Anda di halaman 1dari 20

Masa Reformasi {1998-sekarang}

Anggota kelompok 1:
1) ADQILA ENDARI ENDRI

2) ALYA WINANDA

3) ANNISA ASYA KARIMA

4) ASHILAH HAURA RAMADHANI

5) BACHTIAR AL FAJREAL

6) ZAHRA SALSABILLA

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................

A.Ilustrasi Masa Reformasi dan


Pengertian...................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................

A. Lahirnya Gerakan Reformasi......................................................................................

B. Perkembangan Politik..................................................................................................

C. Perkembangan Ekonomi...............................................................................................

D. Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Reformasi.............................................

BAB III PENUTUP...............................................................................................................

A. Pertanyaan................................................................................................................

B. Penutup......................................................................................................................

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang diberikan-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok, dengan judul :

"Masa Reformasi {1998 - Sekarang}.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata pelajaran Ips.
Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah pengetahuan dan wawasan
bagi para pembaca.

Kami sangat mengharapkan saran dan masukan yang bersifat membangun dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Ilustrasi Masa Reformasi

Masa Reformasi
Era reformasi atau era pasca-Suharto di Indonesia dimulai pada tahun 1998, tepatnya saat Kejatuhan
Soeharto Presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 dan digantikan oleh wakil presiden saat itu, B.J.
Habibie. Periode ini didirikan oleh lingkungan sosial politik yang lebih terbuka. Isu-isu selama periode ini di antaranya
dorongan untuk menerapkan demokrasi dan pemerintahan sipil yang lebih kuat, elemen militer yang mencoba untuk
mempertahankan pengaruhnya, Islamisme yang tumbuh dalam politik dan masyarakat umum, serta tuntutan otonomi
daerah yang lebih besar. Proses reformasi menghasilkan tingkat kebebasan berbicara yang lebih tinggi, berbeda
dengan penyensoranyang meluas saat Orde Baru. Akibatnya, debat politik menjadi lebih terbuka di media massa dan
ekspresi seni makin meningkat.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Lahirnya Gerakan Reformasi

1). Lahirnya Gerakan Reformasi


Apa yang menyebabkan rakyat Indonesia menghendaki dilaksanakannya reformasi dalam
kehidupan bernegara? Bagaimana perkembangan bangsa Indonesia pada masa reformasi? Untuk
mengetahui jawabannya, mari kita bahas bersama-sama materi ini.

Reformasi merupakan suatu gerakan yang menghendaki adanya perubahan kehidupan


bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara ke arah yang lebih baik secara konstitusional.Masa reformasi
di Indonesia adalah masa setelah berakhirnya pemerintahan Orde Baru serta sebuah era dimana
perpolitikan Indonesia yang terjadi setelah mundurnya Soeharto sebagai Presiden RI pada 1998.

Latar belakang lahirnya gerakan Reformasi diawali dengan krisis moneter yang melanda Thailand
pada awal Juli 1997. Krisis moneter ini mengguncang nilai tukar mata uang negara-negara di Asia,
seperti Malaysia, Filipina, Korea, dan Indonesia. Kondisi ini berdampak pada jatuhnya bursa saham
Jakarta, bangkrutnya perusahaan-perusahaan besar di Indonesia yang menyebabkan terjadinya
pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran dan kenaikan harga barang-barang kebutuhan
pokok yang tidak terkendali. Keadaan kemudian diperparah dengan terkuaknya praktik korupsi, kolusi,
nepotisme (KKN) di kalangan para pejabat pemerintah.
B. Perkembangan Politik

A). Sidang Istimewa MPR 1998

.Sidang Istimewa MPR adalah sidang yang diselenggarakan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Indonesia atas permintaan Dewan Perwakilan Rakyat atau Sidang Tahunan Majelis untuk meminta dan
menilai pertanggungjawaban presiden atas pelaksanaan putusan Majelis.[1] Sidang ini diadakan jika
presiden dianggap melanggar Undang-Undang Dasar 1945 dan menyimpang dari GBHN, yang kemudian
pertanggungjawabannya akan dilakukan dalam Sidang Istimewa, yang biasanya mengarah kepada upaya
pemakzulan. Gedung MPR-RI Setelah berlakunya UU 27 Tahun 2009 pasal 184 ayat 4 tentang MPR, DPR,
DPD, dan DPRD, pemakzulan baru sah jika disetujui tigaperempat anggota MPR, tetapi kemudian syarat
tersebut dibatalkan kembali oleh Mahkamah Konstitusi.

Indonesia pernah mengalami beberapa kali Sidang Istimewa. Hasilnya bisa berupa kejatuhan
presiden yang sedang menjabat ataupun tidak. Ada pula Sidang Istimewa yang akhirnya memutuskan
percepatan pemilihan umum, yaitu yang terjadi pada tahun 1998. Sidang Istimewa majelis pertama kali
diadakan pada tahun 1967 setelah peristiwa Gerakan 30 September yang mengakibatkan Soekarno
kehilangan kepercayaan dan dianggap tidak mampu mengendalikan keamanan setelah pidato
pertanggungjawabannya di depan MPRS, Nawaksara, dibacakan. MPRS pada masa itu meminta
Soekarno untuk memperbaiki pidato pertanggungjawabannya di Sidang Umum MPRS, yang direspon
Soekarno Setelah Sidang Istimewa ini, Soekarno diturunkan dari jabatan presiden dan digantikan oleh
Soeharto sebagai pejabat presiden.

Sidang Istimewa ini memutuskan diperlukannya percepatan pemilihan umum yang akan
diselenggarakan pada tahun 1999. Awalnya sidang ini ditolak oleh aktivis dan mahasiswa, tetapi
dihadang oleh penjagaan militer, brimob, dan pengamanan swakarsa. Akibatnya korban sipil berjatuhan
dan diperingati sebagai Tragedi Semanggi

Sidang Istimewa pada tahun 1999 dilakukan dengan agenda pidato pertanggungjawaban B. J. Habibie
sebagai presiden pada tanggal 14 Oktober 1999. Pertanggungjawaban tersebut dinyatakan ditolak pada
tanggal 20 Oktober 1999,[5] tetapi tidak menyebabkan kejatuhan Habibie. Hanya saja, Habibie
menyatakan tidak akan mencalonkan diri lagi sebagai presiden berikutnya. Akhirnya fraksi Partai Golkar
mengalihkan dukungannya kepada Abdurrahman Wahid, yang kemudian menjadi presiden ke-4
Indonesia. Abdurrahman Wahid membalas usaha ini dengan mengeluarkan maklumat presiden yang
menyatakan pembubaran MPR/DPR, mempercepat pemilu dalam waktu setahun, dan membekukan
Partai Golkar. Namun akhirnya ia tidak mendapat dukungan dan MPR mengesahkan pemberhentian
Abdurrahman Wahid sebagai presiden dan kemudian digantikan oleh Wakil Presiden Megawati
Soekarnoputri melalui Sidang Istimewa pada tanggal 23 Juli 2001.

B). Otonomi Daerah

Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia sudah diselenggarakan lebih dari satu dasawarsa.
Otonomi daerah untuk pertama kalinya mulai diberlakukan di Indonesia melalui Undang-Undang Nomor
22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang hingga saat ini telah mengalami beberapa kali
perubahan. Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia tersebut telah mengakibatkan perubahan dalam
sistem pemerintahan di Indonesia yang kemudian juga membawa pengaruh terhadap kehidupan
masyarakat di berbagai bidang

Secara konseptual, pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia dilandasi oleh tiga tujuan utama yang
meliputi tujuan politik, tujuan administratif dan tujuan ekonomi. Hal yang ingin diwujudkan melalui
tujuan politik dalam pelaksanaan otonomi daerah diantaranya adalah upaya untuk mewujudkan
demokratisasi politik melalui partai politik dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Perwujudan tujuan
administratif yang ingin dicapai melalui pelaksanaan otonomi daerah adalah adanya pembagian urusan
pemerintahan antara pusat dan daerah, termasuk sumber keuangan serta pembaharuan manajemen
birokrasi pemerintahan di daerah. Sedangkan tujuan ekonomi yang ingin dicapai dalam pelaksanaan
otonomi daerah di Indonesia adalah terwujudnya peningkatan Indeks pembangunan manusia sebagai
indikator peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Dalam konsep otonomi daerah, pemerintah
dan masyarakat di suatu daerah memiliki peranan yang penting dalam peningkatan kualitas
pembangunan di daerahnya masing-masing. Hal ini terutama disebabkan karena dalam otonomi daerah
terjadi peralihan kewenangan yang pada awalnya diselenggarakan oleh pemerintah pusat kini menjadi
urusan pemerintahan daerah masing-masing. Dalam rangka mewujudkan tujuan pelaksanaan otonomi
daerah, terdapat beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan, antara lain : faktor manusia yang
meliputi kepala daerah beserta jajaran dan pegawai, seluruh anggota lembaga legislatif dan partisipasi
masyarakatnya. Faktor keuangan daerah, baik itu dana perimbangan dan pendapatan asli daerah, yang
akan mendukung pelaksanaan pogram dan kegiatan pembangunan daerah. Faktor manajemen
organisasi atau birokrasi yang ditata secara efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan pelayanan dan
pengembangan daerah.

Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia dimulai segera setelah angin sejuk reformasi berhembus di
Indonesia. Masih dalam suasana euphoria reformasi dan dalam situasi dimana krisis ekonomi sedang
mencekik tingkat kesejahteraan rakyat, Negara Indonesia membuat suatu keputusan pemberlakuan dan
pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia. Selanjutnya UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah sebagai dasar pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia di Judicial Review dengan UU No. 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Judicial review ini dilakukan setelah timbulnya berbagai
kritik dan tanggapan terhadap pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia. Judicial review tersebut
dilaksanakan dengan mendasarkannya pada logika hukum. Pada gilirannya, pemerintahan daerah
berhadapan dengan keadaan dimana mereka harus memahami peraturan perundang-undangan hasil
judicial review. Tanpa adanya pemahaman yang baik dari aparatur, maka bisa dipastikan pelaksanaan
otonomi daerah di Kab/Kota di Indonesia menjadi kehilangan maknanya. Hal ini merupakan persoalan
hukum yang sering terjadi dimana peraturan perundang-undangan tidak sesuai dengan realitas hukum
masyarakat sehingga kehilangan nilai sosialnya dan tidak dapat dilaksanakan.

C ). Pencabutan Pembatasan Partai Politik

Pencabutan Pembatasan Partai PolitikKebebasan berpolitik pada masa reformasi dilakukan dengan
pencabutan pembatasan partai politik.Dalam hal kebebasan berpolitik, pemerintah juga telah mencabut
larangan mengeluarkan pendapat, berserikat, dan mengadakan rapat umum.

D). Penghapusan Dwi Fungsi ABRI


Dwifungsi adalah gagasan yang diterapkan oleh Pemerintahan Orde Baru yang menyebutkan
bahwa Angkatan Bersenjata Republik Indonesia—terutama Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat
—memiliki dua tugas, yaitu pertama menjaga keamanan dan ketertiban negara dan kedua memegang
kekuasaan dan mengatur negara. Dwifungsi sekaligus digunakan untuk membenarkan militer dalam
meningkatkan pengaruhnya di pemerintahan Indonesia, termasuk kursi di parlemen hanya untuk militer,
dan berada di posisi teratas dalam pelayanan publik nasional secara permanen.

Dwifungsi ABRI adalah fungsi tempur dan fungsi pembina wilayah atau pembina masyarakat.
Atau sederhananya dapat disebut sebagai kekuatan militer negara dan pengatur pemerintahan negara.
Sehingga anggota ABRI mendapatkan kursi di MPR dan DPR tanpa perlu mengikuti pemilu.

Dampak dari adanya dwifungsi ABRI ini adalah berkurangnya jatah warga sipil di bidang
pemerintahan karena banyaknya anggota ABRI yang mendominasi pemerintahan. Hal ini juga
menjadikan tidak transparannya sistem pemerintahan di Indonesia pada masa itu.

{Penghapusan Dwi Fungsi}

ABRI yang turut memegang kekuasaan negara membuat demokrasi terkikis. Namun dalam kekuasaan
yang dipegang militer ini kerap terjadi pelanggaran HAM serhingga sering terjadi kerusuhan. Militer yang
memegang senjata dianggap terlalu keras saat mencampuri urusan sipil negara. Dwifungsi ABRI
perlahan mulai dihapuskan seiring dengan runtuhnya rezim pemerintahan Orde Baru Presiden Soeharto.
Penghapusan dwifungsi ABRI terjadi pada masa pemerintahan Presiden K.H. Abdurrahman Wahid
dengan cara mereformasi TNI. ABRI yang semula terdiri atas empat angkatan yang termasuk Polri,mulai
tanggal 5 mei 1999, Polri memisahkan diri menjadi Kepolisian Negara Republik Indonesia dan istilah ABRI
berubah menjadi Tentara Nasional Indonesia(TNI)

E). Penyelenggara Pemilu

Pemilihan umum (pemilu) di Indonesia pada awalnya ditujukan untuk memilih anggota lembaga
perwakilan, yaitu DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota. Setelah amendemen keempat UUD
1945 pada 2002, pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres), yang semula dilakukan oleh MPR,
disepakati untuk dilakukan langsung oleh rakyat dan dari rakyat sehingga pilpres pun dimasukkan ke
dalam rangkaian pemilu. Pilpres sebagai bagian dari pemilu diadakan pertama kali pada Pemilu 2004.
Pada 2007, berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007, pemilihan kepala daerah dan wakil
kepala daerah (pilkada) juga dimasukkan sebagai bagian dari rezim pemilu. Pada umumnya, istilah
"pemilu" lebih sering merujuk kepada pemilihan anggota legislatif dan presiden yang diadakan setiap 5
tahun sekali. Pemilu harus dilakukan secara berkala, karena memiliki fungsi sebagai sarana pengawasan
bagi rakyat terhadap wakilnya. Pemilihan umum di Indonesia telah diadakan sebanyak 12 kali yaitu pada
tahun 1955, 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, 1997, 1999, 2004, 2009, 2014, dan 2019. Berbeda dengan
pemilu pemilu pada masa orde baru yang hanya diikuti tiga partai politik, pada masa reformasi diikuti
oleh banyak partai politik. Walaupun diikuti oleh banyak partai politik, pemilu pada masa reformasi
berlangsung aman dan tertib. Pemilu tahun 2004,adalah pemilu pertama yang memingkinlan rakyat
untuk memilih presiden secara langsung. Cara pelaksanaannya berbeda dari pemilu sebelumnya. Pemilu
2004 dilaksanakan minimal 2 tahap dan maksimal 3 tahap.

1) . Tahap pertama adalah pemilu legislatif untuk memilih partai politik dan anggotanya yang di
calonkan menjadi anggota DPR,DPRD, dan DPD.

2) Tahap kedua adalah pemilu presiden putaran pertama.Pada tahap ini, pasangan presiden dan
wakil presiden dirilis secara langsung oleh rakyat.

3) Tahap ketiga adalah pemilu presiden tahap kedua. Pemilu presiden putaran kedua adalah
tahap terakhir yang hanya dilaksanakan apabila pada tahap kerua belum ada pasangan calon preasiden
yang mendapatlan 50% suara pada pemilihan presiden putaran pertama

C). Perkembangan Ekonomi

Pada masa Reformasi, Indonesia tengah menghadapi krisis ekonomi. Berbagai upaya dilakukan
untuk memulihkan kembali ekonomi.Berikut perkembangan ekonomi Indonesia pada masa Reformasi:

Pemerintahan Presiden B.J. HabibiePada masa kepemimpinan B.J Habibie, ditetapkan kebijakan pokok di
bidang ekonomi, misal penanggulangan krisis ekonomi dengan mengendalikan nilai rupiah.

Kebijakan lainnya, yakni ketersediaan kebutuhan bahan pokok serta obat-obatan dengan harga
terjangkau. Untuk melaksanakan kebijakan tersebut dilakukan langkah-langkah berikut:
1) Menjalin kerja sama dengan International Moneter Fund (IMF) untuk membantu proses
pemulihan ekonomi

2) Menerapkan independensi Bank Indonesia agar fokus mengurus perekonomian

3) Melikuidasi beberapa bank yang bermasalah

4) Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika hingga di bawah Rp10 juta

5) Membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian masalah utang luar negeri.

Berbagai upaya penyelesaian krisis keuangan dan perbaikan ekonomi, berhasil menaikkan nilai tukar
Rupiah terhadap Dolar Amerika, yaitu Rp 6.700 per dolar Amerika pada Juni 1999.

Namun, Rupiah kembali melemah mencapai Rp 8.000 per dolar Amerika pada akhir masa kepemimpinan
Habibie.

Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid

Pada masa ini, kondisi ekonomi Indonesia mulai menunjukkan perbaikan dan kondisi keuangan sudah
mulai stabil. Namun, keadaan kembali merosot.

Pada April 2001, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika melemah hingga mencapai Rp12 ribu.

Melemahnya nilai tukar rupiah tersebut berdampak negatif terhadap perekonomian nasional, dan
menghambat usaha pemulihan ekonomi. Pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri Dalam masa
ini, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika berhasil distabilkan dan berdampak pada terkendalinya
harga barang. Selain itu, tingkat inflasi rendah dan cadangan devisa negara stabil. Namun, pertumbuhan
ekonomi masih tergolong rendah. Karena kurang menariknya perekonomian Indonesia bagi investor,
dan tingginya suku bunga deposito.

Berikut beberapa upaya meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia kala itu: Meminta penundaan
pembayaran utang sebesar US$ 5,8 miliar Mengalokasikan pembayaran utang luar negeri sebesar Rp
116.3 triliun Kebijakan privatisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pemerintahan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono Perekonomian Indonesia mengalami perkembangan yang cukup baik pada masa
kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Terlihat dari rata-rata pertumbuhan ekonomi
sekitar 5 sampai 6 persen per tahun, serta kemampuan ekonomi Indonesia yang bertahan dari pengaruh
krisis ekonomi dan finansial yang terjadi di zona Eropa sepanjang 2008 hingga 2009. Dalam
penyelenggaraan perekonomian negara, pemerintah menerapkan kebijakan, antara lain: Mengurangi
subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) Pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) Pengurangan utang luar
negeri.

D) . Kehidupan Masyarakat Indonesia Pada Masa Reformasi

Reformasi 1998 telah mengubah tatanan bernegara di Indonesia. Gerakan reformasi ini
ditujukan untuk mengadakan perbaikan dalam berbagai bidang, seperti politik, sosial, ekonomi, dan
hukum. Setelah Reformasi 1998, kehidupan masyarakat Indonesia berlangsung lebih terbuka dan bebas
karena adanya kebebasan berpendapat dan berekspresi. Masyarakat tidak perlu khawatir dengan
berbagai ancaman mengenai pembredelan yang disebabkan mengkritik pemerintah. Hal ini
memungkinkan munculnya berbagai unjuk rasa terhadap kinerja dan kebijakan-kebijakan pemerintah.
Jadi, kehidupan masyarakat Indonesia pada masa Reformasi ditandai dengan adanya kebebasan
berekspresi yang memungkinkan munculnya berbagai unjuk rasa terhadap kinerja serta kebijakan
pemerintah.

Berikut ini kehidupan masyarakat Indonesia pada masa reformasi dalam berbagai bidang :

a). Kehidupan Sosial

1. Masyarakat Indonesia pada diwarnai dengan terjadinya berbagai konflik sosial yang bersifat etnis di
tengah masyarakat. Namun pemerintah mampu mengatasi sehingga berangsur-angsur kembali
kondusif.
2. Pada masa reformasi masyarakat lebih bebas menyuarakan berbagai aspirasinya berkat adanya
reformasi di bidang komunikasi. Media massa tidak lagi khawatir dibredel melalui mekanisme
pencabutan Surat Izin Terbit.

b). Pendidikan

1. Pemerintah pada masa Reformasi menjalankan amanat UUD 1945 dengan memprioritaskan anggaran
pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran pendapatan belanja negara (APBN).

2. Ditetapkannya UU No 22 Tahun 1999 yang mengubah sistem pendidikan Indonesia menjadi sektor
pembangunan yang didesentralisasikan, dan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menggantikan UU No 2 Tahun 1989. yang mendefenisikan ulang pengertian pendidikan.

3. Pemerintah padamasa Reformasi melakukan beberapa kali perubahan kurikulum. Kurikulum tersebut
adalah sebagai berikut.

1). Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

2). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dan

3). Kurikulum 2013.

c). Kebudayaan

1. Dalam bidang kebudayaan dilakukan upaya pelestarian budaya dengan mendaftarkan warisan budaya
Indonesia ke United Nations Educational, Scientific, and Cultural Oganization (UNESCO) atau Organisasi
Pendidikan.

2. Beberapa warisan budaya Indonesia yang telah mendapat pengakuan internasional melalui UNESCO
antara lain berikut : 1) Warisan Cagar Budaya yaitu, Kompleks Candi Borobudur dan Kompeks Candi
Prambanan (1991),Situs Prasejarah sangiran (1996).

3. Warisan Karya Budaya Tak Benda antara lain Wayang (2003), Keris (2005), Batik (2009), Angklung
(2010), Tari Saman (2011), dan Noken (2012).
BAB III

PENUTUP

A. Pertanyaan

SOAL:

1. Dimulainya masa reformasi di Indonesia

adalah pada tanggal...

A. 21 Mei 1989

B. 21 Mei 1998

C. 21 Mei 1988

D. 20 Mei 1989

(Jawaban: C)

2. Latar belakang lahirnya gerakan Reformasi di-

awali dengan krisis moneter yang melanda di

negara...

A. Indonesia

B. Thailand

C. Filipina

D. Malaysia

(Jawaban: B)

3. Pada masa Reformasi, presiden yang mengun-

durkan diri dan digantikan oleh wakil presiden

B.J. Habibie adalah...

A. Soeharto
B. Soekarno

C. Megawati Soekarnoputri

D. Susilo Bambang Yudhoyono

(Jawaban: A)

4. Dibawah ini yang termasuk negara Asia yang nilai tukar mata uang nya diguncang oleh krisis
moneter adalah negara...

A. Laos

B. Thailand

C. Vietnam

D. Filipina

(Jawaban: D)

5. Wilayah Indonesia terdiri dari Sumatra, Jawa, dan Madura. Fakta tersebut merupakan hasil
kesepakatan pada perundingan ....

A. Renville

B.Linggarjati

C.Roem Royen

D. Konferensi Meja

(Jawaban : B)

6. Apakah kepanjangan dari KKN pada reformasi?

a. Kuliah Kerja Nyata

b. Kolusi Korupsi Nepotisme

c. Kokain Kafein Narkotika


d. Korupsi Kolusi Nepotisme

(Jawaban : D)

7. Pada masa pemerintahan siapakah nilai tukar rupiah ke dollar Amerika dibawah

Rp. 10.000?

A.Presiden B. J Habibie

B. Presiden Abdurrahman Wahid

C. Presiden Megawati

D. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

(Jawaban : A)

8. Tuntutan reformasi membawa korban tertembaknya empat mahasiswa Trisakti pada tanggal ....

A. 10 Mei 1998

B. 11 Mei 1998

C. 12 Mei 1998

D. 13 Mei 1998

Jawaban:

(C. 12 Mei 1998)

9. Perbaikan dalam bidang politik, antara lain dengan dikeluarkannya UU No. 2 Tahun 1999 tentang....

A. Partai politik

B. Pemilihan umum

C. Susduk DPR/MPR

D. Pemerintahan yang bebas KKN

Jawaban:
(A. Partai politik)

10. Masalah dwifungsi ABRI merupakan salah satu agenda reformasi yang harus diselesaikan. Upaya
yang dilakukan Presiden B.J Habibie menyelesaikan masalah tersebut adalah ... .

A. Mengurangi jatah kursi ABRI dalam DPR

B. Melarang anggora ABRI menjadi pengusaha

C. Melarang anggota ABRI untuk berpolitik

D. Menghapus konsep dwifungsi ABRI

Jawaban:

(D. Menghapus konsep dwifungsi ABRI)

11.Ketetapan MPR yang berisi tentang Pembatasan Masa Jabatan Presiden dan Wakil Presiden
Maksimal dua periode adalah...

A. Tap. MPR No. IV/MPR/1999

B. Tap. MPR No. V/MPR/1999

C. Tap. MPR No.Xlll/MPR/1998

D. Tap. MPR No. XVI/MPR/1998

Jawaban:

(C. Tap. MPR No.Xlll/MPR/1998)

12. Mundurnya Presiden Soeharto membawa Habbie menggantikan menjadi presiden. Dasar yang
digunakan dalam hal ini adalah ....

A. Keputusan presiden

B. Instruksi presiden

C. Ketetapan MPR

D. Pasal 8 UUD 1945

Jawaban:
(D. Pasal 8 UUD 1945)

13. Usaha Presiden Soeharto membentuk Kabinet Reformasi tidak berhasil. Hal ini terjadi karena ....

A. Tidak sesuai dengan keinginan mahasiswa

B. Pembentukan Kabinet Reformasi waktunya tidak tepat

C. Tokoh-tokoh yang akan ditunjuk menjadi anggota banyak yang menolak

D. Program Kabinet Reformasi kurang jelas

Jawaban:

(C. Tokoh-tokoh yang akan ditunjuk menjadi anggota banyak yang menolak)

14. Sebab runtuhnya Orde Baru adalah seperti tersebut di bawah ini, kecuali ....

A. Kehidupan ekonomi rakyat semakin membaik

B. Krisis ekonomi yang melanda masyarakat

C. Meningkatnya angka pengangguran

D. Terkuaknya praktik KKN di kalangan pejabat pemerintah

Jawaban:

(A. Kehidupan ekonomi rakyat semakin membaik)

15. Usaha Presiden B. J. Habibie mereformasi perekonomian Indonesia dengan membentuk ....

A. Bappenas

B. BPPN

C. BKKBN

D. BLBI

Jawaban:

(B. BPPN)

16. Dalam menjalankan pemerintahannya Presiden Abdurrahman Wahid mengutamakan toleransl Oleh
karena itu, Presiden Abdurrahman Wahid berusaha menerapkan kebijakan yang memperhatikan kaum
minoritas' Kebijakan Presiden Abdurrahman Wahid tersebut yaitu ......

A. memperbolehkan etnik Tionghoa mempraktikkan kebudayaan mereka

B. mengizinkan pengibaran bendera bintang kejora di Papua

C. menggagas forum'dialog antarumat beragama

D. mengganti nama lrian Jaya meniadi

(Jawaban : A )

17.Pemerintahan Soeharto semakin disorot setelah tragedi trisakti pada tanggal…

A.12 April 1999

B.12 Mei 1998

C.13 April 1999

D.13 Mei 1998

JAWABAN:

(B.12 Mei 1998)

18.Pada era Habibie dilangsungkan pemilihan umum legislatif 1999,pemilu ini diawasi oleh…

A.MPR

B.DPR

C.KPU

D.BLBI

JAWABAN:

(C.KPU)

19.Pada tahun berapa pemerintahan Habibie mengesahkan Undang-Undang Partai politik [2]

A.1990
B.1997

C.1998

D.1999

JAWABAN:

(D.1999)

20.Pers lebih dibebaskan pada masa pemerintahan…

A.Habibie

B.Soekarno

C.Soeharto

D.Jokowi

JAWABAN:

(A.Habibie )
B. Penutup

Demikian makalah ini kami buat. Saya mengucapkan terima kasih pada pihak yang sudah
membantu proses penyusunan makalah ini. Kami juga berterima kasih pada para pihak yang
berkenan mendengarkan dan menyimak presentasi ini. Semoga presentasi {makalah} yang kami
buat dapat bermanfaat bagi kita semua. Kami menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk
realisasi pembelajaran ini.

Atas segala waktu dan perhatian Ibu dan teman teman sekalian, kami ucapkan terima kasih,
wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai