Anda di halaman 1dari 11

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS PEMBANGUNANNASIONAL “VETERAN”JAWA TIMUR


Jl. Raya Rungkut Madya, Gunung Anyar, Surabaya 60294
Telepon: 031-8781400 Fax: 031-8781400

PEMERINTAHAN YANG BAIK, BERSIH, DAN BERWIBAWA

MATA KULIAH PENDIDIKAN BELA NEGARA

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

Kelompok 1

Mohammad Daffa Izulhaq (18044010052)

Diah Kurniawati (18044010056)

Andrew Figo Maulana Ervin (18044010063)

Gogo Mikhael Sitompul (18044010065)

Rama Pravanda De Sephio (18044010069)


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................3
A. Latar Belakang..........................................................................................................3
B. Tujuan........................................................................................................................4
C. Sistematika.................................................................................................................4
BAB II PERMASALAHAN................................................................................................................4
BAB III PEMBAHASAN....................................................................................................................5
A. Definisi Pemerintahan...............................................................................................5
B. Bentuk dari Pemerintahan yang Baik.....................................................................6
C. Bentuk dari Pemerintahan yang Buruk..................................................................7
D. Hubungan antara Pembentukan Pemerintahan yang Ideal dan Bela Negara....9
BAB IV PENUTUP............................................................................................................................10
A. Kesimpulan..............................................................................................................10
B. Saran.........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................11

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara berbentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah
yang luas. Negara kesatuan adalah bentuk negara berdaulat yang diselenggarakan sebagai
satu kesatuan tunggal. Negara kesatuan menempatkan pemerintah pusat sebagai otoritas
tertinggi sedangkan wilayah-wilayah administratif di bawahnya hanya menjalankan
kekuasaan yang dipilih oleh pemerintah pusat untuk didelegasikan. Wilayah administratif di
dalam negara Indonesia saat ini terbagi menjadi 34 provinsi. Bentuk pemerintahan negara
Indonesia adalah republik konstitusional, sedangkan sistem pemerintahan negara Indonesia
adalah sistem presidensial. Bentuk pemerintahan republik merupakan pemerintahan yang
mandat kekuasaannya berasal dari rakyat, melalui mekanisme pemilihian umum dan biasanya
dipimpin oleh seorang presiden.

Indonesia berada di tengah dinamika perkembangan global maupun nasional, saat ini


menghadapi berbagai tantangan yang membutuhkan perhatian serius semua pihak. Good
Governance atau tata pemerintahan yang balk, merupakan bagian dari paradigma baru yang
berkembang dan memberikan nuansa yang cukup mewarnai terutama pasca krisis multi
dimensi seining dengan tuntutan era reformasi. Situasi dan, kondisi ini menuntut adanya
kepemimpian nasional masa depan, yang diharapkan marnpu menjawab tantangan bangsa
Indonesia mendatang. Kesenjangan proses komunikasi politik yang terjadi di Indonesia
antara pemerintah dengan rakyatnya mapun partai yang mewakili rakyat
dengan konstituennya, menjadikan berbagai fenomena permasalahan sulit untuk
dipahami dengan logika awam masyarakat.

Tujuan

Makalah ini memiliki tujuan khusus untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Bela Negara. Selain itu, tujuan umum dari makalah ini adalah untuk meningkatkan
informasi para mahasiswa terkait upaya pembentukan pemerintahan yang baik sesuai
prinsip bela negara.

3
B. Sistematika

Karya tulis ditulis sesuai urutan berikut :

Bab I Pendahuluan, menjelaskan latar belakang masalah termasuk latar belakang kasus yang
akan dibahas, menjelaskan tujuan penulis membuat makalah.

Bab II Permasalahan, menjelaskan pertanyaan-pertanyaan apa saja yang digunakan sebagai


ide-ide awal untuk memulai pembahasan.

Bab III Pembahasan, mengemukakan pembahasan yang telah didapat penulis dari berbagai
sumber.

Bab IV Penutup, menjelaskan hal apa kesimpulan yang bisa ditarik dari pembahasan dan
saran kepada pihak-pihak yang disinggung penulis pada pembahasan.

BAB II

PERMASALAHAN

a. Apa definisi dari pemerintahan ?


b. Bagaimana bentuk beserta dampak dari pemerintahan yang baik ?
c. Bagaimana bentuk beserta dampak dari pemerintahan yang buruk ?
d. Bagaimana bentuk pemerintahan yang sesuai dengan prinsip bela negara?

4
BAB III

PEMBAHASAN

A. Definisi Pemerintahan

Pemerintah adalah organisasi politik yang mengatur urusan penyelenggaraan negara.


Pada umumnya, pemerintah dianggap sebagai rerpesentasi dari keinginan dan kepentingan
rakyat, terlebih lagi pada negara demokrasi dan republik seperti Indonesia. Pemerintah
muncul karena ketidakmampuan manusia untuk mengatur diri mereka sendiri dalam
kehidupan bernegara. Oleh karena itu, kemunculan pemerintah hampir dapat dipastikan
muncul secara alami dari kondisi sosial dan politik masyarakat. Istilah pemerintah bisa berarti
berbeda di negara yang berbeda. Pada negara tertentu (seperti negara parlementer) istilah
pemerintah bisa saja merujuk kepada lembaga eksekutif negara (seperti Perdana Menteri dan
Kabinet) tanpa merujuk kepada parlemennya. Namun pada negara lain (seperti negara
otoriter), istilah pemerintah merujuk kepada seluruh elemen pemerintahan baik eksekutif,
legislatif, yudikatif, dan lainnya.

Karena pemerintah merupakan representasi dari keinginan dan kepentingan rakyat,


idealnya pemerintah bekerja sesuai keinginan rakyat. Bentuk dari implementasi ide tersebut
adalah (namun tidak terbatas pada) mekanisme pemilihan umum untuk menentukan individu
mana yang menjalankan pemerintahan dan adanya pemisahan kekuasaan (separation of
powers) antar lembaga pemerintahan demi menjamin adanya check and balances. Dua
tindakan ini dijalankan agar pemerintah tetap berkomitmen dan akuntabel terhadap rakyat.

Sementara itu, pemerintahan atau rezim merujuk kepada individu atau kelompok yang
sedang menjadi pemerintah. Sebagai contohh, istilah pemerintahan Presiden Jokowi merujuk
kepada pemerintah Indonesia ketika Presiden Jokowi sedang menjadi Presiden Republik
Indonesia. Hal paling mencolok yang membedakan antara pemerintah dan pemerintahan
adalah pemerintah akan selalu ada dan pemerintahan akan berganti-ganti. Proses pergantian
pemerintahan ini akan selalu terjadi idealnya melalui cara-cara yang konstitusional. Rakyat
secara teknis bisa mengubah jalannya dan mengganti pemerintahan apabila pemerintahan
dianggap kurang merepresentasikan kepentingan rakyat. Proses pengubahan jalan atau
penggantian pemerintahan sebagai bentuk dari keinginan rakyat yang diwujudkan melalui

5
infrastruktur politik seperti partai politik, kelompok kepentingan, gerakan pemuda, pers, dan
lainnya.

B. Bentuk dari Pemerintahan yang Baik

Keinginan Indonesia menjadi good and clean governance ke dalam norma hukum baru
dimulai setelah kita mengalami krisis pada tahun 1997 yang diikuti dengan kejatuhan rezim
otoriter Orde Baru pada bulan Mei 1998. Upaya ini dapat dilihat dengan adanya Ketetapan
MPR No. XI/ MPR/ 1998 tentang Penyelengaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme (KKN). Kemudian diikuti dengan pemberlakuan UU No. 28 Tahun
1999 tentangPenyelenngaraan Negara yang Bersih dan (KKN) yang diikuti dengan empat
Peraturan Pemerintah sebagai pelaksana UU No. 28 yaitu PP No. 65/ 1999 tentang Tata Cara
Pemeriksaan Kekayaan Penyelenggara Negara, PP No. 66/ 1999 tentang Persyaratan dan
Tata Cara Pengangkatan serta Pemberhentian Anggota Komisi Pemeriksa, PP No. 67/ 1999
tentang Tata Cara Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Komisi
Pemeriksa, dan PP No. 68/ 1999 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat
dalam Peyelenggaraan Negara.

1.     Prinsip Good Governance

Ada sepuluh prinsip good governance, yaitu :

a. Partisipasi : warga memiliki hak untuk menyampaikan pendapat,


bersuara dalain proses petumusan hebijakan publik, balk
secara langsung maupun tidak langsung

b. Penegakan hukum : hukum diberlakukan bagi siapapun


tanpa pengecualian, hak asasi manusia dilindungi, sambil
tetap dipertahankannya nilai-nilai yang hidup dalam
masyarakat.

c.Transparansi : penyediaan inforinasi tentang pemerintali(an)


bagi publik dan dijaminnya kemudahan di dalam
memperolch informasi yang akurat clan memadai.

d. Kesetaraan : adanya peluang yang lama bagi setiap anggota


masyarakat untuk beraktivitas berusaha.

6
e. Daya tanggap : pekanya para pengclola instansi publik terhadap
aspirasi masyarakat.

f. Wawasan ke depan : Pengelolaan masyarakat hendaknya dimulai dengan


visi, misi, dan strategi yang jelas.

g.Akuntabilitas : Laporan para penentu kebijakan kepada para warga.

h.Pengawasan publik : Terlibatnya warga dalam mengontrol kegiatatan


pemerintah, termasuk parlemen.

i. Efektivitas clan efisiensi : Terselenggaranya Icegiatan instansi publik dengan


menggunakan cumber daya yang tersedia secara optimal
clan bertanggnung jawab.

j. Profesionalisme : Meningkatkan kemampuan dan moral penyelenggara


pemerintahan agar mampu memberi pelayanan yang
mudah, cepat, tepat dengan biaya yang terjangkau.

C. Bentuk Pemerintahan yang Buruk


Dengan berbagai permasalahan yang dihadapi pemerintah atas keadaan Indonesia saat
ini. Banyak hal mendasar yang harus diperbaiki, yang menghambat terjadinya clean and good
governance, diantaranya (Efendi, 2005):

1.Integritas

Pelaku Pemerintahan Peran pemerintah yang sangat berpengaruh, maka integritas dari
para pelaku pemerintahan cukup tinggi tidak akan terpengaruh walaupun ada kesempatan
untuk melakukan penyimpangan misalnya korupsi.

2. Kondisi Politik dalam Negeri

Jangan dianggap lumrah setiap hambatan dan masalah yang dihadirkan oleh politik.
Bagi terwujudnya good governance konsep politik yang tidak/kurang demokratis yang
berimplikasi pada berbagai persoalan di lapangan. Maka tentu harus segera dilakukan
perbaikan.

3.Kondisi Ekonomi Masyarakat

Krisis ekonomi bisa melahirkan berbagai masalah sosial yang bila tidak teratasi akan
mengganggu kinerja pemerintahan secara menyeluruh.

7
4.    Kondisi Sosial Masyarakat

Masyarakat yang solid dan berpartisipasi aktif akan sangat menentukan berbagai
kebijakan pemerintahan. Khususnya dalam proses penyelenggaraan pemerintahan yang
merupakan perwujudan riil good governance. Masyarakat juga menjalankan fungsi
pengawasan yang efektif dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan. Namun jika
masyarakat yang belum berdaya di hadapan negara, dan masih banyak timbul masalah sosial
di dalamnya seperti konflik dan anarkisme kelompok, akan sangat kecil kemungkinan good
governance bisa ditegakkan.

5.    Sistem Hukum

Menjadi bagian yang tidak terpisahkan disetiap penyelenggaraan negara. Hukum


merupakan faktor penting dalam penegakan good governance. Kelemahan sistem hukum
akan berpengaruh besar terhadap kinerja pemerintahan secara keseluruhan. Good
governanance tidak akan berjalan dengan baik di atas sistem hukum yang lemah. Oleh karena
itu penguatan sistim hukum atau reformasi hukum merupakan kebutuhan mutlak bagi
terwujudnya good governance.

Salah satu contoh kasus dampak pemerintahan yang buruk ada dalam sektor
kehutanan. Pihak berwenang Indonesia terus-menerus melanggar hak-hak masyarakat yang
menggantungkan hidupnya pada hutan melalui alokasi pemanfaatan hutan dan penerapan
batasan-batasan konsesi industri hutan. Hak ini termasuk hak masyarakat yang diakui hukum
domestik guna mendapatkan konsultasi berarti dan kompensasi yang adil atas hilangnya
akses terhadap tanah dan hutan; hak-hak masyarakat adat sesuai hukum internasional yang
mengendalikan tanah komunal dan sumberdaya alam; dan hak-hak yang diakui komunitas
internasional atas keselamatan seseorang, tiadanya gangguan terhadap kehidupan pribadi
terhadap privasi, keluarga dan rumah, dan untuk menikmati barang milik pribadi secara
nyaman. Salah urus pengelolaan dan korupsi terkait konsesi kehutanan dan pertanian juga
memicu konflik lahan, sesekali berbuntut kekerasan, antara perusahaan dan masyarakat lokal.

Mencari orang yang jujur dan memilik integritas tinggi sama halnya dengan mencari
jarum dalam tumpukan jerami. Memilih aparatur atau pelaku pemerintahan yang unggul akan
berpengaruh baik dengan penyelenggaraan negara. Korupsi yang masih tetap eksis sampai

8
saat ini adalah salahsatu faktor yang mempersulit dicapainya good governance.
Pemberantasan Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) menjadi agenda wajib yang tidak
pernah lelah untuk dilakukan. Inilah satu hal yang tidak boleh dilewatkan untuk mencapai
pemerintahan yang baik.

Mencegah (preventif) dan menanggulangi (represif) adalah dua upaya yang dilakukan.
Pencegahan dilakukan dengan memberi jaminan hukum bagi perwujudan pemerintahan
terbuka (open government). Jaminan kepada hak publik seperti hak mengamati perilaku
pejabat, hak memperoleh akses informasi, hak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
dan hak mengajukan keberatan bila ketiga hak di atas tidak dipenuhi secara memadai.
Jaminan yang diberikan jika memang benar-benar bisa disosialisasikan dengan baik kepada
masyarakat (Hardjasoemantri, 2003).

D. Hubungan antara Pembentukan Pemerintahan yang Ideal dan Bela Negara

Berbagai permasalahan nasional menjadi alasan belum maksimalnya good


governance. Dengan melaksanakan prinsip-prinsip good governance maka tiga pilarnya yaitu
pemerintah, korporasi, dan masyarakat sipil saling menjaga, support dan berpatisipasi aktif
dalam penyelnggaraan pemerintahan yang sedang dilakukan. Terutama antara pemerintah dan
masyarakat menjadi bagian penting tercapainya good governance. Tanpa good governance
sulit bagi masing-masing pihak untuk dapat saling berkontribusi dan saling mengawasi. Good
governance tidak akan bisa tercapai apabila integritas pemerintah dalam menjalankan
pemerintah tidak dapat dijamin. Hukum hanya akan menjadi bumerang yang bisa balik
menyerang negara dan pemerintah menjadi lebih buruk apabila tidak dipakai sebagaimana
mestinya. Konsistensi pemerintah dan masyarakat harus terjamin sebagai wujud peran
masing-masing dalam pemerintah. Setiap pihak harus bergerak dan menjalankan tugasnya
sesuai dengan kewenangan masing-masing.
Pendidikan Bela Negara merupakan salah satu upaya pembentukan karakter bangsa
Indonesia dalam menjaga tiga pilar utama yang disebutkan sebelumnya. Pendidikan karakter
adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter yang meliputi komponen pengetahuan,
kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap
Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun bangsa dan negara.
Dengan pendidikan karakter akan memahami dan menghayati tentang nilai, norma, etika dan
moral dalam kehidupan.

9
Hal tersebut dapat memotivasi menuju bangsa dengan kaum muda yang bugar, cerdas
dan bijak serta menjadikan mereka optimis dalam memajukan seluruh sendi kehidupan
bangsa Indonesia. Outbound training adalah kegiatan pelatihan di luar ruangan atau di alam
terbuka (outdoor) yang menyenangkan dan penuh tantangan. Bentuk kegiatannya berupa
simulasi kehidupan melalui permainan-permainan (games) yang kreatif, rekreatif, dan
edukatif, baik secara individual maupun kelompok, dengan tujuan untuk pengembangan diri
(personal development) maupun kelompok (team development). Melalui pelatihan outbound,
diharapkan lahir “pribadi-pribadi baru” yang penuh motivasi, berani, percaya diri, berfikir
kreatif, memiliki rasa kebersamaan, tanggung jawab, kooperatif, rasa saling percaya, dan
lain-lain.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang sedang berjuang dan mendambakan
clean and good governance. Untuk mencapai good governance dalam tata pemerintahan di
Indonesia, maka prinsip-prinsip good governance hendaknya ditegakkan dalam berbagai
institusi penting pemerintahan, prinsp-prinsip tersebut meliputi: Partisipasi masyarakat,
tegaknya supremasi hukum, transparasi, peduli dan stakeholder, berorientas pada consensus,
kesetaraan, efektifitas dan efisiensi, akuntabilitas, dan visi strategis.

Sehingga apa yang didambakan Indonesia menjadi negara yang Clean and good
governance dapat terwujud dan hilangnya faktor-faktor Kepentingan politik, KKN,
peradilan yang tidak adil, bekerja di luar kewenangan, dan kurangnya integritas dan
transparansi adalah beberapa masalah yang membuat pemerintahan yang baik masih belum
bisa tercapai. Masyarakat dan pemerintah yang masih bertolak berlakang untuk mengatasi
masalah tersebut seharusnya menjalin harmonisasi dan kerjasama mengatasi masalah-
masalah yang ada.

10
B. Saran
Segenap elemen masyarakat Indonesia hendaknya lebih sadar dan paham terkait
urgensi pembentukan pemerintahan yang baik demi kepentingan bela negara.

DAFTAR PUSTAKA

Indonesia.go.id. Pemerintah Indonesia. Diakses Dari


https://www.indonesia.go.id/profil/sistem-pemerintahan Pada 08 November 2019

Abidin, Z., Poernomo, D., Iryanti, E., & Arif, L. (2014). BUKU AJAR Pendidikan Bela
Negara. Surabaya: Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur.

Dwiyanto, Agus. 2005. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik.


Yogyakarta: Gajahmada Universiti Press.Daradjat, Z. (1992). Kesehatan Mental.
Jakarta: Gunung Agung.

Dede, R. (2015, Juni 3). Pembinaan Kesadaran Bela Negara dalam Rangka Membangun
Karakter Bangsa. Retrieved Oktober 27, 2019, from UIN Syarif Hidayatullah:
https://www.uinjkt.ac.id/id/pembinaan-kesadaran-bela-negara-dalam-rangka-
membangun-karakter-bangsa/

Harwell, Emily. 2013. Sisi Buruk Pertumbuhan Hijau. Diakses Dari


https://www.hrw.org/id/report/2013/11/06/256454 pada 08 November 2019

11

Anda mungkin juga menyukai