempatan itu,
Menlu Hassan Wirajuda selaku pemegang kuasa hukum RI, menyampaikan
argumentasi lisannya (“agent’s speech“), yang kemudian diikuti oleh presentasi
argumentasi yuridis yang disampaikan Tim Pengacara RI. Mahkamah
Internasional kemudian menyatakan bahwa keputusan akhir atas sengketa
tersebut akan ditetapkan pada Desember 2002.
Pada tanggal 17 Desember 2002, Mahkamah Internasional di Den Haag
menetapkan Pulau Sipadan dan Ligitan menjadi bagian dari wilayah kedaulatan
Kerajaan Malaysia atas dasar “efektivitas” karena Malaysia telah melakukan
upaya administrasi dan pengelolaan konservasi alam di kedua pulau tersebut.
4. Penanganan Konflik Aceh
Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang dibentuk pada tanggal 4 Desember
1976 oleh Hasan Tiro merupakan ancaman bagi persatuan bangsa. Berbagai
upaya dilakukan pemerintah Indonesia agar masalah Aceh dapat diselesaikan.

26
Setelah lengsernya Gus Dur dari kursi kepresidenan dan Megawati
Soekarnoputri menduduki kursi kepresidenan pada tahun 2001, ternyata
Megawati juga tidak bisa memperbaiki keadaan. Lalu pada tanggal 17 dan 18
Mei 2003, RI dan GAM mengadakan pertemuan di Tokyo untuk mencegah
konflik dan membahas bersama mengenai Joint Council. Karena tidak ada
pihak yang mau mengalah,maka pada tanggal 19 Mei 2003 Presiden Megawati
mencetuskan bahwa Aceh menjadi Darurat Militer. Pemerintah Indonesia
menempatkan 30.000 tentara dan 12.000 polisi di Aceh
Menjelang pemilu pada tahun 2004, Megawati menandatangani dekrit
dan merubah status Darurat Militer di Aceh menjadi Darurat Sipil pada tanggal
18 Mei 2004

5. Pemilihan Presiden 2004


Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004 merupakan pilpres secara langsung
dipilih oleh rakyat. Untuk pilpres sebelumnya presiden dipilih oleh anggota
DPR. Pilpres 2004 dilakukan setelah adanya pemilu legislative. Partai yang
boleh mencalonkan pasangan presiden dan wakil presiden adalah partai atau
gabungan dari beberapa partai yang mendapatkan perolehan suara sebanyak 3%
pada pemilu legislatif. Pilpres 2004 berlangsung dua putaran dikaranakan pada
putaran pertama tidak ada pasangan yang memperoleh perolehan suara 50%+1.
Pemilu presiden putaran kedua diadakan pada tanggal 20 September
2004. Putaran pertama diikuti oleh 5 pasangan presiden dan wakil. Adapun
hasil perolehan suara sebagai berikut.
 Wiranto- Salahuddin Wahid memperoleh 26.286.788 (22,15%) suara
 Megawati Soekarnoputri- Hasyim Muzadi memperoleh 31.569.104 (26,61%)
suara
 Amien Rais- Siswono Yudohusodo memperoleh 17.392.931 (14,66%) suara

27
 Susilo Bambang Yudhoyono- Jusuf Kalla memperoleh 39.838.184 (33,57%)
suara
 Hamzah Haz- Agum Gumelar memperoleh 3.569.861 (3,01%) suara
 Pilpres putaran kedua dilaksanakan pada tanggal 20 September 2004.
 Megawati Soekarnoputri- Hasyim Muzadi memperoleh 44.990.704 39,38%
suara
 Susilo Bambang Yudhoyono- Jusuf Kalla memperoleh 69.266.350 60,62%
suara
 Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono- Jusuf Kalla keluar sebagai
pemenang Pilpres 2004. Pelantikan presiden ke-6 dilakukan pada tanggal 20
Oktober 2004.

5. Faktor Penyebab Berakhirnya Pemerintahan


Salah satu hal yang paling mencolok dalam pemerintahan Megawati
Soekarnoputri adalah tentang maraknya privatisasi BUMN. Kebijakan
privatisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) secara umum dapat diartikan
bahwa kepemilikan BUMN oleh negara dihilangkan atau paling tidak
diminimalisir karena kepemilikan atau pengelolaan berpindah ke tangan swasta.
Kepemilikan publik berubah menjadi kepemilikan privat. Hal ini dapat
dikatakan menyimpang karena pada dasarnya BUMN adalah salah satu sarana
pemasukan kepada Negara yang harus dipertimbangkan dengan seksama.
Penyimpangan ini terjadi misalnya dalam kebijakan privatisasi PT.
Semen Gresik dan PT Indosat. Privatisasi juga banyak dikecam karena
dipandang merugikan negara triliunan rupiah akibat harga jualnya yang terlalu
murah. Keputusan pemerintah pada waktu itu untuk menjual PT. Semen Gresik
dan PT. Indosat sebagai cara cepat untuk mendapatkan dana segar guna
menutupi defisit APBN cenderung tidak menunjukkan langkah strategis ke
depan yang ingin dicapai pemerintah dalam konteks perencanaan

28
pembangunan, khususnya di sektor industri. Privatisasi tersebut juga sangat
elitis dan tidak melibatkan partisipasi masyarakat luas dalam hal kepemilikan
saham.
Banyak kalangan menilai pemerintahan Megawati gagal, walaupun
Megawati berpendapat bahwa Ia hanya meneruskan pemerintahan
Abdurrahman Wahid sehingga tidak optimal. Kegagalan itu dapat dilihat dari
aksi-aksi mahasiswa yang mengkritisi pemerintahan Megawati saat itu
menunjukkan eskalasi. Protes mahasiswa menyangkut prakti KKN yang
diindikasikan semakin marak, privatisasi BUMN yang semakin intensif,
penanganan BLBI yang terkesan kian longgar, serta harga-harga barang yang
terus membumbung.
Hal ini juga terkait dengan kebijakan pemerintah yang menaikan harga
BBM dan kemudian disusul kenaikan TDL dan telepon sehingga kehidupan,
khususnya kaum bawah menjadi susah. Selain itu, kegagalan dapat pula terlihat
dengan menurunnya suara PDI-P pada pemilu 2004 dan kegagalan Megawati
untuk terpilih menjadi presiden pada periode berikutnya. Hal ini adalah indikasi
kepercayaan rakyat yang menurun dengan melihat penyelenggaraan
pemerintahan sebelumnya.

E. Susilo Bambang Yudhoyono


Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono I (2004-2009)

29
Jenderal (HOR.) TNI (Purn.) Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono GCB
AC (lahir di Tremas, Arjosari, Pacitan, Jawa Timur, Indonesia, 9 September 1949;
umur 69 tahun) adalah Presiden Indonesia ke-6 yang menjabat sejak 20 Oktober
2004 hingga 20 Oktober 2014.Ia adalah Presiden pertama di Indonesia yang dipilih
melalui jalur pemilu. Ia, bersama Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla, terpilih
dalam Pemilu Presiden 2004.
Partai Demokrat (PD) terutama didirikan sebagai kendaraan politik
Yudhoyono untuk menjadi presiden Indonesia. Partai ini mengkampanyekan
demokrasi, pluralisme dan profesionalisasi tentara (Yudhoyono sendiri pensiunan
jenderal TNI). Tetapi politik bukan sesuatu yang baru untuk Yudhoyono yang
menjadi kepala staf untuk urusan sosial-politik Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia (ABRI) pada tahun 1997. Di posisi ini Yudhoyono menunjukkan sikap
reformis ketika ia mempresentasikan 'Paradigma Baru' yang menyerukan
diakhirinya keterlibatan langsung TNI dalam bidang politik (melalui penarikan
bertahap dari parlemen nasional dan regional) dan menyerukan pemisahan antara
tentara dan polisi (pemisahan ini akhirnya diputuskan pada masa kepresidenan
Habibie dan berlaku efektif selama pemerintahan Wahid).
Yudhoyono kemudian menjadi Menteri Pertambangan dan Energi selama
masa Presiden Wahid dan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan
selama masa Presiden Megawati. Dalam kedua kasus, keretakan hubungan dengan
presiden menyebabkan ia diberhentikan dengan segera. Namun, dia tetap
menikmati popularitas di kalangan masyarakat Indonesia karena ide-ide
reformisnya, mediasi suksesnya di sejumlah konflik kekerasan daerah, dan catatan
hidupnya yang bersih korupsi (korupsi sebenarnya merupakan elemen penting
dalam kampanyenya sebelum pemilihan).
Sejak awal harapan untuk masa kepresidenannya yang sangat tinggi.
Yudhoyono, yang dianggap sebagai karakter yang kuat dan seimbang, memasuki
Istana Presiden dengan cita-cita reformis ambisius seperti menghancurkan korupsi
dan terorisme, penguatan demokrasi dan hak asasi manusia, dan mendorong

30
percepatan pertumbuhan ekonomi. Tentunya ambisinya - secara realistis - terlalu
tinggi sebab Indonesia adalah negara yang sulit untuk direformasi dalam jangka
waktu beberapa tahun. Birokrasi yang lambat dan tidak efisien, kekuatan-kekuatan
yang saling berlawanan dalam masyarakat dan korupsi yang terus menyebar luas
(terutama di daerah) membuatnya susah untuk menerapkan kebijakan secara
efektif. Seperti yang dijanjikan selama periode kampanye, sekitar separoh dari
menteri kabinet Yudhoyono terdiri dari profesional non-partisan (teknokrat),
terutama pada posisi yang menyangkut ekonomi, dalam rangka mendorong
profesionalisasi.

1. Keadaan Politik
Masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono SBY telah
berhasil mengubah cirta Indonesia dan menarik investasi asing dengan
menjalin berbagai kerjasama dengan banyak Negara pada masa
pemerintahanya, antara lain Jepang. Perubahan-perubahan global pun
dijadikanya sebagai peluang. Politik luar negeri Indonesia di masa SBY
diumpamakan dengan istilah “mengarungi lautan gelombang”, bahkan
“menjembatani dua karang”,. Hal tersebut dapat dilihat dengan berbagai
inisiatif Indonesia untuk menjembatani pihak-pihak yang sedang bermasalah.

31
Ciri politik luar negeri Indonesia pada masa pemerintahan SBY, yaitu sebagai
berikut:
Terbentuknya kemitraan-kemitraan strategis dengan Negara-negara lain
(Jepang, China, india, dan lain-lain). Terdapat kemampuan beradaptasi
Indonesia terhadap perubahan-perubahan domestic dan perubahan-perubahan
yang terjadi diluar negeri (internasional). Bersifat pragmatis kreatif dan
oportunis, artinya Indonesia mencoba menjalani hubungan dengan siapa saja
(baik Negara, organisasi internasional, ataupun perusahaan multinasional) yang
bersedia membantu Indonesia dan menguntungkan pihak Indonesia.
Konsep TRUST, yaitu membangun kepercayaan terhadap dunia
internasional. Prinsip- prinsip dalam konsep TRUST adalah unity, harmony,
security, leadership, and prosperity. Prinsip-prinsip dalam konsep inilah yang
menjadi sasaran politik luar negeri Indonesia pada tahun 2008 dan selanjutnya.
Setelah memperhatikan kebijakan luar negeri, SBY juga menempuh kebijakan
dalam negeri yang relative berhasil. Beberapa kebijakan dalam negeri yang
pernah diambil oleh SBY adalah sebagai berikut:
 Menentukan program ekonomi makro daripada program peningkatan
esporsecara spesifik
 Resep perbaikan iklim investasi pembangunan infrastruktur massal untuk
menciptakan lapangan kerja baru.
 Melanjutnya pertumbuhan ekonomi pada masa pemerintahan Megawati.
 Indeks harga saham gabungan (IHSG) membumbung ke rekor 861.318 Kurs
antara Rp 8.900,- sampai Rp 9.150,-/US Dollar
 Mengandalkan pembangunan infrastruktur massal untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi serta mengundang investor asing dengan gaji
memperbaiki iklim investasi.

32
2. Keadaan Ekonomi
Sejak krisis yang dialami bangsa pada tahun 1998, kondisi perekonomian
masyarakat Indonesia belum pulih. Upaya pengentasan kemiskinan yang juga
pernah dicanangkan oleh presiden sebelumnya masih belum terlaksana
sepenuhnya. Kondisi ini diperparah dengan terjadinya sejumlah bencana alam
terutama tragedi tsunami di Aceh yang merenggut banyak korban dengan
kerugian material yang sangat besar. Presiden SBY bersama Kabinet Indonesia
Bersatu segera mengambil langkah-langkah penanggulangan pasca bencana.
Salah satunya adalah dengan menetapkan Keputusan Presiden Nomor 30 Tahun
2005 mengenai Rencana Induk Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan
Kehidupan Masyarakat Aceh dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatra Utara.
Selain itu dibentuk pula Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan
Kehidupan Masyarakat Aceh dan Nias (Yudhoyono, 2013).
Pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, upaya
untuk pengentasan kemiskinan direalisasikan melalui peningkatan anggaran di
sektor pertanian termasuk upaya untuk swasembada pangan. Anggaran untuk
sektor ini yang semula hanya sebesar 3,6 triliun rupiah ditingkatkan menjadi
10,1 triliun rupiah. Untuk mendukung perbaikan di sektor pertanian,
pemerintah menyediakan pupuk murah bagi petani.
Selain berupaya memperkuat ketahanan pangan, pemerintahan Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono juga berupaya memperbaiki sektor pendidikan
dengan cara meningkatkan anggaran pendidikan yang semula berjumlah 21,49
triliun pada tahun 2004 menjadi 50 triliun pada tahun 2007. Seiring dengan itu,
program bantuan operasional sekolah atau BOS juga ditingkatkan. Perbaikan di
sektor pendidikan ini berhasil menurunkan persentase tingkat putus sekolah dari
4,25% pada tahun 2005 menjadi 1,5% pada tahun 2006. Selain upaya untuk
memperbaiki kelangsungan pendidikan para peserta didik, pemerintah juga
meningkatkan tunjangan kesejahteraan tenaga pendidik.

33
Kemudian, salah satu kebijakan pada pemerintah SBY adalah mengurangi
subsidi dengan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Untuk
mengurangi beban masyarakat, pemerintah mengeluarkan kebijakan bantuan
langsung tunau atau BLT kepada rakyat miskin
Pertumbuhan Ekonomi 2004-2009 (Turun)
Berdasarkan janji kampanye dan usaha untuk merealisasikan
kesejahteraan rakyat, pemerintah SBY-JK selama 4 tahun belum mampu
memenuhi target janjinya yakni pertumbuhan ekonomi rata-rata di atas 6.6%.
Sampai tahun 2008, pemerintah SBY-JK hanya mampu meningkatkan
pertumbuhan rata-rata 5.9% padahal harga barang dan jasa (inflasi) naik di atas
10.3%. Ini menandakan secara ekonomi makro, pemerintah gagal
mensejahterakan rakyat. Tidak ada prestasi yang patut diiklankan oleh
Demokrat di bidang ekonomi.
Tingkat Inflasi 2004-2009 (Naik)
Inflasi adalah kemerosotan nilai uang yang beredar sehingga
menyebabkan naiknya harga barang-barang. Semakin tinggi tingkat inflasi,
maka harga barang dan jasa akan semakin mahal. Semakin mahal harga barang
dan jasa, berarti semakin sulit masyarakat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Secara alami, setiap tahun inflasi akan naik. Namun, pemerintah akan dikatakan
berhasil secara makro ekonomi jika tingkat inflasi dibawah angka pertumbuhan
ekonomi. Dan faktanya adalah inflasi selama 4 tahun 2 kali lebih besar dari
pertumbuhan ekonomi.
Jumlah Penduduk Miskin
Salah tujuan utama pendirian negara Republik Indonesia adalah
menciptakan kesejahteraan rakyat yang tercatup dalam UUD 1945. Fenomena
kemiskinan merupakan hal yang tidak bisa dihindar meskipun di negara semaju
Amerika, Jepang, Jerman dan Korea. Yang menjadi tolak ukur adalah seberapa
besar rasio penduduk miskin di suatu negara dan seberapa banyak angka
kemiskinan yang mengancam harkat dan martabat manusia yang seutuhnya.

34
Turunkah Harga Kebutuhan Pokok Secara Absolut Seperti diiklan Partai
Demokrat?
Dalam iklannya, Partai Demokrat sengaja mengambil kurun waktu
tertentu dalam menampilkan penurunan harga barang seperti hanya melihat
frekuensi penurunan BBM, perbedaan harga minyak goreng saat ini dan
seterusnya. Sekarang saya hanya ingin menunjukkan perbedaan harga
kebutuhan pokok sebelum dan setelah kinerja SBY yang terus didukung oleh
Parta Demokrat dalam iklannya.
Standar Penduduk Miskin Rp 6000 per hari = Standar Pemiskinan Rakyat
Selama pemerintah masih menggunakan standar penduduk miskin adalah
penduduk yang berpenghasilan Rp 6000 (masih dibawah 1 USD) per hari jauh
dibawah 2 USD yang distandarkan oleh Bank Dunia, maka masyarakat
Indonesia akan sulit bebas dari penjara kemiskinan. Pemerintah secara tidak
langsung memiskinkan masyarakat dengan angka standar kehidupan yang
masih rendah, disisi lain harga barang dan jasa terus naik.
Disparitas Miskin dan Kaya
Ada lebih 35 juta penduduk Indonesia yang tidak mampu
mengeluarkan 6000 rupiah per hari untuk memenuhi pangan, sandang dan
papannya. Hal ini sangatlah kontras dengan penghasilan yang diterima oleh
para pejabat kita. Hal ini pun menjadi sangat tidak manusiawi, jika kita masih
memiliki sifat boros dan menghambur-hamburkan uang dari orang tua kita atau
penghasilan kita hanya untuk bersenang-senang, disisi lain masih ada 35 juta
orang yang sulit memenuhi kebutuhan premiernya.
3. Keadaan Sosial Budaya
Presiden SBY berhasil meredam berbagai konflik seperti konflik di
Ambon, Sampit, dan juga di Aceh. Di pemerintahan, SBY juga telah membuat
undang-undang mengenai pornografi dan pornoaksi. Namun usaha ini tidak
disertai dengan penegakan hukum yang baik sehingga tidak terealisasi. Meski
konflik di beberapa daerah telah redam, tetapi muncul kembali beberapa konflik

35
lagi di berbagai daerah, seperti di Makassar. Dalam hal pelestarian budaya, di
masa pemerintahan SBY mengalami kemundurannya. Terutama dengan
banyaknya warisan budaya asli Indonesia yang diklaim oleh pemerintah negara
lain. warisan budaya yang diklaim oleh pemerintah negara lain diantaranya
sebagai berikut:
 Klaim Batik Jawa Oleh Adidas
 Klaim Angklung oleh Pemerintah Malaysia
 Klaim Gamelan oleh Pemerintah Malaysia
 Badik Tumbuk Lada oleh Pemerintah Malaysia
 Naskah Kuno dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
 Naskah Kuno dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
 Naskah Kuno dari Sulawesi Selatan oleh Pemerintah Malaysia
 Naskah Kuno dari Sulawesi Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
 Rendang dari Sumatera Barat oleh Oknum WN Malaysia
 Namun di masa ini, terdapat keberhasilan dengan pengakuan dari UNESCO
bahwa batik Indonesia adalah warisan budaya Indonesia.
4. Kebijakan dan Dampak nya
Peningkatan pengungkapan perkara tampak meningkat, terutama pada
empat jenis kejahatan, yaitu kejahatan konvensional, trans-nasional, kejahatan
kekayaan negara, dan kejahatan berimplikasi kontinjensi (contingency).
Berkaitan dengan pemberantasan narkoba, telah dilaksanakan berbagai program
pencegahan, penegakan hukum, rehabilitasi dan lainnya.
Dalam hal pemberantasan pembalakan hutan (illegal logging) dan
pencurian ikan (illegal fishing), telah diupayakan peningkatan kemampuan
aparatur melalui berbagai pelatihan dan operasi, serta revisi terhadap peraturan-
peraturan.
Peningkatan keamanan ditempuh melalui pengembangan intelijen dan
peningkatan kualitas dan kuantitas Polri. Penanggulangan terorisme telah

36
membuahkan pengalaman berharga,sekaligus kesiapan seluruh potensi bangsa
untuk menghadapinya.Pemantapan koordinasi pencegahan dan penanggulangan
gerakan terorisme terus dilakukan, baik di dalam negeri, maupun bekerjasama
dengan Negara lain.
Dalam rangka meningkatkan pertahanan negara, terus dilakukan
pengembangan sistem dan strategi pertahanan, pengembangan personel dan
materiil TNI, serta pengembangan industri pertahanan. Kerjasama militer pun
terus dijalankan, apakah itu bersifat kerjasama dua negara, maupun kerjasama
regional dan internasional.
Mewujudkan Indonesia yang Adil dan Demokratis
Dalam agenda kedua “mewujudkan indonesia yang adil dan demokratis”
terdapat lima sasaran, yaitu:
 Meningkatnya keadilan dan penegakan hukum;
 Keadilan gender bagi perempuan;
 Meningkatnya pelayanan kepada masyarakat dengan otonomi daerah
dan tata kepemerintahan daerah yang baik;
 Meningkatnya pelayanan birokrasi dan
 Terlaksananya pemilihan umum tahun 2009 secara demokratis,jujur, dan
adil.
Pelaksanaan agenda kedua ini dapat dilihat pada berbagai bidang. Dalam
bidang politik hasilnya adalah:
 Telah Dilaksanakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Secara Langsung.
 Pelaksanaan Proses Konsolidasi Demokrasi Terus Berjalan.
 Penyelesaian Masalah Komunikasi Dan Informasi Terus Berlangsung,Yang
Mencakup Soal Kebebasan Pers Dan Peningkatan Akses/Informasi Oleh
Masyarakat.
Bidang hukum dan penyelenggaraan negara, hasilnya adalah:

37
 Pemberantasan korupsi terus dilaksanakan. Penegakan hukum telah
menunjukkan kemajuan. Salah satu bukti kemajuan itu adalah terdapat
sejumlah pejabat negara yang bersalah telah dijatuhi hukuman penjara.
 Untuk mempercepat pemberantasan korupsi di lingkungan aparat penegak
hukum, telah dibentuk Komisi Pengawasan Kejaksaan.Komisi ini antara lain
bertugas mengurus kesejahteraan para jaksa,serta mengawasi
kinerja mereka.
Bidang reformasi birokrasi dan otonomi daerah, hasil-hasilnya sebagai berikut:
 Reformasi birokrasi terus dilaksanakan, antara lain melalui penyusunan
peraturan perundang-undangan; peningkatan kinerja pelayanan publik;
penyelenggaraan pilot projectpenerapan model Island of Integritysebagai
bagian dari upaya penerapan prinsip-prinsip Good Public Government; dan
persiapan pemberdayaan aparat pengawasan.
 Di bidang otonomi daerah, terus dilakukan penataan peraturan perundang-
undangan yang terkait dengan pelaksanaan otonomi daerah,
penyusunan grand strategy, dan penerapan Standar Pelayanan Minimal
(SPM).
 Evaluasi terhadap pelaksanaan Pilkada langsung dilakukan tanpa henti,
untuk mendukung perbaikan pelaksanaan Pilkada pada tahun berikutnya.
 Peningkatan kerjasama antardaerah juga terus diupayakan. Hasilnya adalah
terbentuknya forum-forum kerjasama antar Pemerintah Daerah dan
terlaksananya pelayanan satu atap untuk perizinan investasi dan pelayanan
publik dasar.
 Pengurangan kesenjangan pembangunan perkotaan dan pedesaan terus
diupayakan melalui berbagai pembinaan, fasilitasi, pemberdayaan usaha
kecil dan menengah, serta penataan kebijakan.
 Pengembangan daerah tertinggal, antara lain dilakukan melalui peningkatan
sarana dan prasarana transportasi, peningkatan pelayanan, bantuan teknis

38
dan percepatan pembangunan. Peningkatan perhatian secara komprehensif
dan terpadu terus diarahkan kepada wilayah
Adapun program yang di rencanakan yaitu ;
 Menurunnya jumlah penduduk miskin
 Berkurangnya kesenjangan antar wilayah
 Meningkatnya kualitas manusia indonesia
 Membaiknya mutu lingkungan hidup, dan
 Membaiknya infrastruktur.
Program dan kegiatan yang telah dijalankan di bidang lingkungan antara lain:
 Penyelesaian beberapa peraturan perundang-undangan mengenai sumber
daya air.
 Penanggulangan banjir dan kekeringan dikerjakan tanpa henti, dengan
membangun prasarana pengendali banjir di daerah padat penduduk,
rehabilitasi waduk dan bangunan penampung air lainnya.
 Penyediaan air baku juga terus ditangani, melalui pembangunan sumur bor,
saluran air, bendungan dan embung, serta rehabilitasi terhadap jaringan
irigasi dan rawa-rawa.
Di bidang infrastruktur transportasi, program dan kegiatan yang dilakukan,
antara lain:
 Pemeliharaan rutin, pembangunan, serta peningkatan jalan antarkota.
 Pembangunan dan rehabilitasi rel kereta api (KA) juga terus diupayakan.
Dilakukan pula penambahan pengadaan kereta listrik (KRL) dan kereta
diesel (KRD).
 Di bidang transportasi air, pembangunan dermaga yang disertai dengan
sarana dan prasarananya terus dikerjakan.
 Kemajuan di bidang transportasi udara, dapat dilihat dari terus meningkatnya
jumlah perusahaan yang beroperasi, jumlah armada dan jumlah penumpang.

39
Berkaitan dengan infrastruktur energi, kegiatan yang dilaksanakan, antara lain
adalah:
 Meningkatkan efisiensi pemakaian energi, rehabilitasi dan pembangunan
infrastruktur energi, pengurangan subsidi, pengurangan impor bahan bakar
minyak (BBM) dan peningkatan penggunaan energi non-BBM.
 Selesainya pembangunan pembangkit tenaga listrik telah membantu
kesinambungan penyediaan tenaga listrik di beberapa wilayah.
di bidang pembangunan perumahan dan pemukiman, hasil yang dicapai antara
lain adalah:
 Penataan dan revitalisasi kawasanperkotaan.
 Subsidi kredit pemilikan rumah.
 Pembangunan rumah susun sewa sederhana.
 Penyediaan sarana dan prasarana pemukiman dan lainnya.
 Penurunan jumlah kawasan yang tidak mendapat akses air minum,
pembangunan dan rehabilitasi sarana dan prasarana air limbah,
pembangunan drainase dan lainnya.
 Berikutnya di bidang pendidikan, telah dicapai beberapa hal, yaitu:
 Peningkatan akses dan pemerataan pelayanan pendidikan.
 Peningkatan mutu, peningkatan manajemen pelayanan pendidikan.
 Peningkatan BOS (Bantuan Operasional Sekolah) yang diarahkan untuk
penuntasan program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun,
meningkatkan lama rata-rata sekolah, angka partisipasi kasar (APK), dan
angka partisipasi sekolah (APS) pada semua kelompok umur anak-anak usia
sekolah.
Pada bidang kesehatan, kegiatan diprioritaskan pada peningkatan akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, pengurangan gizi
buruk, polio, dan pemberantasan penyakit menular seperti flu burung, dan
polio.

40
Lantas di bidang pengelolaan pinjaman luar negeri, terus
diupayakan monitoring dan evaluasi melalui beberapa Peraturan Pemerintah,
serta beberapa peraturan menteri. Rasio stok utang juga terus menurun dan
diperkirakan mencapai 41%-42% pada akhir tahun 2006.
5. Faktor Penyebab Berakhirnya Pemerintahan
Masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono belum berakhir sebab
dia berhasil memenangkan kembali Pemilu 2009 namun dengan Wakil yang
berbeda, yaitu Boediono

Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono II (2009-2014)

Ia berhasil melanjutkan pemerintahannya untuk periode kedua dengan


kembali memenangkan Pemilu Presiden 2009, kali ini bersama Wakil Presiden
Boediono. Sejak era reformasi dimulai, Susilo Bambang Yudhoyono merupakan
Presiden Indonesia pertama yang menyelesaikan masa kepresidenan selama 5
tahun dan berhasil terpilih kembali untuk periode kedua.
1. Keadaan Politik
Pada tanggal 22 Oktober 2009, berlangsung pelantikan Kabinet Indonesia
Bersatu II. Kabinet ini adalah koalisi antara PD, Golkar dan empat partai Islam
PKS, PAN, PKB dan PPP. Selain menunjuk menteri dari enam mitra koalisi
tersebut, Presiden Yudhoyono juga menempatkan beberapa profesional (tokoh-
tokoh non-partisan atau teknokrat) pada posisi-posisi kementerian kunci seperti

41
kementerian dalam negeri, luar negeri, keuangan, perdagangan, pendidikan
nasional, dan kesehatan. Hanya dua mantan jenderal TNI saja yang ditunjuk
sebagai menteri dalam kabinet ini.
Kendati kinerja makroekonomi kuat, dukungan rakyat untuk Yudhoyono
mulai terkikis. Yudhoyono tidak memenuhi harapan mengenai pemberantasan
korupsi, yang pernah menjadi slogan kampanye penting dari partainya. kasus
korupsi tingkat tinggi yang melibatkan pejabat-pejabat pemerintahan menjadi
berita utama secara rutin. Lebih parah lagi, PD sendiri jadi sangat terlibat dalam
skandal korupsi ketika beberapa anggotanya, termasuk Bendahara Partai
Demokrat Muhammad Nazaruddin, dituduh dan diadili untuk kasus korupsi
Southeast Asian Games 2011. Diduga dalam even olahraga ini, uang suap telah
dibayar sehubungan dengan pembangunan perkampungan atlet.
Kemudian, Ketua PD Anas Urbaningrum ditangkap dan dijatuhi hukuman
delapan tahun penjara karena menerima suap terkait dengan pembangunan
kompleks olahraga Hambalang di Jawa Barat. Skandal ini - semakin mendekat
pada Yudhoyono - sangat merusakkan popularitas Yudhoyono maupun
partainya.
Tiga menteri pemerintahan Yudhoyono juga ditangkap dan dijatuhi
hukuman penjara. Mereka adalah Andi Mallarangeng (Menteri Olahraga dan
Pemuda), Jero Wacik (Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral) dan
Suryadharma Ali (Menteri Agama). Selain itu, diperkirakan bahwa sekitar 300
pejabat pemerintah daerah diselidiki karena kasus korupsi selama periode kedua
Yudhoyono, yang mengindikasikan luasnya korupsi di kalangan pemerintahan
dan kegagalan Yudhoyono untuk memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme.
2. Keadaan Ekonomi
Pada pemerintahan SBY kebijakan yang dilakukan adalah mengurangi
subsidi Negara Indonesia, atau menaikkan harga Bahan Bahan Minyak (BBM),
kebijakan bantuan langsung tunai kepada rakyat miskin akan tetapi bantuan
tersebut diberhentikan sampai pada tangan rakyat atau masyarakat yang

42
membutuhkan, kebijakan menyalurkan bantuan dana BOS kepada sarana
pendidikan yang ada di Negara Indonesia. Akan tetapi pada pemerintahan
Susilo Bambang Yudhoyono dalam perekonomian Indonesia terdapat masalah
dalam kasus Bank Century yang sampai saat ini belum terselesaikan bahkan
sampai mengeluarkan biaya 93 miliar untuk menyelesaikan kasus Bank Century
ini.
Kondisi perekonomian pada masa pemerintahan SBY mengalami
perkembangan yang sangat baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh
pesat di tahun 2010 seiring pemulihan ekonomi dunia pasca krisis global yang
terjadi sepanjang 2008 hingga 2009.
Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia
dapat mencapai 5,5-6 persen pada 2010 dan meningkat menjadi 6-6,5 persen
pada 2011. Dengan demikian prospek ekonomi Indonesia akan lebih baik dari
perkiraan semula.
Sementara itu, pemulihan ekonomi global berdampak positif terhadap
perkembangan sektor eksternal perekonomian Indonesia. Kinerja ekspor
nonmigas Indonesia yang pada triwulan IV-2009 mencatat pertumbuhan cukup
tinggi yakni mencapai sekitar 17 persen dan masih berlanjut pada Januari 2010.
Salah satu penyebab utama kesuksesan perekonomian Indonesia adalah
efektifnya kebijakan pemerintah yang berfokus pada disiplin fiskal yang tinggi
dan pengurangan utang Negara.Perkembangan yang terjadi dalam lima tahun
terakhir membawa perubahan yang signifikan terhadap persepsi dunia
mengenai Indonesia. Namun masalah-masalah besar lain masih tetap ada.
Pertama, pertumbuhan makroekonomi yang pesat belum menyentuh seluruh
lapisan masyarakat secara menyeluruh. Walaupun Jakarta identik dengan
vitalitas ekonominya yang tinggi dan kota-kota besar lain di Indonesia memiliki
pertumbuhan ekonomi yang pesat, masih banyak warga Indonesia yang hidup
di bawah garis kemiskinan.

43
Pada periode ini, pemerintah khususnya melalui Bank Indonesia
menetapkan empat kebijakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
nasional negara yaitu :
 BI rate
 Nilai tukar
 Operasi moneter
 Kebijakan makroprudensial untuk pengelolaan likuiditas dan
makroprudensial lalu lintas modal.
Dengan kebijakan-kebijakan ekonomi diatas, diharapkan pemerintah
dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara yang akan berpengaruh pula
pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Hampir tujuh tahun sudah ekonomi Indonesia di tangan kepemimpinan
Presiden SBY dan selama itu pula perekonomian Indonesia boleh dibilang
tengah berada pada masa keemasannya. Beberapa pengamat ekonomi bahkan
berpendapat kekuatan ekonomi Indonesia sekarang pantas disejajarkan dengan
4 raksasa kekuatan baru perekonomian dunia yang terkenal dengan nama BIRC
(Brazil, Rusia, India, dan China).
Krisis global yang terjadi pada tahun 2008 semakin membuktikan
ketangguhan perekonomian Indonesia. Di saat negara-negara superpower
seperti Amerika Serikat dan Jepang berjatuhan, Indonesia justru mampu
mencetak pertumbuhan yang positif sebesar 4,5% pada tahun 2009.
Gemilangnya fondasi perekonomian Indonesia direspon dunia
internasional dengan menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara pilihan
tempat berinvestasi. Dua efeknya yang sangat terasa adalah Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) mencapai rekor tertingginya sepanjang sejarah
dengan berhasil menembus angka 3.800. Bahkan banyak pengamat yang
meramalkan sampai akhir tahun ini IHSG akan mampu menembus level 4000.

44
Indonesia saat ini menjadi ekonomi nomor 17 terbesar di dunia. “Tujuan
kami adalah untuk menduduki 10 besar. Kami sangat optimistis karena IMF
pun memprediksi ekonomi Indonesia akan mengalahkan Australia dalam waktu
kurang dari satu dekade ke depan,” tutur SBY dalam sebuah acara.
Banyak sekali masalah masalah penting di jaman pemerintah jilid I dan II
yang hilang begitu saja tanpa tau akhir inti dan akar kemana permasalahan itu
berawal . Pemerintaan Indonesia Jilid I maupun jilid II bagaimanapun
kebijakan,menteri dan lain sebagainya kita sebagai masyarakat hanya
mengharapkan pemerintah dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara
yang akan berpengaruh pula pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat
Indonesia yang saat ini masih tidak ada perkembangannya.
Jumlah Penduduk Miskin dan Tingkat Kemiskinan (2004-2013)
Jumlah penduduk miskin terus diturunkan. Dalam tahun 2013, jumlah
penduduk miskin berhasil diturunkan menjadi 28,1 juta (11,4 persen), lebih
rendah dari tahun 2004 yang masih berjumlah 36,1 juta (16,7 persen). Upaya
untuk menurunkan tingkat kemiskinan dalam 10 tahun terakhir dihadapkan
tantangan yang berat. Gejolak moneter di dalam negeri dan meningkatnya harga
minyak mentah dunia pada tahun 2005 telah mengakibatkan tekanan pada
perekonomian. Langkah stabilisasi dan perlindungan bagi penduduk miskin
mampu menurunkan kembali jumlah penduduk miskin. Selanjutnya melalui
penyempurnaan sistem perlindungan sosial ke dalam Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri, Program Keluarga Harapan
(PKH), subsidi beras untuk masyarakat miskin (Raskin), penyediaan dana
Bantuan Siswa Miskin (BSM), program Askeskin/Jamkesmas, dan program
kompensasi dan bersifat sementara, jumlah penduduk miskin dapat diturunkan
meskipun perekonomian mengalami perlambatan oleh krisis keuangan dan
resesi global pada tahun 2008/09.
Pengangguran 2005 – 2010

45
Sementara, pada masa SBY-Boediono berjanji dalam kampanye Pilpres
2009 akan membuat pengangguran turun 5-6 % dengan cara meningkatkan
peluang lapangan pekerjaan dan peningkatan penyaluran modal usaha. Menurut
BPS menunjukkan, tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada Februari
2012 mencapai 6,32% atau 7,61 juta orang. Jumlah ini turun 6% dari Februari
2012 sebesar 8,12 juta orang. Angka persentase pengangguran 6,32% pada
6,8%. Angka pengangguran diperhitungkan terus menurun, yakni: Februari
2011 mencapai 8,12 juta; Agustus 2011 mencapai 7,7 juta; Februari 2012
mencapai 7,61 juta Pada Februari 2012 jumlah angkatan kerja di Indonesia
mencapai 120,4 juta orang, bertambah sekitar 3 juta orang dibanding angkatan
kerja Agustus 2011 sebesar 117,4 juta orang atau bertambah sebesar 1 juta
orang dibanding Februari 2011. Dari angkatan kerja tersebut, jumlah penduduk
bekerja di Indonesia pada Februari 2012 mencapai 112,8 juta orang, bertambah
sekitar 3,1 juta orang dibanding keadaan pada Agustus 2011 sebesar 109,7 juta
orang atau bertambah 1,5 juta orang dibanding keadaan Februari 2011. Selama
setahun terakhir (Februari 2011―Februari 2012), jumlah penduduk bekerja
mengalami kenaikan, terutama di Sektor Perdagangan sekitar 780 ribu orang
atau 3,36% serta sektor keuangan sebesar 720 ribu orang atau 34,95%.
Perkembangan Laju Inflasi Tahun 2004-2011
Berdasarkan data statistik yang di peroleh dari BPS di Indonesia bahwa
perkembangan laju inflasi mulai dari tahun 2004 sampai dengan tahun
2011, pada tahun 2004 IHK meningkat menjadi 792,09 persen dari tahun
sebelumnya yaitu sebesar 5,1 persen (629,90). Hal ini disebabkan oleh naiknya
inflasi pada tahun 2004 dengan angka 6,4 persen. Pada akhir tahun 2004
tepatnya tanggal 26 Desember 2004, terjadi musibah gempa bumi dan tsunami
yang melanda Aceh dan sebagian Sumatera. Sehingga ini merupakan musibah
yang dialami oleh bangsa Indonesia karena kerusakan yang ditimbulkan amat
parah oleh bencana tersebut.

46
Dampak dari bencana tersebut sangat berperpengaruh
terhadap meningkatnya laju inflasi hingga berlanjut pada tahun 2005, yang
kemudian menimbulkan kebijakan menaikkan harga BBM 1 Oktober 2005, dan
sebelumnya Maret 2005, yang ternyata berimbas pada situasi perekonomian
tahun-tahun berikutnya. Pemerintahan SBY-JK memang harus menaikkan
harga BBM dalam menghadapi tekanan APBN yang makin berat karena
lonjakan harga minyak dunia. Kenaikan harga BBM tersebut telah mendorong
tingkat inflasi Oktober 2005 mencapai 8,7% (MoM) yang merupakan puncak
tingkat inflasi bulanan selama tahun 2005 dan akhirnya ditutup dengan angka
17,1% per Desember 30, 2005 (YoY). Penyumbang inflasi terbesar adalah
kenaikan biaya transportasi lebih 40% dan harga bahan makanan 18%.Core
inflation pun naik menjadi 9,4%, yang menunjukkan kebijakan Bank Indonesia
(BI) sebagai pemegang otoritas moneter menjadi tidak sepenuhnya efektif.
Inflasi yang mencapai dua digit ini jauh melampaui angka target inflasi
APBNP II tahun 2005 sebesar 8,6%. Inflasi sampai bulan Februari 2006 (YoY)
masih amat tinggi 17,92%, bandingkan dengan Februari 2005 (YoY) 7,15%
atau Februari 2004 (YoY) yang hanya 4,6%. Efek inflasi tahun 2005 cukup
berpengaruh terhadap tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), yang
menjadi referensi suku bunga simpanan di dunia perbankan.
Harga Bahan Bakar Minyak 2005 – 2013
Pada tahun 2006 laju inflasi menjadi 6,60 persen. Sama halnya pada
tahun 2006. Pada tahun 2007 laju inflasi masih stagnan di posisi 6,59 persen,
ini membuktikan pada saat itu perekonomian indonesia dalam kondisi stabil.
Pada tahun 2008 kondisi ekonomi global mengalami goncang krisis, yang
berawal ketika Amerika serikat gagal mengelola usaha properti, sehingga
berdampak terhadap laju inflasi dalam negeri yang meningkat mencapai 11,06
persen.
Pada tahun 2009 kondisi perekonomian dunia dan khususnya Indonesia
mulai menunjukkan perbaikan dengan menurunnya laju inflasi ke 2,78 persen

47
dan pada tahun 2010 kembali terjadi krisis ekonomi di eropa dan berpengaruh
pada perekonomian global, kondisi ini sangat berdampak terhadap Negara-
Negara berkembang salah satunya Indonesia yang sangat bergantung pada
lembaga bank dunia dan IMF. Pada saat itu menunjukkan laju inflasi Indonesia
sebesar 6,78. Pada tahun 2011 indonesia berhasil mengantisipati krisis ekonomi
yang terjadi di dunia dengan kondisi ekonomi yang stabil laju inflasi pada tahun
2011 sebesar 3,78.
Perkembangan Kurs Rp/USD di Indonesia tahun 2004-2011
Salah satu paramater perekonomian adalah kestabilan nilai tukar rupiah
terhadap sejumlah mata uang dunia. Selain inflasi, Nilai tukar (kurs) juga
memiliki peran yang penting dalam perubahan neraca pembayaran indonesia
Meskipun pada tahun 2007 nilai tukar Rupiah terhadap USD cukup besar
namun karena perekonomian yang berangsur membaik mampu menguatkan
kembali nilai tukar, yaitu sebesar Rp 9.466/USD, dan pada tahun – tahun
selanjutnya hingga tahun 2011 nilai tukar rupiah terhadap USD cenderung
stabil yaitu dikisaran Rp 9.065/USD hingga Rp 9.879/USD.
Berfluktuasinya nilai tukar dari tahun 2004 – 2011 dipengaruhi oleh
banyak faktor, mulai dari demand – supply di pasar valuta asing, tingkat suku
bunga, pendapatan rill hingga kebijakan pemerintah yang memiliki tujuan
tertentu dalam mendevaluasi maupun merevaluasi nilai tukar.
3. Keadaan Sosial Budaya
Presiden SBY berhasil meredam berbagai konflik di Ambon, Sampit dan
juga di Aceh. Pada masa pemerintahan ini, kehidupan masyarakat mulai
menuju kepada kehidupan individualis yang mengutamakan kepentingan
individu. Hal ini dapat dilihat dengan kurangnya sosialisasi antarwarga di
perkotaan. Arus urbanisasi juga semakin marak. Namun pemerintah tidak lagi
mencanangkan transmigrasi.
Di pemerintahan SBY juga telah dibuat undang-undang mengenai
pornografi dan pornoaksi. Namun usaha ini tidak disertai dengan penegakan

48
hukum yang baik sehingga tidak terealisasi. Meski konflik di beberapa daerah
telah diredam, namun kembali muncul berbagai konflik lagi seperti di
Makassar. Bahkan baru-baru ini terjadi tawuran antar-SMA di Jakarta yang
membawa korban para pejuang jurnalistik.
Kelebihan bidang sosial :
 Presiden SBY berhasil meredam berbagai konflik di Ambon, Sampit dan
juga di Aceh
 Dalam pemerintahan SBY juga telah dibuat undang-undang mengenai
pornografi dan pornoaksi
 SBY menunjukkan usaha secara signifikan penanggulangan bencana baik
melalui aspek hukum nasional maupun aspek diplomasi dengan dunia
internasional
 Dalam hal pelestarian budaya, di masa pemerintahan SBY terlihat jelas
kemundurannya. Terutama dengan banyaknya warisan budaya asli Indonesia
yang diklaim oleh pemerintah negara lain.
Kelebihan bidang budaya :
Mendapatkan pengakuan dari UNESCO bahwa batik Indonesia adalah warisan
budaya Indonesia
4. Kebijakan dan Dampak nya
1. Bidang Ekonomi
a. Penghematan Listrik
Bulan Juli 2008, pemerintah meminta semua pihak untuk
melakukan penghematan energi. Kebijakan ini dinilai cukup berhasil
dalam mendorong kesadaran masyakat akan pentingnya menghemat
energi. Namun di pihak lain, banyak yang menilai kebijakan ini hanya
retorika belaka.
b. Outsourcing Perburuhan

49
Desakan buruh untuk menghapus praktik outsourcing
perburuhan,tidak digubris pemerintahan SBY. Malah, dikeluarkan Surat
Keputusan Bersama (SKB) 4 menteri pada tanggal 24 Oktober 2008 yang
menyatakan, bahwa kenaikan upah tidak boleh melebihi pertumbuhan
ekonomi nasional (artinya kenaikan upah minimum tahun 2009 dan 2010
tidak boleh naik lebih dari 6%).
c. Privatisasi BUMN
Privatisasi BUMN merupakan kebijakan dari pemerintahan lama
sesuai kesepakatan negara donor (IMF) dengan Indonesia dan diteruskan
oleh pemerintahan SBY. Namun transparansi dalam proses privatisasi
masih menjadi persoalan utama.
d. Konversi Minyak Tanah Ke Gas
Kebijakan konversi minyak tanah ke elpiji pada 2006 memang
bertujuan baik, yaitu mengurangi subsidi minyak tanah yang nilainya
sekitar Rp 30 triliun. Namun dalam pelaksanaannya terlihat kurang
matang, sehingga menimbulkan masalah di masyarakat. Diantaranya,
masalah distribusi dan ketidaksiapan masyarakat menggunakan energi gas
e. Bantuan Langsung Tunai (BLT)
Lantaran harga minyak dilepas sesuai harga pasar, maka ketika harga
minyak tinggi, pemerintah mengeluarkan kebijakan menaikkan harga
BBM alias menurunkan subsidi BBM. Dana hasil penurunan subsidi itu
kemudian di substitusi dengan cara pembagian BLT. Tapi menurut
INFID (International NGO Forum on Indonesian Development),
pemerintahan SBY telah melakukan kebohongan publik dengan
menyatakan bahwa sumber pembiayaan BLT bukan berasal dari utang.
Padahal temuan INFID mengungkapkan, dana BLT didapat dari utang
World Bank dan Bank Pembangunan Asia (ADB).

50
2. Bidang Sosial Budaya
a) Penyelesaian Lumpur Lapindo
Pemerintah menyatakan kasus Lumpur Lapindo menjadi bencana
nasional. Keputusan ini jelas merugikan keuangan negara, karena dengan
status bencana nasional, maka negara harus turut tanggung renteng (ganti
bersama) dengan grup Bakrie, perusahaan yang dianggap paling
bertanggung jawab.
b) Pendidikan (Ujian Nasional)
Pemerintahan SBY mengambil alih ‘kekuasan’ sekolah untuk
menentukan kelulusan siswa dengan mengadakan Ujian Nasional (UN).
UN dianggap hanya mematok kemampuan siswa berdasarkan nilai-nilai
akademik semata.
3. Bidang Politik
a) Pemberantasan Korupsi
Pemerintah memang terlihat melakukan berbagai upaya untuk
memberantas korupsi, namun menurut laporan Indonesia Corruption
Watch (ICW), praktik korupsi masih terus menjamur, dan pemberantasan
korupsi berkesan tebang pilih.
5. Faktor Penyebab Berakhirnya Pemerintahan
Masa kekuasaan SBY berakhir pada Oktober 2014. Kekuasaan tersebut
berakhir dikarenakan masa jabatannya yang telah terlaksanakan selama 2
periode. Periode pertam yaitu pada tahun 2004-2009 dan periode kedua 2009-
2014. Sesuai dengan Pasal 7 UUD 1945 berbunyi “bahwa presiden dan wakil
presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih
kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan”. Dan
tidak diperbolekan lagi menjabat sebagai presiden setelah itu.

51
F. Joko Widodo

Ir. H. Joko Widodo atau Jokowi adalah Presiden ke-7 Indonesia yang mulai
menjabat sejak 20 Oktober 2014. Ia terpilih bersama Wakil Presiden Muhammad
Jusuf Kalla dalam Pemilu Presiden 2014.

1. Keadaan Politik
Pada masa awal pemerintahan, Presiden Jokowi bertekad menjadikan
Indonesia negara maju, kompetitif, dan memiliki mentalitas baru. Visi ini
disebut sebagai Nawa Cita, yang secara umum adalah revitalisasi tiga dokumen,
yakni: Trisakti, UUD 1945, dan Deklarasi Djuanda. Trisakti mengamatkan
berdaulat di bidang politik, mandiri bidang ekonomi, dan berkebudayaan
Indonesia. UUD 1945, bagian preamble, mengamatkan, "Indonesia yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur". Kemudian, Deklarasi Djuanda

52
menegaskan Indonesia sebagai negara maritim dalam sebuah kesatuan wilayah
daratan dan laut sebagai wawasan Nusantara.
Pada bidang politik, Presiden Joko Widodo banyak menerapkan politik
luar negeri. Misalnya, Politik internasional Jokowi terhadap Malaysia dapat
dilihat dari tegasnya keputusan yang diambil terkait daerah perbatasan seperti
pada kasus Ambalat dimana banyaknya kapal dan pesawat dari Malaysia yang
melanggar perbatasan, sehingga Jokowi memutuskan untuk mengirim tiga
pesawat Sukhoi ke pangkalan militer di Tarakan. Jokowi berusaha untuk
memperketat daerah perbatasan yang coba dilanggar oleh Malaysia. Tidak
hanya itu, usaha Jokowi dalam memperkuat daerah perbatasan yang rawan
terjadi pelanggaran lintas batas dengan mambangun pangkalan militer di
kawasan Tanjung Datu, Kecamatan Paloh, di perbatasan Kalimantan Barat
dengan Malaysia tengah dibangun. Walaupun Jokowi masih beberapa tahun
lagi memerintah namun sikap tegas Jokowi terhadap pelanggaran yang
dilakukan oleh Malaysia mendapatkan apresiasi tersendiri dari masyarakat.
Tegasnya sikap Jokowi tersebut tidak terlalu menggangu hubungan dibidang
politik maupun ekonomi antara Indonesia dengan Malaysia. Selain itu, politk
luar negeri RI dalam tiga tahun dibawah pemerintahan Presiden Joko Widodo
secara prinsip dapat dideskripsikan sebagai mobilisasi dukungan global
mengabaikan kecondongan ideologis negara-negara mitra untuk maksimalisasi
pencapaian kepentingan nasional. Kepentingan nasional, sesuai kecondongan
presiden, yakni membangun RI sebagai poros maritim yang kompetitif.
2. Keadaan Ekonomi
Dalam bidang ekonomi, isu terbesar yang ditujukan pada Jokowi adalah
infrastruktur, ekspor impor, koperasi, ketenagakerjaan, dan pariwisata. Isu
infrastruktur, masih menjadi program andalan Presiden Jokowi untuk
merangsang percepatan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi nasional.
Proyek pembangunan bandara, waduk, kereta api, pembangkit listrik, dan jalan

53
tol menjadi varian proyek yang paling mendapat sorotan media yakni mencapai
25.297 berita.
Kepemimpinan Jokowi berhasil meramu sektor pariwisata menjadi
primadona baru perekonomian negara. Industri pariwisata berhasil
menyumbang devisa negara terbesar kedua di tahun 2017 dan mampu
mengundang minat investasi yang tinggi. Pemberitaan terkait keberhasilan
Jokowi dalam pariwisata mencapai 11.247 berita. Keberhasilan pemerintah
Jokowi merebut Blok Mahakam, Blok Rokan dan Divestasi Freeport dinilai
media merupakan bentuk komitmen Jokowi untuk berdikari dalam sektor
pengelolaan kekayaan negara juga menjadi sisi positif yang diangkat media.
Berdasarkan studi I2, catatan merah dalam kebijakan ekonomi pemerintahan
Jokowi muncul dari sektor ekspor-impor yang kerap menuai kontroversi.
Secara khusus, perhatian terpusat pada kebijakan impor beras dan impor garam
yang dinilai kurang berpihak pada golongan petani.
3. Keadaan Sosial Budaya
Tentu saja, sudah banyak hal yang dikerjakan dalam dua tahun itu.
Namun, sejauh yang kita lihat, masih banyak persoalan yang belum tersentuh.
Setidaknya ada tiga catatan penting di sini:
Pertama, pemerintah belum berhasil menjamin kebebasan beragama dan
berkeyakinan
Situasi kebebasan beragama dan berkeyakinan di bawah pemerintahan
Jokowi juga tidak memperlihatkan kemajuan. Di sana sini terjadi pelanggaran
dan pengekangan terhadap penganut agama/keyakinan minoritas, seperti kasus
Ahmadiyah, Syiah maupun Gafatar. Pemerintah juga tidak bisa berbuat banyak
untuk mencegah pelarangan pendirian tempat ibadah agama tertentu.
Catatan Setara Institut menunjukkan, pada tahun 2014, ada 134 kasus
pelanggaran kebebasan beragama. Sedangkan di tahun 2015 meningkat menjadi
197 kasus. Ini tidak berbeda jauh dari catatan Wahid Institute, peristiwa
pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan sepanjang tahun 2015

54
mencapai 190 peristiwa dengan 249 tindakan. Jumlah ini naik 23 persen
dibanding tahun 2014, yang mana jumlah peristiwa yang dilaporkan 158
peristiwa dengan 187 tindakan.
Tidak hanya itu, seperti ditulis di Review Periodik Universal
(UPR) Komnas HAM, penganut kepercayaan leluhur, seperti Parmalin dan
Sunda Wiwitan, terkadang masih dipersulit dalam pengurusan administrasi
kependudukan. Padahal, salah satu janji Jokowi-JK di Nawacita adalah
keinginan memperteguh kebhinekaan Indonesia.
Kedua, belum berhasil mencerdaskan kehidupan bangsa
Sekalipun soal pendidikan menjadi perhatian khusus di Nawacita, tetapi
angka putus sekolah masih tinggi. Merujuk ke data Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, untuk 2015/2016 ada 946.013 orang lulusan SD yang tidak
bisa melanjutkan pendidikan ke SMP. Kemudian ada 51.541 orang yang tidak
lulus SMP. Jadi, total ada 997.554 anak Indonesia yang hanya berstatus tamatan
SD.
Ironisnya, berdasarkan survei BPS, 73 persen kasus putus sekolah itu
karena faktor ekonomi keluarga. Padahal, kita tahu, pemerintah sudah punya
program BOS dan Kartu Indonesia Pintar. Rupanya, dua program itu belum
bisa menutupi persoalan biaya pendidikan.
Penyelenggaraan pendidikan nasional juga belum bergeser dari orientasi
pasar. Padahal, dalam dokumen Nawacita, Jokowi hendak menjadikan
pendidikan sebagai sarana pembentukan karakter bangsa. Alih-alih membangun
karakter, sekolah di Indonesia hari ini masih tidak ada ubahnya dengan pabrik:
ada jam kerja, disiplin kaku, relasi yang vertikal, dan lain sebagainya.
Tiga, revolusi mental hanya sebatas jargon
Revolusi mental, yang didengunkan Jokowi sejak kampanye, masih
sebatas jargon belaka. Lebih parah lagi, konsep revolusi mental ala Jokowi
masih abstrak: pertama, mental apa yang hendak kita babat dan mental apa
yang mau dibangun; kedua, bagaimana gagasan itu dibumikan dalam praktek

55
berbangsa dan bernegara hingga kedalam kehidupan keseharian rakyat banyak;
dan ketiga, bagaimana gagasan itu dimulai.
Pada ujungnya, gagasan revolusi mental hanya berakhir sebagai proyek
mengeruk uang negara melalui iklan. Uang ratusan milyar dibelanjakan hanya
untuk iklan abstrak di layar televisi.
Bagi saya,ketika bicara revolusi mental, yang paling mendesak dibenahi
adalah mental penyelenggara negara. Terutama mentalitas mereka yang selalu
rendah diri (inferior) di hadapan bangsa asing dan ketergantungan terhadap
modal asing. Tidak percaya pada kekuatan dan kemampuan bangsa sendiri.
Kalau ini tidak dibabat, sampai kapanpun bangsa ini tidak akan bisa berdikari.
4. Kebijakan dan Dampak nya
Mengenai kebijakan pada masa Jokowi, berikut merupakan kebijakan
pada era Jokowi. Diantaranya sebagai berikut :
1. Bidang Ekonomi
a) Presiden Jokowi Membeli Minyak Dari Angola
Presiden Jokowi melakukan penandatanganan pembelian
minyak dengan Wakil Presiden Angola, Manuel Domingos Vincente
di Istana Merdeka, 31 November 2014.Menurut, Menteri Energi
Sudirman Said, pembelian minyak langsung dari perusahaan nasional
di Angola dapat menghemat pengeluaran negara sebesar US$ 2,5 juta
atau sekitar Rp 30 triliun sehari.
b) Gerakan Hemat Anggaran
Gerakan Hemat Presiden Jokowi dipuji media Vietnam. Bahkan,
media tersebut menyebut, gagasan sang presiden tersebut layak
diadopi oleh 10 Negara Asean bahkan dunia.Sebuah artikel yang
dikutip blog politikerja dari Vietnamnews, Kamis (4/12)
bertajuk Indonesia's thrifty officials set an example menyebut, insiatif
gerakan hemat dengan menyediakan makanan jalanan seperti
singkong, jagung dan kue ubi kukus kue pada pertemuan,

56
merupakan inisiatif pemimpin yang baru terpilih Joko
Widodo. Bahkan, gerakan hemat anggaran ditindaklanjuti oleh
Kementerian PAN-RB dengan mengeluarkan Surat Edaran Nomor 13
Tahun 2014 Tentang Gerakan Hidup Sederhana.
c) Menghapus Dana Bantuan Sosial
Presiden Jokowi sudah memberikan instruksi kepada Menteri Dalam
Negeri untuk menghapus dana bantuan sosial (bansos). Penghapusan
anggaran bansos, dimulai saat evaluasi Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2015.Menteri Dalam
Negeri Tjahjo Kumolo di Jakarta, Senin (22/12), mengatakan, atas
perintah Presiden, dana bansos akan ditarik secara nasional.
Penghapusan dilakukan atas dasar banyaknya tindak penyelewengan.
Penyelewengan dana bansos, dilakukan oleh kepala daerah maupun
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). "Masih banyak anggaran
bansos yang tidak tepat sasaran dan berakhir pada persoalan hukum
yang menjerat kepala daerah dan DPRD," kata Tjahjo.
d) Memberikan Hibah Rp5 Milyar untuk masjid di Afghanistan
Keraguan dan tuduhan sebagian warga terhadap Jokowi Dodo
(Jokowi) saat kampanye pemilihan presiden (pilpres) lalu, dibantah
dengan keluarnya Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 5 Tahun
2014. Tuduhan itu, salah satunya Jokowi sebagai boneka yang disetir
konspirasi kepentingan anti-Islam.Isi dari Kepres Nomor 50 Tahun
2014 yang ditandatangani Jokowi pada 2 Desember adalah,
memberikan hibah melalui Noor Educational and Capacity
Development Orgaization (NECDO) sebesar Rp5 miliar untuk
pembangunan masjid di Ahmad Shah Baba Mina, Kabul,
Afghanistan.

57
2. Bidang Politik
a. Eksekusi Mati Terpidana Narkotika
Presiden Jokowi menolak 12 pemohon grasi dan enam orang
diantaranya sudah di eksekusi matipada Minggu dini hari, 18 Januari
2015. Bahkan, saat ini ada sekitar 64 terpidana mati kasus narkoba yang
mengajukan grasi dan kemungkinan akan ditolak oleh Presiden
Jokowi.Jaksa Agung HM Prasetyo, mengatakan, persiapan eksekusi
harus dilakukan dengan teliti dan cermat agar tidak terjadi kesalahan
dan seluruh aspek hukum terpidana mati terpenuhi."Jangan sampai ada
permasalahan hukum yang belum terselesaikan. Kalau ada yang sudah
terpenuhi, tentunya secepat itu pula kita rencanakan untuk
mengeksekusi mati," tegas Prasetyo, seperti dikutip Kompas.com,
Minggu, 18 Januari 2015.
b. Menunda Pelantikan Kapolri Komjen Budi Gunawan
Dalam pekan pertama Januari 2015, pemerintahan Jokowi-JK disorot
dengan pencalonan tunggal Komjen Budi Gunawan oleh Presiden Jokowi
ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).Pengesahan Komjen Budi
Gunawan yang diusulkan Presiden Jokowi ke DPR memancing reaksi
berbagai pihak. Bahkan, beberapa aktivis dan artis yang sebelumnya
mendukung Jokowi saat kampanye Pilpres tahun lalu, unjukrasa ke KPK
agar Presiden Jokowi membatalkan Komjen Budi Gunawan.Namun,
akhirnya Presiden Jokowi menunda pelantikan Komjen Budi Gunawan
sampai selesainya kasus yang menjeratnya oleh Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK).
5. Faktor Penyebab Berakhirnya Pemerintahan
Hal ini tidak dapat disampaikan oleh penulis karena belum ada fakta dan
realita bahwa masa pemerintahan Jokowi telah berakhir, dan masih akan
berjalan sampai pertengahan tahun 2019 sebelum pemilu presiden.

58
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setiap Pemerintahan dimulai dari zaman pemerintahan B.J. Habibie hingga Joko
Widodo memiliki kelebihan dan kelemahan di setiap masing-masing kebijakannya.
Untuk mengambil suatu kebijakan yang tepat, maka diperlukan pertimbangan,
penilaian, serta pentingnya pengetahuan mengenai dampak yang ditimbulkan dari
kebijakan yang diambil.

B. Saran
Sebagai warga negara yang berjiwa nasionalisme, saran yang dapat penulis
sampaikan adalah kita seharusnya dapat mengambil sisi positif dari berbagai
kebijakan dari pemerintahan sebelumnya baik dari segi wawasan, politik, ekonomi,
dan lain sebagainya. Sehingga, terciptalah warga negara yang pro aktif dalam
kemajuan pengambilan keputusan kebijakan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

59
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Susilo_Bambang_Yudhoyono

https://www.academia.edu/36626071/Masa_Pemerintahan_Presiden_Susilo_Bamban
g_Yudhoyono

https://reffisoebagyo4.wordpress.com/2013/09/10/kebijakan-presiden-bj-habibi-
sampai-presiden-megawati/

https://blog.ruangguru.com/sejarah-kelas-12-kehidupan-ekonomi-dan-politik-masa-
reformasi

https://id.wikipedia.org/wiki/Abdurrahman_Wahid

http://www.donisetyawan.com/masa-kepresidenan-megawati-soekarnoputri/

https://news.detik.com/berita/1167194/3-kemungkinan-motif-pengeboman

https://www.academia.edu/30454944/makalah_ekonomi_politik_budaya_masa_peme
rintahan_SBY

https://www.indonesia-investments.com/id/culture/politics/reformation/susilo-
bambang-yudhoyono/item7596?

https://politik.rmol.co/read/2018/10/08/360883/Empat-Tahun-Pemerintahan-Jokowi,-
Kebijakan-Polkam-Dan-Ekonomi-Paling-Banyak-Disorot-Media-

60

Anda mungkin juga menyukai